TINJAUAN PUSTAKA. yang melindungi telur dari mikroorganisme, lapisan stratum adalah lapisan yang

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Rumput Raja Sumber: Dokumentasi Penelitian (2012)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

BAB I PENDAHULUAN. pelindung alam sekitar (Zain, 1998). Menurut sumber dari Direktorat Jendral

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schumach) Spermatophyta: Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae;

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. D. cinereum (nama lainnya Desmodium rensonii) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

Nur Rahmah Fithriyah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput Raja (Pennisetum purpuroides) dapat dilihat. pada Gambar 1. Gambar 1. Morfologi Rumput Raja (Pennisetum purpuroides)

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Kulit Telur untuk Tanaman Cangkang telur unggas umumnya memiliki tiga lapisan yaitu kutikula, lapisan stratum dan lapisan membran. Lapisan kutikula adalah lapisan paling luar yang melindungi telur dari mikroorganisme, lapisan stratum adalah lapisan yang mengandung banyak kapur, sedangkan membran adalah lapisan yang berbentuk seperti plastik bening. Cangkang telur merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12 % dari berat total. Kandungan kulit telur menunjukkan bahwa kulit telur berkualitas baik dari lapisan luar mengandung sekitar 2,2 gram kalsium karbonat. Sekitar 95% dari cangkang telur kering mengandung kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram. Kulit telur juga mengandung fosfor sebanyak 0,3% dan mengandung unsur mikro (magnesium, natrium, kalium, seng, mangan dan tembaga) sebanyak 0,3% (Butcher and Richard, 2003). Komposisi cangkang telur secara umum terdiri atas : air (1,6%) dan bahan kering (98,4%). Dari total bahan kering yang ada, dalam cangkang telur terkandung unsur mineral (95,1%) dan protein (3,3%). Berdasarkan komposisi mineral yang ada, maka cangkang telur tersusun atas kristal CaCO3 (98,43%) ; MgCO3 (0,84%) dan Ca3(PO4)2 (0,75%) (Yuwanta, 2010). Tabel 1. Komposisi Cangkang Telur Ayam Komponen % berat Kalsium karbonat (CaCO3) 94 Magnesium karbonat (MgCO3) 1 Kalsium fosfat (CaPO4) 1 Bahan organik 4 (Sumber: Yuwanta, 2010). 4

Cangkang Telur sebagai Pupuk Alami Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Sementara itu, Hunton (2005) melaporkan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu, rata-rata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga (Butcher and Miles, 1990). Ritapunto (2008) menyatakan bahwa kulit telur merupakan bagian yangsangat penting sebagai pelindung dari isi telur. Kulit telur tersusun oleh bahan organik 95,1 5, protein 3,3 % dan air 16 %. Disamping itu cangkang telur mengandung kalsium (Ca) sebanyak 98 %, karena itu cangkang telur bisa digunakan untuk meningkatkan kandungan kalsium kompos atau pupuk.kandungan kalsium yang cukup besar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman. Kalsium (Ca) pada tanaman berperan untuk merangsang pembentukan bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji. Kalsium pada daun dan batang berkhasiat menetralkan senyawa atau menyebabkan suasana yang tidak menguntungkan pada tanah (Lingga dan Marsono, 2007). Peranan kalsium pada tumbuhan menurut Pusry (2007) adalah mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini, memperbaiki ketegaran dan ketahanan tanaman, mempengaruhi peng-angkutan air dan hara-hara lain, diperlukan untuk pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan pembelahan sel, mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel, mendorong produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu menetralkan asamasam organik yang bersifat meracuni. Kemampuan kalsium untuk meningkatkan

ketahanan tanaman tidak terlepas dari peranannya memengaruhi kerja enzim dalam metabolisme tanaman. Hal tersebut disebabkan dalam sistem metabolisme tanaman dihasilkan senyawa metabolit sekunder, seperti fenol, fitoaleksin, dan flavanoid, yang dapat menghambat perkembangan patogen (Irawati, 2001). Unsur hara kalsium dalam pupuk organik dari limbah cangkang telur berpengaruh pada pembentukan bintil akar, berperan dalam hidrolisis ATP dan fosfolipida, merupakan ko-faktor beberapa enzim. Gejala kekurangan unsur hara kalsium antara lain pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk, dan perakaran tidak normal (Irawati, 2001). Tanah Ultisol Tanah Ultisol mengandung berbagai kendala yang berat untuk budidaya tanaman yang saling berkaitan. Segala persoalan yang muncul dalam ultisol bersumber pada sejarah pembentukannya. Tanah ini dibentuk oleh proses pelapukan dan pembentukan tanah yang intensif karena berlangsung dalam lingkungan iklim tropika dan subtropika yang bersuhu panas dan bercurah hujan tinggi (Notohadiprawiro, 2006). Ultisol, umum dikenal sebagai tanah liat merah, adalah salah satu dari dua belas perintah tanah di Amerka Serikat. Departemen Pertanian taksonomi tanah mendefinisikan sebagai tanah mineral yang tidak mengandung bahan gamping yang banyak di dalam tanah, memiliki mineral lapuk kurang dari 10% di lapisan atas tanah yang ekstrim, dan memiliki kejenuhan basa dikurangi 35% di seluruh tanah.tanah Ultisol umumnya mempunyai nilai kejenuhan basa < 35%, karena batas ini merupakan salah satu syarat untuk klasifikasi tanah Ultisol menurut Soil Taxonomy. Berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan penerapan teknologi

