BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. agar kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN KELAS VI SD/MI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang integral dari adanya pendidikan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek kesehatan, dan pengenalan lingkungan hidup yang bersih. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan disekolah memiliki peran penting yaitu untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pembelajaran Penjas diarahkan untuk pembinaan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang jauh lebih baik lagi. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi yang harus diciptakan melalui tukar menukar pesan atau informasi seorang guru kepada siswa sehingga dapat dipahami pesan dari pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran dapat berjalan baik apabila didukung dengan sarana prasarana yang juga memadai, metode belajar yang variatif serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun sebaliknya, proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar apabila tidak didukung dengan sarana prasarana, metode belajar yang kurang bervariatif, serta ketidak aktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Materi dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah dasar yang terdapat dalam kurikulum meliputi permainan dan olahraga, cabang olahraga atletik, cabang olahraga senam, cabang olahraga renang, pendidikan luar kelas dan pendidikan kesehatan. Lompat kangkang merupakan salahsatu unsur keterampilan gerak manipulatif karena selain didalamnya terdapat unsur kelincahan untuk melewati rintangan berupa peti lompat, didukung pula oleh adanya unsur kelentukan dan kecepatan berlari secara maksimal atau yang lebih dikenal dengan explosive, sehingga gerakan dalam olahraga lompat kangkang bisa diklasifikasikan sebagai unsur kelincahan.

Gerak lompat kangkang yaitu gerakan yang sangat kompleks, dimana gerakannya membutuhkan unsur-unsur pendukung lainnya, selain aspek teknik yang berupa awalan, pelaksanaan, sikap diudara dan sikap akhir/ mendarat. Kemudian dibutuhkan juga aspek fisik yang berupa kekuatan otot lengan, power otot tungkai, kelentukan otot tungkai dan keseimbangan. Serta pada aspek mental yang berupa keberanian dan semangat. Begitu juga menurut Mahendra, (2001, hlm. 187) menyatakan bahwa lompat kangkang adalah jenis lompatan yang menyebabkan pesenam harus membuka kaki nya (kangkang) pada saat melewati kuda. Dalam beberapa hal, dari mulai awalan sampai bagaimana sikap lengan ketika kontak dengan kuda dan dorongan yang terjadi... Pembelajaran lompat kangkang ini merupakan salahsatu olaraga yang terdapat dalam pelajaran senam ketangkasan, maka dari itu, lompat kangkang merupakan materi lompat dengan berbagai macam variasi gerak yang sebelumnya telah dijelaskan, sehingga sangat perlu untuk diberikan sejak usia dini yaitu sejak anak berada di sekolah dasar, bertujuan untuk agar siswa memiliki keterampilan gerak dasar melompat, juga memberikan pelajaran dari aspek mental yaitu keberanian dari melakukan gerak dasar lompat kangkang. Kekuatan otot lengan yang baik dalam pelaksanaan olahraga lompat kangkang akan membantu posisi tubuh saat berada di atas peti lompat sehingga tubuh akan stabil/ seimbang dan tidak akan mudah jatuh ke arah depan maupun belakang. Kemudian dengan power tungkai yang maksimal akan membantu tubuh saat melakukan awalan, terutama dibutuhkan pada saat akan melakukan tolakan untuk melompat melewati peti lompat. Dengan memiliki kelentukan otot tungkai tentu akan membantu untuk melebarkan kedua kaki seluas mungkin ke arah samping kanan kiri. Sedangkan dengan memiliki keseimbangan yang baik akan mendukung keberhasilan dalam proses melakukan olahraga lompat kangkang. Pada saat melakukan pendaratan secara sempurna, diharuskan dengan kedua kaki lurus dan kedua tangan diangkat lurus ke atas. Sehingga keseimbangan sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas posisi tubuh ketika mendarat. Keberhasilan dalam pembelajaran lompat kangkang, tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

