BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.4 Metodologi Penelitian

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN


PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap manusia pada hakekatnya memiliki berbagai aktivitas. Dalam satu hari

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

Bab I Pendahuluan. Makalah Pengantar Tugas Akhir Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin. berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB І PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

a) Bagaimana merancang perpustakaan pusat yang berstandar internasional?

PROPOSAL 1. Latar Belakang Penelitian

PROPOSAL SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN FURNITURE SEKOLAH TK DI KELAPA GADING, JAKARTA UTARA

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT WISATA KULINER KHAS ASIA DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Selain itu tingkat polusi di Indonesia yang cukup tinggi, dapat membuat seseorang mudah stress dan tertekan dengan lingkungan yang ada di Indonesia. K

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup tidak dapat bertahan dan melepaskan kebutuhan akan makanan dan telah menjadi kebutuhan pokok hidup makhluk hidup. (Abraham Maslow, 1960) Seiring dengan meningkatnya perkembangan gaya hidup manusia modern. Kesibukan manusia modern akan pekerjaannya saat ini menyebabkan seringnya masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang instan seperti makanan cepat saji ataupun makanan kaleng yang dijual supermarket untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu alasan manusia modern mengkonsumsi makanan cepat saji atau makanan kaleng yaitu keterbatasan waktu untuk memasak, praktis dan diiringi dengan rasa yang enak. Bahkan makanan cepat saji telah menjadi budaya dan gaya hidup saat ini. Sedangkan Makanan cepat saji sangat berbahaya bagi tubuh dan dapat menyebabkan obesitas jika sering dikonsumsi karena mengandung kadar gula, garam, lemak, dan kalori yang sangat tinggi. Sedangkan makanan kaleng mengandung pengawet, MSG dan bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Gaya hidup dan pola makan saat ini telah membuat masyarakat modern kurang memahami pentingnya pola hidup sehat. Sehingga kebiasaan ini dapat membuat tubuh retan terhadap resiko kesehatan. Tanpa disadari sangat mempengaruhi masalah kesehatan dan menimbulkan beberapa penyakit. Terkadang orang-orang menyadari pentingnya makanan sehat saat mereka telah menderita penyakit gizi buruk, obesitas atau penyakit lainnya. Terutama kebiasaan pola hidup anak-anak saat ini yang sulit makan dan hanya ingin makanan yang enak dan mereka gemari. Oleh karena itu, sejak dari dini anak-anak perlu di tanamkan kebiasaan untuk pola makanan sehat dan perlu menyadari akan pentingnya makan-makanan sehat dalam membantu pertumbuhan tubuh, meningkatkan fungsi tubuh dan mencegah timbulnya penyakit. Pembelajaran bahwa makanan sehat selain baik untuk kesehatan tubuh namun juga dapat diolah menjadi makanan yang enak untuk di konsumsi. 1

2 Definisi makanan sehat secara umum itu sendiri yaitu makanan yang seimbang terdiri dari sayuran, mengandung banyak vitamin dan mineral, organik dan rendah lemak. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Rahmadianti tehadap pertimbangan pola makanan sehat yang ada di Indonesia, Indonesia menginginkan pilihan menu yang lebih sehat (80%), dan masih menikmati saat makan luar (52%). Sayangnya, mereka berpikir makanan sehat biasanya lebih mahal (58%), kurangnya nafsu makan (47%), dan tidak memuaskan (45%). (Rahmadianti, 2012) Memasak sekarang saat ini bukan hanya kebutuhan pokok namun juga menjadi hobby bagi sebagian orang. Cita rasa makanan itu sendiri berkembang untuk menggugah selera yang dimana tidak hanya enak dari segi rasa namun juga visual. Memasak sendiri terdiri dari berbagai macam metode, teknik, peralatan, dan kombinasi bumbu dapur untuk mengatur rasa memudahkan makanan untuk dicerna dan mengubah makanan dari segi warna, rupa, rasa, tekstur, penampilan dan nilai nutrisi. Tidak hanya memasak makanan yang menggugah selera, enak dari segi rasa namun seorang koki juga harus mempertimbangkan keseimbangan nutrisi yang terkandung di makanan tersebut. Terlebih makanan akan lebih sehat apabila dimasak sendiri. Dengan begitu maraknya restaurant dan Café yang bertebaran di Kota Jakarta. Tentu bisnis memasak tidak dapat diremehkan dan dapat sangat menguntungkan. Terlebih apabila keuntungan itu didapatkan karena hobby memasak. Kuliner sendiri memiliki potensi yang besar untuk terus diolah dan dikembangkan melihat dengan besarnya perkembangan penggemar kuliner di indonesia. Namun, begitu banyaknya makanan asing yang berkembang dalam perkembangan kuliner di Indonesia. Makanan Indonesia juga memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan mengembangkan namanya secara internasional. Selain itu, sebagai masyarakat Indonesia sudah sepantasnya kita untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia dalam bidang kuliner. Melihat banyaknya restaurant bintang lima yang mengatas namakan makanan asing. Makanan Indonesia juga bisa ditingkatkan kualitasnya seperti restaurant bintang lima. Sekolah masak yang khusus mengajarkan tentang mengolah makanan Indonesia juga tidak begitu banyak terdapat di Indonesia. Restoran yang memperhatikan kadungan nutrisi dan memiliki menu makanan sehat masih jarang terlihat di Indonesia. Professor Levy dari Yale, School of