seperti pengapuran, pemupukan, dan pengelolaan bahan organik(notohadiprawiro, 2006). Menurut Hakimet al.(1986), tanah ultisol memiliki kemasaman kurang dari 5. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa pemberian bahan organik dapat menambah unsur hara dan menghambat penguapan lengas tanah serta mampu menekan kemasaman tanah. Pemanfaatan tanah ultisol untuk pengembangan tanaman pangan lebih banyak menghadapi kendala dibandingkan dengan tanaman perkebunan. Sifat-sifat fisika dari tanah Ultisol umumnya buruk. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini yakni struktur tanah kurang mantap, infiltrasi dan permeabilitas lambat, aerasinya buruk, kandungan bahan organik rendah, porositas yang rendah sehingga tanah cenderung lebih padat, agregat kurang stabil dan lambat akibatnya bahaya erosi dapat meningkat, bobot isi pada lapisan tanah bawah tinggi (Utomo, 2008). Dari segi kimia tanah, ultisol mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain: ph tanahnya rendah berkisar 3,5 5,0: reaksi tanah masam, kandungan Al, Fe, dan Mn tinggi, unsur hara rendah, biologi tanah yang rendah karena kurangnya bahan organik dan unsur-unsur hara (Utomo, 2008) Pengapuran Pemberian kapur adalah salah satu upaya untuk menetralkan kemasaman tanah. Pada tanah-tanah yang kemasamannya rendah, umumnya dibutuhkan 4 ton/ha dolomit (Lingga dan Marsono, 1986). Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengujian pemberian pupuk dan pengapuran pada tanah-tanah yang defisit unsur hara dan masam, sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah.

Kapur banyak mengandung unsur Ca tetapi pemberian kapur ke dalam tanah umumnya bukan karena tanah kekurangan Ca tetapi karena telah terlalu masam. Oleh karena itu, ph tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan. Umumnya bahan kapur untuk pertanian adalah berupa kalsium karbonat (CaCO 3 ). Kapur karbonat dihasilkan melalui proses penggilingan langsung pada batuan kapur. Kandungan utama dalam kapur ini adalah kalsium karbonat dan magnesium karbonat. Bila kadar kalsium karbonatnya lebih banyak maka kapur tersebut dinamakan kalsit. Sebaliknya, bila yang dominan adalah magnesium karbonat maka disebut dolomit. Hasil yang diperoleh mineral penyusun gamping yang dominan yatu kalsit CaCO 3 (92,11%) dan dolomit CaMg (CaCO 3 )2 (1,11-7,28%) dan mineral-mineral kuarsa, siderit, pirit sebagai pengotor (Rusmadi, 2004). Jenis kapur inilah yang umumnya digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan ph tanah. Kedua pupuk ini bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat meningkatkan ph tanah (Marsono dan Sigit, 2001). Pemberian kapur dapatmengatasi masalah kemasaman tanahdan juga menjamin tanaman dapat bertahanhidup dan berproduksi bila terjadikekeringan (Amien et al. 1990). Pemupukan Pemupukan adalah penambahan bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah kedalam tanah agar tanah menjadi subur (Hardjowigeno, 1987).Pemupukan merupakan suatu bahan organik atau anorganik yang berasal dari alam atau buatan yang diberikan pada tanaman secara langsung atau tidak langsung untuk menambah unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman(pitojo, 1995).Pemupukan dimaksudkan untuk menambah

persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanamannya (Dewi et al., 2005). Kesuburan tanaman ditentukan antara lain oleh ketersediaan unsur hara tanah dan pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara tersebut. Semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman harus tersedia agar diperoleh tingkat pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi (Foth, 1988). Hijauan Makanan Ternak Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hijauan pakan ternak menjadi bahan pakan yang sangat disukai oleh ternak ruminansia. Setiap jenis hijauan memiliki karakteristik yang berbeda. Dimulai dari perakaran, batang, helaidaun, bunga, biji dan tipe pertumbuhan dari masing-masing hijauan memiliki ciri dan morfologi yang khas mencakup bentuk, warna dan bau. Rumput pada umumnya mempunyai sistematika sebagai berikut, yaitu Kingdom : Plantae, Phylum: Spermatophyta; Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae; Ordo: Glumifora; Family: Gramineae(Reksohadiprodjo, 1994). Rumput berkualitas tinggi memegang peranan penting dalam penyediaan pakan ternak ruminansia di Indonesia. Rumput sebagai sumber hijauan pakan telah umum dipergunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar (Lubis, 1963). Selain itu rumput juga mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup ternak, seperti air, lemak, BETN, serat kasar, mineral (terutama fosfor dan garam dapur) serta vitamin (Jayadi, 1991).

Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang akan diamati pada penelitian ini adalah : 1. Paspalum notatum Paspalum notatummerupakan rumput yang mampu beradaptasi dalamberbagai jenis tanah, tahan terhadap asam/rendah kesuburan tanah. Berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dan beradaptasi di daerah tropik dan subtropik.rumput ini mempunyai toleransi kekeringan yang baik. Beberapa hama atau masalah penyakit, cocok digunakan sebagai tanaman pada lahan penggembalaan dan mampu menekan gulma setelah dibentuk serta memiliki respons yang baik dengan nitrogen (Hanafi, 2007). Paspalum notatummemiliki stolons dengan ukuran diameter > 5 mm, bilah daun gundul hingga berbulu, bervariasi dari 3-10 mm lebar, dan panjang dekat ujung stolon 2-5 cm, mempunyai batang yang tegak yakni 20-50 cm serta memiliki daun sempit yang pendek.paspalum notatum adalah rumput berhizome untuk penyimpanan karbohidrat, memiliki banyak daun dan dekat dengan tanah sehingga memudahkan ternak untuk merumput(newman, 2013). Paspalum notatum merupakan rumput berumbai dengan daun yang ramai di dasar dan dangkal. Tanaman ini dapat tumbuh 30 hingga 50 cm tinggi. Reproduksi adalah dengan biji, dan menyebar secara vegetatif dengan singkat. Tumbuh baik pada curah hujan 800-2000 mm/tahun dan tahan kekeringan.suhu optimum 25-30 C. Hasil bahan kering tahunan dengan irigasi dapat melebihi 20 ton/ha, tetapi bila bergantung pada hujan tumbuh 3-8 ton/ha (Newman, 2013). Kandungan nutrisi pada Paspalum notatumantara lain BK 18 % dengan kandungan PK sekitar 10-12%; LK 0,4 %; SK 7,1%; Abu 9,8 %. Pada tanaman

segar mengandung kadar kalsium (Ca) 0,33 % Pospor (P) 0,17 % dan kalium sekitar 2,2 %, (Newman, 2013) 2. Digitaria milanjiana Rumput Digitaria milanjianamerupakan tanaman tahunan yang bervariasi, berstolon, (kadang-kadang berizoma atau berumpun) dengan batang berongga tegak setinggi sampai 150 cm pada saat masak, dan helai daun sepanjang 40 cm dan lebar 1,3 cm; bunga memiliki 3-12 tandan (kadang-kadang 2 dan sampai 18), panjang 8-25 cm sekitar 2 juta biji/kg. Rumput berumur panjang yang berstolon dan tumbuh rendah dengan daun yang lembut. Rumput ini berdaun lebat dan halus, pada setiap buku pada stolonnya bisa tumbuh akar dan tangkai (Susetyo, 1980).Tanaman rumput tahunan yang mempunyai banyak stolon dan rizoma dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Ditanam untuk padang gembala permanen dan sebagai lapisan penutup tanah untuk menahan erosi dan gulma. Dapat digunakan sebagai hay dan untuk menekan nematoda pada sistem tanaman pangan(bogdan, 1977). Di alam bebas, ditemukan tumbuh terutama pada tanah berpasir, tetapi juga pada tanah merah, hitam berat, terkadang tergenang air, ph dari asam sampai basa.bertahan hidup dibawah kondisi kesuburan sedang, tetapi tumbuh baik dengan pemupukan.sangat tahan penggembalaan dan pemotongan.palatabilitas yang sangat baik dan menyebabkan daya tahan hidup yang rendah pada kondisi penggembalaan berat(bogdan, 1977). Komposisi zat makanan rumput Digitaria milanjiana adalahpk sekitar 8-12%, dan rata-rata kecernaan BK pada umur 4-8 minggu sekitar 64-

