TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan semakin ketat dan pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia sudah menunjukkan kecenderungan yang

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II BAHAN RUJUKAN. memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB V PENUTUP. dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Transkripsi:

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Debbie Christine Email: debbie.christine@widyatama.ac.id debbie.dr75@yahoo.com Lusiana Hendriani Universitas Widyatama ABSTRAK Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang berlokasi di Jl. Asia Afrika No. 63 Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui prosedur penyusunan, pelaksanaan pengendalian dan realisasi anggaran biaya administrasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang menggambarkan, menjelaskan apa yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta-fakta atau kejadian pada perusahaan tersebut untuk kemudian dapat dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penyusunan anggaran biaya administrasi ini telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh PT PLN pusat, dimana proses penyusunannya menggunakan Metode Bottom Up. Penulis menyimpulkan bahwa anggaran biaya administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah terkoordinir dengan baik dimana anggaran biaya administrasi ini dapat berperan sebagai alat pengawasan dan pengendalian bagi perusahaan. Kata kunci: anggaran biaya administrasi 1. LATAR BELAKANG Anggaran terdiri dari beberapa macam jenis salah satunya adalah anggaran biaya administrasi yang merupakan bagian terpenting dalam kegiatan operasioanl perusahaan, dimana anggaran biaya administrasi ini akan menangani masalah-masalah administrasi perusahaan secara umum yang sangat berkaitan erat dengan pembiayaan perusahaan secara keseluruhan, baik dari pemimpin perusahaan sampai dengan staf yang paling bawah. Dalam rangka pencapaian efektivitas dan efisiensi PT PLN (Persero) Distribusi Jabar dan Banten penting untuk disusunnya suatu anggaran guna mencapai tingkat pencapaian hasil program dengan target yang diharapkan. Dengan anggaran biaya administrasi ini biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan dapat lebih terkendali sehingga dapat dengan mudah bagi perusahaan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan biaya yang terjadi. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten memiliki administrasi yang cukup banyak dan kompleks dimana dibagi menjadi tiga bagian, pertama yaitu biaya administrasi niaga yang berhubungan dengan aktivitas pelayanan kepada masyarakat, yang kedua yaitu biaya administrasi dan umum yang berhubungan dengan aktivitas utama pada perusahaan, dan yang ketiga yaitu biaya administrasi dan umum lainnya yang tidak termasuk ke dalam kedua biaya tersebut tetapi masih berhubungan dengan kegiatan perusahaan yang jarang sekali terjadi. Pembagian biaya administrasi tersebut bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam penyusunan anggaran kas bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk penulisan penelitian dengan judul Tinjauan atas Penyusunan dan Realisasi Anggaran Biaya Administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran Menurut M. Nafirin (2004:12) menyatakan pengertian anggaran adalah sebagai berikut: Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya 148

dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Menurut Charles T. Horngren, Srikant M. Datar dan George Foster (2003:176) mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagi berikut : A budget is the quantitave expression of a proposed plan of action by management for a specified period and an aid to coordinating what needs to be done to implement the plan. Dari pengertian dia atas dapat diartikan bahwa anggaran adalah ekspresi kuantitatif dari rencana tindakan yang diusulkan oleh manajemen untuk jangka waktu tertentu dan merupakan bantuan untuk koordinasi yang perlu dilakukan guna melaksanakan suatu rencana. Tujuan penyusunan anggaran menurut Ellen Christina, dkk (2001:4) adalah sebagai berikut: 1. Untuk menyatakan harapan/ sasaran perubahan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai oleh manajemen 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan 4. Untuk mengkoordinasikan cara/ metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya 5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran memiliki tujuan yang kompleks yang sangat bermanfaat bagi para pengguna anggaran, diantaranya adalah dapat memberikan batasan antara jumlah dana yang dicari dan digunakan, sehingga kita dapat melihat dengan jelas laba yang diperoleh dari hasil aktivitas perusahaan. Karakteristik anggaran menurut Mulyadi (2001:490) diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan 2. Anggaran umumnya mecakup jangka waktu setahun 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran 4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari pihak penyusun anggaran 5. Sekali disetujui anggaran hanya dapat diubah dibawah koordinasi tertentu 6. Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Dari beberapa karakteristik anggaran tersebut di atas, maka dapat dikatakan anggaran akan baik apabila mengikuti karakteristik yang ada. Oleh karena itu, hendaknya para manajemen perusahaan hendaknya mempelajari dan menelaah lebih dalam tentang karakteristik anggaran yang baik agar lebih mudah menentukan penganggaran yang efektif dan efisien terutama dalam penyusunan anggaran bagi perusahaannya. Menurut Ellen Christina, dkk (2001:19) kelemahan anggaran adalah sebagai berikut: 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda dari yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data informasi yang diperoleh akurat. 3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (human relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran 4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap/ tidak cukup. Jadi, bagaimanapun anggaran dianggap sempurna, anggaran tetap merupakan suatu perencanaan yang berdasar pada estimasi yang diperoleh melalui pengalaman dan peramalan serta penggunaan sebelumnya. Selain itu anggaran tidak bisa dilaksanakan secara otomatis karena perlunya peran serta tingkat manajemen dalam pemahaman dan pelaksanaannya. Prosedur penyusunan anggaran menurut M. Narifin (2004:8) adalah sebagai berikut: 149

