HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP DR KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH PASIEN DENGAN JENIS STROKE DI RUANG RAWAT INTENSIF RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

KORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PASIEN LANSIA DENGAN ATRIAL FIBRILASI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

ANGKA KEMATIAN PASIEN GAGAL JANTUNG. KONGESTIF DI HCU DAN ICU RSUP dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN MAKAN OBAT PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR. M.

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

KARAKTERISTIK PENDERITA RETINOPATI HIPERTENSI YANG DATANG BEROBAT KE POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2012-MEI 2013.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK RSUD RAA SOEWONDO PATI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

SKRIPSI HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI DI POSYANDU LANSIA DESA TRIYAGAN MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA PASEIN POST-STROKE ISKEMIK AKUT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum MUHAMMAD RIEFKY PUTRA AGUSTI 22010110110098 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KTI HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Disusun oleh: MUHAMMAD RIEFKY PUTRA AGUSTI 22010110110098 Telah disetujui Semarang, 21 Juli 2014 Dosen Pembimbing DR. Dr.Lestariningsih, Sp.PD, K-GH, FINASIM 195500126198103200 Penguji Ketua Penguji DR. Dr.K. Heri Nugroho Hario Seno, Sp.PD, KEMD, FINASIM 196906032005011001 DR. Drs.Yuswo Supatmo, M.Kes 196704251993031001

HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Muhammad Riefky Putra Agusti *, Lestariningsih ** Latar Belakang : Tekanan darah diklasifikasikan menjadi tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2. Jumlah orang dengan hipertensi bertambah seiring dengan meningkatnya angka kejadian obesitas di Indonesia. Hipertensi pada obesitas erat kaitannya dengan tingginya risiko komplikasi pada berbagai organ target. Data mengenai hubungan hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi pada organ target di Indonesia belum banyak diketahui. Tujuan : Mengetahui hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi organ target di RSUP Dr.Kariadi Semarang periode 2010 2013. Metode : Merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. 87 pasien obesitas yang berobat di RSUP Dr. Kariadi periode 2010-2014 diambil dengan consecutive sampling, kemudian ditelusuri data pada catatan medik pasien. Analisis data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil : dari 87 sampel didapatkan data jenis kelamin perempuan (42 pasien) lebih banyak terdapat komplikasi organ target, dibandingkan dengan jenis kelamin lakilaki (35 pasien), pasien dengan usia 59,27 tahun banyak mengalami komplikasi organ target, dan komplikasi organ target banyak terdapat pada jantung, sebesar 62,1%. Tidak terdapat hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas dengan komplikasi di jantung (p = 0,172), otak (p = 0,234;), mata (p = 0,435;), ginjal (p = 0,310), dan pembuluh darah perifer ( p = 0,435). Simpulan : tidak terdapat hubungan antara derajat hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas dengan komplikasi pada jantung, otak, mata, ginjal, dan pembuluh darah perifer Kata kunci : hipertensi derajat 1 dan 2, komplikasi organ target, tekanan darah, obesitas * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Staf Bagian/ SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang

THE RELATIONSHIP BETWEEN HYPERTENSION STAGE 1 AND 2 IN OBESITY WITH COMPLICATION IN TARGET ORGANS IN THE RSUP DR.KARIADI SEMARANG PERIOD 2010-2013 Muhammad Riefky Putra Agusti *, Lestariningsih ** ABSTRACT Background: Blood pressure is classified into normal blood pressure, prehypertension, hypertension-degree 1 and hypertension- degree 2. Number of people with hypertension increased with the increasing obesity population. Uncontrolled hypertension in the obesity is closely related to the high risk of complication in a variety of target organs. There is no data regarding the relationship between the hypertension stage 1 and 2 in the obesity with complication in target organs in Indonesia. Objective: To determine the relationship between the hypertension stage 1 and 2 in obesity patients with complication in target organs in the RSUP Dr.Kariadi Semarang period 2010-2013 Methods: A descriptive cross sectional analytic study. 87 obese people who seek treatment at Dr. Kariadi period 2010-2014 were taken by consecutive, then traced data on patient medical records. Data analysis was conducted in stages include univariate and bivariate analysis using Chi-square test. Results: from 87 patients medical record data, woman(42 patients) target organ damage occur more often then man(35 patients),patients aged 57 years old undergone many target organ damage,and target organ damage occur most in heart. There is no relationship between hyipertension stage 1 and 2 in obesity patients with complication in heart (p=0,172), brain(p=0,234), eye (p=0,435), kidney (p=0,310), and peripheral vascular (p=0,435) Conclusion: There is no relationship between complication in the brain, eye, heart, kidney and peripheral vascular with the hypertension stage 1 and stage 2. Keywords: hypertension stage 1 and 2, target organ complications, blood pressure,obesity * Undergraduate student of Faculty of Medicine Diponegoro University ** Department of Internal Medicine Faculty of Medicine Diponegoro University/ Dr. Kariadi Hospital Semarang

PENDAHULUAN Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang diatas normal. Joint National Committee ( JNC ) 7 tahun 2003 mengklasifikasikan tekanan darah manusia menjadi tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2. Hipertensi menimbulkan masalah seperti adanya kecenderungan peningkatan prevalensi hipertensi, manajemen hipertensi yang belum optimal, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas, menurut WHO dan The International Society of Hypertension ( ISH ), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya, 7 dari 10 penderita tidak mendapatkan manajemen hipertensi secara adekuat. 1 Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Berbagai penelitian telah membuktikan berbagai faktor resiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang terkontrol seperti pola konsumsi makanan yang mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. 2 Studi berkesinambungan dari Monitoring Trends and Determinants of Cardiovascular Disease ( MONICA ) Jakarta melaporkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi pada populasi Indonesia dari 16,9 % (tahun 1993) menjadi 17,9% (tahun 2000). 3 Study epidemologi skala besar di beberapa negara menemukan hubungan antara obesitas dengan hipertensi yang mulai muncul pada usia 8-11 tahun. Berdasarkan Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III), resiko hipertensi meningkat pada pria maupun wanita overweight dan juga yang mengalami obesitas. Diantara 1 juta partisipan pada Community Hypertension Evaluation, frekuensi hipertensi pada orang overweight usia 20-39 tahun meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan partisipan yang mempunyai berat badan ideal. 4

Apabila hipertensi tidak terkontrol, akan menyebabkan komplikasi pada organ target, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal serta kebutaan. Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Tekanan darah yang tinggi pada obesitas erat kaitannya dengan tingginya risiko bagi timbulnya berbagai komplikasi akibat hipertensi. 1 Mengingat tingginya angka kejadian beberapa komplikasi penyakit yang terjadi dikarenakan oleh hipertensi yang merupakan suatu keadaan yang dapat dipicu oleh obesitas, diantaranya adalah stroke, congestive heart failure, dan serangan jantung. peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas dengan komplikasi organ terget yang terjadi pada para pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.Kariadi Semarang periode 2010-2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dan dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang. Penelitian ini menggunakan subyek penelitian pasien obesitas dengan hipertensi derajat 1 atau derajat 2. Penelitian ini memiliki subyek sebanyak 87 pasien obesitas dengan hipertensi derajat 1 atau derajat 2. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa pengambilan data dari rekam medic di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan data yaitu dengan cara mencari nomor rekam medic pasien obesitas dengan hipertensi dengan memasukan kode diagnosis untuk obesitas berdasarkan ICD-10 dengan kode E.66.0 E.66.9, kemudian dipilih subyek dengan metode consecutive sampling, yaitu dengan melihat kriteria inklusi, sebanyak 87 pasien. Data yang bersifat kategorikal dan ordinal, ditampilkan dalam bentuk gambar presentase atau table. Data numeric yang diperoleh, seperti usia kemudian dilihat distribusi datanya, normal atau tidak, dengan uji Kolmogorov-smirnov,dan

