BAB I PENDAHULUAN Judul Skripsi PERANCANGAN KOMIK KISAH CUPID DAN PSYCHE SEBAGAI SARANA UNTUK MENGEMBANGKAN PESAN MORAL TENTANG CINTA KASIH

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN KOMIK KISAH CUPID DAN PSYCHE SEBAGAI SARANA UNTUK MENGEMBANGKAN PESAN MORAL TENTANG CINTA KASIH LAPORAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

PERANCANGAN VISUAL KOMIK MITOLOGI YUNANI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TENTANG CINTA KASIH DAN PENGETAHUAN UMUM MAYA PUSPITA PURWANTO

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB III DATA DAN TEORY

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya,

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya yang berasal dari imajinasi pengarang, imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dari Banten tentang asal usul suatu daerah Pandeglang. telah menjadi hal yang dominan dalam sebuah buku Livre De Peintre (Triyadi,

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII. Yulianti Setyorini Wahono. BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS VIII - i

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dihuni oleh 220 juta jiwa yang similar dengan kira-kira 1,1 milyar liter stok darah

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Media televisi adalah media audio visual yang selain dapat didengar tetapi

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Judul Skripsi PERANCANGAN KOMIK KISAH CUPID DAN PSYCHE SEBAGAI SARANA UNTUK MENGEMBANGKAN PESAN MORAL TENTANG CINTA KASIH 1.2. Latar Belakang Masalah Cinta mengikuti perjalanan sejarah panjang dunia. Hampir seluruh karya besar pada lagu-lagu, puisi, buku, atau drama mengandung unsur cinta. Tiap manusia membutuhkan seseorang yang dapat berbagi dengannya, saling menopang, dan hal ini berkaitan dengan jiwa mereka. cinta dan jiwa tidak dapat dipisahkan. Menurut Clive Steples Lewis (1990), dalam bukunya The Four Love, cinta dalam Yunani kuno, dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu; Eros (hasrat), Storge (kasih keibuan/ memelihara), kemudian Philia (Persahabatan) dan Agape (Ketuhanan) yang memiliki tingkatan lebih tinggi. Eros secara umum lebih dikenal dengan nafsu, namun pengertiannya tidak hanya berhenti disitu saja,

2 Eros adalah mengenai segala ambisi, patriotisme, kesetiaan, amarah, dan kecemburuan. Menurut Eugene Kennedy,Ph.D (1973), cinta dimulai saat ketidaksempurnaan tiap orang yang mengenal ketidaksempurnaan mereka sendiri dan menerimanya secara utuh dan tak pernah merubahnya. Saat seseorang sudah siap untuk menerima segala kesenangan, kesakitan, resiko untuk menemukan cinta. Cinta bukanlah produk yang telah selesai, melainkan sesuatu yang membutuhkan usaha untuk mengembangkannya. Cinta dapat berkembang saat manusia berkembang. Berkembang disini berarti bahwa manusia makin dapat mengahargai dan memahami arti hidup. Hal yang terjadi saat ini, manusia mulai mengalami kemunduran moral, terutama dalam hal cinta. Seringkali manusia berpikir bahwa pernikahan adalah akhir dari suatu hubungan, pola berpikir seperti inilah yang dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti perceraian, atau kekerasan dalam rumah tangga. Seperti berdasarkan catatan tahunan Komnas Perempuan tentang kekerasan perempuan dari tahun ke tahun mulai tahun 2004-2010. Tahun 2009 peningkatan jumlah KTP mencapai 143.586 kasus atau naik 263% dari jumlah KTP tahun 2008 (54.425). Contoh lain yang sering dijumpai adalah

