Proposal Kegiatan Posko Tanggap Bencana Merapi 2010 Satu Bumi. Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

PENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. (Effendi 2009). Di awal tahun 2000 banyak terjadi bencana di Indonesia

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

PENANGANAN PENGUNGSI PADA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA DAN TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN. Oleh : Direktur Tanggap Darurat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kebijakan Kesehatan Jiwa Paska Bencana: Terapi Pemberdayaan Diri Secara Kelompok Sebagai Sebuah Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

Sistem Manajemen Bencana cluster kesehatan Kasus: Bencana Merapi yang berkepanjangan di Propinsi DIY dan Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

I. Permasalahan yang Dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

POKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BADAN GEOLOGI - ESDM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

Grand Desain Simulasi Bencana Merapi 2014 Solusi Perencanaan dan Pengelolaan Aspek Kesehatan Masyarakat Pengungsi

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri.

Perencanaan Partisipatif Kelompok 7

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

SKRINING DAN PENGOBATAN GRATIS PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA PANDANSARI

Saya yang bernama Nanda Nugraha P. Lubis, mahasiswa tingkat akhir Departemen

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

PROPOSAL Program Indonesia Peduli 2014 Aksi Peduli Erupsi Sinabung

INOY TRISNAINI, SKM., M.KL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA BENCANA PERAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. aktif di dunia, yang memiliki siklus letusan 4 tahun sekali dan terakhir kali

Pengelolaan Bencana Merapi dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

Definisi Bencana (2) (ISDR, 2004)

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

NEWS READER : data korban gempa bumi di DIY 01 mei 2006 sampai pukul 11.00

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Proposal Kegiatan Posko Tanggap Bencana Merapi 2010 Satu Bumi Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang I. Latar Belakang Gunung Merapi ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada pada tanggal 20 September 2010. Pada 21 Oktober 2010 status Merapi menjadi Siaga, dan kemudian Awas terhitung sejak 25 Oktober 2010. Seperti diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Merapi memasuki fase erupsi sejak Selasa sore, 26 Oktober 2010. Mapala Fakultas Teknik UGM, Satu Bumi, cukup berpengalaman dalam tanggap darurat bencana, diantaranya menjadi wakil relawan DIY pada saat Tsunami menerjang Aceh akhir 2005. Gempa yang mengguncang Yogyakarta bersamaan dengan aktifitas Gunung Merapi tahun 2006 juga menjadi saksi komitmen Satu Bumi untuk berperan aktif dalam aktifitas tanggap bencana. Sebagai organisasi mahasiswa cendekia yang energik dan idealis, Satu Bumi merupakan potensi yang luar biasa untuk aktifitas tanggap darurat bencana. Salah satu bentuk konkretnya, Mapala Satu Bumi mendirikan Posko Tanggap Bencana Gunung Merapi 2010 yang mempunyai 2 tahap dalam menangani korban bencana Merapi, yaitu : 1. Tahap I, tahap pendampingan korban bencana di TPS hingga status AWAS Merapi dicabut. 2. Tahap II, tahap recovery tempat tinggal korban bencana yang ditinggalkan. Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, sekitar 4 km dari puncak Gunung Merapi dan sekitar 25 km arah barat laut Propinsi Yogyakarta adalah desa terakhir di sebelah barat Lereng Gunung Merapi dan menjadi salah satu daerah yang terkena dampak buruk guguran abu vulkanik yang lumayan tebal, sehingga penduduknya harus tinggal di TPS Sewukan (Tempat Pengungsian Sementara Sewukan). TPS Sewukan merupakan TPS yang tidak terdaftar dalam daftar TPS yang sudah direncanakan (TPS dadakan). Desa Krinjing merupakan sasaran kegiatan Tanggap Bencana Gunung Merapi 2010 yang sedang ditindaklanjuti. Gambaran umum lokasi dan tahapan pendampingan penanganan bencana Gunung Merapi 2010 terlampir.

II. Gambaran Umum Wilayah a. Kondisi Fisik Lokasi : Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang (5 kilometer di barat laut puncak Merapi, di bawah pos pengamatan Babadan). Sarana kesehatan : baru saja akan dibuatkan Poliklinik Desa (PKD) Sarana pendidikan : 2 buah sekolah dasar, SD 1 Krinjing dan SD 2 Krinjing Sarana peribadatan : masjid 1 buah Peta Kawasan Gunung Merapi TPS Sewukan Desa Krinjing Puncak G. Merapi Ket : Hazard Zone III Hazard Zone II Hazard Zone I 10 Km, berpotensi hujan abu lebat dan lontaran batu