3 medicine mengatakan bahwa restoran sangat jarang melakukan promosi makanan sehat itu untuk anak-anak. Menurut penulis, restaurant yang menghadirkan menu makanan sehat masih memiliki peluang yang besar dimana selain itu dapat menamkan kebiasaan baik bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan penjabaran persoalan yang ada di atas, penulis ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk membiasakan diri untuk mulai menanamkan kebiasaan pola hidup makanan sehat di dalam keadaan maraknya budaya makanan cepat saji dan obesitas saat ini. Dengan membiasakan kebiasaan ini membuat tubuh retan akan penyakit, kebiasaan ini dapat menjadi salah satu solusi baik bagi yang menginginkan diet secara sehat. Menanamkan kebiasaan pola hidup sehat memang bukanlah usaha yang mudah, menurut hasil penelitian para ilmuan di Preventive Medicine Research Institute di Sansalito, California, Amerika Serikat, cara terbaik untuk mencegah penyakit kanker adalah dengan melakukan pola hidup sehat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengajarkan masyarakat bagaimana cara mengolah makanan yang sehat namun juga enak dari segi rasa, dan mengenalkan secara lebih detail kategori makanan yang disebut sehat oleh para professional yang ahli di bidangnya. Pengajaran tersebut dapat melalui sekolah masak yang bebasis Healthy Food dengan menu-menu makanan Indonesia. Dimana di dalamnya sekolah masak tersebut murid-murid diajarkan mengenai pengentahuan seputar makanan sehat dalam pembagian porsi yang seimbangan, pengentahuan akan pemilihan bahan-bahan makanan yang segar, pengentahuan akan kandungan gizi yang terdapat pada makanan, pengentahuan untuk cara mengolahnya, menuangkan segala ide dan kemampuan murid dalam memasak, mengembangkan bakat dan minat murid, tempat pembelajaran untuk mengembangkan potensi, tempat untuk menanamkan kebiasaan makanan sehat bahwa makanan sehat juga bisa enak dari segi rasa dan juga baik bagi tubuh, makanan sehat juga bisa diterapkan di makanan Indonesia melalui kadar porsi itu sendiri, yang di tunjang dengan suasana yang mendukung berlangsungnya pengajaran dan miliki sirkulasi ruang yang baik dan sesuai dengan stadar ergonomi tubuh manusia. Selain adanya fasilitas kelas memasak, namun juga terdapat fasilitas tambahan lainnya yaitu fresh minimarket yang menjual bahan baku makanan segar, dan restoran yang menyajikan hidanganhidangan makanan Indonesia yang memperhatikan nutrisi yang terkadung di dalamnya.

4 1.2 Rumusan Masalah Berikut rumusan masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Sekolah Masak Makanan Indonesia dengan metode Healthy Food sebagai acuan untuk menemukan solusi pemecahan masalah desain: 1. Bagaimana merancang interior sebuah sekolah masak yang dapat meningkatkan kreativitas dan memberikan inspirasi bagi penggunannya? 2. Bagaimana merancang interior sebuah Sekolah Masak yang memperhatikan aspek ergonomis dan memiliki sirkulasi ruang gerak yang baik bagi penggunanya? 3. Bagaimana merancang interior sebuah Sekolah Masak yang memperhatikan aspek keamanan, kebersihan, keselamatan bagi penggunanya? 4. Bagaimana merancang interior sebuah Sekolah Masak yang memperhatikan aspek material yang tidak berbahaya bagi makanan dalam guna mendukung metode Healthy Food? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Adapun tujuan dari perancangan interior Sekolah Masak untuk tugas akhir antara lain sebagai berikut: 1. Membuat suatu rancangan yang dapat menjadikan sekolah masak sebagai fasilitas untuk menuangkan minat dan bakat murid dalam memasak. 2. Merancang sebuah sekolah masak yang dapat memberikan inspirasi kreatif bagi penggunanya. 3. Membuat sekolah masak yang fungsional dan sirkulasi yang nyaman bagi penggunanya. 4. Merancang sebuah interior sekolah masak dengan memperhatikan penggunaan material yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi makanan.

