MODUL. Rancangan Usaha Agribisnis

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR AGRIBISNIS

SISTEM AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

Introduction to Agribusiness. Wisynu Ari Gutama

MANAJEMEN AGRIBISNIS

KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017

PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN PERTANIAN: KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Dengan mengukur efektivitas suatu program, berarti dapat menilai

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

Wawasan Agribisnis Sudut Pandang Agribisnis. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI. pertemuan kedua (matrikulasi) 1

3 KERANGKA PEMIKIRAN

Sistem, Konsep, dan Pendekatan Agribisnis

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNOLOGI PENGOLAH HASIL PERTANIAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Usahatani Terpadu : Tanaman Pangan dan Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AGRIBISNIS SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DALAM ERA MILLENIUM BARU 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

AGROINDUSTRI BERASAL DARI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

Unsur-unsur subsistem agribisnis (usaha tani)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Matrik Keterkaitan Dukungan Kelembagaan Dalam Pembangunan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga

I. PENDAHULUAN. investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

PROSPEK AGRIBISNIS 2001 DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2000

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian meliputi subsektor

Materi Pengantar Agroindustri

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Membangun Pertanian dalam Perspektif Agribisnis

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

Subsistem Agribisnis Hilir/Agroindustri: Membangun Industrialisasi Pertanian Berdaya Saing

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Rancangan Usaha Agribisnis Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email: silvanamau@yahoo.com 1. Pengantar 2. Bahan Kajian 1: Sistem Agribisnis 2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Agribisnis 2.2 Konsep Agroindustri 2.3 Peran Agribisnis Dalam Perekonomian 3. Bahan Kajian 2: Usaha Dalam Agribisnis 3.1 Sistem Agribisnis Dan Lingkungannya 3.2 Elemen Dalam Sistem Agribisnis 3.3 Lingkungan Dalam Sistem Agribisnis MODUL 1 1. PENGANTAR Modul pertama ini merupakan pendahuluan/pengantar, yang disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai dasar-dasar rancangan usaha dalam agribisnis. Ada 2 (dua) bahan kajian utama, yaitu: bagian pertama adalah mengupas tentang system agribisnis serta agroindustri, ruang lingkup, serta keterkaitan antara keduanya. Bagian kedua, berisi tentang elemen-elemen dasar yang harus diperhatikan bagi seorang pelaku agribisnis (agroindustri) serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi usaha bisnisnya baik secara langsung maupun tidak langsung. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR : Dengan mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa 1. Mempunyai gambaran secara umum mengenai mata kuliah Rancangan Usaha agribisnis. 2. Mampu menerangkan agribisnis sebagai sebuah system 3. Mampu menerangkan ruang lingkup agribisnis 4. Mampu menggambarkan konsep agroindustri 5. Mampu menjelaskan elemen dan factor apa yang mempengaruhi usaha di bidang agribis.

2. BAHAN KAJIAN 1: SISTEM AGRIBISNIS 2.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS Istilah agribusiness untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada Universitas tersebut. Tahun 1957, dianggap oleh para pakar sebagai tahun kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them". Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu system menurut beberapa ahli : Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegitan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatn pertanian. Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non farm firms and instituton serving them. Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas. Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm) dan pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem. Gambar 1. Sistem Agribisnis Page 2 of 12

A. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi Sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk, obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. B. Subsistem Usaha Tani Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dll. C. SubsistemPengolahan dan Pemasaran (Tata niaga) Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yang mengolah produk usaha tani disebut agroindustri hilir. Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat mencipakan lapangan kerja. Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu: 1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia. 2. Subsistem budidaya dan usaha tani. 3. Subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, dan 4. Subsistem pemasaran hasil pertanian. 2. 2 KONSEP AGROINDUSTRI A. Pengertian Angroindustri Dalam konsep sistem agribisnis hubungan antara sektor pertanian dan sektor industri adalah sangat erat dan saling ketergantungan. Agribisnis mencakup seluruh kegiatan disektor pertanian dan sebagian dari sektor industri yang menghasilkan sarana produksi pertanian dan mengolah hasil-hasil pertanian (Agroindustri). Agroindustri dalam Soeharjo (1989),adalah salah satu cabang industri yang erat dan langsung dengan pertanian. Agroindustri sebagai suatu sistem dapat dipandang sebagai kegiatan yang memerlukan input dan merubahnya untuk mencapai tujuan tertentu. Input dalam kegiatan industri terdiri dari bahan mentah hasil pertanian maupun bahan tambahan, tenaga kerja, modal dan faktor pendukung lainnya. Agroindustri juga dapat dikatakan sebagai suatu cabang industri yang mempunyai keterkaitan erat ke belakang (backward linkage) maupun ke depan (forward linkage) dengan pertanian. Apabila pertanian digambarkan sebagai proses menghasilkan produk-produk pertanian di tingkat primer (biji, buah, daun, telur, susu, produk perikanan, dan lain-lain), maka kaitannya dengan industry berlangsung ke belakang (backward linkage) dan ke depan (forward linkage). Page 3 of 12

Keterkaitan erat ke belakang ini dapat diartikan bahwa suatu industri muncul karena mempergunakan hasil produksi budidaya atau industri sebagai bahan bakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan keterkaitan ke depan adalah suatu produk agroindustri digunakan untuk bahan baku industri lainnya. Berdasarkan kaitan-kaitan tersebut, maka agroindustri dapat dibagi dua yakni agroindustri hulu (upstream) yakni subsektor industri yang menghasilkan sarana produksi pertanian (bibit dan benih berkualitas, pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin pertanian dan lain-lain); serta agroindustri hilir (downstream) yaitu subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (minyak goreng, susu bubuk, nanas dikalengkan, produk olahan limbah hasil pertanian, misalnya pupuk kandang, kompos serta pakan ternak dan sebagainya). Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus dilihat sebagai satu kesatuan (Integrated). Gangguan pada salah satu sektor misal, tidak tersedianya input modern dapat mengganggu kelancaran pada industri pengolahan dan arah sebaliknya juga bisa terjadi. AGROINDUSTRI INDUSTRI HULU Menghasilkan sarana produksi pertanian : Benih, bibit, Pupuk, Pestisida,Insektisida Alat dan mesin pertanian dll INDUSTRI HILIR Mengolah hasil pertanian: Minyak goreng, Susu bubuk Nanas dikalengkan, Ikan dikalengkan, kompos, pupuk kandang, Gambar 2. Agroindustri Hulu dan Agroindustri hilir Agroindustri sebagai kegiatan ekonomi dan bagian dari aktivitas agribisnis yang mengolah hasil-hasil pertanian, dimana kegiatan agroindustri ini memiliki tiga prinsip utama yaitu prinsip nilai tambah (setiap kegiatan agroindustri yang akan dilaksanakan harus mampu menghasilkan atau meningkatkan nilai tambah produk tersebut), prinsip kaitan input-output (setiap agroindustri yang mengolah hasil pertanian harus mempunyai kemampuan untuk mendorong berkembangnya industri-industri lain) serta prinsip mutu dan kontinyuitas (keberhasilan dan kelangsungan kegiatan agroindustri pada dasarnya ditentukan oleh mutu dan ketersediaan bahan-baku yang akan diolah dalam kegiatan agroindustri tersebut). B. Ruang Lingkup Agroindustri dan Tahapannya Menurut Soeharjo (1989), ruang lingkup agroindustri harus benar-benar jelas, sampai dimana batas keterkaitannya dengan sektor produksi primer. Kaitan dengan sektor pertanian umumnya dibatasi pada kaitan langsung. Hal tersebut sesuai dengan pendekatan yang dipaparkan James E. Austin dalam bukunya, yang menjelaskan ruang lingkup agroindustri (baca; agroprocessing industry) sebagai berikut: An agroindustry is an enterprise that processes agricultural raw materials, including ground and tree crops as well as livestock. The degree of processing can very tremendously, ranging from the cleaning and grading of aplles to the milling of rice, to the cooking, mixing, and chemical alteration thet create a textured vegetable food. Berdasarkan definisi tersebut, agroindustri dapat digolong-golongkan menurut tingkat pengolahan bahan bakunya (degree of transformation). Secara teoritis, Page 4 of 12

