BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Widya Praja Ungaran terletak di jalan Jend. Gatot Subroto 63 Ungaran,

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Nama Lengkap : Jenis Kelamin : P / L (coret yang tidak perlu ) Umur :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINGKAT PERILAKU PACARAN REMAJA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ADIPALA CILACAP ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase krusial dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanggal : Pendidikan : Usia : Tinggal dengan Ortu : Jenis Kelamin : Mempunyai Pacar : Ya / Tidak * PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketertarikan mereka terhadap makna dari seks (Hurlock, 1997). media cetak maupun elektronik yang berbau porno (Dianawati, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

#### Selamat Mengerjakan ####

Lampiran I. Permohonan Menjadi Responden. Dengan Hormat,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat

- SELAMAT MENGERJAKAN -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

Nomor : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

- Selamat Mengerjakan dan Terima Kasih -

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah evaluasi yang menyangkut bidang-bidang tertentu dari diri

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu descriptive

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan International Conference on Population and

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada SMP X di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Seksual. laku individu yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nadia Aulia Nadhirah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia terdiri dari remaja berusia tahun dan sekitar sembilan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai naksir lawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

PENDAHULUAN. ini bukanlah sesuatu hal yang asing didengar. Beberapa pemberitaan-pemberitaan

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

6. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

Atas partisipasi dan kesediaan saudara/i sekalian untuk menjadi responden, peneliti mengucapkan terimakasih.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A SKALA UJI COBA A-1. PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA X

BAB II TINJAUAN TEORI. manusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati. oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007, p. 133).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Seksual Pranikah. jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam macam mulai dari perasaan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI TENTANG SEKS BEBAS

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Widya Praja Ungaran. SMK Widya Praja Ungaran merupakan salah satu SMK swasta yang ada di kota Ungaran. SMK Widya Praja Ungaran terletak di jalan Jend. Gatot Subroto 63 Ungaran, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Di SMK Widya Praja Ungaran terdapat 5 kompetensi keahlian yaitu Kompetensi Keahlian Akuntansi, Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran, Kompetensi Keahlian Busana Butik, Kompetensi Keahlian Jasa Boga, Kompetensi Keahlian Pemasaran. Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas XI Busana Butik 1, dimana siswa satu kelas ini berjenis kelamin perempuan. 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perijinan Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan penelitian adalah mengurus surat perijinan terlebih dahulu. Surat ijin penelitian ini dikeluarkan oleh Dekan FKIP UKSW pada tanggal 15 April 2014, setelah penulis mendapat surat ijin, maka pada tanggal 19 April 2014 penulis menyerahkan surat ijin kepada pihak sekolah SMK Widya Praja Ungaran. Berdasarkan perijinan, penulis dapat melaksanakan penelitian pada kelas XI Busana Butik 1 mulai pada tanggal 21 April 2014. 35

4.2.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan skala sikap yang diberikan kepada 40 siswi dari kelas XI Busana Butik 1 SMK Widya Praja Ungaran pada tanggal 22 April 2014. 4.3 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dianalisis ini berdasarkan fakta perilaku seksual yang dilakukan siswi SMK Widya Praja Ungaran dalam berpacaran, adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Perilaku Seksual berdasarkan Fakta No Pernyataan Jml Siswa Porsentase 1 Saya Pernah Berkencan 25 62,5% 2 Setiap malam minggu 6 15% berkencan 3 Saat bersama dengan pacar, 22 55% berpegangan tangan dengan pacar 4 Saya pernah berciuman dengan pacar 15 37,5% 5 Setiap bertemu dengan pacar, 8 20% mencium pipi kanan dan pipi kiri 6 Saya mencium kening pacar 5 12,5% 7 Saya pernah berpelukan 27 67,5% 8 Saya pernah memegang buah dada 4 10% pacar 9 Saya pernah memegang dada pacar 6 15% 10 Saya pernah memegang alat kelamin 1 2,5% pacar 11 Saya pernah melakukan hubungan seksual 2 5% 36

