PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR BAGAN... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian...

PENGARUH METODE BERBASIS PROYEK MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN O X O

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

0 0 (Ruseffendi, 1994: 53) Keterangan: 0 : Pretes dan postes X : Kelompok yang memperoleh perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI.. v. DAFTAR TABEL.. vii. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis...

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

III. METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kelas VIII di SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Ari Septian 1, Riki Rizkiandi 2 1 Universitas Suryakancana ariseptian@unsur.ac.id 2 Universitas Suryakancana rizkiandiriki@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain control group pretest-posttest. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Karangtengah di kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas kontrol, Tahun Pelajaran 2016/2017. Instrumen yang digunakan adalah soal tes uraian dan instrumen non tes berupa angket siswa. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diolah menggunakan bantuan Program SPSS versi 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dari pada siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Selain itu hasil angket skala sikap menunjukan bahwa pada umumnya siswa bersikap positif terhadap pembelajaran Problem Based Learning. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Berpikir Kreatif Matematis. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menghadapi perubahan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia. Untuk mencerdaskan anak bangsa, maka kualitas pendidikan di Indonesia harus dapat ditingkatkan agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Siswa Indonesia telah mengikuti Trends In International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2015 dengan hasil tidak menunjukkan banyak perubahan pada setiap keikutsertaannya. Indonesia hanya menduduki rangking 45 dari 50 negara dengan rata-rata skor 397, yang menempatkan Indonesia pada posisi 6 besar dari bawah bersama Jordan, Saudi Arabia, Marocco, South Africa, dan Kuwait (Nizam 2016). Maka dari itu untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat bersaing dengan negara lain, terlebih dahulu harus memperbaiki pendidikan di PRISMA 1 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

Indonesia dengan menguasai semua ilmu pengetahuan yang ada, salah satunya adalah matematika yang sangat penting untuk membangun manusia yang berkualitas karena matematika disebut juga ratunya ilmu yang dapat terkait dengan apapun. Menurut Ruseffendi (Heruman, 2008) menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya dalil. Maka dari itu matematika sangat penting untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Akan tetapi kebanyakan orang malas belajar matematika karena beranggapan dalam pembelajaran matematika penuh dengan rumus dan perhitungan yang sukar, sehingga menyebabkan orang enggan untuk belajar matematika sedangkan matematika adalah ilmu yang penting untuk dipelajari. Tetapi dengan terus belajar dan tidak menyerah untuk mencoba memecahkan persoalan yang ada dalam matematika dengan begitu akan terbiasa untuk memecahkan persoalan tersebut dan menganggap matematika mudah. Belajar menurut Piaget (Dimayanti et al, 2013:13), pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Proses belajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara dua unsur yaitu siswa yang sedang belajar dan guru yang mengajar, serta berlangsung pada ikatan untuk mencapai tujuan yang dicapai. Tetapi masih banyak pula kendala yang ditemukan di lapangan, hal ini disebabkan berbagai permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran matematika, baik permasalahan yang berasal dari penggunaaan model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, maupun yang berasal dari lemahnya kemampuan matematis yang dimiliki oleh siswa. Setidaknya, para siswa harus memiliki satu kemampuan matematis yang dapat membantu mereka nanti dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang akan mereka temui dalam kehidupan. Salah satu yang dapat mengatasi permasalahan di atas adalah pemilihan model pembelajaran, karena dengan model pembelajaran yang tepat bisa membuat siswa terdorong berpikir kreatif untuk menjawab persoalan yang ada sehingga siswa tidak akan malas lagi untuk belajar matematika karena sudah menganggap matematika itu sangat mudah dipelajari PRISMA 2 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

bukan sukar untuk dipelajari atau setidaknya dapat mengurangi tingkat kelemahan siswa pada mata pelajaran matematika. Ibrahim (2000) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran. Dan model pembelajaran yang dirasa tepat yaitu model pembelajaran problem based learning (PBL), yang model pembelajarannya berbasis masalah. Karena dihadapkan langsung dengan permasalahan siswapun akan mencari informasi atau data yang ada untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian siwa akan berpikir kritis dan kreatif supaya permasalahan yang ada dapat terpecahkan. Selain itu, pengambilan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai solusi berdasarkan penelitian Tomy (2012) dengan judul Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasisi Masalah. Hasil penelitiannya menyatakan dampak positif terhadap peningkatan berpikir kreatif siswa setelah menggunakan pembelajaran Problem Beased Learning. Penelitian lain oleh Suparman et al (2015) Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan Model Problem Based Learning sangat berdampak baik pada peningkatan berpikir kreatif siswa. Cahyaningsih et al (2016) Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Karakter Kreatif Dan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Matematika ada pengaruh yang signifikan dari model Problem Based Learning (PBL) terhadap peningkatan karakter kreatif dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL). Dari uraian di atas, rumusan dalam penelitian ini adalah Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model Problem Based Learning lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional? Bagaimana sikap siswa terhadap model Pembelajaran Problem Based Learning? PRISMA 3 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen pura-pura. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kelompok kontrol pretest-posttest. Adapun gambaran mengenai rancangan nonequivalent control group design (Sugiyono, 2012) sebagai berikut: O1 X O2... O3 O4 Gambar 1. Rencana Nonequivalent Control Group Design Keterangan: O1 : pretest group eksperimen O2 : posttest group eksperimen O3 : pretest group kontrol O4 : posttest group kontrol X : pemberian perlakuan Lokasi penelitian bertempatan di SMP Negeri 1 Karang Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karang Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017. Dari populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII F dan VIII H. Salah satu dari kelas tersebut dijadikan sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu kelas VIII F, sedangkan kelas VIII H dijadikan kelas kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal tes uraian dan non tes berupa angket skala sikap. Instrumen tes yang diperoleh dari hasil uji coba sebelumnya yang diolah menggunakan software anates uraian untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Adapun angket skala sikap digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa baik terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning maupun terhadap soal-soal yang diberikan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan pemahaman konsep matematis siswa. Angket berisi pernyataan-pernyataan tertutup yang terdiri dari 20 pernyataan, yaitu 10 pernyataan bersifat positif dan 10 pernyataan yang bersifat negatif. Data PRISMA 4 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berasal dari pretest dan posttest, sedangkan data kualitatif beraal dari angket skala sikap siswa. Pengolahan data kualitatif menggunakan program software SPSS versi 20.0. data input yang dianalisis adalah hasil pretest, posttest, dan gain yang akan diujinormalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Adapun data kualitatif mempresentasikan jumlah responden dari masing-masing pilihan jawaban. Untuk menentukan sikap siswa terhadap setiap pernyataan pada angket mengenai pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning digunakan modus yaitu jumlah responden terbanyak pada pilihan setiap pernyataan. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Tabel 1. Deskriptif Statistik Data Pretest Kelas N Mean Std.Deviasi Minimum Maksimum Eksperimen 39 17,82 6,468 0 40 Kontrol 34 22,79 10,090 5 45 Berdasarkan Tabel 1, diperoleh rata-rata skor pretest kelas eksperimen adalah 17,82 dengan simpangan baku 6,468. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata 22.79 dengan simpangan baku 10,090. Berdasarkan uji statistik menggunakan Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal diperoleh hasil berikut Tabel 2. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest Pretest Man-Whitney U 471,500 Wilcoxon W 1251.500 Z -2,427 Asmp.Sig (2-Tailed) 0,015 Berdasarkan tabel 2 diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. PRISMA 5 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

