BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH JENIS PELARUT DALAM EKSTRAKSI DAUN Rhoeo discolor SEBAGAI KERTAS INDIKATOR ASAM BASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

PENGARUH VARIASI PELARUT DAUN Rhoeo discolor TERHADAP STABILITAS KERTAS INDIKATOR ASAM BASA ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS KONSENTRASI ETANOL UNTUK EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI KEMBANG TELANG

BAB I PENDAHULUAN. secara pasti disebut sebagai larutan standar (standar solution). Penambahan

PENENTUAN TRAYEK ph EKSTRAK KUBIS UNGU (Brassica oleracea L) SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT ETANOL

Gambar 1. Kertas lakmus indikator ekstrak kulit manggis yang telah kering setelah perendaman dengan variasi waktu.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. 1

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

PEMANFAATAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA ALTERNATIF DENGAN VARIASI JENIS PELARUT DAN LAMA PENYIMPANAN

Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman ISSN

EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI INDIKATOR ALTERNATIF PADA MEDIA GULA-GULA

Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Daun Jati Muda Sebagai Kertas Indikator Asam-Basa

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Aplikasi Beberapa Ekstrak Bunga Berwarna sebagai Indikator Alami pada Titrasi Asam Basa

KARAKTER EKSTRAK ZAT WARNA DAUN RHOEO DISCOLOR SEBAGAI INDIKATOR TITRASI ASAM BASA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

INDIKATOR ASAM-BASA DARI BAHAN ALAMI

BAB I PENDAHULUAN. terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi

I. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam

PEMANFAATAN KULIT UBI UNGU SEBAGAI INDIKATOR ASAM-BASA ALTERNATIF ALAMI DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN DAN JENIS PELARUT

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam larutan.keberhasilan dalam melakukan titrasi asam-basa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang tidak akan pernah lepas

METODELOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK PEWARNA BUAH SENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar (Arbian, 2006 :1). Di dalam kegiatan praktikum sarana dan prasarana penunjang menjadi

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INDIKATOR ASAM BASA

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

PENGUJIAN KUALITAS PIGMEN ANTOSIANIN PADA BUNGA SENDUDUK(Melastoma malabathricum L.) DENGAN PENAMBAHAN PELARUT ORGANIK DAN ASAM YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

BAB I PENDAHULUAN. industri pangan karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah proses

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA UNTUK PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ASAM-BASA ALTERNATIF

1. PENDAHULUAN. Ekstraksi senyawa antosianin dan fenolik dari sumber tanaman telah banyak

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.4

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

Kajian Penggunaan Ekstrak Kubis Ungu(Brassica oleracea L) sebagai Indikator Alami Titrasi Asam Basa

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

PEMBUATAN INDIKATOR BAHAN ALAMI DARI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

DAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

tujuh1asam - - ASAM BASA GARAM - - Asam Basa Garam 7202 Kimia Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

BAB 1 PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. kenikmatan besar dalam hidup (Bridle dan Timberlake, 1997). Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit hipertensi termasuk penyakit kronik akibat gangguan sistem

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual

BIOKIMIA (Kode : F-07) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP ROSELA (Hibiscus sabdariffa) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

ASAM, BASA, DAN GARAM

PEMANFAATAN BUNGA TAPAK DARA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN INDIKATOR ph ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM. PENGUJIAN SIFAT LARUTAN ASAM DAN BASA Disusun Oleh: Feby Grace B. kombo ( ) UNIVERSITAS SAM RATULANGI

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh pewarna sintetik. Selain harganya lebih murah, proses

ASAM, BASA DAN GARAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

STUDI POTENSI EKSTRAK DAUN ADAM HAWA (Rhoeo discolor) SEBAGAI INDIKATOR TITRASI ASAM-BASA

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY. TITRASI ASIDIMETRI *) Oleh : Regina Tutik Padmaningrum**)