3 masalah remaja. Apabila melihat berita atau reality show ditelevisi, para remaja masa kini cenderung menganggap memilki kekasih sekedar untuk main-main tanpa didasari tanggung jawab. Dari kisah Cupid dan Psyche yang akan dipaparkan kembali, pembaca akan dibawa untuk dapat memahami hal-hal tersebut. Cupid atau yang biasa disebut Eros, adalah sosok dewa. Dewa yang tidak dapat lepas dari cinta yang membawa Psyche (jiwa) berpetualang untuk dapat bersatu. Mengapa memilih kisah tersebut? Kebudayaan Yunani sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu, dan penulis- penulis Yunani berasal dari abad yang terbentang selama 800 tahun, dari Homer hingga Ovid. Mitologi Yunani sebagian besar berisi kisah tentang dewa-dewi, namun tidak seharusnya dianggap sebagai bible bangsa Yunani. Menurut gagasan modern, sebuah mitos tidak berhubungan dengan agama. Mitos merupakan penjelasan terhadap fenomena alam, dimana hal tersebut sangat dekat dengan manusia tanpa disadari. Mitos adalah hiburan, gambaran akan segala sesuatu yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah (Hamilton 2009). Kisah Cupid dan Psyche merupakan salah satu dari ribuan mitos bangsa Yunani yang cukup terkenal didunia, namun tidak banyak dikenal masyarakat Indonesia. Kisah

4 tersebut menyentuh dan mengandung banyak pesan positif. Kisah Cupid dan Psyche ini nantinya akan digambarkan dalam bentuk komik. Komik merupakan media yang cukup diminati masyarakat dan disini penulis mencoba untuk mengembalikan citra komik yang terkadang hanya dianggap sebagai bacaan anak-anak dan perusak moral, padahal pada kenyataannya, tidak semua komik dapat dikonsumsi segala usia, sama dengan media lainnya seperti televisi atau novel. Karena itulah, penulis memiliki ide untuk menggambarkannya dan mempopulerkan kisah tersebut dalam bentuk komik. Tujuannya agar kisah sastra yang terkadang memiliki bahasa yang sulit dipahami oleh sebagian orang tersebut, dapat dinikmati dengan cara yang lebih menyenangkan. 1.3. Rumusan Masalah Bagaimana merancang dan membuat komik dapat dinikmati dan dimengerti daripada membaca karya sastra yang berupa tulisan, dan diaplikasikan dalam bentuk digital dan cetak. 1.4. Batasan Masalah Kisah Cupid dan Psyche sebagai tema utama yang akan penulis bawakan.

5 Tokoh-tokoh Dewa-dewi pendukung seperti Aphrodite, Zeus, Apollo, Zhepyr, dan Persephone, dan beberapa istilah Yunani akan diberi keterangan untuk mempermudah pembaca yang berasal dari khalayak umum. Metode pembuatan komik dibuat secara manual terlebih dahulu, kemudian discan, dan coloring menggunakan aplikasi Bitmap Jumlah halaman yang akan dibuat 30 halaman, belum termasuk cover dan halaman lain seperti daftar isi atau cover chapter. Target audience utama adalah remaja Penulis akan menggunakan angket sebagai metode pengujian, dengan jumlah 30 koresponden dari usia 10-40 tahun. 1.5. Tujuan dan Manfaat Dari perancangan komik yang akan dibuat penulis, adapun tujuan dan manfaatnya adalah: 1. Menyajikan kembali kisah Mitologi Cupid dan Psyche dari teks menjadi cerita bergambar. 2. Membuat citra komik yang terkadang dipandang hanya sebagai bacaan untuk anak-anak atau perusak moral dapat dicermati kembali sebagai sarana

6 menyampaian moral tentang arti cinta kasih dan moral yang cukup efektif. 3. Diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan topic bahasan skripsi ini. 1.6. Sistematika Penulisan Bab 1. Pendahuluan Berisikan latar belakang dari perancangan,rumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan serta manfaat dari perancangan. Bab 2. Tinjauan Pustaka Landasan Teori dari perancangan komik, berupa hal-hal tentang mitologi Yunani, komik, serta digitalisasi. Bab 3. Metode Penelitian dan Perancangan Komik Metode yang digunakan dalam perancangan serta perancangan komik yang meliputi desain karakter, desain tempat, desain equipment, naming, dan lain-lain. Bab 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Akhir dari perancangan beserta pembahasan pengujian.

7 Bab 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan komik dan saran pengembangann