MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH Irma Nurhidayah; Abu Syafik Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo email: irmanurhidayah@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Index Card Match dengan bantuan kartu Index Card Match dan alat peraga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII D MTs Ma arif NU Kemiri Purworejo pada materi pokok bangun datar segiempat. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian tindakan kelas VII D MTs Ma arif NU Kemiri yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes dan angket motivasi. Hasil evaluasi siklus I siswa yang mendapat nilai 70 ada 28 siswa dengan rerata 75,92 dengan ketuntasan klasikal mencapai 73,68%, pada evaluasi siklus II yang mendapat nilai 70 ada 33 siswa dengan rerata mencapai 80,52 dengan ketuntasan klasikal 86,84%. Hasil yang dicapai pada akhir siklus I ke siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I mencapai 71,3% dengan kriteria sedang dan pada siklus II mencapai 82,2% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Index Card Match. Kata kunci: Index Card Match, motivasi, hasil belajar PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri. Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan yang dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana. Peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik. Dalam peningkatan mutu pendidikan, perubahan dan perbaikan kurikulum sangat penting serta penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan guru. 23
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang idealnya harus melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain sekolah yang bermutu adalah sekolah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik), serta wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik atau lebih maju) (Mulyasa, 2003: 73). Matematika merupakan ilmu Universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan kemajuan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi, informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Belajar matematika sebenarnya suatu hal yang menyenangkan dan mengasyikkan tetapi hal ini ada kalanya akan terbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan, menjenukan bahkan membosankan bila ternyata yang menjadi tujuan pembelajaran tidak tercapai. Apabila terjadi fobia atau ketakutan terhadap mata pelajaran matematika akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Untuk itu perlu adanya penanganan antara lain dengan peningkatan motivasi belajar siswa.peningkatan motivasi belajar siswa sangat diperlukan mengingat bahwa prestasi belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Motivasi itu sendiri adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara khas.motivasi untuk belajar matematika biasanya rendah. Salah satu penyebabnya tidak ada gaya pendorong dalam diri atau faktor luar yang tidak pernah mendukung. Kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar, maka motivasi perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita dan dorongan dari luar dengan cara memberi hadiah, penghargaan, pujian dan lain-lain. Kesulitan atau kegagalan yang dialami siswa tidak hanya bersumber dari kemampuan siswa tetapi faktor dari luar diri siswa, salah satunya strategi pembelajaran yang 24
dipakai. Kesalahan dalam pemilihan strategi pembelajaran dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Saat ini banyak dari guru yang masih menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional, yaitu guru membacakan atau memberikan bahan yang telah disiapkannya sedangkan siswa mendengarkan, mencatat dengan teliti dan mencoba menyelesaikan soal-soal sebagaimana yang dicontohkan oleh guru. Oleh sebab itu, guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang mampu merangsang siswa untuk lebih aktif dalam belajar serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Dari strategi pembelajaran yang ada, strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu pembelajaran melalui Active Learning dengan strategi Index Card Match. Strategi ini dirancang untuk menciptakan ketertarikkan belajar siswa dengan strategi yang menyenangkan. Tujuan dari strategi pembelajaran Index Card Match adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus aktif, mendorong siswa berpikir kritis dan memunculkan berbagai macam pertanyaan yang kreatif sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang materi yang dipelajari, menggalang kerja sama dan kekompakan siswa dalam kelompok berpasangan, serta dapat mengembangkan kepemimpinan siswa dan mengembangkan kemampuan pola matematikanya dan dapat membantu siswa mengembangkan proses nalarnya. METODE PENELITIAN Pelaksanaan tindakan penelitian, yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan menyesuaikan jadwal pelajaran matematika dikelas VII D MTs Ma arif NU Kemiri, kegiatan didesain dengan Penelitian Tindakan Kelas secara kolaboratif dan partisipasif. Kolaboratif artinya peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran, Tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran matematika dengan pembelajaran Index Card Match (ICM) menggunakan kartu indek dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sebagai langkah demi tercapainya. Tahapan langkah disusun siklus I dan siklus II. 25
Presentase PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Dari hasil observasi/monitoring yang dilakukan guru terhadap pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti tentang motivasi siswa untuk kategori tinggi hingga sangat tinggi menunjukan kenaikan yang sangat signifikan yaitu pada siklus I diperoleh 73, 68% dengan kategori tinggi hingga pada siklus II 86,84% dengan kategori sangat tinggi. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Siklus I Siklus II Rata-rata 68.9 75.9 80.5 Ketuntasan Klasikal 63.15 73.68 86.84 Berdasrkan refleksi siswa menunjukan bahwa semua siswa menyatakan setuju dan senang terhadap pembelajaran matematika dalam materi bangun datar segiempat dengan mengunakan metode Index Card Match, karena mereka dapat mengungkapkan apresiasi siswa dengan menyampaikan didepan kelas dan menanggapi siswa lainya yang menyampaikan pembelajaran. Suasana pembelajaran menjadi lebih Fun And Enjoy. Sehingga membuat membuat mereka lebih nyaman dan tidak tegang dalam belajar. Hal ini menjadikan mereka lebih mudah memahami konsep-konsep yang ada, sehingga mereka semakin paham dan mengerti. Dari pengamatan guru selama proses pembelajar juga dapat terlihat bahwa siswa terfokus pada saat mencari pasangan kartu yang diperoleh. Hal ini menunjukan bahwa dengan pembelajaran menggunakan kartu ICM dapat lebih memotivasi belajar siswa. Sedangkan dilihat dari angket motivasi belajar siswa pada siklus I mulai termotivasi untuk belajar matematika dengan adanya motivasi yang sudah mencapai dengan 26
Presentase kategori sedang. Pada siklus II mengalami peningkatan, untuk motivasi siswa pada pembelajaran yang diberikan dengan adanya peningkatan motivasi yang mencapai kategori tinggi. Siswa merasa lebih senang dengan pembelajaran yang menggunakan metode Index Card Match. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan kartu ICM mampu meningkatkan motivasi siswa. Peningkatan motivasi siswa dapat terlihat pada gambar dibawah ini: 85 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa 80 75 70 65 Siklus I Siklus II SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil angket motivasi belajar matematika, ada peningkatan terhadap motivasi belajar siswa. Peningkatan presentase rata-rata motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika menunjukan hasil pada siklus I yaitu 71,3% dengan kriteria sedang menjadi 82,2% yang merupakan presentase rata-rata motivasi belajar pada siklus II dengan kriteria tinggi, Hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan model pembelajaran Index Card Match menggunakan kartu ICM. Kemampuan awal siswasebelum siklus I dengan presentase 63,15% dengan 24 jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menjadi 73,68% pada siklus I dengan kriteria sedang. Pada siklus II meningkat 13,16 % menjadi 86,84% dengan kriteria tinggi dengan 33 siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Pembelajaran matematika hendaknya dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran serta pendekatan yang menarik dan mudah di pahami siswa, seperti metode Index Card Match dengan kartu ICM sebagai alatnya, dapat meningkatkan 27
motivasi belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan melihat hasil pembelajaran dengan metode ICM, diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan pendekatan atau media pembelajaran lainnya. DAFTAR PUSTAKA Drs. Murdjiono dan Dr. Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum Pembelajaran. Jakarta : Remaja Rosdakarya. Mulyasa. E. 2003. Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Reseach, and Practice. Boston: Allyn and Bacon. Sardiman. 2012. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta :PT. Rajawali Pres. 28