1. Tahap penentuan pedoman perencanaan (anggaran) Anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan datang hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai, dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran. 2. Tahap persiapan anggaran Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu menyusun forecast penjualan (taksiran/ ramalan penjualan). Setelah itu kemudian manajer pemasaran bekerja sama dengan paar manajer untuk menyusun anggaran lainnya. 3. Tahap penentuan anggaran Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi (direktur) untuk : a. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran b. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran 4. Tahap pelaksanaan anggaran Tahap ini adalah tahap dimana anggaran dilaksanakan, untuk kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan kepada direksi. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:83) mengemukakan bahwa cara penyusunan anggaran dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Otoriter atau Top Down Budget disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya b. Demokrasi atau Bottom Up Budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan c. Campuran atau Top Down dan Bottom Up Budget disusun dengan memulainya dari atasan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan. 2.2. Biaya Menurut Mulyadi (2005:8-10), menjelaskan tentang pengertian biaya dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas biaya dapat diartikan sebagai berikut: Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi biaya tersebut, terkandung empat unsur pokok diantaranya: 1. biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. diukur dalam satuan uang 3. yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai berikut: Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2002:20) pengertian biaya adalah: Cost as an exchange price, a forgoing a sacrifice made to secure benefit. Dari pengertian di atas dapat biaya dapat didefinisikan sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh suatu manfaat. Menurut M. Munandar (2007:171) mengemukakan pengertian dari anggaran biaya administrasi adalah: Budget biaya administrasi (administration expenses budget) ialah budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terinci tentang biaya administrasi yang ditanggung perusahaan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang. Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2004:67) mengemukakan pengertian dari anggaran biaya administrasi ialah: Anggaran biaya administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan di luar kegiatan pabrik. Dari beberapa teori dan uraian di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa anggaran biaya administrasi adalah budget yang direncanakan secaar terperinci dan sistematis tentang biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu untuk kegiatan yang menunjang usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan. Menurut M. Munandar 92007:172) mengemukakan bahwa kegunaan anggaran biaya administrasi dibagi menjadi dua yaitu: 1. Secara umum, budget biaya administrasi mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja dan sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja. 2. Secara khusus, budget biaya administrasi mempunyai beberapa kegunaan penting, antara 150

