BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan kepercayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (BPK RI, 2010). Tabel 1.1 Daftar Opini Audit BPK atas LKPD Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Good Governance Government adalah pemerintahan yang paling. diimpikan oleh seluruh masyarakat Indonesia, dimana pemerintahannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006, hal 17). Pemerintah harus mampu untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Susilawati & Dwi Seftihani (2014) mengungkapkan bahwa perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutukan, tidak saja untuk kebutuhan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN. yang baik atau yang biasa disebut sebagai good government governance di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD (Satuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan reformasi disegala bidang. Salah satu usaha memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan suatu pemerintahan yang bersih berwibawa atau dikenal dengan istilah Good Governance. Kewajiban pemerintah untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya dengan sendirinya dipenuhi dengan menyampaikan informasi yang relevan sehubungan dengan hasil dari program yang dilaksanakan kepada wakil rakyat dan juga kelompok masyarakat yang memang ingin menilai kinerja pemerintah. (Mei:2012) Sebagai salah satu bentuk pertanggungajwaban dalam bentuk penyelenggaraan pemerintahaan yang diatur dalam undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara dan undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikann laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuranukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat 1

2 memenuhi tujuannya. Kriteria dan unsur unsur pembentukan kualitas informasi yang menjadikan infromasi dalam laporan keuangan pemerintah memiliki nilai, terdapat pada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010) antara lain: Relevan, Andal, Dapat dibandingkan, dan Dapat dipahami. Badan Pemeriksa Keuangan menemukan empat permasalahan dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintahan Pusat (LKPP) Tahun 2014 yang menjadi pengecualian. Keempat masalah itu ialah pencatatan mutasi Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) senilai Rp 2,78 triliun yang tidak dapat dijelaskan, permasalahan utang kepada pihak ketiga di tiga kementerian dan lembaga sebesar Rp 1,21 triliun yang tidak dapat ditelusuri dan tidak didukung dokumen yang memadai, permasalahan pada transaksi dan atau saldo yang membentuk Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp 5,14 triliun sehingga penyajian catatan dan fisik SAL tersebut tidak akurat, dan belum adanya mekanisme pengelolaan dan pelaporan tuntutan hukum yang dimiliki pemerintah."empat permasalahan tersebut harus menjadi perhatian pemerintah untuk mengambil langkah-langkah perbaikan agar ke depan tidak menjadi temuan berulang.(www.cnnindonesia.com 2015 diukutip tanggal 7 September) selain itu menurut Sekda Kota Bandung Yossi Irianto Mengaku pada tahun 2012 nilai SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ) Kota Bandung hanya 48,88 dengan kategori CC Kemudian pada tahun 2014 menjadi 55,55 kategori CC.( www.menpan.go.id 2015 dikutip tanggal 12 September 2015)

3 Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,saldo anggaran lebih,arus kas,dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.secara spesifik, tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daaerah pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,kewajiban dan ekuitas pemerintah, menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,kewajiban, dan ekuitas pemerintah, menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi, menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya, menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya, menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitass pelaporan dalam mendanai aktivitasnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary report) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo, Neraca, Laporan

4 Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan perubahan ekuitas, Catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas pelaporan dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dimasa yang akan mendatang. Entitas pelaporan menyajikan informasi untuk membantu para pengguna dalam memperkirakan hasil operasi entitas dan pengelolaan aset, seperti halnya dalam pembuatan dan evaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi. (Siti & Aida:2012) Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good government governance) yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak diluar eksekutif, yaitu masyarakat dan DPR/DPRD. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif (pemerintah) untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan baik (Mardiasmo, 2009:189).

