PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DENGAN METODE HYPNOTEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Beni Junedi 1, Sari Lestari 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

BAB III METODE PENELITIAN

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MEDIA LAGU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SISWA KELAS 5 SD NEGERI 5 KOTA BENGKULU

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

The Influence Of Quantum Learning Model Toward Learning Outcome On Human Respiration Systemin Sma Kemala Bhayangkari 2 Rantauparapat, Labuhanbatu

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DISKUSI DAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS IX SMPN 23 PADANG

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 2 No 3, Juli 2015

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Questions Student Have (QSH) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP N 20 Padang

Oleh. Rengga Suci Anita Putri * ), Rina Febriana** )

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE LEARNING START WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN IPA SD

matematika. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya 157

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 BAMBANGLIPURO

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

Pengaruh Metode Brainstroming Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pembelajaran Wujud Zat Di Kelas VII MTs

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

1), 2)

Nofa & Rahmi p-issn: ; e-issn: Mutiara Nofa Nst 1 dan Rahmi 2. Padang, Sumatera Barat, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAN MODEL KOTA JAMBI

Transkripsi:

OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 2, No. 2. April 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA Helma Mustika 1, Lindra Buana 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan Matemtatika STKIP Insan Madani Airmolek helmamustika@gmail.com 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Insan Madani, Airmolek lindrabuans3@gmail.com Abstract. The purpose of this research is to knows the ability problem solving mathematics students class VIII Junior High School 3 Lirik. Kind of research is Quasi-Experiment with design Randomizel Subjects Posttes Only Control Group Design. The technique removal sample is use Surfeited Sampling. Techniques analysis data s use normality test, homogeneity test and t-test. Based on result of the hypothesis testing is tarithmetic = 2,081> ttable = 1,997 with level signifikat 0.05. It mean that is H0 reject and Ha accept, this thing means the ability problem solving mathematics students with learning assembling model learning Probing Prompting better than the ability problem solving mathematics students which subject to conventional learning. Keywords: Probing Prompting, Ability Problem Solving Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Lirik. Jenis penelitian adalah Quasi-Eksperimen dengan desain Randomizel Subjects Posttes Only Control Group Design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik analisis data yang digunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 2.081 > ttabel = 1.997 dengan taraf signifikat 0,05. Artinya H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Probing Prompting lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Probing Prompting, Kemampuan Pemecahan Masalah PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Suparlan, 2014:30). Untuk mencapai tujuan pendidikan maka siswa harus diarahkan dengan proses pembelajaran yang menyenangkan. Terutama dalam proses pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang diperoleh. Matematika sendiri ilmu yang bersifat mendasar, yang tidak dapat dipisahkan dengan 30

Helma Mustika, Lindra Buana Penerapan Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Kemampuan. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia. Kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah. Banyak ahli yeng mengatakan bahwa sangat penting belajar pemecahan masalah dalam matematika, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi-strategi pemecahan masalah yang umumnya dipelajari dalam pelajaran matematika, dalam hal-hal tertentu, dapat ditransfer dan diaplikasikan dalam situasi pemecahan masalah yang lain. Penyelesaian masalah secara matematis dapat membantu para siswa meningkatkan daya analitis mereka dan dapat menolong mereka dalam menerapkan daya tersebut pada bermacam-macam situasi (Widjajanti, 209:404). Kemampuan pemecahan masalah dalam matematika perlu diajarkan sejak dini agar generasi penerus dapat berkompetensi dalam persaingan global. Hal ini guru sangat berperan penting dalam mengajarkan kemampuan pemecahan masalah kepada siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan taraf berfikir yang berbeda, guru perlu keahlian dalam memilih model pembelajaran yang tepat agar siswa menguasai pelajaran dan memenuhi target kurikulum. Untuk itu guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan diri baik pada saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berbagai model pembelajaran dapat digunakan untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Dalam dunia sekolah biasanya guru-guru sudah terbiasa dengan Pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dimana guru berpera penting didalamnya, sedangkan siswa cukup mendengar apa yang disampaikan guru. Akibatnya proses pembelajaran siswa tidak terlihat, siswa hanya terbiasa diam dan hanya mendengar. Siswa juga malas berpikir dalam belajar sehingga siswa tidak mampu memecahkan masalah terhadap suatu persoalan yang diajukan. Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah: Apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Probing Prompting lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik?. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Probing Prompting lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik. Model pembelajaran Probing Prompting merupakan pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntut dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dan dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan (Huda, 2014:281). Model pembelajaran Probing Prompting sangat cocok untuk kemampuan pemecahan masalah matematika siswa karena pada model pembelajaran Probing Prompting ini siswa dituntut untuk aktif dalam berfikir dalam proses pembelajaran dan juga siswa harus mengetahui sistematis penyelesaian dari soal yang diberikan oleh guru. 31

