ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Kiky Fitriyanti Rezeki, Wiwit Rahayu, Emi Widiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email : kiky.fitriyanti@ymail.com. Telp. 085711365055 Abstract : This research aims to know the economic sector and the agricultural sector base, knowing the sub sector of the base in the agricultural sector which has quick growth and competitiveness, as well as knowing the economic sector and sub sector in agricultural priority to be developed in Bogor regency. The basic method used in this research is descriptive. The data used are secondary data. Method of data analysis used are Location Quotient, and shift share. The results showed the industrial sector processing sector and the electricity, gas and clean water is the base sector while the agricultural sector is the sector of non-base. Plantation cropssub sector, sub sector of the livestock and fishery sector is a sub sub sector base.. The agricultural sector has a slow growth. The Sub sectors that have a rapid growth of the sub sectors of food crops and fishery. The Sub sectors that have good i.e. the competitiveness of the sub sectors of the plant pekerbunan, sub sectors of animal husbandry, forestry and sub sub sectors of the fishery. Agriculture occupied the fifth priority. Sub fishery occupied the top priority, the sub sectors of crop plantations and sub sectors of the farm occupied the second priority, sub sector forestry occupy third priority and sub sectors of food crops occupy the fifth priority. Keywords : Bogor Regency, Agricultural Sector, Loqation Quotient, Shift Share Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian dan sektor pertanian basis, mengetahui sub sektor basis pada sektor pertanian yang mempunyai pertumbuhan cepat dan daya saing baik, serta mengetahui sektor perekonomian dan sub sektor pada pertanian yang diprioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Bogor. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian menunjukkan sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor basis sedangkan sektor pertanian merupakan sektor non basis. Sub sektor tanaman pekerbunan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis. Sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lambat. Sub sektor yang memiliki pertumbuhan cepat yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor yang memiliki daya saing baik yaitu sub sektor tanaman pekerbunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan. Sektor pertanian menduduki prioritas pengembangan kelima. Sub sektor perikanan menduduki prioritas pengembangan utama, sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan menduduki prioritas pengembangan kedua, sub sektor kehutanan menduduki prioritas pengembangan ketiga dan sub sektor tanaman bahan makanan menduduki prioritas pengembangan kelima. Kata kunci: Kabupaten Bogor, Sektor Pertanian, Location Quotient, Shift Share
PENDAHULUAN Pembangunan mempunyai tujuan akhir tercapainya keadaan yang lebih maju. Pembangunan ekonomi daerah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan tingkat nasional karena keberhasilan pembangunan di tingkat daerah akan turut menentukan keberhasilan pembangunan di tingkat nasional. Sektor pertanian di Kabupaten Bogor telah berperan dalam peningkatan perekonomian melalui pembentukan PDRB, penyediaan pangan dan bahan baku industri, dan penyedia lapangan pekerjaan. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah agraris di wilayah Provinsi Jawa Barat yang beribukota Cibinong. Luas wilayah Kabupaten Bogor yaitu sebesar 299.428 hektar yang terdiri atas 48.484 hektar (16,19%) berupa lahan sawah dan 250.944 hektar (83,81%) berupa lahan bukan sawah (BPS Kabupaten Bogor, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis sub sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sektor perekonomian, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sektor perekonomian, serta mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu metode yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data (Narbuko, 2004). Lokasi/Daerah Penelitian Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi PDRB Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat tahun 2006-2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Kabupaten Bogor Dalam Angka Tahun 2006-2010 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor 2010-2015 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bogor. Metode Analisis Data Analisis untuk menentukan sektor perekonomian dan sub sektor pertanian basis di Kabupaten Bogor adalah analisis Location Quotient (Budiharsono, 2005). Besarnya nilai LQ diperoleh dari persamaan berikut : vi/vt LQ=----------...(1) Vi/Vt Dimana LQ adalah indeks Location Quotient, vi adalah pendapatan sektor/sub sektor i pada sektor pertanian di Kabupaten Bogor, vt adalah pendapatan total wilayah Kabupaten Bogor, Vi adalah pendapatan sektor/sub sektor i pada
