BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendi Putro Universitas Sebelas Maret

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar "daya" yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV Tahun

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2015

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II TAHUN 2016

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN jiwa (Central Intelligence Agency (CIA),2017). Indonesia merupakan

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2016

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Papua Triwulan III 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas dari faktor ekonomi, salah satu aspek kegiatan ekonomi ini yakni pengembangan wiraswasta yang ditujukan untuk membimbing dan meningkatkan daya kemampuan golongan ekonomi lemah. Industri merupakan salah satu jalan yang dipilih masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ekonomi untuk menunjang pembangunan. Industri kecil merupakan bagian yang integral dalam dunia usaha dan merupakan kegiatan ekonomi dan berperan strategis untuk mewujudkan perekonomian nasional yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi (UU No. 9 tentang Usaha Kecil Menengah Tahun 1995). Industri kecil adalah lembaga/ organisasi yang memproduksi barang dan jasa, memiliki pekerja yang sedikit, memiliki ruang lingkup wilayah yang kecil, wilayah pemasaran lokal serta berorientasi untuk memperoleh keuntungan. Industri kecil yang ada di Indonesia merupakan industri yang digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Industri kecil berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat dan beragam. Istilah industri menurut Hartanto (1987) adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang meningkatkan nilai guna dari bahan atau barang dengan mengerahkan inovasi teknologi dan 1

keterampilan fisik maupun sumber alam yang ada. Pengembangan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam rangka memperoleh tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industri kecil diartikan berbeda di setiap negara bertolak dari tingkat kemajuan pembangunan dan ekonomi negara-negara Asean yang saling berbeda, dapat dipahami jika definisi industri di negara-negara Asean yang saling berbeda pula antara satu negara dengan negara lainnya. Saleh (1986) mengemukakan beberapa perbedaan definisi industri dari beberapa negara di Asean Di Singapura industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 10 sampai 99 orang tenaga kerja. Industri di Malaysia dan Muangthai didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan tidak lebih dari 50 orang tenaga kerja, sementara di Indonesia serta Filipina mendefinisikan industri sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 5 sampai dengan 19 tenaga kerja Soepardi (1983:4). Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor lain (Leading Sector) dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki pertukaran yang tinggi atau lebih menguntungkan dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar di bandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada pemakainya (Dumairy, 1996 : 227). 2

Industri kecil mampu sebagai suatu bentuk kegiatan dalam dunia usaha sebagai salah satu bentuk ekonomi rakyat yang memiliki potensi dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan serta berdampak meningkatkan perekonomian nasional dengan tidak mengesampingkan demokrasi ekonomi yang ada di Indonesia. Industri kecil merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam usahanya untuk mengatasi jumlah pencari kerja yang melebihi lowongan pekerjaan yang ada dimasyakarakat. Lapangan pekerjaan yang kurang serta ketidaksesuaian antara standardisasi pendidikan dengan yang dibutuhkan oleh para pemilik pekerjaan disektor formal, khususnya disektor industri kecil. Industri kecil diharapkan mampu menjawab tantangan perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi. Penting untuk mengetahui peranan industri kecil ini dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya keluarga dari pengusaha industri kecil. Industri kecil memiliki peranan yang besar dalam mendorong pembangunan di daerah. Pengembangan industri kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat teknologi yang biasanya digunakan dalam industri kecil adalah teknologi padat karya, sehingga hal ini bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha yang akan mendorong pembangunan daerah dan kemandirian kawasan pedesaan. Industri kecil umumnya berkembang karena adanya semangat kewirausahaan masyarakat di daerah. Keberadaan industri kecil dapat berpotensi sebagai penggerak tumbuhnya kegiatan ekonomi di suatu kawasan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk. 3

