BAB I PENDAHULUAN. Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

Motivasi Perilaku Aktif Mahasiswa dalam Memanfaatkan Waktu Luang. (Studi Pada Mahasiswa Prodi Olahraga SPs UPI Bandung Angkatan 2007) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peradaban manusia semakin pesat, pola kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aktivitas atau kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB I PENDAHULUAN. menuansakan pada pengalaman dan kebiasaan berolahraga siswa. Namun

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

2014 PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tahapan yang tepat dapat meningkatkan fungsi organ tubuh ke arah yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LANDASAN PSIKOLOGIS BK. Diana Septi Purnama

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga adalah unit terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga juga

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

B A B I P E N D A H U L U A N

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

2016 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

2015 DERAJAT KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA KOMUNITAS PELESTARI PERMAINAN TRADISIONAL HONG KOTA BANDUNG

Modul 1. Overview Materi Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS OLAHRAGA FUTSAL DI KOTA BEKASI. Zulkarnaen,S.Pd., M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ini dapat diperoleh dengan memiliki sumber daya manusia. Perusahaan harus menyadari bahwa manusia pada dasarnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten Bandung. Stadion ini terletak di Desa Kopo dan Cibodas Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung dan dibangun ketika Bupati Kabupaten Bandung dipimpin oleh Obar Sobarna. Stadion ini mulai dibangun pada bulan Januari 2003 dan selesai pada bulan April 2005 dimana Pembangunan stadion ini sepenuhnya dibiayai dari APBD Kabupaten Bandung yang menghabiskan dana hampir Rp. 67,5 miliar (http://id.wikipedia.org/wiki/stadion_si_jalak_harupat). Stadion Si-Jalak Harupat merupakan salah satu lokasi yang nyaman dan aman untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga. Hal ini ditunjang dengan fasilitas stadion yang sudah memadai, seperti jalan di luar stadion telah beraspal, dan lokasi berolahraga jauh dari keramaian lalu lintas atau jalan raya, area parkir yang luas. Selain itu masih banyak lahan kosong di area stadion yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan olahraga oleh setiap kalangan masyarakat yang datang ke stadion ini. Sehingga dari mulai diresmikan hingga sekarang semakin banyak dari kalangan masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat. Masyarakat yang berperan aktif melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat berasal dari berbagai macam kalangan, mulai dari anak anak, remaja, dewasa, dan bahkan para manula atau lanjut usia. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama ini, penulis mengamati bahwa hampir 70 % pelaku olahraga di stadion Si-Jalak Harupat ini adalah para remaja dan sisanya anak anak dan lansia. Fakta ini menunjukan bahwa betapa tingginya peran serta para remaja yang berperan

2 aktif melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat bila dibandingkan dengan kelompok yang lainnya. Tentunya peran serta para remaja dalam melakukan berbagai macam kegiatan olahraga tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor faktor ini bisa datang dari dalam diri remaja itu sendiri maupun datang dari luar dirinya. Faktor faktor yang mendorong baik dari dalam maupun luar disebut motif. Motif itu sendiri diartikan sebagai sumber penggerak maupun pendorong perilaku individu dalam melakukan aktifitas atau berbagai kegiatannya sehari-hari, karena dengan adanya motif seseorang dapat merencanakan dan menyusun sasaran yang jelas bagi aktifitasnya. Lebih lanjut Setyobroto (1993:23) menjelaskan sebagai berikut: Motif adalah sumber penggerak dan pendorong yang bersifat dinamik, dapat dipengaruhi, merupakan determinan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan tertentu untuk mendapatkan kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, baik disadari atau tidak disadari, dan ada hubungannya dengan aspek kognitif, konaktif dan afektif. Penjelasan Setyobroto tersebut memberikan makna bahwa dalam setiap diri individu itu ada sumber penggerak atau pendorong terhadap tujuan tertentu yang disebut motif. Selain itu juga motif merupakan determinan atau yang menentukan sikap seseorang terhadap sesuatu obyek sehingga ia mendapatkan kepuasan atau menghindari dari berbagai hal yang tidak disenangi. Menurut Adiseshiah dan Parry (1977) yang dikutip Setyobroto(`1993:22) motif atau drive adalah keadaan komplek dalam organime manusia yang mengarahkan tingkahlaku pada suatu tujuan dan insentif. Jadi motif itu diartikan sebagai suatu kondisi (kekuatan/dorongan) yang menggerakan organisme (individu) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan dari tingkat tertentu, atau dengan kata lain motif itu yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku.