b. Kependudukan Jumlah penduduk Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dari hasil wawancara : 2091 jiwa, 597 KK. Mata pencaharian sebagian besar petani dan peternak. c. Kondisi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Berdasarkan hasil survey tanggal 29 Oktober 2010, kondisi TPS Sewukan yaitu sebagai berikut : Lokasi : Desa Sewukan, Kec. Dukun, Kab.Magelang (10 kilometer di barat laut puncak Merapi) Koordinat : 07 0 31 59,9 LS dan 110 0 21 11,7 BT Ketinggian : 687 mdpl Bangunan yang dipergunakan sebagai TPS : sekolah dan tenda pleton Jumlah pengungsi : 1119 jiwa Jumlah pengungsi menurut umur : - Lansia : 439 jiwa - Balita 0-1 th : 14 jiwa - Balita 1-5 th : 294 jiwa - Anak2 : sekitar 150 jiwa - Ibu hamil : 12 jiwa - Untuk pemuda dan pria dewasa sebagian besar ke ladang tiap pagi Asal pengungsi : Desa Krinjing, desa tertinggi di kecamatan Dukun Agama : sebagian besar Islam Kondisi logistik : sementara sudah mencukupi untuk 1 hari kedepan. Dapur umum : ibu-ibu PKK di Desa Sewukan menjadi relawan untuk membantu para pengungsi berada di rumah penduduk (rumah Bu Kades). Kondisi kesehatan : beberapa relawan kesehatan mendirikan posko di rumah warga dan sementara masih dalam kondisi baik. Kondisi MCK : berada di parit, di sawah, di mana-mana kotoran. 4 toilet yang hanya berfungsi 3 buah dan kotor. Sering terjadi antrian. Banyak yang mandi dan membuang kotoran di sungai belakang sekolah. Kegiatan Belajar : ada beberapa guru yang secara sukarela mengajak anak-anak bermain di salah satu ruang TK di sekolah ini. Anak-anak masih butuh alat bermain dan belajar mengajar. Peribadatan : menggunakan masjid di sekitar pengungsian.

Pengamatan emosional : setiap sore ada traumatic healing dari relawan untuk anakanak. Belum ada tanda-tanda stress. Namun kondisi ini tentu saja berubah saat pengungsi mulai merindukan kehidupan sehari-hari seperti masa sebelum letusan. Anak-anak bermain, lansia hanya duduk-duduk, pemuda desa mengkoordinir pengungsian. Pria dewasa ke ladang tiap pagi seperti biasanya. Personel relawan : tiap hari datang dan pergi, ada relawan kesehatan yang stay terus di pengungsian (rolling-an dari Stikes Solo). Dokumentasi kondisi TPS Sewukan : Gbr. Kondisi Lokasi Tempat Pengungsian Sementara

Gbr. Kondisi MCK Gbr. Kondisi TPS untuk tidur Gbr. Posko kesehatan Gbr. Tempat pembuangan sampah III. Rencana Kegiatan Anomali yang terjadi pada erupsi Gunung Merapi mengakibatkan perkiraan erupsi Merapi sulit ditebak. PVBMG sebagai pusat informasi penentuan status Gunung Merapi menyebutkan bahwa selama 10 hari kedepan status Merapi berada pada level AWAS dan perubahan status Merapi kedepannya sulit ditebak. Dalam hal ini, rencana kegiatan Posko bantuan diasumsikan selama 10 hari kedepan terhitung dari tanggal 28 Oktober 2010. Rencana kegiatan Posko akan dibagi dalam 2 tahap, tahapan tersebut dideferensiasikan berdasarkan gejala yang terjadi di barak pengungsian TPS Sewukan. Gejala tersebut meliputi ketersedian logistik di barak pengungsian serta pemulihan pasca bencana Merapi. TAHAP I, Pendampingan di TPS Pendampingan di TPS meliputi beberapa aspek : 1. Foods Support, Foods Support ini merupakan monitoring dan supply logistik sebagai upaya menjamin ketersediaan kebutuhan logistik pengungsi di barak pengungsian. Monitoring ini dilaksanakan selama berada di TPS dengan supply logistik setiap harinya.