Pembangunan industri di Bali diarahkan pada pembangunan industri kecil dan kerajinan yang terkenal di Bali, dimana salah satunya adalah industri kerajinan perak. Bali adalah penghasil industri kerajinan perak yang cukup dikenal di manca negara. Industri kecil yang bergerak pada bidang kerajinan perak di Bali berkembang mengikuti perkembangan industri pariwisata. Kabupaten Klungkung adalah salah satu kabupaten yang memiliki berbagai jenis industri perak. Industri perak yang di hasilkan di Kabupaten Klungkung antara lain alatalat upacara agama (seperti, sangku, bokor), blongsong keris, wayang kamasan. Dalam memulai sebuah usaha modal adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh para pemilik usaha dimana modal akan meningkatkan skala usaha di semua usaha. Modal menyangkut seluruh kegiatan usaha yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh dana dan menggunakan dana secara efektif dan efisien. Untuk setiap efektifitas yang dilakukan tersebut tentunya memerlukan pembiayaan yang dikeluarkan dari sumber permodalan. Modal kerja yang tidak mencukupi akan membuat usaha tidak dapat menjalankan aktivitas usaha secara optimal, jika modal kerja yang tersedia berlebihan di lain pihak akan mengakibatkan penggunaan modal kerja tidak produktif. Tingkat Upah yang diberikan oleh pemilik industri di bedakan menjadi 2 yaitu menggunakan tenaga kerja borongan atau tidak menggunakan tenaga kerja borongan. Para pemilik industri yang menggunakan tenaga kerja borongan berjalan lebih efektif. Upah merupakan pembayaran dalam bentuk uang atas jasa baik fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja dan digunakan dalam 4

proses produksi. Upah riil adalah upah yang diukur berdasarkan kemampuannya memenuhi kebutuhan pekerja akan barang dan jasa Sukirno (2006). Penyerapan tenaga kerja berhubungan dengan produktivitas tenaga kerja dan berkaitan dengan tingkat upah dimana, upah yang nyaman dalam hal ini dapat diartikan upah yang wajar, yakni upah yang dapat memungkinkan pekerja untuk memenuhi kebutuhannya secara manusiawi. Sehingga ketika tingkat penghasilan cukup, akan menimbulkan konsentrasi kerja dan mengarahkan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas Kurniawan ( 2010). Menurut Haryani (2002) dalam jurnal Yanuwardani dan Woyanti (2009), Jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun, yang artinya jumlah tenaga kerja yang diminta akan semakin berkurang namun penawaran tenaga kerja akan semakin bertambah. Sebaliknya, jika tingkat upah menurun maka permintaan tenaga kerja akan semakin meningkat. Permasalahan lain yang dihadapi oleh para pemilik industri kerajinan perak di Kabupaten Klungkung belakangan ini adalah bahan baku. Harga bahan baku relatif tinggi sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi harga jual dari industri perak tersebut. Bahan baku diperlukan oleh pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkan menjadi barang jadi (finished goods). Pengertiaan bahan baku menurut Assauri, Sofjan (1999: 171) adalah: Semua bahan yang dipergunakan dalam perusahaan pabrik, kecuali terhadap bahan-bahan yang secara fisik akan digabungkan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan pabrik tersebut, jadi bahan baku merupakan bahan yang dipergunakan dalam perusahaan untuk menjadi bagian dari produk tertentu. 5

Permasalahan yang dihadapi oleh para pemilik industri dalam hal ini adalah pemasaran dari hasil produksi yang dihasilkan oleh para pengerajin perak di Kabupaten Klungkung. Untuk memasarkan hasil industrinya mereka susah untuk memasarkannya karena banyak saingan dari barang-barang substitusi dihasilkan oleh pengerajin yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga dari industri perak tersebut. Barang substitusi tersebut antara lain adalah industri dari kayu dan uang kepeng. Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif (Hasyim, 1994), namun dalam penelitian ini tidak menekankan dalam hal pemasaran. Penyerapan tenaga kerja berhubungan dengan produktivitas tenaga kerja dan berkaitan dengan modal dalam hal ini, Menurut Agus Sartono (2001:385) menyatakan bahwa tindakan yang diambil dalam pencapaian produktivitas adalah dalam pemanfaatan modal kerja secara efektif dan efisien, seluruh penggunaan modal kerja dipergunakan secara optimal sehingga tidak terjadi kemubadziran. Menurut Winardi (1991) dalam Indayati, dkk (2010) untuk menciptakan kesempatan kerja yang baru dalam industri kecil adalah meningkatkan omzet/ kemampuan produksi, yaitu dengan cara meningkatkan penanaman modal yang nantinya dapat menambah hasil produksi dan peningkatan kegiatan produksi, sehingga pada akhirnya akan berimbas pada bertambahnya tenaga kerja. 6