kategori agroindustri hilir dapat ditentukan oleh tingkat proses transformasi produknya (level of transformation process). Tahapan atau tingkatan pemrosesan agroindustri hilir disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kategori Agroindustri Hilir menurut Tingkat Transformasi dalam Proses Pengolahan KATEGORI I II III IV Kegiatan Pengolahan (Processing Activity) Penyucian Penyortira n Buah segar Sayuran segar Telur Pemintalan (Ginning) Penggilingan (Milling) Pemotongan (Cutting) Pencampuran (Mixing) Pemasakan (cooking) Pausteurisasi (Pausturization) Pengalengan (Canning) Pengeringan (Dehydration) Pembekuan (Freezing) Penenunan (Weaving) Penyulingan (Extraction) Perakitan (Assembly) Contoh Produk Olahan (Illustrative Product) Serelia Produk susu Beras Buah dan sayuran kaleng Daging Daging kaleng Rempah-rempah Saos Pakan ternak Tekstil dan garmen Kapas Minyak Kayu Gula Pengubahan susunan kimia (Chemical Alteration) Pengubahan Tekstur (Texturization) Makanan instan Produk sayur olahan (Texture vegetable product) Kecap Ban Sumber: Austin J.E. (dalam Soeharjo, 1989). Pada kegiatan agroindustri hilir, terdapat beberapa tahapan pengolahan, mulai dari yang paling sederhana, yaitu tanpa mengubah struktur fisik maupun kimianya, sanpai dengan tahapan yang paling akhir, yaitu input sudah mengalami perubahan struktur fisik dan kimianya. Agroindustri dalam hal ini akan secara otomatis meningkatkan nilai tambah produk pertanian atau dengan kata lain, produk tersebut dijual karena atributnya. Dengan demikian kelancaran kegiatan ini sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku (subsistem usahatani), kreatifitas (yang akan menghasilkan diferensiasi dan diversifikasi produk), dan tingkat pemanfaatan teknologi proses (manajemen produksi). Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan pertanian mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Rangkaian kegiatan yang terkait dalam sistem agribisnis tersebut diatas digerakkan oleh berbagai kelembagaan. Peranan kelembagaan dalam sistem agribisnis sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di masa depan. 2.3 PERAN AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN Besar dan luasnya peranan agribisnis dalam perekonomian nasional tidak terlepas dari fungsi agribisnis, yaitu: Menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer baik bahan pangan, serat, bangunan, atau bahan lainnya; Menghasilkan produk antara atau barang jadi baik pangan, bahan pembuat tekstil, bahan bangunan, obat-obatan, dan sebagainya; Menyerap tenaga kerja dari yang unskilled sampai yang skilled; Page 5 of 12

Menyumbang pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi; dan Menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekpor maupun pariwisata. Dalam perekonomian Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peranan agribisnis adalah sebagai berikut. o Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) sangat besar. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar. o Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia. o Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untukmewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan teknologi produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup. 3. BAHAN KAJIAN 2: USAHA DALAM AGRIBISNIS 3.1 SISTEM AGRIBISNIS DAN LINGKUNGANNYA Dalam memandang agribisnis sebagai sebuah system, ada dua paradigma yang perlu dipahami, yaitu: agribisnis dalam perspektif mikro (usaha agribisnis); dan agribisnis dalam perspektif makro (sebagai salah satu unsur perekonomian nasional). Sebagai sebuah organisasi ekonomi, agribisnis merupakan sebuah system yang terdiri dari beberapa elemen dasar, dan juga dilingkupi oleh lingkungan yang saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak. Pada gambar 3, dapat dilihat bahwa system agribisnis merupakan kumpulan dari elemen-elemen internal, yang dilingkupi oleh lingkungannya. Dengan mengetahui kondisi ini, diharapkan usaha agribisnis dapat dikelola dengan efektif dan efisien. Disamping itu produk yang dihasilkan dapat mempunyai nilai tambah yang tinggi. Page 6 of 12