dilihat homogenitas data digunakan lavene test Bila data yang didapat memiliki sebaran data normal dan homogen, uji yang digunakan adalah uji indepent t test sedangkan uji alternatifnya adalah uji korelasi mann whitney. Dikatakan sebaran data normal bila p > 0,05 dan data tidak normal bila p 0,05. Dan untuk menganalisa hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi organ target, uji yang digunakan adalah chi square sedangkan uji alternatifnya adalah fischer exact test. Dikatakan memiliki hubungan apabila p < 0,05. HASIL Hasil dari data 87 pasien didapatkan sebagai berikut. Gambar 1. Tabulasi Data Jenis Kelamin Pada penelitian ini responden yang laki laki yang memiliki komplikasi organ target adalah sebanyak 35 orang, sedangkan responden perempuan adalah sebanyak 42 orang.

Tabel 1. Tabulasi Data Usia K. OT Mean SD p Ya 59,27 12,395 Tidak 58,30 14,064 0,973 Keterangan : Independent t test Berdasarkan tabel diatas, rerata usia responden yang memiliki komplikasi organ target akibat hipertensi adalah yang berusia 59,27 tahun, lebih tua disbanding dengan yang tidak yaitu pada usia 58,30 tahun Gambar 2. Distribusi Karakteristik Tekanan Darah Responden obesitas dengan hipertensi yang berobat di RSUP Dr. Kariadi sebagian besar memiliki hipertensi derajat 2 dengan tekanan darah sistolik 160 mmhg atau tekanan darah diastolik 100 mmhg, yaitu sebanyak 64 orang (73,5%).

Tabel 2. Distribusi Komplikasi Organ Target pada Obesitas dengan Hipertensi Komplikasi Organ Target Ada Tidak Ada Jumlah N % n % N % Komplikasi Hipertensi ke Jantung 54 62,1 33 37,9 87 100 Komplikasi Hipertensi ke Otak 19 21 68 79 87 100 Komplikasi Hipertensi ke Mata 9 10,3 78 89,7 87 100 Komplikasi Hipertensi ke Ginjal 22 25,2 65 74,8 87 100 Komplikasi Hipertensi ke Pembuluh Darah Perifer 9 10,3 78 89,7 87 100 Berdasarkan data pada tabel diatas, didapatkan kejadian komplikasi organ target karena hipertensi pada obesitas terbanyak pada jantung yang memiliki presentase sebesar 62,1% bila dibandingkan dengan yang tidak memiliki komplikasi ke jantung sebesar 37,9%. besarnya komplikasi pada mata dan pembuluh darah perifer memiliki angka yang sama yaitu sebesar 10,3%, komplikasi pada otak sebesar 21%, dan komplikasi pada ginjal adalah sebesar 25,2%. Tabel 3. Hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi jantung Hipertensi K. Jantung Grade I Grade II Total N % N % n % P Ya 17 73,9 37 57,8 37 62,1 0,172 Tidak 6 26,1 27 42,2 33 37,9 Keterangan : Pearson Chi Square Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 54 pasien memiliki komplikasi ke jantung akibat hipertensi, sebanyak 17 pasien memiliki hipertensi derajat 1, dan 37 pasien memiliki hipertensi derajat 2. Analisis data tidak ada hubungan hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ke jantung(p=0,172).