Vol. 2, No. 2, April 2017 Adapun langkah-langkah pembelajaran Probing Prompting dijabarkan melalui tujuh tahap teknik Probing yang kemudian dikembangkan dengan prompting sebagai berikut (Huda, 2014:282): 1) Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan memperhatikan gambar, rumus, atau situasi lainnya yang mengandung permasalahan. 2) Menunggu beberapa saat untuk memberikan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya. 3) Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus atau indikator kepada seluruh siswa. 4) Menunggu beberapa saat untuk memberikan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya. 5) Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan. 6) Jika jawabannya tepat, guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun, jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawaban, dalam hal ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesain jawaban. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berfikir pada tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada langkah ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing prompting. 7) Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran probing prompting lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk Quasi-Experimental. Jenis penelitian ini digunakan karena tidak memungkinkan untuk mengontrol keseluruhan variabel yang ada dalam penelitian. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran probing prompting dan kelompok kontrol dengan menerapkan pembelajaran secara konvensional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Subjects Posttes Only Control Group Design, digambarkan sebagai berikut (Darmadi, 2013:221): Table 1. Rancangan Penelitian Grup Variabel Postes (R) Eksperi Terikat X Y2 (R) Kontrol men - Y2 Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran probing prompting. 32

Helma Mustika, Lindra Buana Penerapan Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Kemampuan. Y2 : Postes untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Rancangan ini diterapkan pada situasi belajar yang berbeda yakni dengan pembelajaran probing prompting pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013:173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa secara keseluruhan 66 siswa. Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Arikunto, 2013:173). Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Karena populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah sebanyak 65 siswa dan ini berarti subyeknya kurang dari 100, maka peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh (teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel) (Sugiyono, 2011:85). Keputusan ini berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Arikunto bahwa, Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 %, atau 20-25% atau lebih (Suyono, 2013:63). Dari kedua kelas tersebut peneliti melakukan pengundian dalam rangka menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan pengundian, maka yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas VIII2 dan siswa kelas VIII1 sebagai kelas kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Lirik pada kelas VIII, dengan kelas VIII1 berjumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VIII2 berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen. Jadi peserta yang mengikuti tes akhir berjumlah 66 orang siswa. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kemudian kedua kelas diberi posttest untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah. Hasil posttest ini dijadikan data untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Sebelum hipotesis dilakuan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas ini dengan menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada kelas sampel dengan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas N L0 Ltabel Keterangan Eksperimen 33 0,086 0,157 Nornal Kontrol 33 0,123 33

Vol. 2, No. 2, April 2017 2. Uji Homogenitas Selain data berasal dari sampel berdistribusi normal, harus diperhatikan juga apakah kedua sampel homogen atau tidak. Maka dilakukan uji homogenitas dengan α = 0,05 dengan dk = 65. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Homogenitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas N Varians Fhitung Ftabel Keterangan Eksperimen 33 73,985 1,225 2,03 Homogen Kontrol 33 60,731 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dikenai model Probing Prompting lebih baik daripada hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikenai model konvensional pada materi luas dan volume prisma dan limas di kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas N Rerata S S 2 thitung ttabel Eksperimen 33 85,879 8,601 73,985 2,081 1,997 Kontrol 33 79,939 7,770 62,731 Dari Tabel 4. di atas diperoleh hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 2,081 dengan dk = (33 +33 1) = 65 dan taraf nyata 5% maka diperoleh ttabel = 1,997. Karena thitung berada pada daerah penolakan H0, artinya rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol atau hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dikenai model probing prompting lebih baik daripada hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensionalpada materi luas dan volume prisma dan limas di kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik. Pembahasan Secara umum hasil yang diperoleh melalui penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Probing Prompting dapat memberi pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini didasarkan pada perbedaan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata- rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol. Tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di laksanakan hari Selasa pada tanggal 03 Mei 2016. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah kedua kelas dapat dilihat pada tabel berikut. 34

