BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan internasional merupakan faktor utama keberhasilan atau

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

BAB I PENDAHULUAN. dalam produksi pembalut wanita dengan Charm sebagai merek dagangnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

Sebelum melakukan pembelian terhadap barang atau jasa, secara umum konsumen sebagai individu akan melalui beberapa tahapan seperti mencari informasi,

BAB I PENDAHULUAN. selalu ingin di mengerti. Wanita secara kodrati memiliki potensi seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. merek menjelaskan spesifikasi pelanggannya (Anggraeni, 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Usia. Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, dinamika lingkungan bisnis berdampak pada perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini.

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB Ι PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah kesehatan dan kebersihan. Kesehatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengolahan dan analisis data dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen untuk membeli suatu produk seperti dijelaskan Darianto (2001 : 56)

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi tersebut juga berlaku pada perusahaan yang bergerak dalam bisnis distribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami perkembangan dan. pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis produk sirup saat ini semakin ketat baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun pasar global. Walaupun konsumen tetap ada namun daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia telah memasuki persaingan yang sangat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan orang tua terhadap produk bayi begitu tinggi dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Setiadi (2003) Consumer Attitude merupakan makna. objek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

ANALISIS EKUITAS MEREK PEMBALUT WANITA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap jasa yang

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Indonesia, tidak boleh mengabaikan bidang teknologi komunikasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan produknya dan merebut pangsa pasar (market share) Durianto,

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor manufaktur dan jasa. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat konsumen semakin selektif di dalam pemilihan produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini dikarenakan konsumen ingin mendapatkan barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhaannya sehingga dapat memberikan manfaat serta kepuasan pada konsumen. Selain itu perkembangan teknologi dan arus informasi yang cepat membuat perusahaan harus melakukan strategi pemasaran yang tepat agar mampu bertahan dalam persaingan usaha dan mampu berkembang menjadi pemimpin pasar. Melihat kondisi tersebut, maka perusahaan harus siap dan memiliki keunggulan kompetitif agar dapat maju dan bertahan dalam kompetisi mendapatkan pasar konsumen. Pertumbuhan ukuran pasar suatu sektor industri tentunya menjadi indikasi dari potensi pasar suatu sektor yang terus tumbuh dan berkembang. Hal tersebut menunjukan peluang bagi perusahaan untuk bersaing dalam perolehan ukuran pasar. Dampak lain adanya pertumbuhan ukuran pasar dalam suatu sektor industri adalah semakin dihadapkannya konsumen kepada berbagai macam pilihan produk. Salah satu jenis produk yang merupakan kebutuhan masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari adalah produk kosmetik dan toiletries. Produk kosmetik dan toiletries 1

2 merupakan salah satu industri yang mengalami pertumbuhan ukuran pasar yang dapat terlihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut : Industri TABEL 1.1 Jenis-Jenis Industri Dan Data Pertumbuhan Ukuran Pasar Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 (%) (%) (%) (%) Penerbangan 11,1 19,4 21,3 26.2 Biro Perjalanan 9,1 15.4 19,5 23.7 Hotel 2,1 7,3 11,0 23.9 Restoran & Siap Saji 6,9 5,4 6,0 6,4 Departemen Store 19,5 19,8 19,1 17.51 Asuransi 48,2 50,8 42,6 28.7 Supermarket 19,2 20,2 12,4 17.5 Otomotif -Mobil -42.0 34,2 36,4 44.9 -Motor -18.6 20,8 30,5 35.0 Bank 20,6 23,6 24,2 35.3 Tekstil & Garmen -5,6 4,9 8,5 14,4 Farmasi 8.1 11,5 11,3 11.4 Kosmetik & toiletries 13.4 14.1 16,4 20.7 Rokok 6,8 6,2 5,4 1.8 Makanan dan Minuman 1,4 1,3 1,7 2,7 Properti dan real esteat 20,3 21,2 18,7 16.8 Telekomunikasi 35.4 45.7 46,3 48.9 Sumber: Swa 27/XXIV/18 Desember 2008 7 Januari 2009 Secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa industri kosmetik dan toiletries mengalami kenaikan. Mulai tahun 2006 hingga 2009 kenaikan ukuran pasar industri kosmetik dan toiletries adalah sebesar 13,4 % kemudian naik 0,7% ditahun 2007 serta kenaikan 2,3% ditahun 2008. Pada tahun 2009 ukuran pasar industri kosmetik dan toiletries mengalami kenaikan cukup besar yaitu 4, 3% dan memiliki ukuran pasar sebesar 20,7%.