3 Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa motif mempengaruhi para remaja dalam melakukan berbagai macam kegiatan, terutama dalam melakukan kegiatan olahraga. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motif. Dengan demikian terdapat perbedaan motif antara remaja satu dengan remaja lain dalam melakukan sebuah aktivitas sesuai dengan tujuan yang ingin diperoleh. Motivasi berolahraga bervariasi antara individu satu dengan yang lainnya karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan umurnya, minat, pekerjaan, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Menurut Setyobroto (1993:27), motivasi berolahraga bagi anak-anak, remaja, dan para orang tua yang tidak mempersiapkan diri untuk pertandingan, antara lain: (1). Untuk dapat bersenang-senang dan mendapatkan kegembiraan. (2). Untuk melepaskan ketegangan psikis. (3). Untuk mendapatkan pengalaman esthetis. (4). Untuk berhubungan dengan orang lain. (5). Untuk kepentingan kebanggaan kelompok. (6). Untuk memelihara kesehatan badan. (7). Untuk keperluan kebutuhan praktis. Motivasi itu sendiri menurut Syamsuddin (2001:37) adalah suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi ini timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik) dan datang dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi ini merupakan dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berprilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4 Olahraga merupakan kegiatan yang terbuka bagi semua orang, sehingga olahraga banyak digemari oleh anak-anak, remaja dan para orang tua karena memiliki daya tarik untuk mengembangkan berbagai kemampuan, memberikan pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan jasmani. Kegiatan olahraga yang dilakukan secara terencana, teratur, dan terarah dapat membantu memperlancar proses penyesuaian diri dalam kelompok, mengembangkan sifat sosial yang diharapkan seperti kejujuran, sportivitas, dan kepribadian yang dikehendaki masyarakat. Selain itu ada nilai-nilai yang terkandung di dalam Olahraga diantaranya yaitu : Belajar bagaimana berteman dan hidup dengan orang lain, belajar untuk bertanggung jawab, belajar mengikuti petunjuk, berani terus terang, mengembangkan kepercayaan diri, mengembangkan sikap yang baik, mengembangkan kerjasama, belajar peraturanperaturan permainan, mendapat kesenangan, dan belajar hidup sehat. Berdasarkan penjelasan di atas, tingkat partisipasi dalam berolahraga akan membawa dampak yang baik bagi keadaan jasmani maupun keadaan jiwa para remaja. Dari perspektif jasmaniah, olahraga akan berpengaruh kepada peningkatan koordinasi gerak, badan jadi sehat dan terhindar dari penyakit hypokinetik, obesitas, penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan pada sisi jiwa, olahraga akan berdampak kepada pengendalian emosi dan kepribadian sehingga tidak mudah cemas dan depresi. Berdasarkan penjelasan di atas, jelas begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari olahraga, akan tetapi belum banyak para remaja yang memahami betapa pentingnya olahraga bagi perkembangan jasmani maupun jiwanya. Bermacam cara agar para remaja dapat memahami dan menyenangi olahraga serta mau melakukan olahraga. Salah satunya yaitu dengan memotivasi para remaja bahwa olahraga itu dapat mendatangkan kesenangan dan kepuasan, mendapatkan teman-teman baru, memberikan pegalaman, belajar hidup sehat. Apabila motivasi berolahraga telah

5 tumbuh dalam setiap diri para remaja, niscaya kesehatan para remaja akan tercapai. Sehingga ini akan berdampak baik kepada pembangunan dan jati diri remaja sebagai cikal bakal penerus bangsa. Kegiatan olahraga diharapkan dilakukan secara teratur, terkendali, dan terarah, yaitu harus terprogram, sesuai dengan kemampuan organ fungsional tubuh dan mempunyai tujuan yang diharapkan dari kegiatan olahraga tersebut, dengan begitu manfaat olahraga akan jelas terlihat bagi setiap individu yang melakukannya. Apabila kesadaran masyarakat terutama remaja untuk berolahraga meningkat maka tidak menutup kemungkinan kesehatan masyarakat tersebut akan meningkat pula. Sehingga dengan tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi remaja itu sendiri maupun bagi pembangunan bangsa. Dengan begitu negara tidak disibukan oleh keadaan kesehatan masyarakatnya yang rendah sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit. Olahraga bukan hanya dapat membuat seseorang jadi sehat saja, tetapi olahraga bisa menuntut setiap individu untuk lebih aktif dan produktif dalam pemenuhan kehidupannya sehari-hari. Banyak bukti mengungkapkan bahwa anak aktif berolahraga akan tumbuh lebih sehat dan kuat dibandingkan dengan anak yang berdiam diri (Human Health, sept. 2005). Sehingga individu yang aktif bergerak akan lebih mampu melakukan tugas geraknya sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Berkaitan dengan masalah motivasi remaja untuk berolahraga, pada tahap awal perlu dipelajari gambaran tingkat motivasi pada tingkat mikro. Misalnya, mengungkap kecenderungan motif remaja pada suatu kota tertentu. Oleh karena itu penulis tertarik mengadakan suatu penelitian dengan judul Motif Remaja Soreang Dalam Melakukan Kegiatan Olahraga di Stadion Si-Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah motif dasar yang dominan melatarbelakangi remaja Soreang melakukan kegiatan olahraga disekitar stadion Si-Jalak Harupat soreang Kab. Bandung? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui motif dasar yang dominan melatarbelakangi remaja Soreang melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat Soreang Kab. Bandung. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi masyarakat, khususnya para remaja dan pihak-piahak lain yang merasa berkepentingan dalam bidang ini. Adapun manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut: 1. Penulis dapat lebih memahami dan mengetahui secara detail pentingnya olahraga bagi kesehatan dengan menjaga kebugaran jasmani lewat olahraga. 2. Penulis dapat memahami motif para remaja Soreang melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat Soreang Kab. Bandung.