lain sebagai dasar untuk menyusun budget kas, karena sebagian dari biaya administrasi memerlukan pembayaran atau pengeluaran kas. Agar suatu anggaran berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya harus cukup akurat sehingga hasilnya nanti tidak jauh berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran. 3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang menggambarkan dan menjelaskan apa yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta-fakta atau kejadian pada perusahaan tersebut untuk kemudian dapat dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Library Research Studi kepustakaan yaitu studi yang mempelajari literatur yang berkaitan erat dengan masalah yang ada, sehingga dapat digunakan sebagi pedoman dalam pembahasan masalah perusahaan denga data yang diperoleh dari: Uraian Data primer Yaitu data yang didapat langsung dari objek kerja praktik. Data tersebut didapat dengan cara memantau langsung terhadap kegiatankegiatan perusahaan yang berhubungan dengan kerja praktik Data sekunder Yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku, majalah, koran dan media seperti internet yang relevan dengan masalah yang diteliti dan dapat digunkan sebagai dasar penunjang dalam menganalisa masalah-masalah yang berkaitan dengan kerja praktik. 2. Field Research Studi lapangan yaitu dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan dengan maksud untuk mengumpulkan data yang sebenarnya dari perusahaan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: Observation Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian Interview Dengan melakukan tanya-jawab langsung dengan pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 4. ANALISIS PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam menyusun realisasi anggaran biaya administrasinya disusun dengan memperbandingkan rencana anggaran tahun berjalan denga realisasinya yang dapat diuraikan seperti di bawah ini: Tabel 1 Rincian Realisasi Biaya Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2009 (dalam Ribuan Rupiah) Rencana Tahun 2009 Realisasi Tahun 2009 Selisih +/ (-) % Biaya Administrasi Biaya Administrasi Niaga 162.030.245 168.834.222 (24.803.977) 15,31 Pengelolaan Pelanggan 4.408.729 2.309.515 2.099.214 47,61 Baca Meter 68.256.409 71.591.545 (3.335.136) 4,89 Cetak Rekening 10.237 4.155 6.082 59,41 Blanko Rekening (Bill Form) 4.906 2.587 2.319 47,27 Biaya Penagihan (Collection Fee) 44.165.531 49.855.035 (5.689.504) 12.88 Pemutusan dan Penyambungan Kembali 29.104.716 39.483.336 (10.378.620) 35,66 Biaya Penerbitan Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) 14.042.706 22.465.809 (8.423.103) 59,98 Biaya Penyisihan Piutang 0 5.828 (5.828) - Biaya Pemasaran 2.037.010 1.116.412 920.598 45,19 Biaya Administrasi dan Umum 222.287.823 230.888.859 (8.601.036) 3,87 Honorarium 112.649.365 120.489.300 (7.839.935) 6,96 Pemakaian Perkakas dan Peralatan 5.175.311 2.667.625 2.507.686 48,45 Asuransi 63.509 70.287 (6.778) 10.67 Perjalanan Dinas: 1. Perjalanan Dinas Pendidikan 1.398.278 959.114 439.164 31,41 2. Perjalanan Dinas Lainnya 14.612.014 12.302.484 2.309.557 15,81 3. Perjalanan Dinas Mutasi Jabatan 3.739.183 2.853.277 885.906 23,69 151

Teknologi Informasi 650.430 2.898.833 (2.248.403) 354,68 Listrik, Gas dan Air 1.391.573 1.517.899 (126.326) 9,08 Pos dan Telekomunikasi 11.208.033 14.577.922 (3.369.889) 30,07 Biaya Bank 610.099 358.867 251.232 41,18 Bahan Makanan dan Konsumsi 20.811.906 14.881.328 5.930.578 28,50 Sewa Gedung/Tanah 14.582.946 19.472.477 (4.889.531) 33,53 Sewa Mesin Fotocopy dan Kelengkapannya 1.195.770 1.215.771 (20.001) 1,67 Alat dan Keperluan Kantor 16.975.256 18.690.258 (1.715.002) 10,10 Barang Cetakan 8.255.607 7.885.879 369.728 4,48 Pajak/ Retribusi 2.966.366 5.068.408 (2.102.042) 70,86 Iuran, Abodemen dan Iklan 3.686.261 3.180.489 505.772 13,72 Penertiban 242.871 254.930 (12.059) 4,97 Biaya Keamanan 2.068.795 1.540.959 527.836 25,51 Biaya Amortisasi 1.944 2.262 (318) 16,36 Biaya Penyisihan Material 2,28 490 1,79 78,51 Biaya Administrasi & Umum Lain-lain 13.337.713 10.221.862 3.115.851 23,36 Jumlah Biaya Administrasi 397.655.780 427.944.943 (30.289.163) 7,62 Sumber : Data Diolah dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Ringkasan laporan realisasi anggaran biaya administrasi untuk tahun anggaran 2009 pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi tiga subbagian adalah sebagai berikut: Tabel 2 Laporan Realisasi Anggaran Administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2009 (dalam Ribuan Rupiah) Unit Biaya Administrasi Biaya Administrasi Biaya Administrasi Jumlah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Niaga dan Umum Umum dan Lain-lain Rp 186.834.222 Rp 230.888.859 Rp 10.221.862 Rp 427.944.943 Sumber : Data Diolah dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Alokasi anggaran 2009 : Rp 397.655.780 Jumlah realisasi anggaran : Rp 427.944.943 Selisih : (Rp 30.289.163) Persentase : 7,62% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah dana yang dianggarkan/ yang dialokasikan untuk kegiatan administrasi perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp 397.655.780 dan terealisasi sebesar Rp 427.944.943 (107,62%). Jumlah realisasi biaya administrasi ini terbagi untuk beberapa bagian yaitu: biaya administrasi niaga sebesar Rp 186.834.222, biaya administrasi dan umum sebesar Rp 230.888.859, dan untuk biaya administrasi & umum lain-lain sebesar Rp 10.221.862. Dari hasil realisasi tersebut terlihat bahwa perusahaan mengalami defisit sebesar Rp 30.289.163 (7,62%). Hal ini disebabkan karena perusahaan terlalu banyak mengeluarkan biaya sehingga melebihi yang dianggarkan oleh perusahaan. Uraian Tabel 3 Rincian Realisasi Biaya Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2010 (dalam Ribuan Rupiah) Rencana Tahun 2009 Realisasi Tahun 2009 Selisih +/ (-) % Biaya Administrasi Biaya Administrasi Niaga 189.422.982 135.910.010 53.512.972 28,25 Pengelolaan Pelanggan 1.925.420 3.130.837 (1.205.417) 62,61 Baca Meter 71.155.967 69.516.425 1.639.542 2,30 Cetak Rekening 0 10.300 (10.300) - Blanko Rekening (Bill Form) Biaya Penagihan (Collection Fee) 0 0 0-48.159.624 14.640.327 33.519.297 69,60 152

