BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KETIDAKPERCAYAAN DALAM BIARA Rohani, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

NAFSU: TANTANGAN KAUL DARI DALAM BIARA KITA Rohani, September 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

KADO NATAL DI BIARA Rohani, Desember 2011, hal Paul Suparno, S.J.

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

BE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

Surat Yohanes yang pertama

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

PEMBANGUNAN KARAKTER DAN PEMBENTUKAN BANGSA: APLIKASINYA DALAM SEKOLAH 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

BAB 1. PEMBEDAAN ROH 1

Menemukan Rasa Aman Sejati

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Suster-suster Notre Dame

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

(3) Melalui sosok Paulus kita melihat bagaimana sifat-sifat Pembawa Kabar Baik itu:

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Seri Iman Kristen (10/10)

Lika-liku Mencari Pasangan Hidup yang Seiman. Ditulis oleh Krismariana Senin, 30 Januari :02

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Level 2 Pelajaran 12

BAB 4 TINJAUAN EKKLESIOLOGIS TERHADAP MODEL HUGH F. HALVERSTADT. mempertahankan keutuhan sebagai sebuah komunitas.

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6)

MEMBANGUN SIKAP DISKRETIF DALAM MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PENGHAYATAN HIDUP BAKTI

MENGAPA DIA HARUS MATI?

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

Apa yang Seharusnya Kita Doakan?

HADIAH YANG BELUM DIBUKA

Mengampuni dan Menerima Diri Sendiri 1

GPIB Immanuel Depok Minggu, 30 April 2017 TATA IBADAH MINGGU II SESUDAH PASKAH

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Surat Yohanes yang pertama

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius.

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

LITURGI SABDA. Bacaan pertama. Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia. Bacaan diambil dari Kitab Kebijaksanaan

Umat yang telah Kubentuk bagi-ku akan memberitakan kemasyhuran-ku."

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

Revitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND

Pendidikan Agama Katolik

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Pembaptisan Air. Pengenalan

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #45 oleh Chris McCann

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

GPIB Immanuel Depok Minggu, 17 Juli 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 26 Februari 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA

LAMPIRAN 1 : LEGIO MARIA. memberikan pelayanan kepada umat Katolik. Namun, pada kenyataannya

Mengapakah Tuhan Tidak Menjawab Doa Saya? Adakah anda bercakap dengan Tuhan?

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Autis. Ardi Purnama Jati. Based on a Story by Ardi Purnama Jati

TAHUN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LITURGI SABDA

Mempraktekkan Ibadah

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

Melihat teman-teman semua sudah punya pacar, mulailah seperti cacing kena abu, ngak bisa tenang, habis belum dapat.

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann

Angket Optimisme. Bayangkan anda mengalami situasi yang tergambar dalam setiap. persoalan, walaupun untuk beberapa situasi mungkin anda belum pernah

Dalam-pelajaran ini saudara akan mempelajari...

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Revelation 11, Study No. 26 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 26, oleh Chris McCann

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL PENDIDIKAN UNTUK MENCINTAI TANAH AIR Educare, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Transkripsi:

1 BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Kita semua sebagai anggota suatu kongregasi diharapkan hidup saling membantu satu sama lain dalam semangat kasih Tuhan Yesus. Dengan semangat itu kita akan semakin kuat dalam menjalani panggilan Tuhan bersama. Namun dalam kenyataan, sering terjadi yang sebaliknya, yaitu kita saling menjatuhkan saudara kita sendiri. Inilah yang sering terjadi! Suster Sinisia terkenal di komunitas sebagai pribadi yang suka sinis dan merendahkan orang lain. Jarang dari mulutnya keluar kata pujian atau pengakuan pada orang lain. Waktu ada seorang suster bercerita bagaimana ia dapat membantu karya sosial paroki dengan baik dan banyak orang gembira menerima pertolongannya, Sr. Sinisia dengan lantang berseru Ah, itu hanya mencari pujian saja! Maka Suster itu menjadi jengkel dan kecewa. Waktu suster-suster lain mengucapkan selamat kepada suster kepala sekolah karena sekolahnya mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan kepala sekolah itu kelihatan di TV dalam acara penyerahan hadiah; Sr. Sinisia dengan keras ngomong Sombong, itu hanya mau dilihat orang saja! Akibatnya suasana komunitas yang tadinya gembira menjadi terdiam. Suster kepala sekolah merasa tersinggung dan sakit hati. Bruder Munafikus kurang disukai dalam komunitas karena ia suka membicarakan kejelekan temannya di saat temannya tidak ada di kamar makan. Bila bruder Markus tidak ada di rumah, Br. Munafikus dengan enaknya menceritakan kekurangan dan kejelekan bruder Markus kepada yang lain. Bila bruder Markus ada di rumah, ia diam saja. Kalau bruder lain, yaitu bruder Yohanes tidak ada di rumah, maka ganti kejelekannya yang diungkap oleh Br. Munafikus. Dengan cara demikian suasana komunitas menjadi kurang sehat. Tambahan lagi beberapa bruder menjadi tidak suka. Frater Negativus merasa dirinya hebat dan paling baik di tengah para frater. Ia dengan mudah melihat segi negatif teman-teman lain. Bila menilai temannya selalu yang dominan adalah segi negatif, seakan-akan teman-temannya tidak mempunyai segi positif dalam hidup mereka. Kalaupun ia memulai menilai temannya dengan nada positif, maka selalu diakhiri

