BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. komputer antar kantor-kantor PT. Alcatel-Lucent Indonesia yang letaknya berjauhan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING. Sistem yang kami pakai untuk membangun simulasi ini adalah: Operating System : Windows 7 Ultimate Edition

Tabel Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

Gambar 3.43 Topologi Subnet 23. Tabel 3.38 Point-to-Point utilization Radio 91 Switch 3. Gambar 3.44 Topologi Subnet 24

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel,

BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic VLAN.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

CIRI JARINGAN CIRI JARINGAN ELEMEN LAN ELEMEN LAN ETHERNET ETHERNET PENGKABELAN PENGKABELAN TOPOLOGI TOPOLOGI KONFIGURASI KONFIGURASI TRANSFER DATA

LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN. Oleh : Teguh Esa Putra ( )

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK)

P & S ETHERNET.

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

MENGENAL LAN (LOCAL AREA NETWORK)

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN SIMULATION PADA WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu

TUGAS JARINGAN KOMPUTER IMPLEMENTASI VLAN DENGAN PERANGKAT JARINGAN MIKROTIK

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

MENGENAL PROTOCOL TCP IP

BAB III ANALISIS SISTEM

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Choirul Amri. I. Pendahuluan.

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

Network Tech Support Switch Devices

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER


BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server

Troubleshooting The Network

Cara Setting IP Address DHCP di

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

TUGAS JARINGAN KOMPUTER CAFÉ BENDOL

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

TUGAS JARINGAN KOMPUTER Membuat VLAN di Cisco Paket Tracer

PERTEMUAN KE - 5 TOPOLOGI STAR MENGGUNAKAN HUB

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

Gambar 3.28 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UNY Gambar 3.29 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UGM...

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Jadwal Kerja Praktek. Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Inixindo Amiete

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu : 1. Merancang dua topologi jaringan, yaitu topologi jaringan 1 dan 2. Pada kedua topologi jaringan tersebut menggunakan perangkat Cisco ASA Firewall, Router Cisco 1841, Router Cisco 2600, Router Cisco 2811, Switch Catalyst 3750G, switch un-managed serta server. Perbedaan perangkat pada topologi jaringan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Perbedaan Perangkat Topologi 1 dan 2 Topologi Jaringan 1 Topologi Jaringan 2 Jumlah User 223 user 432 user Tipe kabel backbone cat 5e cat 6 Switch Catalyst 3750 1 buah 2 buah Switch Cisco 3560G 4 buah Switch Un-managed 13 buah 18 buah Arsitektur Jaringan LAN Bus Star 2. Melakukan simulasi pada kedua topologi jaringan tersebut dan menjalankannya selama 5 jam. 3. Menganalisa hasil simulasi tersebut dengan melihat kepada parameter delay, load utillization dan throughput. 21

22 4. Membandingkan kedua topologi jaringan tersebut untuk menentukan performa jaringan mana yang lebih optimal. 3.2 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengoptimalkan performa jaringan dalam hal ini meminimalkan delay dari user pada saat akses ke server, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan user, yaitu tidak lagi merasakan lamban dalam melakukan akses ke server yang akhirnya akan membantu dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 3.3 Hipotesis Kesimpulan atau anggapan sementara dari penelitian ini yaitu topologi jaringan 2 memiliki performa yang baik jika dibandingkan dengan topologi 1. Melihat perubahan yang dilakukan pada topologi jaringan 2 (jumlah user, tipe kabel, perangkat serta arsitektur jaringan), tentu akan mempercepat user dalam mengakses ke server tidak seperti pada topologi jaringan sebelumnya. 3.4 Jaringan Kantor Pusat Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan ini mempunyai banyak user di kantor pusat. Untuk penataan ip address-nya dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen 64 dan segmen 65 untuk topologi 1. Sedangkan untuk topologi 2, pengalamatan ip address-nya dibagi menjadi 22