Pemutusan dan 46.237.876 25.627.890 20.609.989 44,57 Penyambungan Kembali Biaya Penerbitan 21.380.993 21.424.407 (43.414) 0,20 Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Biaya Penyisihan Piutang 0 2.199 (2.199) - Biaya Pemasaran 563.103 1.557.625 (994.522) 176,61 Biaya Administrasi dan 202.078.195 212.559.790 (10.481.595) 5,19 Umum Honorarium 61.023.247 81.779.099 (20.755.852) 34,01 Pemakaian Perkakas dan 2.975.088 3.302.607 (327.519) 11,01 Peralatan Asuransi 31.056 32.025 (969) 3,12 Perjalanan Dinas: 1. Perjalanan Dinas 1.786.658 1.541.107 245.551 13,74 Pendidikan 2. Perjalanan Dinas 18.985.710 17.598.670 1.387.040 7,31 Lainnya 3. Perjalanan Dinas Mutasi 3.952.281 2.599.360 1.352.921 34,23 Jabatan Teknologi Informasi 3.530.333 3.824.825 (294.492) 8,34 Listrik, Gas dan Air 23.400.338 2.111.580 21.288.758 90,98 Pos dan Telekomunikasi 16.087.163 14.793.864 1.293.299 8,04 Biaya Bank 263.455 717.085 (453.630) 172,18 Bahan Makanan dan 12.162.161 16.860.282 (4.698.121) 38,63 Konsumsi Sewa Gedung/Tanah 22.868.850 26.533.595 (3.664.745) 16,03 Sewa Mesin Fotocopy dan 182.641 766.915 (584.274) 319,90 Kelengkapannya Alat dan Keperluan Kantor 18.936.022 19.427.382 (491.360) 2,59 Barang Cetakan 7.505.960 8.710.043 (1.204.083) 16,04 Pajak/ Retribusi 3.054.439 7.035.760 (3.981.321) 130,35 Iuran, Abodemen dan Iklan 3.210.811 3,243.423 (32.612) 1,02 Penertiban 383.023 317.992 65.031 16,98 Biaya Keamanan 1.738.958 1.362.981 375.977 21,62 Biaya Amortisasi 0 465 (465) - Biaya Penyisihan Material 0 730 (730) - Biaya Administrasi & 9.130.838 12.952.574 (3.821.736) 41,86 Umum Lain-lain Jumlah Biaya Administrasi 400.632.015 361.422.374 (39.209.641) 9,79 Sumber : Data Diolah dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Ringkasan laporan realisasi anggaran biaya administrasi untuk tahun anggaran 2010 pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi tiga subbagian adalah sebagai berikut: Tabel 4 Laporan Realisasi Anggaran Administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2010 (dalam Ribuan Rupiah) Unit Biaya Administrasi Biaya Administrasi Biaya Administrasi Jumlah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Niaga dan Umum Umum dan Lain-lain Rp 135.910.010 Rp 212.559.790 Rp 12.952.574 Rp 361.422.374 Sumber : Data Diolah dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Alokasi anggaran 2010 : Rp 400.632.015 Jumlah realisasi anggaran : Rp 361.422.374 Selisih : Rp 39.209.641 Persentase : 9,79% 153