Gambar 2. Sistem Agribisnis dan Lingkungannya 3.2 ELEMEN DALAM SISTEM AGRIBISNIS Agribisnis dalam perspektif mikro terdiri dari beberapa elemen dasar. Elemen-elemen dalam sistem agribisnis merupakan unsur terkecil pembentuk sistem agribisnis. Di antara elemen saling berinteraksi, bekerja sama membentuk kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi / perusahaan. Elemen sistem agribisnis adalah: 1. Sumber Daya Alam & Lingkungan 2. Sumber Daya Manusia 3. Ilmu Pengetahuan & Teknologi 4. Pasar 5. Finansial/Modal Kerja 6. Organisasi (kelembagaan) 1. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sumber daya alam dan lingkungan bagi agribisnis merupakan modal dasar pertama untuk dimanfaatkan atau diolah. Sumber daya alam dan lingkungan terkait erat dengan syarat tumbuh bagi tanaman untuk melakukan proses fotosintesis, faktor tersebut ialah: lahan, energi sinar dalam bentuk cahaya dan panas, iklim atau suhu udara. Sumber daya alam merupakan faktor primer dalam agribisnis. 2. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan modal dasar kedua yaitu sebagai penggerak agribisnis baik aktif maupun pasif. Penyiapan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengembangan agribisnis. Setidaknya ada dua alasan mengapa SDM memegang peran vital dalam agribisnis, pertama SDM mempengaruhi efisien dan efektifitas usaha, kedua agribisnis lahir, tumbuh berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alasan diatas menimbulkan kesadaran bahwa sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik, dengan sistem rancangan formal untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif atau dengan kata lain perlu adanya Manajemen SDM. Page 7 of 12

3. IPTEK Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar ketiga yaitu sebagai pengetahuan dan teknologi yang digunakan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkait dengan ketersediaan, kesesuaian dan keberlanjutan penerapannya. Pengetahuan dan teknologi tidak berarti harus teknologi mutakhir dan canggih, tetapi yang cocok, yang dapat diterapkan dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat agribisnis. Alih teknologi harus dipelajari, diadopsi atau dimodifikasi, dikembangkan, dan diterapkan. Masalah mendasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi adalah dukungan prasarana pertanian, sehingga masih ada hambatan introduksi mesin-mesin pertanian. Pengelolaan SDA, pengaturan dan manejemen pengairan, serta jalan-jalan transportasi pertanian perlu dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional. 4. Pasar Pasar merupakan muara dari agribisnis sehingga diperlukan pemahaman mengenai pasar, pemasaran terutama manajemen pemasaran untuk mendirikan, mengembangkan, mempertahankan dan meregenerasikan sistem agribisnis. Pasar dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai pertemuan permintaan dan penawaran, pasar dalam arti sederhana adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) antara penjual dan pembeli pada waktu dan tempat tertentu. Pasar terbentuk karena ada konsumen yang membutuhkan produk dan ada produsen yang menawarkan produk sesuai kebutuhan konsumen sehingga terjadi pasokan pertukaran produk dengan aliran finansial atau transaksi. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. 5. Finansial / Modal Kerja Aspek finansial merupakan salah satu tujuan sistem agribisnis selain melestarikan lingkungan, membuka lapangan kerja, mengembangkan iptek, membuka pasar dan mengembangkan organisasi. Dapat dikatakan ketahanan finansial merupakan faktor pendukung untuk memulai agribisnis, untuk mengembangkan agribisnis, untuk mempertahankan agribisnis, untuk regenerasi agribisnis. Finansial secara internal berfungsi untuk modal kerja, investasi dan piutang sedangkan secara eksternal finansial berfungsi untuk membangun ketahanan finansial. Kedua performa ini akan meningkatkan kepercayaan pihakpihak terkait (agribusiness stakeholder) sekaligus penguasaan sistem agribisnis untuk meningkatkan keunggulan posisi dalam persaingan. 6. Organisasi / Kelembagaan Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok SDM yang melakukan kegiatan dan memiliki hubungan kerja untuk mencapai tujuan bersama. Peran organisasi dalam agribisnis dapat dikategorikan sebagai pelaku dan penunjang agribisnis. Pelaku adalah yang terlibat langsung pada kegiatan agribisnis sedangkan penunjang adalah yang tidak terlibat langsung pada kegiatan agribisnis. Bentuk organisasi badan usaha agribisnis ada beberapa macam, pada umumnya berbentuk: Usaha perorangan; Firma; Persekutuan Komanditer (CV); Perseroan Terbatas; Badan Usaha Milik Negara; Perusahaan Daerah; Koperasi; dan Yayasan. Page 8 of 12

