BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan dari pendirian suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam sektor ketenagakerjaan ini

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya

I. PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah Indonesia saat ini, telah ditekankan pemberian kewenangan

PERANAN JAMSOSTEK DALAM RANGKA MELINDUNGI DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan yang semakin lama semakin menjamur di Negara Indonesia

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1969 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA. DAHLIA Dosen Fakultas Hukum UNISRI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada kebutuhan kebendaan yang meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan karyawan yang sehat jasmani dan rohani

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

HUBUNGAN ANTARA KEANGGOTAAN ASURANSI KESEHATAN DAN KEBIASAAN MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai harapan maupun keinginan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menjujung tinggi

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita bangsa tersebut, pembangunan nasional disemua bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

PROGRAM JAMSOSTEK, HAMBATAN DAN UPAYA MENGEJAR KEPESERTAAN GERRY SILABAN. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan sumber daya manusia yang diarahkan pada tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja karyawan pada suatu perusahaan sering kali

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. arti yang sebenarnya sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I pada tahun

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Industrial Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

IMAM MUCHTAROM C

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja yang baik

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM, RUMAH SAKIT SWASTA, DAN MALAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat. lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan lapangan pekerjaan pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau yang juga sering disebut dengan buruh merupakan elemen penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membentuk manusia Indonesia

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Negara kita persediaan tenaga kerja sebagian besar terdiri dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusiawi serta kepercayaan diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur baik material maupun spiritual. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat. Demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan semakin tingginya resiko yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Dalam hal ini perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan perlindungan tenaga kerja adalah meminimalkan resiko-resiko buruk yang bisa saja terjadi. Dalam hal ini perlu adanya pengetahuan mengenai resikoresiko yang ada. Resiko-resiko yang menimpa tenaga kerja tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu baik pada waktu kerja maupun di luar kerja demi

tuntutan perusahaan. Resiko yang menimpa tenaga kerja dapat menimbulkan cacat sebahagian, cacat seumur hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian. Mengingat cepatnya arus globalisasi seiring dengan peningkatan kemajuan teknologi rancang bangun, perekayasaan suatu alat, selain memberikan nilai tambah juga akan memberikan dampak negatif terhadap timbulnya bahaya kecelakaan kerja yang selalu mengintai tenaga kerja maupun masyarakat di lingkungan kerjanya. Tenaga kerja akan bersedia memberikan waktu dan tenaganya pada suatu lingkungan kerja jika pemenuhan kebutuhannya diperhatikan. Salah satu kebutuhan itu adalah jaminan sosial, dimana nantinya tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan sehat. Perlindungan dan pemeliharaan jaminan sosial tenaga kerjaselanjutnya disebut Jamsostek- diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat mendasar dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong. Sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 1945. Perlindungan tenaga kerja mewajibkan pengusaha memikul tanggung jawab memberikan jaminan sosial bagi tenaga kerja. Perlindungan kerja melalui program jaminan sosial tidak semata-mata diperuntukan bagi tenaga kerja itu sendiri, tetapi diperuntukan pula bagi keluarganya pada saat terjadi resiko-resiko seperti misalnya kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua (Ramli, 1997: 2 ). Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di Indonesia merupakan komitmen untuk menangani berbagai permasalahan dalam mengurangi angka

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Peran tenaga kerja, khususnya di sektor formal, dalam pembangunan nasional terus meningkat dengan segala tantangan dan risikonya. Oleh karena itu, tenaga kerja perlu diberikan perlindungan dan kesejahteraan, sehingga bisa menjadi garda terdepan dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Di Indonesia, penyelenggaraan jaminan sosial diselenggarakan oleh badan penyelenggara berstatus badan usaha milik negara (BUMN) yang dibentuk berlandaskan peraturan dan perundang-undangan. PT Jamsostek (Persero) sendiri ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, PT Jamsostek mengutamakan pelayanan kepada tenaga kerja yang menjadi peserta. Tentunya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap segala risiko saat bekerja, sekaligus memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya khususnya (http://www.jamsostek.co.id/content/news: 17/07/2011 Pukul 03.34 Wib ). Seiring perjalanan program publik tersebut, masih banyak dijumpai berbagai masalah sehingga program yang diharapkan memberikan ketenangan bagi tenaga kerja beserta keluarganya ternyata menimbulkan kekecewaan justru pada saat mereka membutuhkan pelayanan. Masalahmasalah tersebut akhirnya menjadi dasar kekecewaan para peserta, kemudian ketidakpercayaan pada program Jamsostek juga pada akhirnya dapat menimbulkan pemutusan kepesertaan atau keluar dari program tersebut, yang pada titik akhir adalah menurunnya produktivitas kinerja di suatu instansi, lembaga, perusahaan atau yang lainnya.

