BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

Receiver Operating Curve (ROC) analisis. Nilai p dianggap bermakna dengan p. kepercayaan dan power sebesar 80 %.

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 3 METODE PENELITIAN

1. Nama : Tgl lahir / Umur : Pekerjaan : Alamat :...

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 HASIL PENELITIAN. neurologi RSUP Dr. Kariadi Semarang, yang memenuhi kriteria penelitian. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) merupakan yang tertinggi di dunia (Wild, et al., 2009).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 5 PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. hubungan letak lesi insula terhadap fungsi motorik pasien iskemik stroke. Terdapat

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

Transkripsi:

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Karakteristik penderita ditampilkan pada tabel 4. Tabel 4. Karakteristik penderita stroke iskemik akut di RSUP Dr. Kariadi Semarang Variabel Umur 57,7 (SD= 13,27) tahun Jenis kelamin - Pria 21 (51,2%) - Wanita 2 (48,8%) Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa rerata (SD) umur penderita stroke iskemik akut adalah 57,7 (13,27) tahun. Umur termuda adalah 29 tahun dan tertua adalah 87 tahun. Jenis kelamin penderita adalah 21 (51,2%) pria dan 2 (48,8%) adalah wanita. Rerata (SD) umur penderita pria adalah lebih tua 59,6 (13,) tahun, sedangkan umur penderita wanita adalah lebih muda yaitu 55,7 (13,58) tahun. Hasil pemeriksaan tanda vital penderita pada saat masuk untuk dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang ditampilkan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil pemeriksaan tanda vital penderita stroke iskemik akut saat masuk untuk dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang (n=41) Variabel Rerata (SD) Minimum Maximum Suhu (C) 36,9 (,38) 36, 38,1 Nadi (X/menit) 83,4 (12,1) 64 12 Sistolik (mmhg) 158,8 (35,79) 1 24 Diastolik (mmhg) 96,6 (19,19) 7 14 Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa rerata suhu tubuh penderita saat masuk untuk dirawat adalah masih dalam batas normal. Rerata denyut nadi penderita juga masih dalam batas normal. Rerata (SD) tekanan sistolik 158,8 (35,79) mmhg sedangkan rerata tekanan diastolik adalah 96,6 (19,19) mmhg. Kategori tekanan sistolik dan diastolik penderita ditampikan pada gambar 7. A 23 B 21 5 7 6 5 8 7 Gambar 7. Diagram kategori tekanan sistolik (panel A) dan tekanan diastolik (panel B) penderita stroke iskemik akut di RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=41)

Data pada gambar 7 menunjukkan bahwa penderita dengan tekanan sistolik normal dijumpai 5 penderita (12,2%), pre-hipertensi 7 penderita (17,1%), hipertensi sistolik derajat I 6 penderita (14,6%) dan kategori hipertensi sistolik derajat II adalah yang terbanyak yaitu 23 penderita (56,1%). Data pada gambar 7 juga menunjukkan bahwa penderita dengan tekanan diastolik normal dijumpai 5 penderita (12,2%), pre-hipertensi 8 penderita (19,5%), hipertensi diastolik derajat I 7 (17,1%) penderita dan kategori hipertensi diastolik derajat II adalah juga yang terbanyak yaitu 21 (51,2%) penderita. Berdasarkan kombinasi kriteria tekanan sistolik dan diastolik dijumpai penderita dengan tekanan darah normal adalah 9 penderita (22%) dan 32 penderita (78%) dikategorikan sebagai hipertensi. Hasil pemeriksaan laboratorium darah penderita pada saat masuk untuk dirawat ditampilkan pada tabel 6. Tabel 6. Hasil pemeriksaan laboratorium darah penderita stroke iskemik akut pada saat masuk untuk dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang (n=41) Variabel Rerata (SD) Minimum Maximum Hb (g/dl) 13,6 (1,49) 1,2 16,8 Ht (%) 39,9 (4,53) 3,7 48,9 Gula darah (mg/dl) 13,9 (58,11) 78 329 Kolesterol (mg/dl) 193,2 (46,14) 47 281 Trigliserida (mg/dl) 12,2 (64,39) 41 414 Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa rerata kadar Hb penderita masih dalam batas normal. Berdasarkan kategori Hb dijumpai 7 penderita (17,1%) dikategorikan anemia (Hb < 12 g/dl). Rerata kadar hematokrit (Ht) penderita juga