3.3 LINGKUNGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS Adanya batasan sistem membuat pemisahan antara sistem dengan lingkungan. Segala sesuatu yang ada diluar batas sistem tersebut dan mempengaruhi operasi sitem itulah yang disebut lingkungan. Tujuan dari mengenali sistem agribisnis adalah untuk identifikasi pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan yang merugikan, kemudian mengelola faktor yang menguntungkan atau mendukung sistem dan mengendalikan faktor yang merugikan agar tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem. Lingkungan dan hal-hal yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah : 1. Undang Undang dan Legalitas. 2. Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis 3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah. 4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah. 5. Situasi Ekonomi Internasional. 6. Faktor Lingkungan Lainnya. 1. Undang Undang dan Legallitas Sebagai suatu bisnis yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlibat dalam hal penawaran dan permintaan, distribusi produk, rantai aliran finansial, kebutuhan investasi atau modal kerja, bentuk dan struktur usaha maka undangundang dan legalitas usaha merupakan faktor yang mempengaruhi sistem agribisnis. Ada beberapa manfaat dengan mengikuti peraturan yang ada: memudahkan penetrasi pasar, meningkatkan image usaha sehingga memperbaiki kepercayaan konsumen dan para pemangku kepentingan, melindungi dan memperkuat posisi produsen bila terjadi konflik, dapat menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah atau kalangan swasta. 2. Lingkungan Bisnis & Strategi Bisnis Kondisi bisnis dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat dan sebaliknya sehingga sistem agribisnis perlu mempelajari pengaruh-pengaruhlingkungan bisnis dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, pertahanan, keamanan. Faktor Lingkungan ada 3, yaitu: 1. Faktor Lingkungan Operasional (opertaional environment): Pesaing; Kreditur; Tenaga Kerja; Pemasok; dan Pelanggan. 2. Faktor Lingkungan Industri (industrial environment): Hambatan Masuk; Daya Tawar Pemasok; Daya Tawar Pembeli; Barang Subtitusi; dan Tingkat Kompetensi. 3. Faktor Lingkungan Jauh (remote environment): Politik; Ekonomi; Sosial; Budaya; Ilmu Pengetahuan; Teknologi; Pertahanan dan Keamanan. Selain faktor-faktor lingkungan, strategi bisnis juga mempengaruhi sistem agribisnis. Strategi dibagi menjadi strategi umum (generic strategi) dan strategi menyeluruh (grand strategi). Strategi umum adalah strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing sedangkan stretegi menyeluruh adalah pendekatan menyeluruh melalui tindakan utama yang didesain untuk mencapai tujuan jangka panjang. 3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah Ekonomi mikro membahas bagaimana alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang diproduksi dan Page 9 of 12