23 beberapa segmen. Jumlah user dan switch yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.2 User dan Switch Pada Topologi 1 Network Network ID Subnet Mask Jumlah User Jumlah Switch Segmen 64 172.17.64.0 255.255.255.0 89 5 Segmen 65 172.17.65.0 255.255.255.0 134 8 Tabel 3.3 User dan Switch Pada Topologi 2 Lantai Network Network ID Subnet Mask Jumlah User Jumlah Switch Segmen 1 172.17.68.0 255.255.255.224 24 1 Segmen 2 172.17.68.32 255.255.255.224 24 1 Lantai Segmen 3 172.17.68.64 255.255.255.224 24 1 14 Segmen 4 172.17.68.96 255.255.255.224 24 1 Segmen 5 172.17.68.128 255.255.255.224 24 1 Segmen 1 172.17.65.0 255.255.255.224 24 1 Lantai Segmen 2 172.17.65.32 255.255.255.224 24 1 15 Segmen 3 172.17.65.64 255.255.255.224 24 1 Segmen 1 172.17.66.0 255.255.255.224 24 1 Segmen 2 172.17.66.32 255.255.255.224 24 1 Lantai Segmen 3 172.17.66.64 255.255.255.224 24 1 16 Segmen 4 172.17.66.96 255.255.255.224 24 1 Segmen 5 172.17.66.128 255.255.255.224 24 1 Segmen 1 172.17.67.0 255.255.255.224 24 1 Segmen 2 172.17.67.32 255.255.255.224 24 1 Lantai Segmen 3 172.17.67.64 255.255.255.224 24 1 17 Segmen 4 172.17.67.96 255.255.255.224 24 1 Segmen 5 172.17.67.128 255.255.255.224 24 1 23

24 3.5 User dan Switch Kantor Cabang Setelah melihat jumlah user dan switch yang berada dikantor pusat, berikut adalah jumlah user dan switch serta pengalamatan ip address yang berada di tiap kantor cabang perusahaan. Tabel 3.4 User dan Switch Kantor Cabang Nama Cabang Network ID Subnet Mask Jumlah User Jumlah Switch Mangga Besar 172.17.15.0 255.255.255.0 14 2 Medan 172.17.12.0 255.255.255.0 27 2 BSD 172.17.11.0 255.255.255.0 22 2 Semarang 172.17.8.0 255.255.255.0 15 1 Pantai Indah Kapuk 172.17.13.0 255.255.255.0 10 2 Plaza Indonesia 172.17.17.0 255.255.255.0 5 1 Bandung 172.17.5.0 255.255.255.0 23 2 Depok 172.17.22.0 255.255.255.0 13 1 Kemanggisan 172.17.1.0 255.255.255.0 37 3 Istana Plaza 172.17.9.0 255.255.255.0 6 1 Pacific Place 172.17.14.0 255.255.255.0 12 1 Kelapa Gading 172.17.2.0 255.255.255.0 36 5 Senayan City 172.17.7.0 255.255.255.0 4 1 Surabaya 172.17.6.0 255.255.255.0 36 2 Banjarmasin 172.17.20.0 255.255.255.0 4 1 Batam 172.17.21.0 255.255.255.0 4 1 Pontianak 172.17.18.0 255.255.255.0 15 2 Tebet 172.17.19.0 255.255.255.0 4 1 Pabrik Cikarang 172.17.4.0 255.255.255.0 61 6 KK & HH Cikarang U5J 172.17.16.0 255.255.255.0 21 1 Lippo Cikarang 172.17.23.0 255.255.255.0 12 1 24

25 3.6 Aplikasi dan Perangkat Jaringan Setelah melihat jumlah user dan switch yang digunakan pada kantor pusat dan kantor cabang. Berikut adalah aplikasi dan perangkat jaringan yang digunakan kantor pusat dan kantor cabang. Tabel 3.5 Aplikasi Kantor Pusat Aplikasi IP Address Tipe Kabel 1 Tipe Kabel Setelah Relokasi Aplikasi Axapta 172.17.0.2 Cat 5e Cat 6 Database Axapta 172.17.0.3 Cat 5e Cat 6 Aplikasi Qpro 172.17.0.4 Cat 5e Cat 6 Database Qpro 172.17.0.5 Cat 5e Cat 6 Erasoft 172.17.0.7 Cat 5e Cat 6 BSC 172.17.0.8 Cat 5e Cat 6 Absensi 172.17.0.9 Cat 5e Cat 6 Axapta Remote 1 172.17.0.10 Cat 5e Cat 6 Axapta Remote 2 172.17.0.11 Cat 5e Cat 6 Active Directory 172.17.0.12 Cat 5e Cat 6 OCS 172.17.0.13 Cat 5e Cat 6 Email Server 172.17.0.14 Cat 5e Cat 6 Aplikasi Andal 172.17.0.15 Cat 5e Cat 6 Database Andal 172.17.0.16 Cat 5e Cat 6 Proxy ISA Server 172.17.252.3 Cat 5e Cat 6 Proxy Wingate Server 1 172.17.252.4 Cat 5e Cat 6 Proxy Wingate Server 2 172.17.252.5 Cat 5e Cat 6 25