Helma Mustika, Lindra Buana Penerapan Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Kemampuan. Tabel 5. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Benar Perbutir Soal Kelas N Nomor Soal ke- 1 2 3 4 5 Eksperimen 33 26 19 22 14 10 Kontrol 33 24 15 22 13 7 Dari Tabel 5. terlihat pada soal nomor satu dari 33 siswa, jumlah siswa kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar atau mencapai semua indikator yaitu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan melakukan pengecekan kembali adalah sebanyak 26 siswa. Sedangkan kelas kontrol dari 33 siswa, jumlah siswa yang menjawab soal tes nomor satu dengan benar sebanyak 24 siswa. Pada soal nomor dua kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar sebanyak 19 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 15 siswa. Pada soal nomor tiga kelas eksperimen dan kelas kontrol menjawab soal dengan benar sebanyak 22 siswa. Pada soal nomor empat kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar sebanyak 14 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 13 siswa. Dan Pada soal nomor lima kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar sebanyak 10 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 10 siswa. Sedangkan grafik hasil tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat berikut ini. Gambar 1. Grafik Diagram Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Dari Gambar Grafik 1. terlihat pada soal nomor satu dari 33 siswa, jumlah siswa kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar atau mencapai semua indikator yaitu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan melakukan pengecekan kembali adalah sebanyak 26 siswa. Sedangkan kelas kontrol dari 33 siswa, jumlah siswa yang menjawab soal tes nomor satu dengan benar sebanyak 24 siswa. Pada soal nomor dua kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar sebanyak 19 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 15 siswa. Pada soal nomor tiga kelas eksperimen dan kelas kontrol menjawab soal dengan benar sebanyak 35

Vol. 2, No. 2, April 2017 22 siswa. Pada soal nomor empat kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar sebanyak 14 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 13 siswa. Dan Pada soal nomor lima kelas eksperimen menjawab soal tes dengan benar sebanyak 10 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 10 siswa. Berdasarkan perhitungan statistik tes kemampuan pemecahan masalah di dapat nilai Rata-rata (X ), Standar Deviasi (S), dan Varians (S 2 ) untuk masingmasing kelas sampel seperti pada tabel berikut. Tabel 6. Perbandingan Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Jumlah Siswa Rata-Rata Standar Deviasi Varians Eksperimen 33 85,879 8,601 73,985 Kontrol 33 80,00 7,921 62,750 Dari Tabel 6. terlihat nilai rata- rata kelas eksperimen adalah 85,879 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 80, sedangkan standar deviasi kelas eksperimen adalah 8,601 dan nilai deviasi kelas kontrol adalah 7,921, sedangkan varians kelas eksperimen adalah 73,985 dan varians kelas kontrol adalah 62,750. Ini menunjukkan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dalam analisis pengujian hipotesis di peroleh thitung = 2,081 dan ttabel = 1,997. Karena thitung berada pada daerah penolakan H0, artinya rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol atau hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dikenai model probing prompting lebih baik daripada hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan yaitu rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran probing prompting lebih baik daripada rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensioal siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lirik. Beberapa saran yang perlu dipertimbangkan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Bagi Siswa, dalam belajar hendaknya siswa memperbanyak latihan soal, sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat. 2) Bagi Guru, model pembelajaran Probing Prompting dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran matematika di SMP, karena model ini telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 3) Bagi Sekolah, hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. 4) Bagi Peneliti Lain, Penelitian ini hanya mengkaji faktor model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Diharapkan adanya peneliti lebih lanjut yang mengkaji faktor-faktor lain sebagai pengembangan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. 36

Helma Mustika, Lindra Buana Penerapan Model Pembelajaran Probing Prompting Terhadap Kemampuan. Arikunto, S. (2013). Cara Dahsyat Membuat Skripsi. Jawa Timur: Jaya Star Nine. Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suparlan. (2014). Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara. 37