BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. (Maharani, 2009). World Health Organization (WHO) (2014) mengatakan. terjadi di Negara berkembang dari pada Negara maju.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena menyebabkan kematian di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012 (1,67%), dengan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta (1,72%) pada tahun 2012 (WHO, 2013). Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012 dalam Kemenkes RI (2015) menunjukkan prevalensi kanker di dunia adalah 165,3 per 100.000 pada laki-laki dan 170,3 per 100.000 pada perempuan. Prevalensi kanker di Perancis lebih tinggi pada laki-laki 664 per 100.000 sedangkan di Negara Brunei memiliki prevalensi tertinggi pada perempuan 120,4 per 100.000 (Kemenkes R.I, 2015). Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi kanker di Indonesia 0,4 per 1.000 penduduk mengalami peningkatan berdasarkan data Riskesdas 2013 menjadi 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang dengan provinsi Yogyakarta sebagai lokasi dengan prevalensi tertinggi yaitu sebesar 4,1%. (Riskesdas, 2013). 1

2 Salah satu kanker yang mengkhawatirkan karena sering menimbulkan kematian pada wanita adalah kanker payudara. Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali pada jaringan payudara. Kanker payudara ini merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada kaum laki-laki, walaupun kemungkinan terjadi sangat kecil sekali yaitu 1:1000 (Mulyani dan Nuryani, 2013). Berdasarkan Globocan yang merupakan salah satu proyek dari International Agency for Reasearch on Cancer (IARC) menunjukkan kanker payudara menempati urutan pertama dari semua kanker pada wanita dengan prevalens rate 56,5 per 100.000 perempuan di dunia. Prevalens rate kanker payudara bervariasi, di Eropa Barat 177,5 per 100.000 perempuan, Asia Timur 38,7% per 100.000 perempuan, Afrika Timur 26,4% per 100.000 perempuan, dan Jepang 92,3% per 100.000 perempuan (Globocan, 2012).. Sedangkan, berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 bahwa kanker ini merupakan penyakit tidak menular yang mengakibatkan kematian terbanyak di dunia, dalam hal ini kanker menempati urutan nomor dua penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Dimana, setiap tahunnya terdapat 12 juta penderita kanker payudara dan diantaranya 7,6 juta jiwa meninggal dunia secara global. Jika, tidak diambil tindakan pengendalian yang memadai maka pada tahun 2030 diperkirakan 26 juta

3 orang akan menderita kanker dan 17 juta di antaranya akan meninggal dunia karena kanker (Kemenkes R.I, 2013). Menurut American Cancer Society (2007) di Amerika Serikat pada tahun 2007, kasus kanker payudara adalah 178.847 dengan jumlah kematian 40.910 (CFR=22,87%). Pada tahun 2008 di Amerika Serikat, insiden kanker payudara pada jenis kelamin perempuan 99% dan pria 1% (American Cancer Society, 2007). Menurut National Cancer Institute (2010) di Amerika Serikat pada tahun 2009, jumlah kasus kanker payudara 194.280 kasus dengan jumlah kematian 40.610 (CFR=20,9%). Di Jepang pada tahun 2006, Cause Specific Death Rate (CSDR) kanker payudara 11,7% per 100.000 penduduk. Di Belanda pada tahun 2003, CSDR kanker payudara 19 per 100.000 penduduk (WHO, 2005). Jumlah penderita kanker yang datang mengunjungi Yayasan Kanker Indonesia tercatat sebanyak 115 orang selama pertengahan tahun 2011 dimana 15 orang lainnya positif terkena kanker payudara dan 100 orang sisanya terkena tumor jinak payudara (Y.K.I, 2011) Data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2008, menyatakan bahwa jumlah kasus penderita kanker payudara berada di peringkat kedua setelah kanker serviks yaitu 5.207 kasus. Setahun kemudian yakni tahun 2005 meningkat menjadi 8.328 kasus. Sedangkan, berdasarkan data Buletin Kanker yang mengutip data Riset Kesehatan Dasar 2013 jumlah kasus penderita kanker payudara Indonesia mencapai 61.682 kasus. Hal ini merupakan peningkatan yang sangat tinggi dan WHO (World Health Organization) memperkirakan jumlah kasus penderita ini akan meningkat di tahun 2020 (Profil Kesehatan Indonesia, 2008).

4 Dilihat dari jumlah kasus di Sumatera Utara estimasi jumlah kasus kanker payudara sebanyak 2.682 kasus masuk dalam kategori 10 besar tertinggi dari 33 Provinsi di Indonesia. Berada di peringkat ke-6 setelah dari Provinsi Jakarta disusul Sumatera Barat dan yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah (Pusdatin Kemenkes R.I, 2015). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Medan (2010) yang dikutip oleh R. Maharani yang menyatakan insiden kanker payudara di Kota Medan masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Namun, dapat diamati dari berbagai penelitian yang telah dilakukan berdasarkan tempat/lokasi fasilitas kesehatan rumah sakit di kota Medan (R. Maharani, 2011). Berdasarkan hasil penelitian Rianti (2012) yang dilakukan pada 200 pasien rawat jalan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta terdapat ada hubungan antara umur, tinggi badan, riwayat tumor jinak, riwayat keluarga, umur menstruasi pertama, umur hamil pertama dengan kejadian kanker payudara dan tidak ada hubungan antara riwayat menyusui dengan kejadian kanker payudara (Rianti, 2012). Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko paling kuat untuk kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita muda, secara umum merupakan penyakit penuaan. Didukung dengan penelitian Rafiah di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 yang menyatakan bahwa proporsi tertinggi penderita kanker berdasarkan umur berada dalam kelompok > 40 tahun (80,8%) dengan berjenis kelamin perempuan (Rafiah, 2010).

5 Penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa populasi penderita kanker payudara berjumlah 775 orang dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur < 40 tahun (26,4%) dengan penderita paling muda berusia 30 tahun. Faktor menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun, riwayat keluarga dengan kanker payudara juga mempengaruhi resiko terkena kanker payudara, dan terdapat faktor risiko lain yang diduga berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara yaitu menopause terlambat, usia saat melahirkan anak pertama, obesitas, dan mengkonsumsi alkohol (Winda, 2015). Survei pendahuluan di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 dari bulan Januari - Desember diketahui bahwa jumlah penderita kanker payudara sebanyak 447 orang. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015. 1.2 Perumusan Masalah Belum diketahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015.

6 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan status tempat tinggal. b. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama. c. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan kuadran letak kanker. d. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pemeriksaan PA ( Patologis Anatomi) kanker. e. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik. f. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan penatalaksanaan medis g. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sumber biaya. h. Mengetahui lama rawatan rata-rata (hari) penderita kanker payudara. i. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang. j. Mengetahui distribusi proporsi umur bedasarkan stadium klinik. k. Mengetahui distribusi proporsi pendidikan berdasarkan stadium klinik. l. Mengetahui distribusi proporsi pemeriksaan patologis anatomi berdasarkan stadium klinik.

7 m. Mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan pemeriksaan patologis anatomi. n. Mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik. o. Mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata (hari) berdasarkan stadium klinik. p. Mengetahui distribusi proporsi stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1.4.1. Memberikan informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Haji Medan untuk membuat rencana program pelayanan kesehatan, dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan bagi penderita kanker payudara. 1.4.2. Sebagai masukan dan referensi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian mengenai kanker payudara. 1.4.3. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan menambah wawasan di FKM USU.