Tabel 1.1 Jumlah industri di Kabupaten KlungkungTahun 2014 No Jenis Usaha Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja (Orang ) 1 Industri Makanan dan Minuman 71 595 2 Industri Kerajinan Kayu 24 319 3 Industri Tekstil, Tenun dan sejenisnya 83 1.535 4 Industri Anyaman Bambu, Rotan, dan 2 6 Sejenisnya 5 Industri Kerajinan dari Batu dan Bahan dari 12 79 Semen 6 Industri Kerajinan dari Batu dan Bahan Dari 3 71 Tanah Liat 7 Industri Kosmetik, Obat dan Obat Obatan 0 0 Tradisional 8 Industri Kerajinan dari Logam dan Sejenisnya 239 470 9 Industri Percetakan 14 67 10 Industri Perhiasan dan Sejenisnya 114 993 11 Industri Kerajinan Kulit dan Karet 0 0 12 Industri Kerajinan Musik Tradisional 8 62 13 Industri Kerajinan Lukisan 14 109 14 Industri Lainnya 54 703 Total 638 5009 Sumber :Disperindag Provinsi Bali, 2014 Berdasarkan dari Tabel 1.1 jenis industri yang terdapat di Kabupaten Klungkung sangat barvariasi. Industri kerajinan dari logam dan sejenisnya adalah yang paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan industri lainnya yaitu berjumlah 239 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 470 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa industri kerajinan dari logam dan sejenisnya paling diminati. 7

Tabel 1.2 Jumlah Industri Perak Di Kecamatan KlungkungTahun 2014 No 1 Desa Gelgel 6 46 2 48 2 Semarapura Kelod 3 2 2 4 3 Desa Tangkas 3 4 3 7 4 Semarapura Tengah 1 10 3 13 5 Desa Tegak 1 13 2 15 6 Desa Kamasan 224 338 28 366 7 Semarapura Kelod Kangin 1 11 6 17 Total 239 424 46 470 Sumber :Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan,Kabupaten Klungkung 2014 Pada Tabel 1.2 menunjukkan jumlah perbandingan antara jumlah industri perak di Kecamatan Klungkung, dimana jumlah industri perak paling banyak terdapat di Desa Kamasan, industri perak di Desa Kamasan dikatakan berkembang dengan baik dilihat dari jumlah industri perak yang paling banyak dibandingkan dengan desa lainnya. Desa / kecamatan 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun beberapa rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung? 2. Bagaimana pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung? 3. Bagaimana pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja melalui produktivitas tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung? Unit Usaha Jenis Kelamin L/P L P Jumlah Tenaga Kerja ( Orang ) 8

1.3. Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung. 2. Untuk menganalisis pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada iundustri perak di Kabupaten Klungkung. 3. Untuk menganalisis pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja melalui produktivitas tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung 1.4. Kegunaan penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap produktivitas dan penyerapan tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung dan mampu memberikan wawasan khususnya bagi mahasiswa serta dapat sebagai referensi apabila ingin membahas permasalahan yang sama serta dapat memberikan gambaran dan penerapan dari teori yang telah diperoleh pada masa perkuliahan. 9

2. Manfaat praktis Dengan mengetahui pengaruh modal, bahan baku dan tingkat upah terhadap produktivitas dan penyerapan tenaga kerja pada industri perak di Kabupaten Klungkung diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat setempat. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai teori industri, teori produksi, produktivitas tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja, teori modal, teori bahan baku, teori tingkat upah serta hubungan hubungan antar variabel. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan 10

metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 11