adanya sarana atau alat bantu yang memadai seperti matras dan peti lompat. Kemudian adanya kesiapan fisik agar keberhasilan lompat kangkang optimal, diantaranya yaitu memiliki kekuatan otot lengan untuk bertumpu di peti lompat agar posisi tubuh stabil/ seimbang, memiliki power tungkai untuk melakukan tolakan dari mulai sikap awal agar tubuh bisa melayang di atas peti lompat, sedangkan untuk kelentukan tungkai yaitu untuk mengayun agar kedua kaki terbuka dengan lebar (kangkang). Keseimbangan diperlukan untuk menjaga stabilitas tubuh ketika mendarat. Faktor yang lainnya mengenai aspek mental, meskipum dengan keterampilan fisik yang terlatih namun apabila tidak didukung dengan aspek keberanian maka pelaksanaan lompat kangkang tidak akan berhasil. Kemudian aspek paling dominan untuk mencaai keberhasilan tersebut yaitu pada teknik gerakan lompat kangkang, yakni pada awalan, tolakan, sikap di udara/ melayang dan pendaratan. Seperti pada pembahasan sebelumnya, suatu pembelajaran dapat berjalan baik apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, metode belajar yang digunakannya menarik, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, pembelajaran tidak berjalan lancar dikarenakan tidak didukung dengan sarana prasarana, metode belajar yang kurang bervariatif, serta ketidak aktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena kurang minatnya siswa pada pembelajaran lompat kangkang. Berdasarkan pengalaman saya mengajar, terdapat kendala pada proses pembelajaran, khususnya di kelas V dalam mengikuti pembelajaran senam ketangkasan lompat kangkang. Materi lompat kangkang kurang diminati oleh siswa kelas V. Siswa cenderung lebih menyukai pembelajaran yang sifatnya permainan misalkan sepak bola, bola voli,bulutangkis, dan lain sebagainya, karena menurut mereka permainan tersebut sangat menyenangkan serta mereka bisa bebas bergerak kesana kemari, sehingga mereka sangat antusias menikmati olahraga tersebut. Hal ini berbeda ketika kelas V mendapat pembelajaran lompat kangkang, mereka merasa malas dan tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran lompat kangkang. Mereka cenderung bosan karena pembelajaran lompat kangkang cenderung pasif dan gerakannya juga

tidak bebas dan itu-itu saja, serta metode pembelajarannya juga yang kurang bervariatif dan membosankan serta kurang menarik. Selain itu juga sebagian anak cemas dan takut untuk melakukan gerakan/ teknik dari lompat kangkang sehingga proses pembelajaran berjalan kurang efektif. Bila kondisi tersebut tetap dibiarkan dan sengaja diabaikan tentu sangatlah tidak baik, dikarenakan terdapat banyak manfaat yang timbul jika seorang siswa mempelajari teknik dari gerak dasar lompat kangkang. Beberapa manfaat dari mempelajari gerak dasar lompat kangkang seperti yang telah disebutkan sebelumnya diantaranya yaitu untuk melatih kelentukan otot tungkai, melatih keseimbangan, dan juga melatih aspek mental yang berupa keberanian. Dimana kelentukan otot juga sangatlah bagus bila terbentuk sedari dini/ di usia anak sekolah dasar karena akan mempermudah anak/ siswa mempelajari cabang olahraga yang lainnya, karena bagaimanapun juga cabang olahraga senam adalah salah satu cabang olahraga yang menjadi ibu atau yang lebih dikenal dengan mother of sport dari semua cabang olahraga yang ada. Begitu juga dengan aspek mental seperti keberanian dan semangat, bila anak/ siswa sudah memiliki keberanian dalam melakukan tugas gerak nya tentuah sangan mudah bagi dia untuk menguasai berbagai keterampilan dari setiap tugas gerak yang diberikan. Menurut Roestiyah (2012, hlm. 125) mengenai metode latihan mengungkapkan bahwa latihan yang praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Kemudian metode latihan terbimbing menurut Rahayu, (2013, hlm. 123) adalah metode yang paling umum dalam proses pembelajaran, dimana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemolaan gerak. Dalam penggunaannya metode ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan. Dengan demikian, betapa pentingnya gerak dasar lompat kangkang dalam cabang olahraga senam ini untuk dipelajari karena jika dibiarkan tentunya akan memberikan beberapa