67%.Kecernaan BK pada haysekitar 55%. Daun hijau mengandung N 2,11%, P 0,28%, S 0,16% dan Ca 0,84% (Bogdan, 1977). Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Spesies HMT tidak mempunyai nilai gizi yang sama. Hal ini diakibatkan oleh faktor yang mempengaruhi yaitu jenis dan umur yang berbeda-beda (Siregar, 1988). Produktivitas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi produktivitas antara lain umur, tanaman, faktor hereditas, dan zat pengatur tumbuh. Faktor eksternal yang mempengaruhi produktivitas adalah cahaya, temperatur, kelembaban, nutrisi atau garam-garam mineral dan oksigen (Harjadi, 1993). Pertumbuhan menghasilkan penambahan ukuran dan berat.parameter kualitas produktivitas rumput terdiri dari produksi segar, produksi bahan kering, tinggi tanaman, jumlah anakan dan biomassa akar yang diuji secara obyektif. 1. Produksi segar Kemampuan produksi dan kemampuan tumbuh serta adaptasi terhadap berbagai jenis lahan berbeda-beda diantara jenis rumput. Produksi segar diperoleh dengan melakukan penimbangan daun dalam keadaan segar atau tanpa dilakukan pengeringan. Penimbangan berat segar rumput dilakukan setelah tanaman dipanen dengan cara memotong pangkal tanaman setinggi 10-15 cm dari tanah. Penimbangan dilakukan langsung pada saat pemotongan. 2. Bahan Kering Bahan kering merupakan salah satu hasil dari pembagian fraksi yang berasal dari bahan pakan setelah dikurangi kadar air. Dalam analisa ini menggunakan alat yang berupa oven 105 0 C, timbangan analitik, cawan porselin,

eksikator, dan penjepit. Pada prinsipnya dalam analisa bahan kering ini adalah dengan menggunakan penimbangan dari hasil produksi segar kemudan dioven sebanyak dua kali. Pengovenan pertamad dilakukan untuk memperoleh data produksi kering dengan oven 60 0 C selama 24 jam. Pengovenan kedua untuk memperoleh data berat kering dngan menggunakan oven 105 0 C selama 8 jam. Analisa bahan kering memiliki peran yang sangat penting karena tidak semua ternak mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk segar. 3. Jumlah anakan tanaman Rumput yang mempunyai stolon atau rhizoma dapat menyebar dan menguasai areal tumbuh dengan cepat karena membentuk perakaran yang intensif pada setap buku stolon atau rhizoma. Parameter yang mencerminkan kemampuan itu adalah jumlah anakan (Priyanto, 2012). Jumlah anakan tanaman adalah anakan yang muncul dari dalam tanah atau tumbuh pada rhizoma batang, bukan yang tumbuh ke samping pada buku - buku batang yang tidak terpotong. Pada tanaman yang mempunyai anakan jika telah mempunyai daun, artinya daun telah membuka dengan sempurna. 4. Pertumbuhan tinggi tanaman Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai pertambahan ukuran yang dapat diketahui dengan adanya pertambahan panjang, diameter, dan luas bagian tanaman.pengukuran tinggi tanaman adalah dengan cara menegakkan seluruh daun ke atas sampai tegak lurus, kemudian dilakukan pengukuran secara vertikal pada bagian tanaman yang paling tinggi dari permukaan tanah(harjadi, 1993).

5. Biomassa Akar Biomassa akar adalah semua biomassa dari akar tumbuhan yang hidup. Hasil pengamatan biomassa akar dapat dinyatakan per satuan tanaman. Biomassa bisa dinyatakan dalam ukuran berat, seperti berat kering dalam satuan gram, atau dalam kalori. Oleh karena kandungan air yang berbeda setiap tumbuhan. Maka biomassa di ukur berdasarkan berat kering. Biomassa akar dapat diperoleh dengan cara memotong batas akar kemudian dibersihkan dari tanah yang menempel. Selanjutnya akar ditimbang dan diamati. Pemanenan/Pemotongan Pemanenan/Pemotongan dilakukan oleh manusia atau direnggut langsung oleh ternak yaitu pengambilan bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah. Pemanenan terutama oleh manusia dimana pemanenan yang baik adalah pada periode akhir vegetatif atau menjelang berbunga. Dalam praktek biasanya panen dilaksanakan pertama kali 60-90 hari setelah tanam, selanjutnya dilaksanakan setiap 30-50 hari pada musim penghujan dan setiap 60 hari pada musim kemarau (Hutasoit et al., 2009) Pemanenan dengan menggunakan sabit yang dilaksanakan oleh manusia dilakukan dengan menyisakan 10 cm dari permukaan tanah. Perlakuan demikian untuk menjamin pertumbuhan kembali hijauan yang telah dipanen(rodney et al., 2013).