BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. PENDAHULUAN

Penentuan Harga Jual Donat Toping Keju LAPORAN LABA RUGI BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

Pembimbing : Mella Sri Kencanawati, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV. KARYA MANDIRI

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK PADA CV. CAHAYA AMANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE : KARLINA FARADILA

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT.BINTANG KRISTAL ABADI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPRODUKSI LEBIH LANJUT PADA CV. USAHA BERSAMA

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI LEMARI TIGA PINTU PADA PD. MEUBEL JEPARA KITA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur.

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

Nisaa Aqmarina EB10

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi Rulam, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media : Yogyakarta, 2014.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

Evaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan pada J rot galery Klaten

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Pendahuluan. tujuannya masing-masing, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI BARANG DAGANG PADA CV. SATRIA MANUNGGAL

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba maksimum secara terus-menerus

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen, baik

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK PESANAN KHUSUS PADA JATISARI FURNITURE

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU.

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA

Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta 2016

BAB I PENDAHULUAN. Laba mempunyai peran yang sangat penting karena menyangkut kelangsungan. Dalam menentukan harga pokok produk perusahaan harus dapat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Endra M. Sagoro. Pendidikan Akuntansi FE UNY

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi dan cara penentuan Harga Jual dalam pembuatan 1 kamar set minimalis yang terdiri dari 1 ranjang tempat tidur, 1 meja rias, 1 almari pintu 3, dan 2 nakas. Adapun yang akan Penulis paparkan terlebih dahulu adalah klasifikasi biaya produksi yang dilakukan perusahaan, kemudian baru dilanjutkan dengan prosedur perhitungan Harga Pokok Produksi dan penentuan harga jual di perusahaan. Metode yang digunakan dalam menentukan besarnya harga pokok produksi pada SETIA BARU Furniture adalah sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dimana biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan cara membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Setelah seluruh proses produksi selesai, mulai dari bahan baku menjadi produk jadi dan juga setelah perhitungan harga pokok produksi yang menghitung seluruh biaya aktual atau sebenarnya terjadi didapat, maka tahap selanjutnya perusahaan harus menetapkan harga jual berdasarkan harga pokok produksi tersebut untuk melepas produksi barang jadi ke konsumen.

Klasifikasi atau penggolongan biaya produksi pada SETIA BARU Furniture dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi biaya produksi yang jelas dan memudahkan bagi para manajemen dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan biaya dan produksi, terutama untuk mengukur pendapatan yang akan diperoleh, menetapkan harga pokok produksi dan menetapkan harga jual produk. Dalam melakukan produksi SETIA BARU Furniture mengklasifikasikan biaya produksi sebagai berikut : 1. Biaya Bahan Baku Dalam pengklasifikasian biaya bahan baku pada SETIA BARU Furniture ini dilakukan berdasarkan prosedur pembuatan 1 kamar set minimalis, dimana biaya bahan baku untuk produksi pada perusahaan ini terdiri atas : Tabel 4.1 Pemakaian bahan baku untuk 1 kamar set minimalis Jenis Kuantitas unit Harga/ Unit Total Harga material Kayu gladag 11 Batang Rp 25.000,- Rp 275.000,- 3 x5 x 180 cm Multiplek 5 Lembar 45.000,- 225.000,- Kaca cermin 1 Lembar 75.000,- 75.000,- Lem 5 Kg 9.000,- 45,000,- Paku Staples 1 Kotak 22.000,- 22.000,- Jumlah Rp 642.000,- 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung yaitu biaya gaji atau upah karyawan yang dibayarkan langsung oleh pihak perusahaan

kepada para karyawan. Di dalam unsur upah langsung terdiri dari unsur kuantitas jam kerja. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung yaitu : Bagian Produksi (6 orang x Rp 50.000) = Rp 300.000,- Bagian Finishing (6 orang x Rp 40.000) = Rp 240.000,- Jumlah total biaya tenaga kerja langsung = Rp 540.000 3. Biaya Finishing Yaitu proses akhir dari pembuatan barang yang terdiri dari woodfiler, woodstain agar produk tersebut terlihat mengkilat dan pemasangan accesoris kamar set. Jadi untuk pemberian warna dan accesoris, biaya yang dibutuhkan Rp 443.800,- Berdasarkan data di atas maka perusahaan selanjutnya akan menghitung biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik 10% dari total biaya produksi langsung. Adapun perhitungan biaya produksi langsung sebagai berikut : Biaya bahan baku Rp 642.000,- Biaya tenaga kerja langsung Rp 540.000,- Biaya Finishing Rp 443.800,- Total biaya produksi langsung Rp 1.625.800,- 4. Biaya produksi tidak langsung atau Biaya Overhead Pabrik Sedangkan untuk biaya produksi tidak langsung, perusahaan menetapkan 10% dari total biaya produksi langsung, yaitu 10% x