3 Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa industri kosmetik dan toiletries mempunyai peluang untuk terus tumbuh dan berkembang. Produk kosmetik dan toiletries dapat dipisahkan menjadi kategori industri produk kosmetik dan industri produk toiletries. Pada kategori produk toiletries didalamnya terdapat berbagai jenis produk seperti sabun mandi, pasta gigi, sampo, dan termasuk produk pembalut wanita. Produk pembalut wanita merupakan salah satu kebutuhan pribadi (personal care) wanita dalam menunjang akitivitasnya sehari-hari. Saat ini di Indonesia terdapat berbagai merek pembalut wanita yang bersaing mendapatkan pasar. Produk pembalut wanita yang mendominasi pasar di tahun 2010 adalah produk-produk yang sudah cukup lama beredar dan merupakan hasil produksi perusahaan-perusahaan besar. Produsen merek-merek pembalut wanita yang mendominasi pasar Indonesia dapat dilihat dari Tabel 1.2 sebagai berikut : Merek Laurier Charm Softex Hers Protex Kotex Whisper Tabel 1.2 Produsen Pembalut wanita Perusahaan KAO Indonesia Uni Charm Indonesia Softex Indonesia Wings Kimberly Clark Indonesia P&G Sumber : SWA 21/XXV/ 19September- 3Oktober 2009 Salah satu produsen pembalut wanita yang terus berusaha meraih pasar adalah PT. Kimberly Clark Indonesia, yang merupakan produsen berbagai produk toiletries

4 termasuk pembalut wanita yang diberi merek Kotex. Pada pasar sasaran yang konsumennya merupakan wanita, merek-merek pembalut wanita memiliki pangsa merek yang berbeda, hal ini menunjukan sejauh mana merek tersebut diterima masyarakat. Persentase pangsa merek tiap produk pembalut wanita mengalami perubahan setiap tahunnya, sesusai dengan pencapaian perusahaan dalam memasarkan produknya. Pangsa merek produk pembalut wanita dapat dilihat dari table 1.3 berikut : Merek Tabel 1.3 Pangsa Merek Produk Pembalut Wanita Brand Share 2006 Brand Share 2007 Brand Share 2008 Brand Share 2009 Laurier 48,3 40,7 43,2 45,3 Charm 14,3 20,9 25,4 28,3 Softex 16,0 12,9 10,8 9,2 Hers Protex 8,3 6,8 7,6 8,3 Kotex 7,5 10,0 8,2 7,8 Sumber : SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 16/XXIII/26 Juli-8 Agustus 2007 SWA 17/XXIV/26 Juli-5 Agustus 2008, SWA 19/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009 Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Laurier merupakan merek pembalut yang memiliki pangsa merek terbesar setiap tahunnya, artinya merek Laurier menguasai pasar pembalut yang dominan dibandingkan dengan pesaingnya. Posisi kedua adalah merek Charm yang selalu menunjukan kenaikan secara terusmenerus. Softex, Hers Protex dan Kotex memiliki ukuran pangsa merek yang kurang

5 dari 10% sehingga ketiga merek ini harus terus berjuang untuk menguasai pasar. Kotex berada diperingkat akhir di tahun 2009 dengan hanya memiliki persentase sebesar 7,8., yang menunjukan penurunan dari tahun 2007 dan 2008. Penurunan pangsa merek kotex perlu diantisipasi oleh PT. Kymberly Clark Indonesia agar pangsa mereknya menguat ditahun-tahun kedepan. Pangsa merek Kotex yang rendah menunjukan bahwa kurangnya keinginan masayarakat untuk membeli merek kotex dibandingkan dengan merek-merek pesaing. Loyalitas merek merupakan asset perusahaan dimana konsumen memiliki komitmen terhadap merek produk. Loyalitas merek ditunjukan dengan keengganan konsumen untuk berpindah pada merek lain. Untuk mengetahui loyalitas merek pembalut wanita di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) angkatan 2007 sampai 2009, dilakukan penelitian pendahuluan terhadap 30 orang mahasiswi. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut :

6 Persentase 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 83% 81% 76% 78% Laurier Charm Softex Kotex Merek Pembalut Sumber : Penelitian pendahulan (pada 30 orang mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009 ) Febuari 2010 Gambar 1.1 Persentase Loyalitas Merek Produk Pembalut Wanita di FPEB UPI Persentase loyalitas pada Gambar 1.1 menunjukan bahwa pada mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009 tingkat loyalitas merek Laurier merupakan yang paling kuat yaitu sebesar 83%, dan diposisi kedua adalah Charm dengan 82% sedangkan tingkat loyalitas yang paling rendah adalah Softex dengan 76%. Loyalitas merek Kotex berada diposisi ke tiga dengan 78%. Gambaran persentase loyalitas merek tersebut diperoleh dari rata-rata hasil akumulasi jawaban responden terhadap beberapa item pernyataan seputar loyalitas merek mereka, yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

7 100% 90% 80% 70% Persentase Responden 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Laurier, 88% Charm, 86% Softex, 74% Kotex, 85% Menggunakan satu merek pembalut Laurier, 83% Charm, 83% Softex, 80% Kotex, 78% Tidak pernah berganti merek pembalut Laurier, 78% Charm, 77% Softex, 74% Kotex, 73% tidak memiliki alernatif pilihan merek lain Laurier, 85% Charm, 91% Softex, 83% Kotex, 78% Tidak terpengaruh harga Laurier, 88% Charm, 83% Softex, 79% Kotex, 85% Merasa nyaman dengan produk pilihan Laurier, 78% Charm, 74% Softex, 71% Kotex, 76% Tidak ingin berpindah merek Laurier, 78% Charm, 77% Softex, 71% Kotex, 76% Merasa memiliki Loyalitas merek Sumber : Penelitian pendahuluan (pada 30 orang mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009) Febuari 2010 Gambar 1.2 Persentase Jawaban Responden Pada Item Pernyataan Loyalitas Merek Pembalut Melalui gambar diatas kita dapat melihat rata-rata 85% responden menggunakan satu merek pembalut, sementara 83 % pengguna Charm dan Laurier tidak pernah berganti merek pembalut. Pengguna Charm merupakan konsumen yang paling tidak terpengaruh oleh harga dibanding pengguna merek lain. Pengguna Laurier merupakan konsumen paling merasa nyaman dengan pilihan mereka, rata-

8 rata 75% pengguna merek Laurier, Charm dan Kotex tidak ingin berpindah merek dan merasa memiliki loyalitas terhadap produk pilihan mereka. Loyalitas merek yang rendah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kurang efektifnya komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. PT. Kimberly-Clark Indonesia selaku produsen merek pembalut wanita Kotex harus melakukan strategi-strategi yang efektif untuk dapat terus bersaing dalam kategori produk pembalut wanita seperti melakukan integrated marketing communication (IMC) atau komunikasi pemasaran terpadu. Banyak alat komunikasi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan seperti advertising, personal selling, event & experience, sales promotions, dan word of mouth marketing. Alat komunikasi pemasaran yang dipilih harus berjalan efektif agar perusahaan mampu menciptakan loyalitas pelanggan. Salah satu alat komunikasi pemasaran yang banyak dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan periklanan. Media periklanan sangat beragam baik yang hanya menampilkan audio, visual, ataupun yang menampilkan keduaduanya. Media yang dipilih oleh perusahaan pembalut wanita biasanya disesuaikan dengan target audiens-nya. Pada mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009, iklan produk pembalut wanita diperoleh dari berbagai media iklan, yang ditunjukan Gambar 1.3 berikut :

9 Lainya, 1% Televisi, 72% Billbord/ Famflet, 5% Majalah/ Tabloid, 21% Radio, 15% Sumber : Penelitian pendahulan (pada 30 orang mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009) Febuari 2010 Gambar 1.3 Gambaran Media Periklanan Pembalut Wanita Dengan target Audience Mahasiswi FPEB UPI Sebanyak 72% pengguna pembalut melihat iklan produk di TV, sedangkan 21% melihat dari majalah atau tabloid dan 5% melihat dari billboard. Pengguna yang mendengar dari radio yaitu sebanyak 15%. Data tersebut menunjukan bahwa iklan di televisi merupakan iklan yang paling sering dilihat oleh mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009. Selain media, didalam iklan terdapat banyak faktor penting agar iklan tersebut efektif, salah satunya adalah pesan iklan. Pembawa pesan yang biasanya disebut bintang iklan serta tagline yaitu sebuah pesan yang menegaskann positioning produk hampir selalu ada disetiap iklan produk pembalut. Bintang iklan dan tagline iklan produk pembalut dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut :

10 Tabel 1.4 Tagline dan Brand Ambasador Produk Pembalut Wanita 2008-2009 Merek Tagline Brand Ambasador/ Bintang Iklan Laurier Nyaman kapan aja Julie Estel Charm Anti tembus anti bocor Revalina S Temat Kotex I Know Rachel Amanda Softex Karena wanita ingin Wanita berbagai dimengerti karakter Hers protex Be clean fell confort Remaja putri Sumber : Http://youtube.com/iklan_pembalut/details.php?cid=1&id=10108 http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=550&itemid=146 Iklan di media televisi tersebut, diharapkan mampu menarik minat konsumen dalam membeli produk. Iklan Laurier yang dibintangi Julie Estel dan Charm yang dibintangi oleh Revalina S temat merupakan iklan yang paling sering muncul di TV. Iklan-iklan tersebut menunjukan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing, yang dimaksudkan agar konsumen menggunakan produk tersebut dan tetap loyal pada produk tersebut. Sementara Kotex sekarang mimilih Rachel Amanda sebagai bintang iklannya. Iklan pembalut wanita yang paling melekat dibenak konsumen dapat dilihat pada top of mind advertising (TOM Ad). TOM Ad menunjukan iklan merek produk yang paling diingat oleh konsumen. TOM Ad mengindikasikan adanya pengaruh iklan dalam prilaku konsumen terhadap suatu produk. Tingkat TOM Ad produk pembalut wanita dapat dilihat pada tabel berikut :

11 Tabel 1.5 Top Of Mind Advertising (TOM Ad) Pembalut Wanita 2006-2009 Merek TOM Ad 2006 (%) TOM Ad 2007 (%) TOM Ad 2008 (%) TOM Ad 2009 (%) Laurier 49,8 43,9 44,2 47,9 Charm 13,0 21,6 24,5 25,4 Softex 19,4 11,4 10,3 8,2 Hers protex 5,0 4,6 5,4 7,,3 Kotex 6,9 7,9 7,6 7,2 Sumber : SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 16/XXIII/26 Juli-8 Agustus 2007 SWA 17/XXIV/26 Juli-5 Agustus 2008, SWA 19/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009 TOM Ad Laurier menunjukan bahwa iklan merek ini yang paling diingat oleh konsumen, yang sempat menurun di tahun 2007 sebesar 5,9 %, dan kembali meningkat hingga tahun 2009. Charm memiliki persentase sebesar 25,4 % sedangkan Softex dan Hers Protex masing-masing memiliki persentase 8,2 % dan 7,3%. Sementar Kotex memiliki TOM Ad paling rendah di tahun 2009 yaitu hanya sebesar 7,2%. Hal tersebut menunjukan iklan kotex kurang melekat dalam ingatan konsumen jika dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, sehingga PT Kimberly Clark Indonesia selaku produsen kotex perlu membuat strategi periklanan yang lebih baik. Selain melakukan periklanan, alat komunikasi pemasaran terpadu yang dapat digunakan adalah Pemasaran mulut ke Mulut atau Word of mouth marketing (WOMM). WOMM merupakan kegiatan yang dilakukan oleh konsumen suatu produk untuk mempromosikan produk tersebut. WOMM dapat dilakukan secara sukarela dan tidak sadar oleh konsumen, ataupun dibentuk oleh perusahaan melalui

12 komunitas konsumenn produk. Pada mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009 gambaran word of mouth marketing dapat dilihat pada Gambar 1.4 berikut : Mendorong orang lain untuk membeli, 11% Mendapat rekomendasi, 30% membicarakan produk, 84% merekomendasi kan produk, 23% Sumber : Penelitian pendahulan (pada 30 orang mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009) Maret 2010 Gambar 1.4 Gambaran Word Of Mouth Pembalut Wanitaa Pada Mahasiswi FPEB UPI Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pada mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009, 84% dari mereka membicarakan produk pemablutr yang mereka gunakan dengan orang lain. 30% diantaranya mendapat rekomendasi merek pembalut dari orang lain, dan 23% merekomendasikannya kepada orang lain. 11 % dari mereka mendorong orang lain utuk melakukan pembelian terhadap salah satu merek pembalut. WOMM dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu produk karena konsumen cenderung berpindah dari suatu merek terhadap merek lain berdasarkan pengalaman yang diceritakan orang lain. Untuk melihat tingkat word of mouth pada produk pembalut wanita dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut :

13 Tabel 1.6 Tingkat Word of mouth Pembalut Wanita 2009 Pembalut Wanita Telling Promoting Selling Softex 12,30 6,60 3,55 Charm 11,91 6,74 2,86 Laurier 8,76 5,98 3,21 Kotex 9,44 6,33 2,72 Hers Protex 11,64 7,12 1,78 Sumber : Swa 11/XXV/ 19Febuari-4Maret 2009 Dapat diketahui dalam Tabel 1.6 tingkat WOMM yang dilihat dari sejauh mana produk dibicarakan (telling), sejauh mana produk direkomendasikan (promoting), dan sejauh mana dorongan kepada orang lain untuk melakukan pembelian (selling). Dapat terlihat bahwa nilai WOM produk pembalut wanita merek Softex berada pada top word of mouth karena produk ini yang paling banyak dibicarakan oleh konsumen. Kotex berada diposisi ke empat dengan nilai pada telling 9,4%, selling 2,72%, serta promoting 6,33%. Berdasarkan data-data tersebut, mengindikasikan bahwa loyalitas merek Kotex kurang baik dibandingkan dengan pesaingnya. Banyak hal yang dapat menyebabkan hal tersebut, diduga diantaranya karena kurang efektifnya kinerja periklanan serta WOMM produk Kotex. Agar kinerja perikanan dan WOMM produk duta merek dan menciptakan semangat berbagi, dengan mengajak para remaja perempuan untuk terbuka dalam berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar menstruasi kepada orang lain. Maka dengan hal tersebut, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan loyalitas merek produk Kotex. Target pasar dari Kotex

14 merupakan perempuan yang berada dalam rentan usia remaja yaitu 11-24 tahun, dan mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009 yang berusia 18-22 tahun, berada dalam usia target pasar dari Kotex. Sehubungan dengan penjelasan yang telah dikemukakan, maka penulis mengambil judul Pengaruh Periklanan dan Pemasaran Mulut Ke Mulut Terhadap Loyalitas Merek Pembalut wanita merek Kotex 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Industri pembalut wanita merupakan industri yang terus berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi masyarakat terutama wanita. Berbagai produsen pembalut wanita muncul dan berkembang dengan bermacam-macam keungulan produk yang ditawarkan. Hal tersebut mengakibatkan persaingan di industri ini cukup ketat. Salah satu merek produk pembalut wanita yang tengah berkembang adalah Kotex yang merupakan produk dari PT. Kimberly-Clark Indonesia, namun perkembangan merek pembalut ini tidak sebaik pesaing-pesaingnya. Hal itu ditunjukan dengan penurunan pangasa pasar merek ini dari tahun ke tahun. Pangsa pasar yang terus menurun menunjukan kurang kuatnya ekuitas merek yang dimiliki suatu produk. Salah satu dimensi ekuitas merek yang penting adalah loyalitas merek. Sebagai upaya untuk meningkatkan nilai loyalitas merek produknya, PT. Kimberly-Clark Indonesia berupaya untuk terus melakukan berbagai strategi

15 pemasaran. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah dengan terus melakukan kegiatan periklanan dan pemasaran mulut ke mulut. Melalui efektivitas kedua program pemasaran tersebut, dan peningkatan loyalitas mereknya, maka diharapkan Kotex mampu terus bertahan dan berkembang dalam persaingan industri produk pembalut wanita. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran periklanan produk pembalut wanita Kotex menurut mahasisiwi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 2. Bagaimana gambaran pemasaran mulut ke mulut produk pembalut wanita Kotex oleh mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 3. Bagaimana gambaran loyalitas merek produk pembalut wanita Kotex oleh mahasiwi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 4. Seberapa besar pengaruh periklanan dan pemasaran mulut ke mulut terhadap loyalitas merek pembalut wanita Kotex pada mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009.

16 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. gambaran gambaran periklanan produk pembalut wanita Kotex menurut mahasisiwi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 2. Gambaran pemasaran mulut ke mulut produk pembalut wanita Kotex oleh mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 3. Gambaran loyalitas merek produk pembalut wanita Kotex oleh mahasiwi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 4. Pengaruh periklanan dan pemasaran mulut ke mulut terhadap loyalitas merek pembalut wanita Kotex pada mahasiswi FPEB UPI angkatan 2007-2009. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, terdapat kegunaan diantaranya : 1. Kegunaan Ilmiah Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen, khususnya ilmu manajemen pemasaran yang berkaitan dengan masalah periklanan, pemasaran mulut ke mulut dan loyalitas merek.

17 2. Kegunaan Praktis Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan bagi perusahaan terkait yaitu PT Kimberly-Clark Indonesia yang memproduksi pembalut wanita merek Kotex, untuk meningkatkan efektifitas periklanan dan WOMM sebgai strategi komunikasi pemasaran sehingga dapat menigkatkatkan loyalitas merek produk.