Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

Yogyakarta, 15 September 2012

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari

PROSIDING Seminar Nasional Planocosmo

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

(FOSS) UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI MP3EI DI KORIDOR EKONOMI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

Powered by TCPDF (

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POLA PERJALANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN (Studi Kasus: Angkutan Perkotaan Yogyakarta)

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR ISI Studi Banding TKPK Kota Yogyakarta ke TKPK Kota Depok dan TKPK Kota Bogor... 34

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DAN DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

Potensi PERCEPATAN Pembangunan Rumah Vertikal di DIY Suparwoko, PhD UII

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Gubernur Yogya Lima Menit Jadi Sumber Makanan Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia

BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 616/KEP/2007 TENTANG

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 335 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang

PUTUSAN NOMOR 28/PHP.KOT-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 601 TAHUN 2007 TENTANG

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

BAB 5. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

Buku Putih Sanitasi 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN MASYARAKAT MELALUI PUSTAKA KELILING ADIL DI LEDOK TUKANGAN YOGYAKARTA. Skripsi

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

DATA MASJID SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN JARINGAN. CDMA X EVDO Rev.A

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB 5 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 HALAMAN PENGESAHAN... II PERNYATAAN... III ABSTRACT... IV INTISARI... V KATA PENGANTAR... VI DAFTAR ISI...

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Yogyakarta juga merupakan bagian dari variabel-variabel penunjang dari kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Upaya Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Yogyakarta

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 333 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 602/KEP/2007 TENTANG

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembobotan. Tabel 5.1 Persentase Pembobotan Tingkat Bahaya

DAFTAR SEKOLAH PENERIMA BOS TAHUN 2014 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN 1

( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 10 kelurahan secara random. Hasil pemilihan ke-10 kelurahan tersebut disajikan pada tabel berikut: Tabel 5. 1. Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta No Kel Terpilih Kecamatan Kluster Jumlah RT terpilih Jumlah Responden 1 Brontokusuman Mergangsan 2 Kricak Tegal rejo 4 8 3 8 40 40 3 Bumijo Jetis 4 Pringgokusuman Gedongtengen 5 Sorosutan Umbulharjo 6 Klitren Gondokusuman 7 Ngampilan Ngampilan 8 Mantrijeron Mantrijeron 9 Prenggan Kotagede 10 Kadipaten Kraton 3 8 40 3 8 40 3 8 40 2 8 40 2 8 40 2 8 40 2 8 40 1 8 40 Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut: 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah 197

2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan. 3. Kelurahan yang berada di sepanjang aliran sungai 4. Daerah terkena banjir (kelurahan yang memiliki genangan air). klastering wilayah Kota Yogyakarta menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada tabel dibawah ini, wilayah (kecamatan atau kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kota Yogyakarta. Tabel 5. 2. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko Katagori Kriteria Klaster Klaster 0 Wilayah kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko. Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Wilayah kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 Hasil dari klastering dengan menggunakan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP, maka diproleh hasil klastering pada tiap-tiap kelurahan di Kota Yogyakarta. 198

Jumlah [BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA] Tabel 5. 3. Hasil Klastering Kelurahan di Kota Yogyakarta No. Klaster Jumlah Nama Kelurahan 1 4 5 Tegalrejo, Terban, Pakuncen, Ngupasan, Brontokusuman, 2 3 18 Kricak, Karagwaru, Bener, Bumijo, Gowongan, Suryatmajan, Tegalpanggung, Pringgokusuman, Notoprajan, Purwokinanti, Wirobrajan, Patangpuluhan, Gedongkiwo, Panembahan, Keparakan, Wirogunan, Pandeyan, Sorosutan 3 2 17 Cokrodiningratan, Demangan, Klitren, Sosromenduran, Ngampilan, Gunungketur, Mantrijeron, Patehan, Prawirodirjan, Semaki, Muja-Muju, Tahunan, Warungboto, Giwangan, Rejowinangun, Prenggan 4 1 5 Baciro, Bausasran, Suryodiningratan, Kadipaten, Purbayan 5 0 0 Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 Hasil klastering wilayah kelurahan di Kota Yogyakarta yang terdiri atas 45 kelurahan menghasilkan distribusi sebegai berikut: 1) klaster 0 sebanyak 0 %. 2) klaster 1 sebanyak 11,1%, 3) klaster 2 sebanyak 37,8%, 4) klaster 3 sebanyak 40%, dan 5) dan klaster 4 sebanyak 11,1 %. Untuk lebih jelasnya distribusi kelurahan kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini: Persentase jumlah kelurahan per kluster 20 15 10 5 0 4 3 2 1 0' Series1 5 18 17 5 0 Gambar 5. 1. Grafik Distribusi Kelurahan Per Klaster untuk Penetapan Lokasi Studi EHRA 199