26 Tabel 3.6 Perangkat Jaringan Kantor Pusat Tipe Perangkat IP Address Tipe Kabel 1 Tipe Kabel Setelah Relokasi Router Cisco 1841 172.17.254.18 Cat 5e Cat 6 Cisco ASA Firewall 172.17.248.18 Cat 5e Cat 6 Router Cisco 2811 172.17.254.26 Cat 5e Cat 6 Router Cisco 2600 172.17.254.2 Cat 5e Cat 6 Core Switch 3750 G 172.17.248.17 Cat 5e Cat 6 Tabel 3.7 Aplikasi dan Perangkat Jaringan Kantor Cabang Nama Cabang Nama Aplikasi IP Address Tipe Perangkat IP Address Mangga Server Qpro 1 172.17.15.2 Router Cisco 800 172.17.15.20 Besar Server Qpro 2 172.17.15.3 Server Qpro 1 172.17.12.2 Router Cisco 800 172.17.12.20 Medan Server Qpro 2 172.17.12.3 Server EY 172.17.12.5 BSD Server Qpro 1 172.17.11.2 Router Cisco 800 172.17.11.20 Server Qpro 2 172.17.11.3 Semarang Server Qpro 1 172.17.8.2 Router Cisco 800 172.17.8.20 Server Qpro 2 172.17.8.3 Pantai Indah Server Qpro 1 172.17.13.2 Router Cisco 800 172.17.13.20 Kapuk Server Qpro 2 172.17.13.3 Server Qpro 1 172.17.17.2 Router Cisco 800 172.17.17.20 Plaza Server Qpro 2 172.17.17.3 Indonesia Server EY 172.17.17.5 Bandung Depok Server Qpro 1 172.17.5.2 Router Cisco 800 172.17.5.20 Server Qpro 2 172.17.5.3 Server Qpro 1 172.17.22.2 Router Cisco 172.17.22.20 26

27 Server Qpro 2 172.17.22.3 1841 Server Qpro 1 172.17.9.2 Router Cisco 172.17.9.20 Istana Plaza Server Qpro 2 172.17.9.3 1841 Server EY 172.17.9.5 Server Qpro 1 172.17.14.2 Router Cisco 172.17.14.20 Pacific Server Qpro 2 172.17.14.3 1841 Place Server EY 172.17.14.5 Server Qpro 1 172.17.2.2 Router Cisco Kelapa Server Qpro 2 172.17.2.3 1841 172.17.2.20 Gading Server EY 172.17.2.5 Senayan Server Qpro 172.17.7.20 Router Cisco 172.17.7.20 City 1841 Server Qpro 1 172.17.6.2 Router Cisco 172.17.6.20 Surabaya Server Qpro 2 172.17.6.3 1841 Server EY 172.17.6.4 Banjarmasin Server Qpro 1 172.17.20.2 Router Cisco 172.17.20.20 Server Qpro 2 172.17.20.3 1841 Batam Server Qpro 1 172.17.21.2 Router Cisco 172.17.21.20 Server Qpro 2 172.17.21.3 1841 Server Qpro 1 172.17.18.2 Router Cisco 172.17.18.20 Pontianak Server Qpro 2 172.17.18.3 1841 Server EY 172.17.18.5 Tebet Server Qpro 1 172.17.19.2 Router Cisco 172.17.19.20 Server Qpro 2 172.17.19.3 1841 Server Billing & 172.17.4.2 Router Cisco 172.17.4.20 Pabrik Cikarang Access Server DHCP & 172.17.4.3 1841 KK & HH Antivirus Pabrik Cikarang U5J Server DHCP & Antivirus 172.17.16.5 Router Cisco 1841 172.17.16.20 27