Tabel 4. Hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi otak Hipertensi K. Otak Grade I Grade II Total N % N % N % P Ya 3 13 16 25 19 21,8 0,234 Tidak 20 87 48 75 68 78,2 Keterangan : Fisher Exact Test Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 54 pasien memiliki komplikasi ke jantung akibat hipertensi, sebanyak 17 pasien memiliki hipertensi derajat 1, dan 37 pasien memiliki hipertensi derajat 2. Analisis data tidak ada hubungan hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ke jantung(p=0,172). Tabel 5. Hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi mata Hipertensi K. Mata Grade I Grade II Total N % N % n % P Ya 1 4,3 8 12,5 9 10,3 0,435 Tidak 22 95,7 56 87,5 78 89,7 Keterangan : Fisher Exact Test Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 9 pasien yang memiliki komplikasi ke mata, sebanyak 1 pasien menderita hipertensi derajat 1, dan 8 pasien menderita hipertensi derajat 2. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan porporsi pada komplikasi di mata dengan hipertensi derajat 1 dan 2.

Tabel 6. Hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ginjal Hipertensi K. Ginjal Grade I Grade II Total N % N % N % P Ya 4 17,4 18 28,1 22 25,3 0,310 Tidak 19 82,6 46 71,9 65 74,7 Keterangan : Pearson Chi Square Berdasarkan tabel diatas diketahui ada sebanyak 22 pasien yang memiliki komplikasi ke Ginjal karena hipertensi, sebanyak 4 pasien memiliki hipertensi derajat 1 dan 18 pasien memiliki hipertensi derajat 2. Berdasarkan analisa data tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ke ginjal(p=0,310). Tabel 7. Hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ke PDP Hipertensi K. PDP Grade I Grade II Total n % N % N % P Ya 1 4,3 8 12,5 9 12,5 0,435 Tidak 22 95,7 56 87,5 78 89,7 Keterangan : Fisher Exact Test Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 9 pasien yang memiliki komplikasi ke Pembuluh Darah Perifer, sebanyak 1 pasien menderita hipertensi derajat 1, dan 8 pasien menderita hipertensi derajat 2. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ke pembuluh darah perifer(p=0,435). PEMBAHASAN Pada penelitian ini, analisis karakteristik subyek terhadap komplikasi organ target yang telah dilakukan berdasarkan skala variable masing-masing, pada

umumnya menunjukan data yang tidak bermakna, Distribusi usia, diketahui tidak memeiliki perbedaan komplikasi organ target akibat hipertensi pada obesitas Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan komplikasi pada jantung(p=0,172), otak(p=0,234). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu. Setiap pasien menjalani pemeriksaan fisik untuk mencari gambaran gagal jantung maupun hipertrofi ventrikel kiri (LVH).Untuk menilai kontrol tekanan darah selama penelitian, rata-rata dari enam nilai tekanan darah berturut-turut di hitung (SBP dan DBP terpisah).pasien dengan nilai rata-rata BP <140/90 mmhg diklasifikasikan sebagai BP terkontrol, sementara BP 140/90 mmhg diklasifikasikan sebagai BP tidak terkontrol. Hipertrofi ventrikel kiri adalah kerusakan organ target yang umum. Diketahui bahwa kerusakan organ target akibat hipertensi sebanyak 31% menyebabkan Left Ventricular Hypertrophy (LVH), 10,8% menyebabkan gagal jantung, 8,9% menyebabkan kerusakan serebrovaskular yang salah satunya adalah stroke, namun hasil penelitian tidak signifikan (p = 0,053 dan OR = 9,35). Tekanan darah yang menyebabkan kerusakan organ target tersebut adalah tekanan darah yang terkontrol dengan baik ( 140/90 mmhg) dibandingkan tekanan darah yang tidak terkontrol ( 140/90 mmhg) 5. Hasil analisis data pada komplikasi mata didapatkan tidak adanya perbedaan proporsi komplikasi mata dengan hipertensi derajat 1 dan 2 (p=0,435). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ning Cheung and Tien Y. Wong. Komplikasi pada mata pada pasien hipertensi obesitas, ada hubungan antara factor obesitas dengan risiko terjadinya retinopathy, termasuk renal hemorrhages, mikroaneurisma, dan cotton-wool spots. Pathogenesis terjadinya komplikasi organ target pada obesitas merupakan hal yang kompleks, ada beberapa teori yang muncul yaitu astress oxidative, tingginya plasma leptin yang menyebabkan hipertensi bertambah berat dengan mengaktivasi sistem persarafan simpatis. 6 Hasil analisis data pada komplikasi di ginjal didapatkan tidak adanya perbedaan proporsi komplikasi ginjal dengan hipertensi derajat 1 dan 2 (p=0,310). Hasil ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh De Jong, bahwa pada