bagaimana, apa yang dikonsumsi, untuk oleh dan dari siapa. Berdasarkan pengertian pasar dan mekanisme pasar, aspek-aspek yang sering dianalisis dalam ekonomi mikro adalah interaksi di pasar barang, interaksi pasar faktor produksi serta tingkah laku pembeli dan penjual. 4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah Bila ekonomi mikro hanya memperhatikan alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri maka ekonomi makro memperhatikan alokasi sumberdaya pada tingkat kumpulan rumah tangga, perusahaan dan industri atau dengan kata lain pada tingkat negara. Ada dua kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik seperti yang diharapkan, kebijakan tersebut berupa: Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter a. Kebijakan Fiskal Kebijakan pemerintah yang mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya (di Indonesia disebut kebijakan APBN). Dalam sirkulasi aliran pendapatan, penerimaan pemerintah didapat melalui pajak (T) sedangkan pengeluaran pemerintah merupakan konsumsi pemerintah (G). Ada dua kebijakan fiskal, kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif bila menurunkan pajak dan menaikkan pengeluaran pemerintah dengan tujuan: Mendorong pertumbuhan produksi Menaikkan pendapatan masyarakat Mendorong impor Kebijakan fiskal kontraktif bila menaikkan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintah dengan tujuan: Mengurangi produksi dalam negeri Menurunkan pendapatan masyarakat Menurunkan impor b. Kebijakan Moneter Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar dan mengubah tingkat bunga. Ada dua kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter koontraktif. Kebijakan moneter ekspansif (easy money policy) bila : menambah jumlah uang yang beredar dan menurunkan tingkat bunga (interest rate) dengan tujuan: Mendorong kenaikan investasi Menaikkan penerimaan masyarakat Mendorong kenaikan impor Mendorong arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat penurunan suku bunga Menurunkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat penurunan suku bunga Kebijakan moneter kontraktif (tight money policy) bila : mengurangi jumlah uang yang beredar dan menaikkan tingkat bunga (interest rate) dengan tujuan: Menurunkan investasi Menurunkan penerimaan masyarakat Page 10 of 12

Menurunkan impor Menurunkan arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat kenaikan suku bunga Menaikkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat kenaikan suku bunga 5. Ekonomi Internasional Pengaruh globalisasi ekonomi dunia membuat ekonomi nasional menjadi bagian dari ekonomi internasional, dan tidak ada lagi negara yang hidup terisolasi tanpa hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan perdagangan internasional (ekspor dan impor). Kebijakan perdagangan internasional yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah: Kebijakan ekspor di dalam negeri Kebijakan ekspor di luar negeri Kebijakan impor Kebijakan lain Kebijakan kurs Kebijakan pengawasan langsung 6. Faktor Lingkungan Lainnya Merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem agribisnis, seperti kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi keamanan. REFERENSI Renville Siagian. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University Press. Seperich, George J., etc. 1994. Introduction to Agribusiness Marketing. Prentice Hall Career and Technology. New Jersey. Silvana Maulidah, 2010. Manajemen Agribisnis. Jurusan Sosek Pertanian UB. Malang. W. David Downey & Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Penerbit Erlangga PROPAGASI A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal) 1. Jika saudara akan berusaha agribisnis, cobalah buat sebuah perencanaan usaha yang terkait dengan elemen sistem agribisnis (Sumber Daya Alam & Lingkungan; Sumber Daya Manusia; Ilmu Pengetahuan & Teknologi; Pasar; Finansial/Modal Kerja; dan Organisasi (kelembagaan). 2. Carilah satu produk agribisnis yang ingin saudara kembangkan dalam usaha, lalu carilah pohon industrinya dan jelaskan!. B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri) 1. Pertanian adalah sebuah sector dan agribisnis adalah sebuah system! Jelaskan perbedaan itu! 2. Jelaskan fungsi dan peranan lembaga penunjang dalam bagan system agribisnis! 3. Jelaskan hubungan antara Agribisnis dan agroindustri, beserta bagan keterkaitannya Apakah yang dimaksud dengan rancangan usaha bisnis? Jelaskan fungsinya, dan berikan contoh kasus usaha agribisnis yang saudara inginkan. 4. Apabila saudara ingin berwirausaha di dalam system agribisnis, maka pada subsistem yang manakah akan saudara pilih (agroindustri hulu, Page 11 of 12

usahatani/farming, agroindustri hilir). Jelaskan alasannya jika ditinjau dari beberapa aspek, beserta gambar rancangan produknya. Berdasarkan contoh usaha agribisnis pada soal no. 4. Jelaskan bagaimana pengaruh factor lingkungan; antara lain: Undang Undang dan Legalitas; Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis; Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah; Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah; Situasi Ekonomi Internasional; dan Faktor Lingkungan Lainnya (kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi keamanan) terhadap usaha saudara tersebut Page 12 of 12