28 Lippo Cikarang Server Qpro 1 172.17.23.2 Router Cisco Server Qpro 2 172.17.23.3 1841 Server EY 172.17.23.4 172.17.23.20 3.7 Karakteristik Server Setiap user yang berada di kantor pusat maupun kantor cabang mengakses ke server yang berada di kantor pusat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut adalah keterangannya : Tabel 3.8 Akses Server Kantor Pusat Nama Kantor Server Jumlah User Proxy ISA Semua user yang berada di kantor pusat Aplikasi Axapta Database Axapta Aplikasi Qpro 89 user Database Qpro Aplikasi Andal 10 user Database Andal 10 user Alfresco 12 user Kantor Pusat Erasoft 8 user BSC 12 user Absensi 5 user Active Directory Semua user yang berada di kantor pusat dan kantor cabang OCS Semua user yang berada di kantor pusat dan kantor cabang 28

29 Email Server Semua user yang berada di kantor pusat dan kantor cabang Axapta Remote 1 1 user Aplikasi Qpro Database Qpro 3 user Aplikasi Andal Kantor Cabang Database Andal 1 user Absensi 1 user Aplikasi Axapta 2 user, kecuali untuk kantor cabang Cikarang KK & HH dan U5J Mangga Besar Proxy Wingate 14 user Medan Proxy Wingate 27 user BSD Proxy Wingate 22 user Semarang Proxy Wingate 15 user Pantai Indah Kapuk Proxy Wingate 10 user Plaza Bandung Proxy Wingate 23 user Depok Proxy Wingate 13 user Kemanggisan Proxy Wingate 37 user Istana Plaza Proxy Wingate 6 user Pacific Place Proxy Wingate 12 user Kelapa Gading Proxy Wingate 36 user Senayan City Proxy Wingate 4 user Surabaya Proxy Wingate 36 user Banjarmasin Proxy Wingate 4 user Batam Proxy Wingate 4 user Pontianak Proxy Wingate 15 user Tebet Proxy Wingate 4 user Pabrik Cikarang KK & Proxy Wingate 61 user HH Aplikasi Axapta 30 user 29

30 Cikarang U5J Proxy Wingate 21 user Aplikasi Axapta 15 user Lippo Cikarang Proxy Wingate 12 user 3.8 Topologi Jaringan 1 Pada topologi jaringan 1, untuk layanan internet-nya, perusahaan menggunakan dua provider. Provider A yang menyediakan bandwidth sebesar 2 Mbps (Local) dan Provider B yang menyediakan bandwidth 1 Mbps. Selain itu, perusahaan juga menyewa layanan internet MPLS dan Frame Relay untuk digunakan di kantor pusat sebesar 1 Mbps dan 768 kbps. Sedangkan koneksi dari masing-masing kantor cabang ke kantor pusat menggunakan layanan MPLS dan Frame Relay dengan bandwidth sebesar 64 kbps. Pada kantor pusat, menggunakan tipe kabel Cat 5e untuk backbone jaringannya. Untuk pengalamatan ip address-nya menggunakan network 172.17.64.0/24 dan 172.17.65.0/24 yang mempunyai kapasitas hingga 254 user. 30

31 Gambar 3.1 Topologi Jaringan 1 Dari sisi topologi LAN menggunakan arsitektur Bus yang mana kabel jaringan terhubung ke tiap-tiap workstation secara linier. Di kantor pusat, workstation atau pengguna berada di lantai 1 dan 2. Tiap lantai menggunakan beberapa switch sesuai dengan jumlah workstation sehingga tiap penambahan workstation yang melebihi kapasitas dari switch akan ikut menambahkan switch dengan cara melakukan stack antar switch. Hal ini menyebabkan terjadinya collision dan beban yang tinggi pada network tersebut serta jika kabel yang menghubungkan antar switch terputus akan mempengaruhi keseluruhan LAN. 31

32 Gambar 3.2 User Di Lantai 1 User yang berada di lantai 1 adalah user dengan network 172.17.65.0/24, yang terhubung ke Switch Catalyst 3750 dan ke network dengan segmen yang sama di lantai 2. Gambar 3.3 User di Lantai 2 32