sektor pertanian di Provinsi Jawa Barat, Vt adalah pendapatan total wilayah Provinsi Jawa Barat. Analisis yang digunakan untuk mengatahui komponen pertumbuhan wilayah sektor perekonomian dan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Bogor adalah analisis Shift Share (Budiharsono, 2005). Analisis Shift Share secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut: Yij = PNij + PPij + PPWij...(2) Y ij Yij = Yij...(3) = Yij (Ra 1) + Yij (Ri Ra) + Yij (ri Ri) Dimana ri adalah Y ij/yij, Ri adalah Y i/yi, Ra adalah Y../Y.., PNij adalah (Ra 1) x Yij, PPij adalah (Ri Ra) x Yij, PPWij adalah (ri Ri) x Yij, Yij adalah perubahan dalam PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Bogor, Yij adalah PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Bogor pada tahun dasar analisis, Y ij adalah PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Bogor pada tahun akhir analisis, Yi. adalah PDRB sub sektor pertanian i Provinsi Jawa Barat pada tahun dasar analisis, Y i. adalah PDRB sub sektor pertanian i Provinsi Jawa Barat pada tahun akir analisis, Y.. adalah PDRB total Provinsi Jawa Barat pada tahun dasar analisis, Y.. adalah PDRB total Provinsi Jawa Barat pada tahun akhir analisis, PNij adalah pertumbuhan nasional PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Bogor, PPij adalah komponen pertumbuhan proporsional PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Bogor, PPWij adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Bogor, Ra-1 adalah presentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen nasional, Ri Ra adalah persentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen pertumbuhan proporsional, ri Ri adalah persentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Analisis yang digunakan dalam penentuan prioritas pengembangan sektor perekonomian dan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Bogor adalah analisis gabungan Location Quotient dan Shift Share dengan kriteria pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Gabungan LQ dan Shift Share Prioritas LQ PP PPW 1.Utama 1 + + 2.Kedua 1 1 <1 + + + + 3.Ketiga <1 + 4.Keempat <1 + 5.Kelima <1 6.Keenam 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja sektor pertanian merupakan sesuatu yang telah dicapai atau diberikan serta kemampuan sektor pertanian untuk memberikan kontribusi terhadap sektor perekonomian, dalam peneliatian ini kinerja sektor pertanian dilihat dari basis atau tidaknya sektor dan sub sektor pertanian serta komponenkomponen pertumbuhan wilayah dari sektor dan sub sektor pertanian. Sektor Perekonomian dan Sub Sektor Pertanian Basis di Kabupaten Bogor Sektor perekonomian yang menjadi sektor basis di Kabupaten Bogor yaitu sektor industri pengolahan
dan sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor industri pengolahan mempunyai rata-rata nilai LQ sebesar 1,4146. Sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai rata-rata nilai LQ sebesar 1,7044. Sektor-sektor tersebut termasuk sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ 1 sehingga sektor tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat lokal Kabupaten Bogor, bahkan jika terjadi surplus dapat mengekspor ke luar wilayah. Sektor yang menjadi sektor non basis di Kabupaten Bogor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa prusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,3816. Sektor pertambangan dan penggalian mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,0,4591. Sektor bangunan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,9274. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai nilai LQ rata-rata sebesar 0,7906. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai nilai ratarata LQ sebesar 0,6425. Sektor keuangan, persewaan dan jasa peusahaan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,5529. Sektor jasa-jasa mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,4890. Sektor tersebut termasuk sektor non basis dikarenakan memiliki nilai LQ 1 sehingga sektor tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan lokal masyarakat Kabupaten Bogor, bahkan jika terjadi kekurangan harus membeli dari wilayah lain. Sub sektor pertanian yang menjadi basis di Kabupaten Bogor yaitu sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman perkebunan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 1,7171. Sub sektor peternakan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,0375. Sub sektor perikanan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 1,4024. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ 1 sehingga sub sektor tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat lokal Kabupaten Bogor, bahkan jika terjadi surplus dapat mengekspor ke luar wilayah. Sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor non basis di Kabupaten Bogor yaitu sub sektor tanama bahan makanan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,7225. Sub sektor kehutanan mempunyai rata-rata nilai LQ 0,2979. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor non basis dikarenakan memiliki nilai LQ 1 sehingga sub sektor tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan lokal masyarakat Kabupaten Bogor, bahkan jika terjadi kekurangan harus membeli dari wilayah lain. Komponen Pertumbuhan Wilayah Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Bogor Komponen pertumbuhan wilayah terbagi menjadi tiga komponen yaitu pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional, dan pertumbuhan pangsa wilayah. Komponen pertumbuhan