Dari tabel di atas menujukkan bahwa fakta perilaku seksual siswi SMK Widya Praja Ungaran yang pernah berkencan sebanyak 25 siswi dari 40 siswi (62,5%), yang setiap malam minggu berkencan sebanyak 6 siswi (15%), yang selalu berpegangan tangan saat bersama pacarnya sebanyak 22 siswi (55%), siswi yang pernah berciuman dengan lawan jenisnya sebanyak 15 siswi (37,5%), siswi yang mencium pipi kanan dan pipi kiri pacarnya seiap bertemu dengan pacarnya sebanyak 8 siswi (20%), siswi yang mencium kening pacarnya sebanyak 5 siswi (12,5%), siswi yang pernah berpelukan sebanyak 27 siswi (67,5%), siswi yang pernah memegang buah dada pacarnya sebanyak 4 siswi (10%), siswi yang pernah memegang dada pacarnya sebanyak 6 siswi (15), siswi yang pernah memegang alat kelamin pacarnya ada 1 siswi (2,5%), dan siswi yang pernah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 siswi (5%). 4.4 Pembahasan Setelah kematangan fungsi reproduksi yang dipengaruhi oleh hormonhormon seks, remaja secara alamiah sudah memiliki dorongan seksual dan tertarik dengan lawan jenis. Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat fakta perilaku seksual siswi SMK Widya Praja Ungaran dalam berpacaran. Fakta yang terjadi 62,5% siswi SMK Widya Praja Ungaran pernah berkencan dan 15% mereka melakukan kencan setiap malam minggu. Menurut Masland (2004) berkencan adalah merupakan proses perkenalan yang lebih dalam yang dilakukan oleh remaja dan pacarnya. Fakta mengenai berpegangan tangan 55% siswi SMK Widya Praja Ungaran setiap bertemu dengan pacarnya selalu berpegangan tangan. Menurut Milles (2000) berpegangan tangan adalah perilaku seksual yang 37

biasanya dapat menimbulkan keinginan aktivitas seksual lainnya (hingga kepuasan individu tercapai). Umumnya jika individu berpegangan tangan maka akan muncul getaran-gataran romantis atau perasaan aman dan nyaman. Ciuman adalah aktivitas perilaku seksual yang berupa sentuhan pipi dengan pipi, pipi dengan bibir, atau bibir dengan bibir. Dampak dari perilaku ini dapat menimbulkan fantasi seksual menjadi berkembang disamping menimbulkan perasaan ng jika diberikan pada saat momen tertentu, selain itu juga dapat menimbulkan keinginan untuk melanjutkan ke bentuk aktifitas seksual lainnya yang lebih dalam (Milles, 2000). Pada perilaku ciuman fakta yang ada pada siswi SMK Widya Praja Ungaran 37,5% siswi pernah berciuman dengan pacarnya, yang setiap bertemu dengan pacarnya mencium pipi kanan dan dipi kirinya sebanyak 20%, yang pernah mencium kening pacarnya ada 12,5% siswi. Selanjutnya fakta mengenai perilaku seksual pelukan ada 67,5% siswi yang pernah berpelukan dengan pacarnya. Menurut Masland (2004) berpelukan adalah perilaku yang akan membuat jantung berdegup lebih kencang dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu. Selajutnya perilaku seksual memegang buah dada dan dada, dalam perilaku ini fakta yang ada pada siswi SMK Widya Praja Ungaran sebanyak 15% siswi pernah memegang dada pacarnya, yang pernah memegang buah dada pacarnya sebanyak 10%. Perilaku selanjutnya mengenai memegang alat kelamin, berdasarkan fakta di SMK Widya Praja Ungaran 2,5% siswi dari 100% atau 1 siswi dari 40 siswi pernah memegang alat kelamin pacarnya. Memegang alat kelamin adalah yaitu aktivitas seksual yang saling meraba pada bagian sensitif yang dapat menimbulkan rangsangan seksual yang 38

menyebabkan lemahnya kontrol diri dan akal sehat yang bisa berakibat melanjutkan aktifitas sosial yang lebih dalam lagi seperti berhubungan badan (Milles, 2000). Perilaku seksual selanjutnya adalah Melakukan senggama. Melakukan senggama pernah dilakukan oleh siswi SMK Widya Praja Ungaran sebanyak 2 siswi dari 40 siswi atau sebanyak 5%. Menurut Masland (2004) melakukan senggama adalah bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita yang ditandai dengan penis pria yang ereksi masuk ke dalam vagina untuk mendapatkan kepuasan seksual. Berdasarkan perilakuperilaku seksual yang pernah dilakukan siswi SMK Widya Praja Ungaran, dapat dikatakan perilaku seksual siswi SMK Widya Praja Ungaran masih dalam kewajaran, karena siswi SMK Widya Praja Ungaran yang sudah pernah melakukan senggama ada 2 siswi dari 40 siswi, dan yang pernah memegang alat kelamin pacarnya ada 1 siswi dari 40 siswi. Perilaku seksual menurut Sarwono (2008) adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis, bentuk tingkah laku ini bermacam macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku kencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri. Dalam hal ini, perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari bercumbu, hingga bersenggama, Sarwono (2008). Perilaku seksual yang pernah dilakukan siswi SMK Widya Praja Ungaran adalah berkencan, berpegangan tangan, ciuman, pelukan, memegang buah dada dan dada, memegang alat kelamin dan melakukan senggama. 39