33 Di lantai 2, user terbagi menjadi dua network yaitu 172.17.64.0/24 dan 172.17.65.0/24. Untuk network 172.17.64.0/24 terhubung ke Switch Catalyst 3750G sedangkan pada network 172.17.65.0/24 terhubung ke switch yang berada di lantai 1. 3.9 Topologi Jaringan 2 Pada topologi jaringan 2, untuk layanan internet-nya, perusahaan menggunakan satu provider dengan alokasi bandwidth sebesar 2 Mbps. Selain itu, perusahaan juga menyewa layanan internet MPLS dan Frame Relay untuk digunakan di kantor pusat yang masing-masing sebesar 2 Mbps dan 512 kbps. Sedangkan koneksi dari kantor cabang ke kantor pusat menggunakan layanan MPLS dan Frame Relay dengan bandwidth sebesar 64 kbps. Pada kantor pusat, sudah menggunakan tipe kabel cat 6 untuk menghubungkan router dengan server. Pemilihan kabel cat 6 ini dikarenakan backbone jaringan berjalan dalam satuan Gigabit, cat 6 bisa mencapai frekuensi 200 Mhz (Todd, 2000). Untuk pengalamatan ip address-nya menggunakan metode VLSM, yang mana lebih efisien dalam menggunakan alamat ip address yang di alokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host tiap subnet (Neumann, 2009). Dari sisi topologi LAN, perusahaan menggunakan arsitektur Star yang mana kabel tiap workstation terhubung ke switch sentral. Di kantor pusat, workstation tersebar di lantai 14 sampai lantai 17, dimana tiap lantai terdapat 5 network yang berbeda dengan pengalamatan ip address yang 33

34 berbeda pula. Hal ini tentu akan memudahkan administrator jaringan dalam melakukan troubleshoot apabila terjadi permasalahan dalam jaringan. Gambar 3.4 Topologi Jaringan 2 Pada topologi jaringan 2, terdapat 2 buah Switch Catalyst 3750 G yang di-stack satu sama lain. Dari Switch Catalyst 3750G tersebut terhubung ke Router Cisco 2811, Router Cisco 2600, Server Farm, 34

35 Firewall dan user yang berada di lantai 14 17. Pada topologi jaringan ini, pertumbuhan user diperkirakan mencapai 90% dari jumlah user pada topologi jaringan sebelumnya yaitu dari semula 223 user menjadi 432 user. Gambar 3.5 User Di Lantai 14 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 14. Di lantai ini, terbagi menjadi 5 network yang berbeda yaitu network 172.17.68.0/27, 172.17.68.32/27, 172.17.68.64/27, 172.17.68.96/27 dan 172.17.68.128/27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 14. Gambar 3.6 User Di Lantai 15 35

36 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 15. Di lantai ini, terbagi menjadi 3network yang berbeda yaitu network 172.17.65.0/27, 172.17.65.32/27 dan 172.17.65.64/27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 15. Gambar 3.7 User Di Lantai 16 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 16. Di lantai ini, terbagi menjadi 5 network yang berbeda yaitu network 172.17.66.0/27, 172.17.66.32/27, 172.17.66.64/27, 172.17.66.96/27 dan 172.17.66.128/27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 16. Gambar 3.8 User Di Lantai 17 36

37 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 17. Di lantai ini, terbagi menjadi 5 network yang berbeda yaitu network 172.17.67.0/27, 172.17.67.32/27, 172.17.67.64/27, 172.17.67.96/27 dan 172.17.67.128/27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 17. 3.10 Topologi Jaringan Kantor Cabang Setelah melihat topologi jaringan kantor pusat, berikut adalah topologi jaringan kantor cabang. Gambar 3.9 Topologi Jaringan Mangga Besar 37

38 Kantor cabang Mangga Besar mempunyai 14 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.10 Topologi Jaringan Medan Kantor cabang Medan mempunyai 27 user, 5 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 38

39 Gambar 3.11 Topologi Jaringan BSD Kantor cabang BSD mempunyai 22 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.12 Topologi Jaringan Semarang 39