nasional sektor perekonomian mempunyai nilai PNij sebesar 25,00%, artinya sektor perekonomian di Kabupaten Bogor memiliki pertumbuhan yang cepat dibanding Provinsi Jawa Barat. Komponen pertumbuhan proporsional sektor perekonomian di Kabupaten Bogor pada sector listrik, gas dan air bersih memiliki nilai PPij poritif yaitu sebesar Rp 94.848.393.804 (9,79%). Sektor bangunan memiliki nilai PPij positif yaitu sebesar Rp 148.101.752.021 (18,45%). Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai PPij positif yaitu sebesar Rp 535.457.717.519 (13,18%). Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki nilai PPij positif yaitu sebesar Rp 91.411.423.258 (18,45%). Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai PPij positif yaitu sebesar Rp 56.713.340.746 (12,70%). Sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PPij positif. Sektor pertanian mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp 54.549.632.908 (-3,99%). Sektor pertambangan dan penggalian mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp 55.614.478.561 (- 18,09%). Sektor industri pengolahan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp 1.120.639.752.370 (- 6,67%). Sektor jasa-jasa mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp 50.679.551.705 (-4,67%).Pertumbuhan sektor-sektor tersebut termasuk lambat bila dibandingkan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PP negatif. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor perekonomian di Kabupaten Bogor pada sektor pertambangan dan penggalian memiliki nilai PPW positif Rp 31.398.851.245 (10,21%). Sektor industri pengolahan memiliki nilai PPW positif Rp 49.212.786.604 (0,29%). Sektor jasa jasa memiliki nilai PPW positif Rp 23.793.636.141 (2,91%). Sektor tersebut termasuk sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PPW positif. Sektor pertanian di Kabupaten Bogor memiliki nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif yaitu sebesar Rp 25.803.388.428 (-1,89%). Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp 119.881.162.403 (-12,37%). Sektor bangunan memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp 76.132.674.584 (-9,48%). Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp 150.942.733.277 (- 3,71%). Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp 514.342.699 (-0,07%). Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp 32.261.977.823 (-7,22%). Sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PPW negatif.
Komponen pertumbuhan nasional sub sektor pertanian mempunyai nilai PNij sebesar 18,0735%, artinya sub sektor di Kabupaten Bogor memiliki pertumbuhan yang cepat dibanding Provinsi Jawa Barat. Komponen pertumbuhan proporsional sub sektor pertanian di Kabupaten Bogor pada sub sektor tanaman bahan makanan memiliki nilai PPij poritif yaitu sebesar Rp 26.485.400.211 (3,5640%). Sub sektor perikanan memiliki nilai PPij positif yaitu sebesar Rp 3.918.353.827 (3,9394%). Sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PPij positif. Sub sektor tanaman perkebunan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp 5.531.691.834 (- 4,3399%). Sub sektor peternakan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp 56.187.274.566 (- 14,3395%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai pertumbuhan proporsional negatif yaitu sebesar Rp 1.505.893.758 (-34,0678%). Pertumbuhan sub sektor-sub sector tersebut termasuk lambat bila dibandingkan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PP negatif. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor pertanian di Kabupaten Bogor pada sub sektor tanaman perkebunan memiliki nilai PPW positif yaitu sebesar Rp 5.086.193.173 (3,9904%). Sub sektor peternakan memiliki nilai PPW positif yaitu Rp 62.185.947.013 (15.8704%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai PPW positif yaitu Rp 1.288.900.540 (29,1587%). Sub sektor perikanan memiliki nilai PPW positif yaitu Rp 11.245.368.773 (11,3059%). Sub sektor tersebut termasuk sub sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dikarenakan memiliki nilai PPW positif. Sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Bogor memiliki nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif yaitu sebesar Rp 32.692.421.007 (-4,3992%). Sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Bogor dikarenakan memiliki nilai PPW negatif. Prioritas Pengembangan Sektor Perekonomian di Kabupaten Bogor Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih termasuk prioritas pengembangan kedua di Kabupaten Bogor. Kedua sektor tersebut merupakan sektor basis dan memiliki daya saing yang baik dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat, tetapi sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat selama tahun 2006-2010. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa menduduki prioritas pengembangan ketiga. Sektor tersebut merupakan sektor non basis di Kabupaten Bogor dan memiliki daya saing yang baik tetapi memiliki pertumbuhan yang lambat. Sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi derta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menduduki prioritas pengembangan keempat di Kabupaten Bogor. Sektor tersebut merupakan sektor non basis di Kabupaten Bogor dan memiliki pertumbuhan yang cepat, serta tidak memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain sehingga sub sektor tersebut menduduki peringkat keempat. Sektor pertanian termasuk prioritas pengembangan kelima di Kabupaten Bogor. Sektor tersebut merupakan sektor non basis dan tidak memiliki daya saing yang baik serta memiliki pertumbuhan yang lambat jika dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Barat. Sub sektor perikanan termasuk prioritas pengembangan utama di Kabupaten Bogor. Sub sektor tersebut merupakan sub sektor basis dan memiliki pertumbuhan yang cepat serta memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Barat. Sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan termasuk prioritas pengembangan kedua di Kabupaten Bogor. Kedua sub sektor tersebut merupakan sub sektor basis dan memiliki daya saing yang baik dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat, tetapi sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat selama tahun 2006-2010. Sub sektor kehutanan menduduki prioritas pengembangan ketiga. Sub sektor tersebut merupakan sub sektor non basis di Kabupaten Bogor dan memiliki daya saing yang baik tetapi memiliki pertumbuhan yang lambat. Sub sektor tanaman bahan makanan menduduki prioritas pengembangan keempat di Kabupaten Bogor. Sub sektor tanaman perkebunan merupakan sub sektor non basis di Kabupaten Bogor dan memiliki pertumbuhan yang cepat, serta tidak memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat sehingga sub sektor tersebut menduduki peringkat kempat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kinerja sektor pertanian di Kabupaten Bogor selama tahun 2006-2010 dapat diperoleh kesimpulan yaitu sektor indutri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Sub sektor pada sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis yaitu sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor jasa jasa memiliki pertumbuhan yang lambat tetapi memiliki daya saing yang baik. Sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki pertumbuhan yang cepat dan tidak memiliki daya saing. Sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lambat dan tidak memiliki daya saing yang baik. Sub sektor perikanan memiliki pertubuhan yang cepat dan memiliki daya saing yang baik. Sub sektor tanaman
perkebunan; sub sektor peternakan; dan sub sektor kehutanan memiliki pertumbuhan yang lambat tetapi memiliki daya saing yang baik. Sub sektor tanaman bahan makanan memiliki pertumbuhan yang cepat dan tidak memiliki daya saing. Prioritas pengembangan sektor perekonomian di Kabupaten Bogor adalah sektor industri pengolahan dan industri listrik, gas dan air bersih menduduki peringkat kedua, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa menduduki prioritas pengembangan ketiga. Sektor banguna; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor komunikasi dan pengangkutan serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menduduki peringkat keempat, sektor pertanian menduduki peringkat kelima. Prioritas pengembangan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Bogor adalah sub sektor perikanan menduduki prioritas pengembangan utama. Sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan menduduki peringkat kedua, sub sektor kehutanan menduduki peringkat ketiga, sub sektor tanaman bahan makanan menduduki peringkat keempat. sektor peternakan dengan membangun unit-unit pengolahan hasil produksi sub sektor tersebut.perlu adanya peran serta dari masyarakat dan pemerintah Kabupaten Bogor terkait dengan pengembangan sub sektor perikanan yang menjadi sub sektor prioritas utama Perlu adanya penelitian lebih lanjut guna mengetahui komoditaskomoditas unggulan yang dimiliki Kabupaten Bogor sehingga dapat diketahui komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bogor. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2008. Bogor Dalam Angka 2008. BPS Kabupaten Bogor.. 2011. Bogor Dalam Angka 2011. BPS Kabupaten Bogor. Budiharsono, Sugeng. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta. Narbuko, Cholid. 2004. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta. Saran Perlu adanya peran serta dari masyarakat dan pemerintah Kabupaten Bogor mengenai sub sektor tanaman bahan makanan. Mengingat potensi yang dimiliki sub sektor tanaman bahan makanan ini sangat besar. Perlu adanya peran serta dari pihak swasta untuk berinvestasi dalam bidang tanaman perkebunan dan sub