5 5. Merancang sekolah masak yang memberikan keamanan bagi setiap penghuni yang berada di sekolah masak. 6. Merancang sekolah masak yang mampu menunjang produktivitas, konsentrasi dan kenyamanan bagi penggunanya. 1.3.2 Manfaat Perencanaan Penulisan proyek tugas akhir ini memberikan banyak manfaat bagi penulis. Salah satunya sebagai acuan dasar dalam perencanaan dan perancangan interior pada tugas akhir ataupun sebagai referensi pada profesi sebagai desainer interior kelak. Diharapkan informasi-informasi dari perencanaan interior atas topik yang dipilih dapat pula memberikan manfaat bagi individu lain. Manfaat dan kontribusi yang diberikan antara lain sebagai berikut: 1. Hasil perancangan diharapkan mampu menginspirasi individu lain dalam merancang perencanaan sekolah masak makanan Indonesia dengan metode Healthy Food yang memenuhi tuntutan aspek kenyamanan, keamanan dan kebersihan bagi penggunanya. 2. Hasil perancangan diharapkan mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani pola makanan yang sehat. 3. Hasil perancangan diharapkan dapat memberikan informasi terkait mengenai perancangan sekolah masak. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.4.1 Kawasan Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan survei di 3 tempat berbeda, sekitar sekolah masak di wilayah Jakarta dan Tanggerang yaitu Jakarta Culinary Center, ChezLely Culinary School dan Lifestyle Studio. Kegiatan penelitian dilakukan melalui studi lapangan, wawancara dengan narasumber yang terkait dan mencari data-data literatur mengenai informasi yang berkaitan dengan pembahasan tugas akhir. Adapun data yang diteliti dan disurvei adalah:

6 1. Aktifitas dan fasilitas yang dibutuhkan di sebuah sekolah masak. 2. Pembagian ruang dalam sebuah sekolah masak. 3. Jumlah murid dan karyawan yang bekerja. 4. Struktur Organisasi dalam sebuah sekolah masak. 5. Informasi mengenai jadwal kelas sekolah masak. 1.4.2 Batasan Penelitian Peninjauan terhadap judul yang dipilih, yaitu Perancangan Interior Sekolah Masak Makanan Indonesia dengan metode Healthy Food dilakukan sejauh yang dibutuhkan sebagai sumber data dalam pengerjaan perancangan. Hal-hal tersebut mencakup: 1. Perihal kebutuhan aktifitas dan fasilitas yang dibutuhkan dalam sebuah Sekolah Masak. 2. Perihal kebutuhan ruang yang dibutuhkan dalam merancang sebuah Sekolah Masak. 3. Perihal analisis kegiatan dan alur sirkulasi siswa didik, pengajar, pengelola atau pihak-pihak yang terlibat. 4. Perihal penelitian dan studi literatur mengenai perkembangan teknologi baru terhadap fasilitas-fasilitas memasak. 5. Perihal penelitian dan studi literatur mengenai makanan sehat. 6. Terkait dengan jumlah-jumlah ruang kelas, jumlah pengajar dan jumlah murid. 1.5 Metode Pengumpulan Data 1.5.1 Metode Penelitian 1. Studi Literatur Adalah bentuk pengumpulan data yang bersumber dari buku maupun media internet, guna mencari informasi yang berkaitan dengan fungsi, jenis, dan kebutuhan dari sebuah perencanaan sekolah masak pada umumnya sehingga dapat membantu dalam proses perancangan.