40 Kantor cabang Semarang mempunyai 15 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.13 Topologi Jaringan Pantai Indah Kapuk Kantor cabang Pantai Indah Kapuk mempunyai 10 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 40

41 Gambar 3.14 Topologi Jaringan Plaza Indonesia Kantor cabang Plaza Indonesia mempunyai 5 user, 3 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.15 Topologi Jaringan Bandung 41

42 Kantor cabang Bandung mempunyai 23 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.16 Topologi Jaringan Depok Kantor cabang Depok mempunyai 13 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 42

43 Gambar 3.17 Topologi Jaringan Kemanggisan Kantor cabang Kemanggisan mempunyai 37 user, 7 server, 3 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.18 Topologi Jaringan Pacific Place 43

44 Kantor cabang Pacific Place mempunyai 12 user, 3 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.19 Topologi Jaringan Kelapa Gading Kantor cabang Kelapa Gading mempunyai 36 user, 7 server, 5 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 44

45 Gambar 3.20 Topologi Jaringan Senayan City Kantor cabang Senayan City mempunyai 4 user, 1 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.21 Topologi Jaringan Surabaya 45

46 Kantor cabang Surabaya mempunyai 36 user, 5 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.22 Topologi Jaringan Banjarmasin Kantor cabang Banjarmasin mempunyai 4 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.23 Topologi Jaringan Batam 46

47 Kantor cabang Batam mempunyai 4 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.24 Topologi Jaringan Pontianak Kantor cabang Pontianak mempunyai 15 user, 3 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 47

48 Gambar 3.25 Topologi Jaringan Tebet Kantor cabang Tebet mempunyai 4 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.26 Topologi Jaringan Cikarang KK & HH 48

49 Kantor cabang Cikarang KK & HH mempunyai 61 user, 1 server, 6 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 512 kbps. Gambar 3.27 Topologi Jaringan Cikarang U5J Kantor cabang Cikarang U5J mempunyai 21 user, 1 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.28 Topologi Jaringan Lippo Cikarang 49

50 Kantor cabang Lippo Cikarag mempunyai 12 user, 3 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 1841. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 3.11 Perancangan dan Simulasi Perancangan dan simulasi dilakukan dengan menggunakan software OPNET Modeler 14.0. Dimana diakukan perancangan jaringan untuk kedua topologi tersebut, yaitu topologi 1 dan 2. Setelah itu dilakukan simulasi yang nantinya hasil dari kedua simulasi tersebut akan dibandingkan untuk melihat performa jaringan yang lebih optimal. 3.11.1 Topologi Jaringan 1 Pada topologi ini, kami merancang sesuai dengan topologi 1 di perusahaan tersebut. Pada topologi jaringan di bawah ini terlihat bahwa perangkat Router Cisco 1841 atau router internet terhubung ke dua Provider untuk layanan internet-nya. Firewall diletakan diantara Router Cisco 1841 dan Core Switch Catalyst 3750, dari Core Switch Catalyst 3750 terhubung ke Server Farm, Lantai 1, Lantai 2, Router Cisco 2600 serta Router Cisco 2811. Tipe kabel yang digunakan untuk backbone jaringan adalah tip e cat 5e. Untuk koneksi dari kantor pusat ke kantor cabang menggunakan layanan MPLS dan Frame Relay, dimana untuk MPLS menggunakan Router Cisco 2811 sedangkan untuk Frame Relay menggunakan Router Cisco 2600. 50

51 Gambar 3.29 Perancangan Jaringan 1 3.11.2 Topologi Jaringan 2 Pada rancangan ini, telah terjadi perubahan secara signifikan. Dimana telah dilakukan perubahan tipe kabel dari semula tipe kabel cat 5e menjadi tipe kabel cat 6 untuk koneksi backbone jaringan. Selain itu juga terdapat penambahan perangkat jaringan yaitu Core Switch Catalyst 3750 dan Switch Catalyst 3560G. Di sisi Server Farm dari yang semula menggunakan 1 switch untuk menghubungkan ke masing-masing server menjadi 2 switch. Begitu pun juga di sisi user, pada topologi jaringan 1, user berada di lantai 1 dan lantai 2 sedangkan pada topologi jaringan 2, user berada di lantai 14 sampai dengan lantai 17, dimana tiap-tiap lantai menggunakan Cisco Catalyst 3560G dan terdiri dari beberapa segmen network yang berbeda untuk user. 51