Pada pertengahan Mei 2006, Sekitar 30 ribu buruh yang tergabung dalam Koalisi Buruh Menggugat melakukan demonstrasi menuntut Pemerintah memperbaiki nasib buruh. Aksi buruh mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. Sesekali, helikopter kepolisian mengawasi aksi buruh di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Isu penolakan revisi UU Ketenagakerjaan sebenarnya sudah lama diusung oleh buruh. Dalam aksi memperingati May Day 1 Mei ini, buruh juga menyinggung masalah Jamsostek. Uang yang dikumpulkan Jamsostek dari para pekerja dinilai tidak dipergunakan semestinya untuk kepentingan buruh. Padahal, jumlah uang yang dikumpulkan mencapai miliaran rupiah. Kaum buruh ingin dana tersebut dikembalikan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan buruh (http://www.silaban.net/2006/05/01/selain-penolakan-revisi-buruh-usungmasalah/: 11/07/2011 Pukul 11.00 Wib) Lebih dari 600.000 pekerja formal di Sumatera Utara belum terlindungi jaminan sosial tenaga kerja. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sosialisasi Program Jamsostek kepada pekerja dan perusahaan.masalah ini ditambah lagi lemahnya penegakan hukum terhadap para pengusaha yang melanggar ketentuan ketenagakerjaan. Data PT Jamsostek menunjukkan, jumlah perusahaan di Sumut mencapai 11.000 dengan jumlah pekerja lima juta orang. Sebanyak satu juta orang buruh di sektor formal (perusahaan yang mempunyai status hukum) dan empat juta sisanya di sektor informal. Sejauh ini sebanyak 376.000 pekerja formal di Sumut yang terdaftar di Jamsostek. Sementara jumlah pekerja informal di Sumut yang belum terdaftar di Jamsostek jauh lebih banyak lagi, mencapai

empat juta orang (http://wwwtpkb.blogspot.com: 17/10/2010 Pukul 10.00 Wib ). Kepala Kantor Wilayah I PT Jamsostek Sumatera Utara, mengatakan, kebanyakan perusahaan yang belum melindungi tenaga kerjanya adalah perusahaan kecil dengan jumlah tenaga kerja 10 orang ke bawah. Masih banyak anggapan bahwa Jamsostek seperti asuransi yang pengurusannya berbelit-belit. Banyak pula yang masih beranggapan Jamsostek hanya potongan gaji tanpa diketahui manfaatnya. April 2009 terdapat 2.291 perusahaan yang tercatat di Jamsostek Sumut dari 5.428 perusahaan hingga yang terdaftar menunggak pembayaran jamsostek dengan nilai tunggakan Rp 91,6 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak 645 perusahaan menunggak satu hingga tiga bulan dengan nilai tunggakan Rp 7,9 miliar dan 219 perusahaan menunggak empat hingga enam bulan senilai Rp 1,6 miliar ( http://wwwtpkb.blogspot.com: 17/10/2010 Pukul 10.00 Wib ). Salah satu perusahaan di Sumut yang bekerja sama dengan PT. Jamsostek adalah PT. Citra Baru Commercial Medan. PT. Citra Baru Commercial Medan atau yang lebih sering disebut dengan Grand Palladium Mall Medan merupakan salah satu perusahaan yang berada dibawah naungan Lippo Karawaci,Tbk. Perusahaan ini dibuka pada September 2005. Dengan memiliki 174 karyawan, dengan staf administrasi berjumlah 40 orang, maintence dan teknisi berjumlah 40 orang, security 48 orang dan cleaning service 46 orang. Dari prasurvei yang dilakukan sebelumnya, diketahui 174 karyawan diatas terdata sebagai peserta jamsostek akan tetapi tidak keseluruhan dari

karyawan atau peserta tersebut menggunakan fasilitas dari jamsostek. Dari 10 orang peserta jamsostek yang diteliti, ternyata 8 peserta diantaranya tidak menggunakan fasilitas tersebut dengan alasan terlalu rumitnya pengurusan untuk menggunakan fasilitas itu. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan tingkat pemahaman masing-masing karyawan mengenai sistem administratif yang berlaku di PT. Jamsostek. Berangkat dari kondisi yang telah diuraikan, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkenaan dengan pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja serta melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Untuk itu Peneliti mengangkat permasalahan yang dirangkum dalam penelitian sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul: Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di PT. Citra Baru Commercial Medan. 1.2 Perumusan Masalah Menurut Suryabrata (2008: 17), perumusan masalah dibuat setelah masalah diidentifikasi dan dipilih. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan?

1.3 Pembatasan Penelitian Pembatasan dalam penelitian ini adalah : a. Evaluasi yang ingin dilakukan adalah berikaitan dengan pelaksanaan Program Jamsostek yang berfokus pada: Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian. b. Objek penelitian adalah karyawan dan sekaligus peserta yang pernah menggunakan fasilitas PT. Jamsostek. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: Mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis, dapat memberikan sumbangsih pemahaman ilmiah, perbaikan ataupun modifikasi terhadap keilmuan yang dikembangkan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 2. Secara Moril, dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang terjadi di masyarakat dalam rangka pembentukan kesadaran, pengetahuan serta sikap. Sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan di PT. Citra Baru Comercial, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan tenaga kerja. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

BAB IV :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.