2 dengan segi negatif yang jauh lebih banyak. Maka tidak mengherankan bila banyak frater tidak suka kepadanya dan mencoba menghindar dari dia. Pastor Dendamus juga mempunyai keunikan. Penilaiannya terhadap seseorang selalu didasarkan pada pengalaman yang dulu, padahal orangnya sudah berubah. Ia tidak mudah percaya bahwa seseorang itu yang dulu buruk sekarang dapat menjadi baik. Maka ia selalu menilai pastor lain sebagai jelek, kalau ia pernah bersama pastor itu beberapa tahun yang lalu dan memang waktu itu ia jelek. Padahal pastor itu sekarang sudah berubah menjadi pastor yang sangat baik. Pokoknya, aku tidak percaya pada dia, demikian katanya. Dia dulu pernah tidak jujur, sekarang pasti juga tidak jujur, katanya. Maka beberapa orang yang pernah konflik dengan dia akan selalu dinilai jelek. Ia tidak dapat mengerti bahwa seseorang itu dapat berubah dan berkembang. Maka beberapa orang yang hidup bersama dia menjadi tegang dan tidak bebas. Kalau pernah bersalah atau keliru, akan selalu dikatakan ia yang keliru. Pernah ada seorang pastor memecahkan gelas, maka kalau ada gelas pecah selalu ia yang dituduh; padahal bukan dia penyebabnya. Suster Curigaria disebut demikian karena memang mempunyai kebiasaan mencurigai orang lain, mencurigai teman-temannya. Ia tidak mudah percaya kepada teman-temannya, apalagi bila teman-temannya pernah ketahuan berbuat salah di hadapan dia. Sr. Curigaria mudah mencurigai suster yang pulang agak malam sebagi bertindak tidak baik; mencurigai suster yang sering kegiatan keluar sebagai tidak setia; mencurigai suster yang temannya banyak cowok sebagai melanggar kaul keperawanan. Ia tidak mudah mempercayakan suatu tugas kepada yang lain karena kecurigaan yang besar. Akibatnya teman-teman tidak gembira bila bekerja atau hidup bersama dengan dia. Suster Laporana dikenal oleh teman-teman sekomunitas sebagai orang yang suka melaporkan kejelekan temannya secara tidak obyektif kepada pimpinan rumah atau provinsial. Meski dalam pmbicaraan kelihatannya tidak terjadi apa-apa, tetapi tiba-tiba ada laporan kepada pimpinan bahwa temannya begini atau begitu. Situasi menjadi lebih repot dan tegang, bila pimpinan dengan begitu saja menerima laporan jelek tersebut. Maka teman-teman harus super hati-hati berbicara dan bertingkah bila Sr. Laporana ada di situ. Seringkali Sr. Laporana membuat kasak kusuk, agar orang tertentu yang ia tidak suka, dipindahkan ketempat lain.