masih dalam batas normal. Berdasarkan kategori Ht dijumpai 2 penderita (4,9%) dengan hemokonsentrasi (Ht > 47%). Rerata gula darah penderita tampak lebih tinggi dari normal (>125 mg/dl). Berdasarkan kategori gula darah dijumpai 13 penderita (31,7%) dikategorikan DM. Rerata kadar kolesterol dan trigliserida darah penderita masih dalam batas normal. Berdasarkan kategori lemak darah dijumpai 19 penderita (46,3%) dengan hiperkolesterolemia, dan 7 penderita dengan hipertrigliseridemia. 4.2. Jumlah neutrofil absolut darah tepi dan skor NIHSS Rerata (SD) Jumlah neutrofil absolut darah tepi pada saat penderita masuk RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk dirawat (hari ke-) adalah 776,6 (389,11) / L dengan jumlah minimal adalah 38 / L dan maksimal adalah 23.4 / L. Sedangkan rerata jumlah neutrofil absolut darah tepi pada hari ke-7 onset adalah 6243,4 (3494,5), dengan minimal adalah 298 / L dan maksimal adalah 22.7 / L. Sebaran data jumlah neutrofil absolut ditampilkan pada gambar 8. Rerata perbedaan ( ) jumlah neutrofil absolut saat masuk sampai dengan minus 833,2 (3542,133) / L. Data pada gambar 8 menunjukkan bahwa rerata jumlah neutrofil absolut darah tepi pada hari ke-7 onset adalah lebih rendah dibanding pada saat masuk untuk dirawat. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara jumlah neutrofil absolut darah tepi pada saat masuk dengan pada hari ke-7 (p=,3; Uji Wilcoxon).

25 2 15 1 5 Jumlah Neutrofil absolut saat masuk Jumlah Neutrofil absolut hari ke-7 Gambar 8. Diagram box-plot jumlah neutrofil absolut penderita stroke iskemik akut pada saat masuk dan hari ke-7 onset di RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=41). Rerata (SD) skor NIHSS penderita pada saat masuk untuk dirawat adalah 11,7 (9,99) skor, dengan skor minimum adalah 2 dan skor maksimum adalah 47. Sedangkan rerata skor NIHSS pada hari ke-7 adalah 8,7 (7,2) skor, dengan nilai minimum adalah 1 dan maksimum adalah 27. Rerata perbedaan ( ) skor NIHSS sampai dengan minus -3, (6,57) skor. Sebaran skor NIHSS pada saat masuk untuk dirawat dan pada hari ke-7 ditampilkan pada gambar 9.

5 4 3 2 1 NIHSS Saat masuk NIHSS hari ke-7 Gambar 9. Diagram box-plot skor NIHSS penderita stroke iskemik akut pada saat masuk dan hari ke-7 onset di RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=41). Data pada gambar 9 menunjukkan bahwa rerata skor NIHSS pada hari ke-7 onset adalah lebih rendah dibanding pada saat masuk untuk dirawat. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara skor NIHSS pada saat masuk dengan pada hari ke-7 (p<,1; Uji Wilcoxon). Penurunan jumlah neutrofil absolut dan skor NIHSS dari saat masuk untuk dirawat sampai dengan hari ke-7 ditampilkan pada gambar 1. 125 25 1 2 75 15 5 1 25 5 1 2 1 2 Pengukuran Waktu pengukuran Gambar 1. Perubahan jumlah neutrofil absolut dan skor NIHSS saat masuk sampai dengan hari ke-7 onset pada pasien stroke iskemik akut di RSUP. Dr. Kariadi Semarang.

Hubungan antara jumlah neutrofil absolut dan skor NIHSS penderita stroke iskemik akut ditampilkan pada gambar 11. Data pada gambar 11 menunjukkan adanya korelasi positif antara jumlah neutrofil absolut dengan skor NIHSS pada saat masuk maupun pada hari ke-7 onset. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan koefisien korelasi jumlah neutrofil absolut dengan skor NIHSS saat masuk adalah +,4 (korelasi derajat sedang) dengan nilai p=,4 (bermakna), sedangkan koefisien korelasi jumlah neutrofil absolut dengan skor NIHSS hari ke-7 adalah sama yaitu +,4 (korelasi derajat sedang) dengan nilai 6 p=,5 (bermakna). 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 5 1 15 2 25 Jumlah neutrofil absolut Saat masuk 5 1 15 2 25 Jumlah neutrofil absolut Hari ke-7 Gambar 11. Hubungan antara jumlah neutrofil absolut dengan skor NIHSS penderita stroke iskemik akut saat masuk dan pada hari ke-7 onset di RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=41).