7 3. Sumbangan keilmuan dan informasi yang berarti, terutama mengenai motif remaja Soreang dalam melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat Soreang Kab. Bandung bagi mahasiswa FPOK UPI. 4. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pembaca agar lebih memperhatikan kesehatannya melalui kegiatan olahraga. E. Pembatasan Penelitian 1. Penelitian ini mengenai motif remaja Soreang dalam melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat Soreang Kab. Bandung. 2. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah motif remaja Soreang dalam melakukan kegiatan olahraga di stadion Si-Jalak Harupat Soreang Kab.Bandung. 3. Populasi dan sampel penelitian adalah remaja yang mendatangi stadion Si- Jalak Harupat Soreang Kab.Bandung yang berumur 13-20 tahun yang belum menikah dan bertempat tinggal di daerah soreang dan sekitarnya, jumlah populasinya adalah 350 0rang. 4. Lokasi penelitian adalah di stadion Jalak Harupat Soreang Kab.Bandung. F. Penjelasan Istilah 1. Olahraga menurut Giriwijoyo (1991:57) adalah segala permasalahan mengenai faktor manusia secara langsung maupun tidak lansung yang akan mnempengaruhi kualitas sehatnya.

8 2. Motivasi menurut Syamsuddin (2001:37) adalah suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. 3. Masa Remaja menurut Harold Alberty (1957:86) yang dikutip Syamsuddin (2001:130) adalah: Suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datang masa awal dewasanya. 4. Motif menurut Setyobroto (1993:62) adalah Motif adalah sumber penggerak dan pendorong yang bersifat dinamik, dapat dipengaruhi, merupakan determinan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan tertentu untuk mendapatkan kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, baik disadari atau tidak disadari, dan ada hubungannya dengan aspek kognitif, konaktif dan afektif. G. Anggapan Dasar Dalam suatu penelitian, anggapan dasar diperlukan sebagai tumpuan dari masalah yang dihadapi. Menurut Surakhmad (1990) yang dikutip Arikunto (2006:65) bahwa anggapan dasar adalah asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi, postulat ini menjadi titik pangkal,dimana tidak lagi menjadi keraguan penyelidik. Lebih lanjut Arikunto (2006:68) menjelaskan anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh sipeneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Dalam penelitian ini anggapan dasar yang penulis ajukan adalah sebagai berikut : Setiap manusia atau individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan individu lainnya dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan tertentu. Perbedaan

9 tingkat kebutuhan membuat individu tersebut berusaha semaksimal mungkin agar setiap pemenuhan kebutuhannya dapat tercapai. Hal ini berkaitan erat dengan motifmotif yang melatarbelakanginya. Mengenai hal ini Setyobroto (1989:60) menjelaskan, Manusia bersikap dan berbuat bukan sekedar reaksi terhadap rangsangan yang datang dari sekitar, karena pada diri tiap-tiap manusia ada sesuatu yang menggerakan dan mendorong individu yang bersangkutan untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. Dalam setiap aktivitasnya, seorang individu akan dihadapkan pada suatu kejenuhan atau stress atas pekerjaan dan tugasnya. Untuk mengurangi serta menghindari rasa jenuh dan stress yang berlebihan, sebagian masyarakat melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan memberikan kepuasan seperti aktivitas rekreasi, berolahraga, dan jalan-jalan. Motif yang melatarbelakangi remaja dalam melakukan aktivitas olahraga berbeda-beda, perbedaan ini berkaitan dengan kebutuhan manusia yang berbeda-beda pula. Mengenai kebutuhan dasar manusia oleh Maslow yang dikutip Setyobroto (1993:24) dijelaskan bahwa, Motif-motif pokok manusia terdiri atas; lima kebutuhan pokok yaitu 1) kebutuhan fisiologis, 2) kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan ketergantungan dan cinta kasih, 4) kebutuhan akan rasa harga diri, dan 5) kebutuhan aktualisasi diri. Berkaitan dengan permasalahan penelitian mengenai motif yang melatarbelakangi para remaja dalam melakukan aktivitas olahraga di-stadion Si-Jalak Harupat Soreang, maka dapat dinyatakan bahwa motif yang melatarbelakangi mereka melakukan aktivitas olahraga adalah kebutuhan akan derajat kesehatan yang lebih baik, pengembangan jasmani secara proporsional, prestasi yang maksimal, rekreasi atau pemanfaatan waktu luang, sosialisasi dan aktualisasi diri.