3 Kisah-kisah di atas hanyalah sebagian kecil dari kisah nyata dalam hidup berkomunitas dan bertarekat. Secara umum kisah-kisah itu menggambarkan bahwa dalam biara kita masih sering tejadi tindakan tanpa kasih terhadap teman-teman atau saudara dalam komunitas atau kongregasi. Tindakan-tindakan itu adalah tindakan tanpa cinta, yang menghancurkan hidup orang lain dan bahkan panggilan orang lain. Mengapa Orang Menjahati Temannya Kita kadang heran mengapa ada orang yang sengaja dengan senang hati berbuat jahat terhadap temannya sekomunitas atau sekongregasi. Kita yang tahu bahwa semangat kongregasi adalah kasih, menjadi heran mengapa tindak menjatuhkan orang lain itu terjadi. Ada beberapa alasan yang kiranya dapat kita refleksikan antara lain sebagai berikut. Orang iri hati. Karena teman lain lebih berhasil dalam karya, dalam hidup membiara, kita dapat menjadi iri. Kita menjadi tidak senang bahwa teman kita berkembang lebih baik, apalagi bila teman itu dulu kita nilai kurang baik dari pada kita. Karena rasa iri, maka kita sulit menerima dan memuji keberhasilan orang lain. Akibatnya keluar dari diri kita tindakan sinis atau selalu menilai jelek orang lain. Dengan demikian maka mereka menjadi kelihatan kurang baik dan kita menjadi sedikit lebih baik. Orang ingin menjadi kelihatan hebat. Beberapa orang menjahati orang lain agar dirinya sendiri kelihatan hebat dan berhasil. Oleh karena kita tidak dapat mengembangkan kehebatan kita sendiri dengan usaha sendiri, jalan yang ditempuh adalah dengan menjatuhkan orang lain. Bila orang lain yang hebat itu jatuh, maka kita dapat kelihatan lebih hebat. Untuk itulah lalu kita menjelekkan dan menjatuhkan orang lain, menilai buruk orang lain secara tidak obyektif, dan bahkan mengatakan kejelekan teman-teman sendiri di depan orang lain yang tidak perlu mengerti. Sudah lama bermusuhan dan bersaing. Beberapa dari kita selalu sinis dan memandang orang lain lebih rendah dan jelek, karena orang itu sudah lama bermusuhan dan bersaing dengan temannya. Dapat terjadi sejak di novisiat atau bahkan di seminari sudah bersaing secara tidak sehat dan persaingan ini tidak pernah didamaikan selama dalam pendidikan dan di biara. Karakter negatif. Beberapa orang selalu bersikap negatif teerhadap keberhasilan orang lain, sering disebabkan karena karakternya yang negatif. Karakter negatif itu dapat disebabkan

4 oleh pengalaman hidup yang selalu jelek, gelap, trauma, dan juga pengalaman selalu direndahkan oleh orang lain. Pengalaman gelap dalam hidupnya tidak pernah diolah dengan baik, sehingga mewarnai hati dan pikirannya yang selalu gelap. Hati dan pikiran yang gelap dengan mudah muncul dalam sikap yang tidak positif terhadap orang lain. Dalam bahasa rohani orang itu masih hidup dalam kegelapan batin, sehingga yang keluar dari batinnya selalu berwarna hitam. Rasa minder, tidak percaya diri. Beberapa orang dari kita bersikap sinis dan negatif terhadap kebaikan dan kemajuan orang lain karena ia sendiri sangat minder dan tidak punya kepercayaan diri. Secara psikologis ia mengalami bahwa hidupnya tidak mempunyai nilai positif. Oleh karena ia sendiri tidak percaya diri maka ungkapan terhadap orang lain juga dapat negatif. Menurut banyak ahli, hanya orang yang punya kepercayaan diri dapat menghargai orang lain secara lebih obyektif. Kesombongan yang besar. Beberapa dari kita sulit menghargai orang lain, karena kesombongannya yang begitu besar. Ia merasa bahwa hanya dialah yang terhebat, yang terpandai dan tersuci di kongregasinya. Maka dengan mudah orang seperti ini tidak memandang mata orang-orang lain. Yang diinginkan adalah kehebatannya sendiri dan keinginannya dipuji serta diunggulkan sendiri. Usaha Penyembuhan Diri Apakah orang yang selalu memandang jelek dan menjatuhkan orang lain dalam kongregasi ini dapat disembuhkan? Jawabannya, YA dan TIDAK. Ya, bila orang itu sendiri sadar bahwa ada yang tidak beres dalam dirinya dan mau mmperbaiki diri. Tidak, bila orang itu sendiri tidak mau dan merasa sudah hebat. Di bawah ini diungkapkan beberapa pendekatan yang dapat membantu bila orang sendiri ingin berubah. Menyadari akibat tindakannya pada orang lain. Untuk mengurangi dan menghentikan tindakan menjatuhkan orang lain, orang itu perlu dibantu untuk melihat apa akibat tindakannya bagi orang yang dijatuhkannya. Apa yang dialami, dirasakan, dan ditanggung oleh orang yang dijatuhkannya. Orang itu diajak melihat bahwa orang yang dijatuhkan atau dijelekkan, ternyata sakit hati, merasa jengkel, malu, dan tidak senang. Orang itu juga diajak untuk melihat bagaimana kalau ia sendiri diperlakukan seperti itu apakah ia senang dan bahagia? Apa dampak