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis diambil dari kebun dijalan kartama pekanbaru riau. Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan sampai pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam dan basa sudah dikenal sejak lama dan disebut dengan istilah ph (pangkat Hidrogen). Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa terasa lebih pahit dan bersifat kaustik (licin seperti bersabun). Indikator ph sangat penting keberadaannya untuk menunjukkan sifat asam dan basa pada suatu larutan. Hingga saat ini sudah banyak ditemui berbagai bentuk indikator ph dari bahan sintetis. Beberapa jenis indikator ph diantaranya dalam bentuk larutan dan kertas indikator asam basa. Namun salah satu bentuk yang praktis dan banyak digunakan karena relatif lebih awet adalah kertas indikator asam basa yang sangat dibutuhkan di tingkat sekolah lanjutan sampai dengan perguruan tinggi. Beberapa jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator asambasa alternatif, contohnya adalah kubis ungu (Brassica oleracea L.) (Erwin, dkk, 2015), dan beberapa bunga berwarna seperti mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) (Nuryanti, 2010 dan Kusumah, 2016), bunga kana (Canna indica), bunga pukul empat (Mirabillis jalapa), bunga mawar (Catharantus roseus), dan bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) (Marwati, 2010). Hasil ektraksi beberapa tumbuhan tersebut mengalami perubahan warna dalam titrasi asam-basa, sehingga dapat digunakan sebagai indikator ph. Proses identifikasi asam-basa pada suatu larutan diperlukan zat atau senyawa kimia pengikat asam-basa. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap kubis ungu, kelopak bunga sepatu dan beberapa jenis bunga berwarna lainnya, maka ditemukan zat atau senyawa kimia yaitu antosianin yang dapat mengidentifikasi asam maupun basa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa antosianin alami ternyata cenderung 1

2 berasal dari pigmen warna merah dan biru-ungu pada suatu tanaman, contohnya Rhoeo discolor. Tanaman Rhoeo discolor dikenal dengan sebutan sosongkokan atau sebagian orang menyebutnya tanaman adam hawa. Berhabitus semak dengan tinggi 40-60 cm. Tanaman Rhoeo discolor dapat tumbuh dengan mudah meskipun pada kondisi media tanam yang minim unsur hara, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan tidak membutuhkan perawatan yang intensif. Namun karena pemanfaatannya yang belum maksimal, mengakibatkan tanaman ini jumlahnya melimpah, bahkan banyak tumbuh liar di ladang. Kandungan penting yang ada didalam daun Rhoeo discolor merupakan senyawa flavonoid berupa antosianin pembentuk warna ungu yang dapat dimanfaatkan untuk membuat indikator asam dan basa alami (Sitorus, 2011), dan telah dibuktikan oleh Padmaningrum (2011), hasil ekstraksi daun Rhoeo discolor dengan pelarut alkohol mengalami perubahan warna merah mudahijau kekuningan pada titrasi asam-basa. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil ekstraksi daun Rhoeo discolor dapat dijadikan indikator asam-basa alternatif pengganti indikator sintetis. Kandungan antosianin pada daun Rhoeo discolor dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi. Salah satu metode ekstraksi yang sering digunakan untuk ekstraksi antosianin adalah metode maserasi, dengan cara merendam simplisia menggunakan sebuah pelarut. Penelitian Suzery (2010), metode ekstraksi yang baik digunakan untuk ekstraksi antosianin yaitu menggunakan metode maserasi pada suhu ruangan, didukung oleh penelitian Padmaningrum (2011) untuk daun Rhoeo discolor. Antosianin tergolong pigmen warna yang disebut flavonoid. Senyawa golongan flavonoid termasuk senyawa polar dan dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar pula. Beberapa pelarut yang bersifat polar antara lain aquades dan beberapa pelarut organik lain seperti alkohol dan turunannya. Etanol merupakan turunan dari pelarut alkohol yang biasa digunakan dalam ekstraksi antosianin. Menurut Kusumah (2016), ekstraksi