4.3. Jumlah neutrofil absolut dengan kejadian defisit neurologis Jumlah penderita stroke iskemik akut dengan defisit neurologis pada saat masuk untuk dirawat adalah 33 penderita (8,5%), sedangkan yang tanpa defisit neurologis adalah 8 penderita (18,5%). Pasca 7 hari perawatan tampak jumlah penderita yang masih memiliki defisit neurologis jumlahnya menurun menjadi 26 penderita (63,4%), sedangkan yang tidak memiliki defisit neurologis meningkat menjadi 15 penderita (16,6%). Defisit neurologis saat masuk Defisit neurologis hari ke-7 Gambar 12. Distribusi kejadian defisit neurologis pada penderita stroke iskemik akut pada saat masuk dan hari ke-7 onset di RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=41). Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kejadian defisit neurologis pada saat masuk untuk dirawat dengan 7 hari pasca perawatan (p=,2; Uji McNemar) Pada saat masuk RS untuk dirawat rerata (SD) jumlah neutrofil absolut pada penderita dengan defisit neurologis adalah 7499,1 (4165,49) / L, lebih tinggi dibanding yang tanpa defisit neurologis yaitu 5333,8 (1685,5) / L. Perbedaan tersebut adalah bermakna (p=,5; uji Mann Whitney). Hal yang sama

juga tampak pada hari ke-7 onset dimana rerata (SD) jumlah neutrofil absolut pada penderita dengan defisit neurologis adalah 6952,7 (3872,2) / L, lebih tinggi dibanding yang tanpa defisit neurologi yaitu 514, (2358,84) / L. Perbedaan tersebut adalah bermakna (p=,6; Uji Mann-Whitney). 25 25 2 2 15 15 1 1 5 5 Tidak ada Ada Tidak ada Ada Defisit neurologis Hari I Defisit neurologis Hari ke-7 Gambar 13. Perbandingan jumlah neutrofil absolut darah tepi pada penderita stroke iskemik akut tanpa dan dengan defisit neurologis pada saat masuk RS dan pada hari ke-7 onset di RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=41) 4.4. Jumlah neutrofil absolut sebagai indikator keluaran stroke iskemik akut Potensi jumlah neutrofil absolut darah tepi saat masuk untuk dirawat sebagai indikator keluaran stroke iskemik akut yang dinilai dengan adanya defisit neurologis pada hari ke-7 onset dianalisis dengan Reciprocal Operating Curve (ROC). Hasil analisis kurva ROC ditampilkan pada gambar 14.

Luas area AUC=,7 (p=,4) Hasil analisis ROC menunjukkan bahwa jumlah neutrofil absolut darah tepi saat masuk untuk dirawat adalah,7 (95% CI=,5 s/d,9) dengan nilai p=,4 (bermakna). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah neutrofil absolut hari pertama dapat digunakan sebagai indikator kejadian defisit neurologis pada hari ke-7 onset. Cut-off-point jumlah neutrofil absolut saat masuk sebagai indikator kejadian defisit neurologis hari ke-7 adalah 485 / L. Distribusi kejadian defisit neurologis berdasarkan kategori jumlah neutrofil absolut ditampilkan pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi kejadian defisit neurologis berdasarkan kategori jumlah neutrofil absolut penderita stroke iskemik akut di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kategori jumlah Defisit nerologis hari ke-7 neutrofil absolut darah tepi saat penderita masuk RS Tidak ada n (%) Ada n (%) < 485 6 (14,6%) 5 (12,2%) 485 9 (22,%) 21 (51,2%) 2 = 2,9 Df=2 p=,2 Sensitifitas = 8,8 % (95% CI=65,6 s/d 95,9) Spesifisitas = 4, % (95% CI=15,2 s/d 64,8) Nilai duga positif = 7, % (95% CI=54 s/d 86,4) Nilai duga negatif= 54,5 % (95% CI=24,1 s/d 84,) Tabel 7 menunjukkan bahwa penderita dengan jumlah neutrofil absolut darah tepi 485 / L yang masih memiliki defisit neurologis jumlahnya adalah 21 penderita (51,2%), sedangkan yang jumlahnya < 485 / L hanya 5 penderita (12,2%) yang masih mempunyai defisit neurologis, akan tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna (p=,2; uji 2 ). Data pada tabel 7 juga menunjukkan bahwa jumlah neutrofil absolut darah hari I cukup sensitif (sensitifitas 8,1%) sebagai indikator kejadian defisit neurologis pada hari ke-7 onset, akan tetapi tidak cukup spesifik (spesifitas=

4%). Nilai duga positif menunjukkan bahwa jumlah neutrofil absolut hari I hanya dapat menentukan 7% dari penderita yang akan masih mengalami defisit neurologis hari ke-7, sedangkan nilai duga negatif menunjukkan bahwa pemeriksaan ini hanya dapat menentukan 54,5% pasien yang akan tidak mempunyai defisit neurologis hari ke-7. Hasil analisis tersebut diatas menunjukkan bahwa pemeriksaan jumlah neutrofil absolut darah tepi saat penderita masuk merupakan indikator keluaran yang cukup baik, akan tetapi masih memerlukan pemeriksaan lainnya untuk meningkatkan akurasi indikator keluaran stroke iskemik akut.