5 tindakannya itu bagi kehidupan, persaudaraan serta kemajuan kongregasi? Dengan melihat dampak yang negatif itu, diharapkan ia menjadi sadar dan mengurangi kebiasaan menjelekkan orang lain. Melihat kekurangan dan kelemahan sendiri. Orang diajak melihat atau diperlihatkan kepadanya, bahwa ia mempunyai kelemahan dan juga kekurangan. Ia perlu menyadari bahwa dirinya sendiri juga tidak lepas dari kekurangan dan kejelekan. Bila ia sadar akan hal ini barangkali lalu lebih mudah untuk juga menerima kelemahan orang lain. Hal ini terutama untuk yang merasa sok hebat sendiri, yang begitu sombong. Dibantu menerima diri bagi yang minder. Bagi orang yang suka menjelekkan orang lain karena ia sendiri minder, perlu dibantu agar ia menemukan kebaikan dirinya, sehingga mulai mempunuai kepercayaan diri dan tidak merasa terancam. Bila ia merasa aman dengan dirinya, ia akan lebih positif juga dalam menilai orang lain. Dibantu mengolah pengalaman gelap. Bagi mereka yang berkarakter jelek karena pengalaman hidup yang gelap, traumatis, dan menyakitkan, perlu dibantu untuk mengolah dan akhirnya berdamai dengan pengalaman itu. Bila pengalaman gelap itu akhirnya dapat diterima dengan gembira, maka ia akan juga mulai menghargai dan menerima orang lainj secara positif. Kesadaran bahwa kita saling membutuhkan batuan. Kita perlu disadarkan atau diajak menyadari bahwa dalam hidup kita ini kita butuh saling membantu. Kita tidak dapat hidup sendirian. Kita hidup di komunitas yang saling membutuhkan. Lihat saja kalau kita sedang sakit, kita tidak dapat bergerak sendiri, kita membutuhkan orang lain. Kesadaran bahwa kita membutuhkan orang lain dapat membantu kita menghargai orang lain. Belajar berpikiran positif tentang orang lain. Kalau kita biasa dengan spontan berpikir negatif tentang orang lain, kiranya kita perlu melatih mulai berpikir positif tentang orang tersbut. Kalau muncul gagasan negatif pada orang lain, dengan cepat kita mengubah pikiran dengan bertanya kritis, Apakah tidak ada yang baik dari orang itu? Bukankah orang itu juga merupakan ciptaan Tuhan yang diciptakan sesuai gambar Tuhan sendiri? Pasti ada segi positif di dalamnya. Dengan menantang pikiran kita sendiri dan mencoba mencari segi positif orang lain, pelan-pelan kita akan lebih maju dalam menilai oran lain. Mengembangkan Semangat Kasih

6 Kita semua perlu sadar dan sering berefleksi bahwa kita disatukan oleh Yesus dalam satu kongregasi atau komunitas yang sama. Meski kita berbeda, kita disatukan oleh panggilan yang sama dan cinta Yesus yang sama. Maka kita diharapkan dapat belajar semakin mencintai yang lain dan rela hidup saling membantu satu dengan yang lain. Pengalaman hidup gereja perdana yang rukun dan saling membantu satu dengan yang lain, dapat menjadikan inspirasi bagi kita bahwa kita dapat hidup saling menguatkan dan meneguhkan; bukan sebaliknya saling menghancurkan satu dengan yang lain. Kita perlu sadar bahwa dengan menjatuhkan orang lain, kongregasi kita sendiri yang rugi karena banyak energi digunakan untuk saling menjatuhkan dan bukannya untuk saling membantu meneguhkan dan berkarya. Budaya saling menjatuhkan akan merusak hidup bersama dalam kongregasi, sehingga kongregasi terhambat dalam pelayanannya karena energinya banyak dibuang untuk konflik atau permusuhan. Sebenarnya kita perlu malu karena kita sering berkata kepada orang awam bahwa kita hidup dalam cinta, tetapi yang kita lakukan adalah justru saling menghambat dan menjatuhkan teman lain. Umat akan melihat bahwa ternyata kita tidak hidup dalam kasih. Dan ini jelas menjadi tanda dan kesaksian yang tidak baik bagi warta keselamatan dan kasih yang ingin kita wartakan kepada jemaat. Semoga kita belajar saling menguatkan dan bukan menjatuhkan!