Rp 1.625.800 = Rp 162.580. berikut ini akan diuraikan perhitungan biaya produksi tidak langsung menurut perusahaan: a. Biaya bahan penolong 1.5% x Rp 1.625.800 Rp 24.387 b. Biaya Pemeliharaan Bangunan 0.5% x Rp 1.625.800 Rp 8.129 c. Biaya Penyusutan Bangunan 1% x Rp 1.625.800 Rp 16.258 d. Biaya Pemeliharaan mesin dan Peralatan Produksi 0.75 x Rp 1.625.800 Rp 12.193,5 e. Biya Penyusutan Mesin dan Peralatan Produksi 2.25% x Rp 1.625.800 Rp 36.580,5 f. Biaya Perlengkapan Kantor 0.5% x Rp 1.625.800 Rp 8.129 g. Biaya Listrik dan Telpon 1 % x Rp 1.625.800 Rp 16.258 h. Biaya pemeliharaan kendaraan operasional 1% x Rp 1.625.800 Rp 16.258 i. Biaya Penyusutan kendaraan Operasional 1.5% x Rp 1.625.800 Rp 24.387 Total biaya Produksi Tidak Langsung Rp 162.580

SETIA BARU Furniture melakukan pengelompokan biaya biaya produksi dengan dua kelompok yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dimana biaya produksi langsung merupakan biaya-biaya yang langsung berperan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan biaya produksi tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan pengolahan produk. Untuk menentukan harga pokok produksi perusahaan telah menentukan perhitungan sendiri dengan rumus : Harga Pokok Produksi = Biaya Produksi Langsung + Biaya Produksi Tidak Langsung Dalam hal ini perusahaan menetapkan besarnya biaya overhead pabrik yang ditetapkan perusahaan adalah 10% dari total biaya produksi langsung. Selama 1 tahun SETIA BARU Furniture telah memproduksi 233 kamar set minimalis. Berikut ini adalah laporan Harga Pokok Produksi pada SETIA BARU Furniture selama tahun 2008

SETIA BARU Furniture Laporan Harga Pokok Produksi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (233 kamar set minimalis) Biaya Produksi Langsung : Biaya Bahan Baku Rp 149.586.000,- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 125.820.000,- Biaya Finishing Rp 103.405.400,- Total Biaya Produksi Langsung Rp 378.811.400,- Biaya Produksi tidak langsung (Overhead Pabrik) 10% dari biaya produksi langsung Rp 37.881.140,- Harga Pokok Produksi Rp 416.692.540,- Jadi untuk 1 kamar set minimalis diperoleh harga pokok produksi sebesar Rp 416.692.540 : 233 kamar set = Rp 1.788.380,-

Sedangkan untuk 1 kamar set minimalis laporan harga pokok produksinya adalah sebagai berikut : SETIA BARU Furniture Laporan Harga Pokok Produksi (1 kamar set minimalis) Biaya Produksi Langsung : Biaya Bahan Baku Rp 642.000,- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 540.000,- Biaya Finishing Rp 443.800,- Total Biaya Produksi Langsung Rp 1.625.800,- Biaya Produksi tidak langsung (Overhead Pabrik) 10% dari biaya produksi langsung Rp 162.580,- Harga Pokok Produksi Rp 1.788.380,- B. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam menentukan harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada SETIA BARU Furniture metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksinya tidak menggunakan metode full costing ataupun variabel costing. Karena perusahaan tidak menggolongkan biaya ke dalam unsur-unsur kedua metode tersebut, melainkan perusahaan

menggolongkan biaya ke dalam unsur-unsur harga pokok produksi dengan kebijakan perusahaan. Berikut ini adalah laporan harga pokok produksi menurut teori akuntansi biaya yaitu dengan menggunakan metode full costing : SETIA BARU Furniture Laporan Harga Pokok Produksi (1 kamar set minimalis) Full Costing Biaya Bahan baku : Biaya Bahan Baku Rp 642.000,- Biaya Tenaga Kerja Langsung : Bagian Produksi (6 x Rp 50.000) Rp 300.000,- Bagian Finishing (6 x Rp 40.000) Rp 240.000,- Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 540.000,- Biaya Overhead Pabrik variable : Biaya Finishing Rp 443.800,- Biaya bahan Penolong (1.5% x Rp 1.182.000) Rp 17.730,- Biaya pemeliharaan bangunan (0.5% x 1.182.000) Rp 5.910,- Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan

(0.75% x Rp 1.182.000) Rp 8.865,- Biaya perlengkapan kantor (0.5% x Rp1.182.000 ) Rp 5.910,- Biaya Listrik dan telpon (1% x Rp1.182.000 ) Rp 11.820,- Biaya pemeliharaan kendaraan (1% x Rp 1.182.000) Rp 11.820,- Total Biaya Overhead variable Rp 505.855,- Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Penyusutan Bangunan (1% x Rp1.182.000 ) Rp 11.820,- Biaya penyusutan mesin dan peralatan (2.25% x Rp 1.182.000) Rp 26.595,- Biaya penyusutan kendaraan (1.5% x Rp 1.182.000) Rp 17.730,- Total Biaya Overhead pabrik tetap ` Rp 56.145,- Harga Pokok Produksi Full Costing Rp 1.744.000,- Setelah Penulis menyajikan perhitungan harga pokok produksi ternyata diperoleh perbedaan antara metode yang digunakan perusahaan dengan metode full costing, yaitu terdapat perbedaan jumlah sebesar Rp 44.380,- (Rp 1.788.380 Rp 1.744.000), ini dikarenakan biaya bahan penolong dalam perusahaan dimasukkan ke dalam biaya produksi tidak

langsung atau biaya overhead pabrik sedangkan dalam metode full costing biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya overhead pabrik variable. Dan juga biaya finishing menurut perusahaan digolongkan kedalam biaya produksi langsung sedangkan dalam metode full costing adalah termasuk biaya overhead pabrik variable. Menurut Penulis perusahaan dalam menetapkan harga pokok produksinya belumlah tepat, hal ini dikarenakan perusahaan hanya menggolongkan biaya-biaya ke dalam biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung tanpa membedakan biaya tersebut bersifat variable atau tetap. Karena ini akan mempengaruhi penentuan harga jual. Jadi perusahaan dalam menetapkan metode perhitungan harga pokok produksi belumlah sesuai dengan prinsip akuntansi biaya. C. Perhitungan Harga Jual Pada SETIA BARU Furniture SETIA BARU Furniture dalam menentukan harga jual produk menggunakan metode sendiri atau kebijakan manajemen perusahaan yang mengacu pada perhitungan seluruh unsur-unsur biaya produksi atau harga pokok produksi dalam pembuatan produk dikalikan dengan prosentase laba yang diinginkan. Pada saat penelitian ini dilakukan, pihak perusahaan menetapkan prosentase laba sebesar 35% lebih besar dari harga pokok produksi atau perusahaan mempunyai rumus sebagai berikut : Harga Jual = Harga Pokok Produksi + laba yang diinginkan

Berikut ini adalah perhitungan pada penentuan harga jual menurut perusahaan yaitu : Harga Pokok Produksi Rp 1.788.380,- Profit 35%x Rp 1.788.380,- Rp 625.933,- Harga Jual Rp 2.414.313,- Dengan demikian harga jual untuk 1 kamar set minimalis menurut perusahaan adalah Rp 2.414.313,- Dan menurut teori akuntansi biaya dalam penentuan harga jual terhadap hasil produksi dengan menggunakan metode full costing adalah sebagai berikut : Harga Pokok Produksi Rp 1.744.000,- Profit 35% x Rp 1.744.000,- Rp 610.400,- Harga Jual Rp 2.354.400,- Dengan demikian harga jual untuk 1 kamar set minimalis menurut teori akuntansi biaya adalah Rp 2.354.400,- Dari kedua perhitungan harga jual yang paling besar adalah perhitungan harga jual yang diterapkan menurut perhitungan harga jual perusahaan sebesar Rp 2.414.313 per kamar set. Menurut Penulis perusahaan dalam menetapkan harga jualnya tersebut belum tepat karena perusahaan belum mengalokasikan semua biaya-biaya perusahaan kedalam harga pokok produksi atau perusahaan hanya menetapkan biaya overhead sebesar 10% dari total biaya produksi langsung tanpa merinci biaya-biaya tersebut. Walaupun dengan menetapkan

35% dari harga pokok produksi, perusahaan telah dapat menutupi biaya-biaya perusahaan lainnya. Dengan harga jual Rp 2.414.313 per kamar set, perusahaan masih dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Saat ini SETIA BARU Furniture masih mempunyai kendala dalam penentuan harga jualnya diakibatkan oleh pelanggan yang menginginkan harga diatas tidak mengalami kenaikan sedangkan perusahaan sulit dalam mendapatkan bahan baku, sehingga perusahaan dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya dengan cara mencari bahan baku tidak kepada satu supplier saja. Dalam melakukan produksi harga pokok produksi pada SETIA BARU Furniture adalah biaya itu sendiri karena tidak ada persediaan barang dalam proses pada awal tahun atau akhir tahun. Setelah penulis menghitung harga pokok produksi perusahaan dan perusahaan menetapkan laba yang diinginkan sebesar 35% dari harga pokok produksi, maka biaya produksi akan tertutup. Tapi dengan harga jual yang tinggi kemungkinan order dari para pelanggan berkurang, itu diakibatkan dalam persaingan produk ini sangat kompetitif.