Analisis Data Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matemtis Siswa Tabel 3. Deskrptif Statistik Data Posttest Kelas N Mean Std.Deviasi Minimum Maksimum Eksperimen 39 78,33 15,058 50 100 Kontrol 34 49.26 17,928 30 100 Berdasarkan Tabel 3, diperoleh rata-rata skor posttest kelas eksperimen adalah 78,33 dengan simpangan baku 15,058. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata 49.26 dengan simpangan baku 17,928. Berdasarkan uji statistik menggunakan Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal diperoleh hasil berikut Tabel 4. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Posttest Posttest Man-Whitney U 131,500 Wilcoxon W 726.500 Z -5,957 Asmp.Sig (2-Tailed) 0,000 Berdasarkan tabel 4 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan akhir berpikir kreatif matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran konvensional berbeda. Hal ini disebabkan karena efektivitas Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran di kelas sangat baik. Keinginan siswa dalam mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif, bekerjasama, dan memahami permasalahan sehari-hari, serta mengaitkan dengan ilmu matematika menjadi tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Analisis Indeks Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Tabel 5. Deskriptif Statistik Data Indeks Gain Kelas N Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi Eksperimen 39 0,38 1,00 0,7374 0,1830 Kontrol 34 0,09 1,00 0,3442 0,2369 PRISMA 6 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

Berdasarkan Tabel 5, diperoleh rata-rata skor indeks gain kelas eksperimen adalah 0,7374 dengan simpangan baku 0,1830. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata 0,3442 dengan simpangan baku 0,2369. Berdasarkan uji statistik uji kesamaan dua rata-rata menggunakan Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal diperoleh hasil berikut Tabel 6. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Indeks Gain Gain Man-Whitney U 127,000 Wilcoxon W 722,000 Z -5,968 Asmp.Sig (2-Tailed) 0,000 Berdasarkan tabel 6 diperoleh kesimpulan bahawa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (kelas eksperimen) lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional (kelas kontrol). Hal ini disebabkan karena siswa melakukan aktivitas yang berorientasi pada murid, bukan pada guru. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa didasarkan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas. Ditambah dengan keyakinan siswa akan pekerjaan yang dilakukan saat pembelajaran. Analisis Angket Skala Sikap Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Tabel 7. Presentase Total Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Sikap Positif Sikap Negatif Keterangan 91,28% 8,72% Pada Umumnya Positif Berdasarkan tabel 7 diatas diperoleh modus presentase sikap siswa sebesar 91,28% yaitu pada sikap positif, maka dapat diartikan bahwa pada umumnya siswa bersikap positif terhadap pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini terlihatdari beberapa indikator penilaian sikap yang menilai bahwa dengan model Problem Based Learning (PBL) siswa dapat memahami persoalan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat memecahkan masalah. Selain itu, siswa dapat melakukan eksplorasi terhadap kemampuan berpikir kreatif PRISMA 7 Vol. VI, No. 1, Juni 2017

matematis. Siswa dapat memahami, mengkomunikasikan, dan menafsirkan atas persoalan matematis yang dihadapi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional dan secara umum sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning adalah positif. REFERENSI Cahyaningsih, U, & Ghufron, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Karakter Kreatif Dan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Karakter (1) Dimayanti. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nizam. (2016). Hasil-Hasil Asesmen Belajar Dari Hasil UN PISA TIMSS INAP.Tidak Diterbitkan. [Daring] URL: puspendik. kemendikbud. go. Id /seminar/ Suparman Et al. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan Model Problem Based Learning. Dalam Jurnal Bioedukasi [Daring], Vol 3 No 2. Tersedia: http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/bioedu/article/download/109/83. Tomy. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasisi Masalah. Dalam Jurnal Pendidikan Matematia [Daring], Vol.1 No.1 Part 3: hal 22-26. Tersedia:http://Ejournal.Unp.Ac.Id/Students/Index.Php/Pmat/Article/Download/11 52/844 PRISMA 8 Vol. VI, No. 1, Juni 2017