5 Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 menyatakan bahwa pengendalian intern meliputi berbagai kebijakan yaitu, terkait dengan catatan keuangan, memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, serta penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang memadai sehingga diperlukan adanya Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai.sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP) terkait dengan laporan keuangan merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, yang mana akan menghasilkan laporan keuangan yang mempunyai nilai informasi. (Armando :2013) Fenomena selanjutnya yaitu Kota Bandung merupakan salah satu ibu kota jawa barat yang memiliki potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu perekonomian di negara indonesia pengelolaan keuangannya masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.opini bpk yang diberikan atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) di kota Bandung. Daftar tabel 1.1 Opini BPK atas LKPD Kota Bandung 2009-2014 NOMOR TAHUN OPINI 1 2009 Disclaimer (Tidak memberikan pendapat) 2 2010 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

6 NOMOR TAHUN OPINI 3 2011 WDP (Wajar Dengan Pengecualian) 4 2012 WDP (Wajar Dengan Pengecualian) 5 2013 WDP (Wajar Dengan Pengecualian) 6 2014 WDP (Wajar Dengan Pengecualian) Sumber : www.bpk.go.id Dari data tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2009 Kota Bandung memperoleh opini tidak memberikan pendapat kemudian tahun 2010 memperoleh Wajar Dengan Pengecualian (WDP) kemudian tahun selanjutnya hingga 2014 tidak mengalami perubahan Kota Bandung hanya memperoleh Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung masih memiliki kekurangan untuk menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang baik karena belum dapat mencapai opini wajar tanpa pengecualian. Kemudian menurut inspektorat Kota Bandung yaitu Koswara memeparkan empat hal yang menjadi masalah bagi kota bandung sehingga menghambat kota bandung memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) empat masalah itu diantaranya yaitu aspek aset ( barang milik daerah), pengelolaan piutang daerah, persediaan dan hibah bansos.(news.detik.com 2014 dikutip tanggal 12 September 2015) Berdasarkan penjelasan latar belakang yang diuraikan diatas terkait dengan fenomena dan opini WDP Kota Bandung menunjukan efektifitas sistem pengendalian internal (SPI) pemerintah daerah tersebut belum optimal selain itu akuntabilitas juga

7 menjadi permasalahan kota bandung karena belum tercapainya akuntabilitas yang baik, maka topik tentang pengaruh sistem pengendalian internal pemerintah dan akuntabilitas terhadap kualitas laporan keuangan daerah yang diindikasikan bagaimana pentingnya penggunaan informasi keuangan daerah tersebut berdampak pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah serta membangun kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah yang mewajibkan penyajian laporan keuangan secara lengkap dan mudah diakses oleh publik, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji Pengaruh Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi Survey Pada 17 Dinas Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penulis, maka permasalahan yang dapat dikemukakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Apakah Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan dapat mempengaruhi kualitas suatu Laporan Keuangan Pemerintah Daaerah Kota Bandung 2. Apakah Akuntabilitas mempengaruhi kualitas laporan keuangan Kota Bandung

8 3. Apakah Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Akuntabilitas dapat berpengaruh kualitas laporan keuangan yang berada di Kota Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan juga informasi yang diperlukan untuk penelitian mengenai pengaruh hubungan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Akuntabilitas terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daaerah Kota Bandung. Sedangkan tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap suatu kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daaerah Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Akuntabilitas terhadap suatu kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daaerah Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Akuntabilitas yang dapat meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daaerah yang berada di Kota Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitin ini kegunaan yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Akademis

9 Sebagai sarana untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu studi yang telah diperoleh selama ini. 2. Kegunaan Operasional a. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran tentang bagaimana suatu Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dan Akuntabilitas dapat mempengaruhi kualitas dari sebuah laporan keuangan. b. Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan dapat menjadi suatu masukan bagi pemerintah daerah untuk bisa mengembangkan dan dapat membantu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang baik. c. Bagi Peneliti Lain, diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan menjadi referensi bermanfaat bagi peneliti lain sehingga dapat membantu peneliti lain dalam melakukan penelitian 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dalam melakukan penelitian ini maka penulis akan melakukan penelitian di 17 Dinas Kota Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015 sampai selesai.