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah dana yang dianggarkan/ yang dialokasikan untuk kegiatan administrasi perusahaan pada tahun 2010 sebesar Rp 400.632.015 dan terealisasi sebesar Rp 361.422.374 (90,21%). Jumlah realisasi biaya administrasi ini terbagi untuk beberapa bagian yaitu: biaya administrasi niaga sebesar Rp 135.910.010, biaya administrasi dan umum sebesar Rp 212.559.790, dan untuk biaya administrasi & umum lain-lain sebesar Rp 12.952.574. Dari hasil realisasi tersebut terlihat bahwa perusahaan mengalami surplus sebesar Rp 39.209.641 (9,79%). Hal ini disebabkan karena perusahaan telah meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berdasarkan dari hasil tahun sebelumnya. Berdasarkan data dan rincian biaya administrasi tersebut sesuai dengan kriteria anggaran perusahaan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, maka pelaksanaan realisasi anggaran dilaporkan oleh bagian anggaran kepada para direksi selaku penanggung jawab anggaran dengan menggunakan laporan pertanggungjawaban per tahun dan per bulan, sehingga dari hasil laporan tersebut dapat dibahas dan dievaluasi untuk perencanaan di masa mendatang berdasarkan perencanaan sebelumnya. 5. SIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat menyimpulkan : 1. Prosedur penyusunan anggaran biaya administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten ini telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh PT PLN pusat. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten membagi biaya administrasinya menjadi tiga bagian yaitu biaya administrasi niaga, biaya administrasi umum dan yang terakhir biaya administrasi dan umum lain-lain, dengan proses penyusunannya menggunakan Metode Bottom Up 2. Pengendalian anggaran yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah dengan menggunakan kartu rencana kerja anggaran dan pengklasifikasian biaya menggunakan kode rekening 3. Realisasi anggaran biaya administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten untuk tahun 2009 mengalami defisit, sehingga untuk tahun 2010 perusahaan meminimalisir biaya-biaya yang tidak perlu digunakan dalam kegiatan administrasinya. Tahun 2010 biaya administrasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten lebih sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, yaitu tidak melebihi dari rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang diperoleh dari perusahaan maka penulis menyarankan sebaiknya pihak perusahaan dapat mengantisipasi defisit yang masih terjadi di tahun 2009 khususnya dalam menangani biaya administrasi dan umum yang masih sulit dikendalikan oleh perusahaan agar pengeluarannya dapat lebih diefisienkan lagi dengan meminimalisir biaya-biaya yang tidak perlu untuk dikeluarkan. Perusahaan pun hendaknya meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar setiap bagian yang terkait dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam menentukan besarnya biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan terutama dalam menangani biaya administrasi dan umum sehingga dalam penentuan perencanaan dapat lebih spesifik antara biaya yang dianggarkan dan realisasinya. 5. DAFTAR PUSTAKA Bastian Bustami, Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya: Melalui Pendekatan Manajerial, Edisi Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media. Carter, William K., Milton F. Usry, 2002, Cost Accounting, 13 th Edition, By Dame a Division of Thompson Learning. Darsono Prawiranegoro, 2010, Penganggaran Perusahaan, Jakarta: Salemba Empat. Ellen Christina, Fuad M. Sugiarto, Edy Sukarno, 2001, Anggaran Perusahaan: Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2004, Anggaran Perusahaan, Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. M. Munandar, 2007, Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, Edisi Kedua: Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. M. Nafirin, 2004, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. 154

Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Mursyidi, 2008, Akuntansi Biaya: Convensional Costing, Just In Time dan Activity Based Costing, Jakarta: PT Refika Aditama. Sofyan Syafri Harahap, 2001, Budgeting, Cetakan Kedua, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada. Tendi Haruman, Sri Rahayu, 2007, Penyusunan Anggaran Perusahaan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. 155