kesulitan/ hambatan kepada anak dalam melakukan tugas geraknya khususnya pada cabang olahraga lainnya. Dengan melihat berbagai permasalahan yang timbul, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang melalui metode latihan terbimbing sebagai upaya agar siswa bisa melakukan tugas gerak nya dalam olahraga ini tanpa merasa terbebani. Untuk melatih keterampilan lompat kangkang ini juga bisa dilakukan dengan melewati teman yang tinggi badannya masih sama dengan orang yang akan melewati rintangan, teman yang berperan menjadi peti lompat harus dengan posisi badan membungkuk seperti posisi rukuk dalam sholatatau disesuaikan dengan tinggi pelompat, kemudian orang yang akan melewati bisa menolakan kedua tangannya untuk melewati orang yang menjadi peti lompat tersebut, dengan melebarkan kaki ke samping. Namun, berdasarkan pengamatan tersebut, peneliti menganggap faktor yang paling dominan untuk keberhasilan lompat kangkang, yakni pada aspek teknik, aspek fisik, dan terutama aspek mental. Selain itu, metode pembelajaran yang bervariatif juga menetukan keberhasilan dalam pelaksanaan peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang agar siswa tidak merasa jenuh dalam melakukan tugas geraknya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh metode latihan terbimbing terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang? 2. Seberapa besar pengaruh metode discovery terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang? 3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara metode latihan terbimbing dan metode discovery terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan metode latihan terbimbing terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan metode discovery terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang. 3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan terbimbing dan metode discovery terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui pengaruh metode pembelajaran latihan terbimbing dan metode discovery terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar lompat kangkang. 2. Bagi Subjek Penelitian Siswa yang dijadikan subjek penelitian akan merasa bermakna karena pembelajaran menggunakan metode pembelajaran bimbingan/ latihan terbimbing, karena dengan demikian siswa akan lebih merasa aman dan nyaman mendapat pengawasan dari guru dan rekan sebaya nya sehingga lebih fokus terhadap tugas geraknya. 3. Bagi Guru Penjas SD Guru pendidikan jasmani dengan menggunakan metode pembelajaran bimbingan/ latihan terbimbing pada pembelajaran pendidikan jasmani yaitu sebagai bentuk perhatian dan pengawasan kepada siswa agar guru bisa lebih dekat dengan siswa dan lebih mudah dalam penyampaian materi pembelajaran. 4. Bagi Pihak Sekolah

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian bisa mempunyai siswa yang memiliki keterampilan lompat kangkang yang berkembang dengan adanya metode pembelajaran bimbingan/ latihan terbimbing. 5. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi bahan referensi bagi peneliti yang lain terkait dengan metode pembelajaran bimbingan/ latihan terbimbing, metode discovery dan juga mengenai keterampilan gerak dasar lompat kangkang. E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini memuat lima bab. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah yang memuat permasalahan yang timbul yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. Kemudian bab II berisi tentang studi literatur yang terdiri dari deskripsi dari teori-teori yang berkenaan dengan judul yang peneliti ambil, penelitian relevan yang berupa hasil temuan dari penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadinya pengulangan penelitian yang sama, kemudian kerangka berfikir dan juga hipotesis penelitian. Selanjutnya pada bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari metode dan desain penelitian, populasi dan sampel serta teknik sampling yang akan diteliti, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, batasan istilah, instrumen penelitian, program latihan yang berupa jadwal dari setiap pertemuan dan treatment yang diberikan, prosedur penelitian yang didalamnya terdapat beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data, kemudian yang terakhir adalah teknik pengumpulan data dan teknik analisis data dimana dalam analisis data menggunakan beberapa uji data diantaranya uji parametrik yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata, uji nonparametrik yaitu uji Mann Whitney U Test dan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Serta dilanjtkan dengan perhitungan gain normal. Bab IV yang berisi mengenai temuan dan pembahasan dalam penelitian, serta bab V yang berisikan mengenai simpulan, implikasi dan rekomendasi.