3 kelopak Rosela dengan pelarut etanol menghasilkan ekstrak yang lebih pekat dibandingkan dengan pelarut aquades. Menurut Gustriani (2016), keadaan yang semakin asam pada saat proses ekstraksi apalagi mendekati ph 1 akan menyebabkan semakin banyak dinding sel vakuola yang pecah sehingga pigmen antosianin semakin banyak yang terekstrak. Penelitian Ocviana (2010), penggunaan pelarut etanol 95% dengan penambahan HCl 1% diperoleh hasil ekstrasi terbaik, karena HCl merupakan asam kuat sehingga lebih efektif mendegradasi dinding sel sehingga memudahkan ekstraksi antosianin. Jenis pelarut dalam proses ekstraksi dapat mempengaruhi kualitas hasil ekstraksi senyawa kimia yang ada dalam simplisia. Pada pra penelitian, penulis melakukan variasi terhadap jenis pelarut yakni etanol 95% dan etanol 95% + HCl 1% (1 : 1). Maserasi daun Rhoeo discolor dilakukan dengan perbandingan bahan dan pelarut (1 : 5) selama 24 jam. Ekstraksi dengan pelarut etanol 95% menghasilkan ekstrak berwarna hijau pekat, sedangkan ekstraksi dengan pelarut etanol 95% + HCl 1% menghasilkan ekstrak berwarna merah pekat. Pembuatan kertas indikator asam basa alternatif, dilakukan dengan merendam kertas saring dan HVS pada larutan hasil maserasi selama 60 menit. Hasil perendaman kertas tersebut menunjukkan perubahan warna setelah diujikan pada larutan asam dan basa. Kertas indikator yang dihasilkan kemudian disimpan hingga masa penyimpanan 10 hari dan diuji untuk mengetahui stabilitasnya. Berdasarkan hasil pra penelitian ternyata penggunaan kertas saring dalam pembuatan kertas indikator ph menunjukkan stabilitas warna yang lebih tahan lama dibandingkan dengan kertas HVS. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berinisiatif untuk mengembangkan ekstrak daun Rhoeo discolor yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas indikator asam-basa alternatif dengan variasi perlakuan yaitu membandingkan pelarut etanol 95% dan etanol 95% + HCl 1% pada proses ekstraksi, serta pengaruh variasi lama penyimpanan terhadap stabilitas warna yang dihasilkan kertas indikator asam-basa setelah diuji.

4 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Subyek Penelitian : Ekstrak etanol 95% dan etanol 95% + HCl 1 % daun Rhoeo discolor, lama penyimpanan (0, 5, 10, 15 hari). 2. Obyek Penelitian : Kertas indikator asam-basa dari ekstrak daun Rhoeo discolor. 3. Parameter Penelitian : a. Perubahan warna kertas indikator asam basa (pada larutan asam berwarna merah sampai orange dan pada larutan basa berwarna hijau sampai biru). b. Stabilitas kertas indikator asam basa setelah penyimpanan hingga 15 hari dan diamati perubahan warnanya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Bagaimanakah pengaruh variasi pelarut (etanol 95% dan etanol 95% + HCl 1%) terhadap perubahan warna yang dihasilkan dari kertas indikator asam basa setelah diuji? 2. Bagaimanakah pengaruh lama penyimpanan terhadap perubahan warna (stabilitas) warna yang dihasilkan dari kertas indikator asam basa setelah diuji? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh jenis pelarut (etanol 95% dan etanol 95% + HCl 1%) terhadap perubahan warna yang dihasilkan dari kertas indikator asam-basa alternatif setelah diuji.

5 2. Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap perubahan warna (stabilitas) yang dihasilkan dari kertas indikator asam-basa alternatif setelah diuji. E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan alternatif penggunaan indikator asam basa dari ekstrak daun Rhoeo discolor dalam percobaan sains mengenai materi kalsifikasi zat di pembelajaran IPA jenjang sekolah menengah. 2. Menambah pengetahan dan wawasan informasi tentang pembuatan kertas indikator asam basa dari bahan alami. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman penelitian berikutnya.