52 Gambar 3.30 Perancangan Jaringan 2 3.12 Implementasi Simulasi 3.12.1 Skenario Skenario simulasi yang digunakan untuk melakukan analisa dari perancangan topologi yang telah dibuat adalah dengan menjalankan simulasi software OPNET Modeler 14.0, dimana user bertransaksi data ke server secara serentak dalam kurun waktu 5 jam. 3.12.2 Mengkonfigurasi Node-Node Jaringan Konfigurasi ini bertujuan untuk mengatur aplikasi-aplikasi apa saja yang akan digunakan dalam simulasi, node mana saja 52

53 yang dapat melayani suatu aplikasi tertentu, mengatur profile masing-masing node. Profile mendefinisikan perilaku atau kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh masing-masing node. Kemudian mengatur konfigurasi untuk topologi jaringan 1 dan 2. Pada langkah konfigurasi ini, pertama-tama diperlukan 2 node konfigurasi baru. Node-node ini tidak terhubung dengan node-node lain yang ada. Node-node tersebut adalah 1. Application Definition 2. Profile Definition Gambar 3.31 Application Definition dan Profile Definition 3.12.3 Konfigurasi Aplikasi Untuk mengkonfigurasi aplikasi-aplikasi apa saja yang akan digunakan dalam simulasi klik kanan pada node Application Definition kemudian pilih Edit Attributes. Lalu akan keluar kotak dialog Attributes, klik pada baris Application Definitions kolom Value kemudian pilih edit, lalu akan muncuk kotak dialog Application Definitions Table. 53

54 Gambar 3.32 Attribute Application Definition Dalam simulasi ini, aplikasi yang digunakan adalah Database Access, Email, File Transfer, Telnet Session dan Web Browsing, penggunaan aplikasi tersebut tergantung dari fungsi masing-masing server. Gambar 3.33 Tabel Database Pada Description Database Accesss tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. 54

55 Gambar 3.34 Tabel Email Pada Description Email tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. Gambar 3.35 Tabel FTP Pada Description File Transfer tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. 55

56 Gambar 3.36 Tabel Telnet Session / Remote Login Pada Description Telnet Session tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. Gambar 3.37 Tabel Web Browsing Pada Description Web Browsing tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. 3.12.4 Konfigurasi Layanan Aplikasi Selanjutnya melakukan konfigurasi untuk layanan aplikasi yang digunakan pada masing-masing server. Berikut adalah 56

57 mengaktifkan layanan aplikasi pada server Active Directory. Klik kanan pada node Active Directory kemudian pilih Edit Attributes, edit Application: Supported Services dan pilih aplikasi yang akan digunakan. Gambar 3.38 Aplikasi Pada Server Active Directory Aplikasi yang digunakan pada server Active Directory adalah aplikasi Database Access, Email, File Transfer, Telnet Session dan Web Browsing. Gambar 3.39 Aplikasi Pada Server Proxy Wingate 57

58 Aplikasi yang digunakan pada server Proxy Wingate adalah aplikasi Database Access dan Web Browsing. Gambar 3.40 Aplikasi Pada Server Proxy ISA Aplikasi yang digunakan pada server Proxy ISA adalah aplikasi Database Access File dan Web Browsing. Gambar 3.41 Aplikasi Pada Server Axapta 58

59 Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Axapta adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.42 Aplikasi Pada Server Andal Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Andal adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.43 Aplikasi Pada Server Qpro 59

60 Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Qpro adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.44 Aplikasi Pada Server Alfresco Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Alfresco adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.45 Aplikasi Pada Server Erasoft 60

61 Aplikasi yang digunakan pada server Erasoft adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.46 Aplikasi Pada Server BSC Aplikasi yang digunakan pada server BSC adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.47 Aplikasi Pada Server Absensi 61

62 Aplikasi yang digunakan pada server Absensi adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.48 Aplikasi Pada Server Axapta Remote 1 Aplikasi yang digunakan pada server Axapta Remote 1 adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.49 Aplikasi Pada Server Axapta Remote 2 62