7 2. Survei Lapangan Survei lapangan bertujuan untuk mencari informasi lain mengenai sekolah masak yang tidak dapat kita temui melalui studi literatur. Survei dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengambil foto, aktifitas sekolah masak dan mengamati dari dekat mengenai segala hal yang ada di dalamnya. 3. Wawancara Wawancara bertujuan untuk mencari informasi yang lebih mendalam terhadap narasumber yang berkaitan dengan sebuah sekolah masak mengenai apa saja yang menjadi kendala dan kebutuhkan seluruh pihak yang ada. 1.5.2 Metode Perancangan Setelah pengumpulan data dilakukan maka kemudian dilakukan penganalisaan masalah yang terdapat dari beberapa macam sekolah masak. Penganalisaan segala macam permasalahan yang didapat yang akan sangat berguna dalam proses perancangan Sekolah Masak nantinya. Kemudian setelah analisa permasalahan selesai dilanjutkan dengan membuat program ruang yang terdiri dari diagram matriks, total program ruang, diagram kedekatan antar ruang, dan hubungan antar ruang. Selanjutnya setelah itu masuk kedalam proses desain berikutnya yaitu konsep desain. Konsep merupakan bagian penting dalam perancangan sebuah interior. Dengan konsep yang telah ditentukan dengan matang, maka perancangan sebuah interior akan terarah baik dan memiliki makna bagi pengunjung atau orang yang berada di dalamnya. Perancangan interior dapat dimulai setelah konsep didapatkan, yaitu perancangan layout. Perancangan layout melalui berbagai pertimbangan seperti kebutuhan fasilitas dan aktifitas dari pihak-pihak terkait. Hingga selanjutnya membuat gambar kerja yang berisikan juga gambar elevasi, detail konstruksi, dan lain sebagainya. Setelah perancangan gambar kerja selesai, maka untuk dapat memberikan gambaran nyata dari perancangan interior yang telah diterapkan, akan berlanjut pada pembuatan 3D ruangan-ruangan yang mampu menjual dan menonjolkan desain yang ada.

8 1.6 Konstribusi Perencanaan Penulis berharap bahwa penulisan tugas akhir ini dapat memberikan konstribusi. Konstribusi yang diberikan antara lain sebagai berikut: 1. Diharapkan perancangan ini dapat berguna bagi mahasiswa interior Universitas Bina Nusantara dalam menambah informasi yang terkait dengan perancangan Sekolah Masak Makanan Indonesia dengan metode Healthy Food. 2. Diharapkan perancangan ini dapat berguna bagi seluruh mahasiswa noninterior Universitas Bina Nusantara yang mengerjakan tugas berkaitan dengan Sekolah Masak Makanan Indonesia dengan metode Healthy Food.. 3. Diharapkan perancangan ini dapat berguna bagi seluruh masyarakat seluruh kalangan usia, mengenai pentingnya pola hidup makanan sehat, melestarikan makanan indonesia dan perancangan sekolah masak menjadi salah satu wadahnya. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dan memberikan gambaran secara singkat dalam penulisan tugas akhir perencanaan interior Sekolah Masak Makanan Indonesia dengan metode Healthy Food, berikut rincian singkat antara lain: BAB 1 : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan proyek, ruang lingkup permasalahan dan penelitian, tujuan dan manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan. Latar belakang menjelaskan tentang Sekolah Masak secara umum dan khusus. BAB 2 : LANDASAN TEORI Berisi tentang tinjauan umum dan khusus. Tinjauan umum adalah tinjauan yang menjabarkan teori yang akan digunakan untuk membantu penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan sekolah secara umum dimulai dari fungsi, klasifikasi kegiatan dan aktifitas, fasilitas, persyaratan umum dan persyaratan fasilitas. Tinjauan khusus berisi

9 data-data proyek Sekolah Masak yang diambil yang dijabarkan lebih spesifik. BAB 3 : METODE PERANCANGAN Berisi tentang penjabaran studi yang dilakukan secara literature dan survey dan mulai memasuki program proses desain interior. Dimulai dari studi fisik bangunan dan lingkungan, studi aktifitas manusia, studi fasilitas ruang dan studi permasalahan khusus interior. BAB 4 : ANALISA DAN BAHASAN Berisi tentang penjabaran keputusan desain yang digunakan pada desainnya. Terdiri dari konsep perancangan, konsep material, konsep warna, konsep pencahayaan, konsep penghawaan, dan konsep keamanan ruang dan signange. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Semua yang dijelaskan dari bab 1-4. Akan diringkas dan disimpulkan di bab 5 untuk mendapatkan hasil dari semua data yang telah diteliti.

10