seseorang yang mengalami obesitas dengan hipertensi, obesitas menyebabkan glomerulosklerosis, hilangnya fungsi renal secara progresif, yang akan berlanjut menyebabkan perubahan tekanan darah. Mikroalbuminuria merupakan salah satu marker yang mudah untuk mendeteksi adanya kerusakan renal pada obesitas. 7 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara hipertensi derajat 1 dan 2 terhadap komplikasi ke pembuluh darah perifer (p=0,435). Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa hipertensi erat kaitannya dengan atherosclerosis,dimana hipertensi dapat menyebabkan stress mekanis pada pembuluh darah dan memicu terbentuknya plak hasil agregasi platelet, sehingga risiko terjadinya penyakit pembuluh darah perifer akan semakin meningkat seiring meningkatnya derajat hipertensi. 35 Perbedaan dengan penelitian ini adalah karena adanya faktor risiko seperti obesitas yang juga berperan dalam pembentukan plak pada pembuluh darah perifer. 8 Beberapa keterbatasan yang dialami peneliti, diantaranya adalah : 1) Kemungkinan kesalahan dalam mencatat diagnosis. 2) Data rekam medik yang kurang atau tidak lengkap. 3) Keterbatasan waktu yang digunakan untuk penelitian karena lamanya proses pembuatan surat ijin untuk melakukan penelitian. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi di jantung(p=0,712). 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi di otak(p=0,234). 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi di mata(p=0,435).

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi di ginjal(p=0,310). 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas terhadap komplikasi di pembuluh darah perifer(p=0,435) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan perlunya diadakan penelitian sejenis dengan variable bebas, variable terikat dan tempat penelitian yang sama, namun jumlah sampel penelitian yang lebih besar, waktu yang lebih lama, serta eliminasi factor perancu dan rancangan penelitian yang lebih baik, sehingga agar didapatkan hubungan yang lebih signifikan antara hipertensi derajat 1 dan 2 pada obesitas dengan komplikasi organ target UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada DR.Dr.Lestariningsih Sp,PD, K-GH, FINASIM sebagai dosen pebimbing, pegawai di bagian instalasi rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang, serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Rahajeng E, Tuminah, Sulistyowati. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Jakarta; Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta; 2009. 2. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2001;519-20. 3. Lilyasari O. Hipertensi Dengan Obesitas : Adakah Peran Endotelin 1? Jakarta : Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Pusat Jantung Nasional, Harapan Kita: Jurnal Kardiologi Indonesia; 2007. 4. Falaschetti E, Hingorani AD, Jones A, Charakida M, Finer N, Whincup P, et al. Adiposity and cardiovascular risk factors in a large contemporary population of prepubertal children. Eur Heart J, 2010; 31:3063-72.

5. Ayodele OE, Alebiosu CO, Salako BL, Awodein OG, Adigun AD. Target organ damage and associated clinical conditions among Nigerians with treated hypertension. Cardiovascular Journal Of South Africa. 2005;16(2):89-93. 6. Cheung Ning, Tien Y.Wong. Obesity and Eye Diseases.US National Library of Medicine National Institutes of Health.2009 7. De jong, Verhave JC, Pinto-sietsma SJ, Hillege,Obesity and target organ damage:the kidney. International journal of obesity. 2002 8. Hollander W. Role of hypertension in atherosclerosis and cardiovasular disease. US National Library of Medicine National Institutes of Health. 1976;36(6):786-800.