2. Health Monitoring Selama beberapa hari kedepan perubahan kesehatan dan paparan penyakit akan berubah pada periode tertentu di TPS, sedangkan kegiatan Health monitoring di TPS Sewukan masih sangat terbatas. Pendampingan di tempat pengungsian sekaligus memproyeksikan kebutuhan akan obat-obatan, sehingga apabila diperlukan obat-obatan tersebut dapat tersedia dan digunakan setiap saat bagi pengungsi. Health monitoring ini dilakukan selama pengungsi berada di TPS. Pada minggu-minggu awal dengan intensitas hujan debu yang masih tinggi kebutuhan obat-obatan untuk ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) perlu adanya ditambah dengan kondisi pengungsi di barak pengungsian yang relative dingin, kebutuhan minyak angin, balsem, dan suplemen mutlak diperlukan untuk menjaga kondisi pengungsi tetap fit dan sehat di tempat pengungsian. Pada minggu berikutnya gejala demam, pusing, diare, infeksi jamur, dsb akan muncul dikarenakan kondisi tempat pengungsian yang terbatas dengan MCK yang minim serta tingkat paparan terhadap udara dingin yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan Health monitoring tidak lepas dalam konsultasi dokter. 3. Education Support Bencana Gunung Merapi mengakibatkan kegiatan belajar mengajar terhenti sampai waktu yang tidak ditentukan. Banyaknya waktu luang di tempat pengungsian tidak serta merta menghambat anak-anak usia sekolah untuk tetap aktif belajar dan bermain melalui pendampingan belajar anak-anak sampai kurun waktu tertentu serta cara bermain yang aktif dan mendidik di tempat pengungsiaan. Memenuhi kebutuhan sarana pendidikan juga akan dilakukan berupa pembagian buku bacaan, buku tulis, buku pelajaran, serta alat-alat tulis sekolah. 4. Emotional Support Pengamatan kondisi psikologis masyarakat di tempat pengungsian membutuhkan perhatian yang cukup besar. Dampak trauma secara implisit maupun eksplisit tidak dapat diduga, pendampingan trauma terutama anak-anak dibutuhkan pada masa ini. Secara kontinyu, pendampingan dapat meningkatkan kualitas psikis dan motivasi belajar yang dibutuhkan bagi anak-anak (Observasi-wawancara-funplay,dongeng,dll). TAHAP II, Recovery Tempat Tinggal Korban Bencana. Tahap recovery dilakukan bilamana status AWAS dari merapi dicabut, lokasi berada di Desa. Rehabilitasi Desa Krinjing pada dasarnya sampai dengan tahapan masyarakat dapat

menempati rumah dan melakukan aktivitas dirumah dengan layak. Ruang lingkup tahap ini adalah pembersihan rumah tempat tinggal dari debu, abu dan pasir merapi sehingga tempat tinggal siap untuk ditempati dan dihuni. Selain pada recovery tempat tinggal, kebutuhan recovery yang lain adalah pada sarana publik. Aspek recovery dari sarana publik ini adalah juga pembersihan sarana publik (Rumah Peribadatan, Gedung Serbaguna, Sekolah, dan Sarana Kesehatan). 1. Kegiatan pertama yang akan dilakukan setelah status AWAS merapi dicabut adalah Rehabilitasi Tempat Tinggal kegiatan ini dilaksanakan oleh warga setempat bersama para relawan yang diestimasikan berjumlah 100 orang. Kegiatan ini akan dilakukan oleh warga bersama relawan selama 2 hari, untuk perlengkapan kegiatan ini dipersiapkan oleh para relawan, peralatan ini meliputi ( sapu lidi, sekop, cangkul, serokan sampah, keranjang sampah, lap/kain pel, ember, gayung, dll). 2. Kegiatan yang kedua adalah Rehabilitasi Sarana Publik, kegiatan ini dilakukan oleh warga bersama para relawan yang akan dilakukan selama 1 hari setelah kegiatan yang pertama diselesaikan. Untuk para relawan akan disediakan posko tersendiri, di posko ini akan disediakan peralatan dan logistik untuk menunjang kedua kegiatan ini. Tabel Timetable Rencana Kerja Tanggap Bencana Gunung Merapi 2010 Tahap Kegiatan Pendampingan Oktober November 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 I. 1.Life Support* 2.Education Support* 3.Emotional Support* 4.Health Monitoring* II. 1.Rehabilitasi Tempat Tinggal 2. Rehabilitasi Sarana Publik Ket : *Durasi dapat berubah menyesuaikan kondisi/status Gunung Merapi.

IV. Kebutuhan Terlampir PUSAT INFORMASI TANGGAP BENCANA MERAPI 2010 Sekretariat Posko Tanggap Bencana Jalan Grafika no. 2 Kampus Fakultas Teknik UGM Yogyakarta Koordinator Lapangan : Jendul (081392501788) Koordinator Posko : Aini (085228345596) Koordinator Informasi : Antok (085747537752) Bagi Saudara/i yang akan ikut berpartisipasi dalam tanggap Merapi dapat menyalurkan bantuannya ke : Ø No Rek Tujuan : Bank Mandiri a/n Rahmad Suyudi (0060005993484) Ø No Rek Tujuan : Bank BCA a/n Gunawan Wahyudi (0373003104) Ø No Rek Tujuan : Bank BNI a/n Dwi Sukma Pratiwi (0104601062) Konfirmasi transfer silakan menghubungi Sdr. Antok Hp 085747537752 081325325237 Telp 0274 3339953 Info status Merapi dan perkembangan posko dapat dilihat di Link : www.satubumi.net Untuk info status dan perkembangan merapi di Yogyakarta dan sekitarnya dapat dilihat di Link : www.merapi.combine.or.id Join twitter di http://twitter.com/jalinmerapi