63 Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Axapta Remote 2 adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.50 Aplikasi Pada Server OCS Aplikasi yang digunakan pada server OCS adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.51 Aplikasi Pada Email Server 63

64 Aplikasi yang digunakan pada server Email Server adalah aplikasi File Transfer, Database Access dan Email. Gambar 3.52 Aplikasi Pada Server Database Axapta Aplikasi yang digunakan pada server Database Axapta adalah aplikasi File Transfer dan Database Access. Gambar 3.53 Aplikasi Pada Server Database Qpro 64

65 Aplikasi yang digunakan pada server Database Qpro adalah aplikasi File Transfer dan Database Access. Gambar 3.54 Aplikasi Pada Server Database Andal Aplikasi yang digunakan pada server Database Andal adalah aplikasi File Transfer dan Database Access. 3.12.5 Konfigurasi Profile Config Profile Config adalah node yang berisikan profile profile yang akan digunakan node lain, yang mana pada setiap profile mengandung satu atau beberapa aplikasi. Pada jaringan ini, setiap server menggunakan profile tersendiri, yang mana terdiri dari aplikasi Database Access, Email, File Transfer, Telnet Session dan Web Browsing. 65

66 Gambar 3.55 Attribute Profile Definition Pada gambar diatas, terlihat setiap server mempunyai profile tersendiri sehingga terdapat 17 profile, yang mana terdiri dari profile Proxy Wingate Server, Proxy ISA Server, App_Axapta, App_Andal, App_Qpro, Alfresco, Erasoft, BSC, Absensi, Axapta_Remote_1, Axapta_Remote_2, Active Directory, OCS, Email Server, DB_Axapta, DB_Qpro dan DB_Andal. Gambar 3.56 Profile Config Pada Server Active Directory 66

67 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Active Directory bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.57 Profile Config Pada Server Proxy Wingate Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Proxy Wingate bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.58 Profile Config Pada Server Proxy ISA 67

68 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Proxy ISA bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.59 Profile Config Pada Server Axapta Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Axapta bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.60 Profile Config Pada Server Andal 68

69 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Andal bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.61 Profile Config Pada Server Qpro Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Qpro bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.62 Profile Config Pada Server Alfresco 69

70 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Alfresco bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.63 Profile Config Pada Server Erasoft Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Erasoft bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.64 Profile Config Pada Server BSC 70

71 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server BSC bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.65 Profile Config Pada Server Absensi Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Absensi bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.66 Profile Config Pada Server Axapta Remote 1 71

72 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Axapta Remote 1 bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.67 Profile Config Pada Server Axapta Remote 2 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Axapta Remote 2 bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.68 Profile Config Pada Server OCS 72

73 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server OCS bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.69 Profile Config Pada Email Server Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada Email Server bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.70 Profile Config Pada Server Database Axapta 73

74 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Database Axapta bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.71 Profile Config Pada Server Database Qpro Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Database Qpro bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.72 Profile Config Pada Server Database Andal 74

75 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Database Andal bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). 3.12.6 Memilih Statistik Statistik-statistik yang akan diambil dalam simulasi ini adalah : 1. Delay. 2. Load 3. CPU Utilization 4. Throughput Untuk memilih statistik-statistik tersebut, klik kanan pada lembar kerja OPNET, kemudian pilih Choose Individual Statistics. Untuk Delay terdapat pada Global Statistics > Ethernet > Delay (ses). Untuk CPU Utilization terdapat pada Node Statistics > CPU > Utilization (%). Untuk throughput terdapat pada Link Statistics > point-to-point > throughput. 3.13 Menjalankan Simulasi Untuk menjalankan simulasi, bisa dengan menekan tombol run yang ada pada toolbar atau bisa juga dengan menekan tombol ctrl + shift + R. Jika menekan tombol run pada toolbar, maka akan muncul tampilan sebagai berikut : 75

76 Gambar 3.73 Menjalankan Simulasi Simulasi akan dijalankan selama 5 jam, maka pada kolom durasi diisi lima jam, sedangkan atribut lainnya tidak perlu dirubah, setelah itu di set lalu tekan tombol run untuk memulai simulasi. 76