Tetapi setelah dilakukan survey EHRA, diketahui bahwa terjadi perubahan area beresiko sanitasi. Jika pada prediksi awal terdapat 4 kluster area beresiko sanitasi pada wilayah prioritas maka setelah survey EHRA hanya terdapat tiga (3) kluster area beresiko sanitasi yaitu area kurang beresiko, resiko sedang dan resiko sangat tinggi. Kelurahan Brontokusuman yang sebelumnya masuk dalam kluster area beresiko sangat tinggi, setelah dilakukan survey kelurahan ini masuk dalam kluster beresiko sedang. Berikut disajikan peta area beresiko sanitasi Kota Yogyakarta. Berikut disajikan uraian terkait dengan penyebab utama di wilayah yang memiliki area beresiko yang disajikan dalam tabel sebagai berikut dan gambar peta : Tabel Area Beresiko Kota Yogyakarta dan Penyebabnya No Area beresiko Wilayah prioritas Penyebab utama 1 Resiko sangat Klitren tinggi (4) Ngampilan Mantrijeron Prenggan - Pengelolaan sampah (pengangkutan sampah tidak memadai dan tidak tepat waktu, sampah tidak diolah) sehingga banyak sampah berserakan. - Pengelolaan air limbah (pencemaran karena pembuangan isi tanki septik, pencemaran karena SPAL). - Terjadinya genangan air saat musim penghujan. - Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) masih kurang. - Kejadian Diare - Sumber air tercemar 2 Resiko sedang (2) 3 Kurang beresiko (1) Bumijo Kricak Sorosutan Pringgokusuman Brontokusuman Kraton - Pengelolaan air limbah (pencemaran karena pembuangan isi tanki septik, pencemaran karena SPAL). - Terjadinya genangan air saat musim penghujan. - Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) masih kurang. - Sumber air tercemar - Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) masih kurang. - Pencemaran karena pembuangan isi septik Sumber : Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 200

Gambar 5. 2. Peta Area Berisiko Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012 201

5.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Pokja Sanitasi Kota Yogyakarta dalam melakukan analisis terhadap pengelolaan yang dilakukan sampai saat ini dengan menggunakan metode analisis SWOT karena dengan metode ini dapat menentukan cara yang paling baik, realistis dan dapat dilaksanakan serta menumbuhkan semangat kebersamaan dan menyatukan kepentingan-kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan. Agar dapat dianalisis dengan metode ini maka Pokja Sanitasi Kota Yogyakarta dalam melakukan setiap studi/kajian mengidentifikasikan: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. A. Posisi Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kota Yogyakarta Posisi pengelolaan Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan hasil analisis SWOT dari masing-masing SKPD terkait berada pada titik (x,y) = (1.7, 2.0), sehingga berada pada posisi pertumbuhan yang stabil. Posisi ini cukup aman karena berada hampir 45 derajat menuju pertumbuhan. Jika keberadaan posisi ini dapat dipertahankan maka kondisi ini akan cenderung stabil pada pertumbuhan yang konstan (kecuali ada perubahan kebijakan yang akan mempengaruhi kekuatan dan peluang). 202

BERTAHAN Mendukung (+) O Stabil PERTUMBUHAN { 1.7,2.0 } Cepat Lemah (-) W S (+) Kuat Berputar besar-besaran RASIONALIS Ceruk terpusat DIVERSIVIKASI T (-) tidak/kurang B. Posisi Pengelolaan Air Limbah Kota Yogyakarta Posisi pengelolaan air limbah di Kota Yogyakarta juga memiliki letak yang aman, yaitu berada pada titik (x,y) = (2.3, 2.1). Posisi pengelolaan air limbah Kota Yogyakarta berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan termasuk ke dalam pertumbuhan cepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. 203

BERTAHAN Mendukung (+) O Stabil PERTUMBUHAN Lemah Cepat { 2.3,2.1 } (-) W S (+) Kuat Berputar besar-besaran RASIONALIS Ceruk terpusat DIVERSIVIKASI T (-) tidak/kurang C. Posisi Pengelolaan Persampahan Kota Yogyakarta BERTAHAN Mendukung (+) O Stabil PERTUMBUHAN Lemah Cepat { 1.7,1.5 } (-) W S (+) Kuat Berputar besar-besaran RASIONALIS DIVERSIVIKASI Ceruk terpusat 204 KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA YOGYAKARTA TAHUN T 2012 (-) tidak/kurang

D. Posisi Pengelolaan Drainase Kota Yogyakarta BERTAHAN Mendukung (+) O Stabil PERTUMBUHAN Lemah Cepat { 1.4,1.6 } (-) W S (+) Kuat Berputar besar-besaran RASIONALIS Ceruk terpusat T (-) tidak/kurang DIVERSIVIKASI 205