BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Bahan Ajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

Pengertian Bahan Ajar

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK ADOBE PHOTOSHOP UNTUK KELAS X SMK TUGAS AKHIR SKRIPSI

Kata kunci : modul, bahan teknik dasar, perangkat pembelajaran

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Selain itu modul juga merupakan sarana pembelajaran dalam bentu tertulis / cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut. 2. Karakteristik Modul Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut: 1) Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus; a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas

b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas. c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran. d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya. e) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran h) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi. i) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi. Misalkan soal nomor 1 skornya 5, nomor 2 skornya 10 dan nomor 3 skornya 15. Untuk mengetahui nilai siswa dengan menggunakan rumus rata-rata yaitu jumlah skor dibagi dengan jumlah soal. j) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. Misalnya: Terdapat daftar pustaka atau referensi dari internet. 2) Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu

modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan siswa mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai. 3) Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, siswa tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri. 4) Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu. 5) User Friendly (bersahabat/akrab); modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan

pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly (Depdiknas, 2008:3-4) 3. Tujuan dan manfaat penyusunan modul Tujuan penyusunan modul salah satunya adalah untuk menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik peserta didik serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya. Modul memiliki berbagai manfaat baik ditinjau dari kepentingan peserta didik maupun dari kepentingan guru. Bagi peserta didik modul bermanfaat antara lain; a) Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri. b) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas dan diluar jam pembelajaran. c) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. d) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul. e) Mampu membelajarkan diri sendiri. f) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

Bagi guru, penyusunan modul bermanfaat karena : a) Mengurangi ketergantuan terhadap ketersediaan buku teks. b) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi. c) Menanbah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan ajar. d) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka. e) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan. 4. Alur Penyusunan modul Modul pada dasarnya adalah sarana pembelajaran yang memuat materi dan cara-cara pembelajarannya. Oleh karena itu penyusunannya hendaknya mengikuti cara-cara penyusunan modul pada umumnya. Sebelum menyusun modul kita harus lebih dahulu melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar yang akan dibelajarkan. Selain itu kita juga melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah disusun. Alur penyusunan modul dapat digambarkan sebagaimana bagan yang disajikan berikut ini:

JUDUL MODUL PEMBELAJARAN YANG AKAN DISUSUN BUKU-BUKU SUMBER / REFERENSI Identifikasi Kompetensi dasar, Aspek Materi pembelajaran, Kegiatan pembelajaran Identifikasi Indikator dan Penilaian Format Penulisan MODUL PENYUSUNAN DRAFT MODUL VALIDASI DAN FINALISASI MODUL Diagram 2.1 ALUR PENYUSUNAN MODUL Berdasarkan gambar bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan kegiatan sebagai berikut: a) Menetapkan judul modul yang akan disusun. b) Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya. c) Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan kajian terhadap materi pembelajarannya, serta merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai.

d) Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan. e) Merancang format penulisan modul. f) Penyusunan draft modul. Setelah draft modul tersusun, kegiatan berikutnya yang tidak kalah penting adalah melakukan validasi dan finalisasi terhadap draft modul tersebut. Kegiatan ini sangat penting supaya modul yang disajikan (dibelajarkan) kepada peserta didik benar-benar valid dari segi isi dan efektifitas modul dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan. Kegiatan validasi ini antara lain dengan menguji apakah hubungan antara tujuan mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan indikator telah sesuai. Kecuali itu kita juga harus menguji tingkat efektifitas kegiatan belajar yang kita pilih mampu membantu siswa dalam mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan, serta mempertimbangkan keterjangkauan tersedianya alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan finalisasi hal penting yang perlu diperhatikan adalah yang berhubungan dengan bahasa (penulisan kalimat) dan tata letak (layout). Penulisan kalimat dalam modul hendaknya menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah difahami. Kecuali itu kalimat harus dipola sedemikian rupa sehingga menjadi komunikatif dan akrab bagi peserta didik. Penulisan kalimat yang komunikatif berpengaruh terhadap minat belajar.

Tata letak yang baik akan menimbulkan daya tarik tersendiri terhadap minat belajar peserta didik. Tata letak (layout) berhubungan dengan ilustrasi, ukuran huruf, spasi, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penampilan modul secara fisik. Ilustrasi sangat penting terutama yang dapat memperjelas pemahaman siswa atas konsep materi yang dibelajarkan sehingga mengurangi verbalisme. Konsistensi terhadap ukuran huruf dan jenis huruf juga akan berpengaruh terhadap kenyamanan dalam membaca. Demikian pula halnya dengan spasi (ruang kosong) antar baris atau kata perlu dijaga konsistensinya sehingga perbedaan antar bab, sub bab, serta bagianbagian lain dalam modul tidak membingungkan. B. Model Pembelajaran Discovery 1. Pengertian Menurut Russefendi ( 1980 : 45 ) pendekatan penemuan terbimbing adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui, tidak melalui pemberitahuan dan sebagian ditemukan sendiri Pembelajaran discovery sering juga disebut pendekatan penemuan terbimbing masih membutuhkan peran guru, karena pada umumnya tidak semua siswa dapat menemukan sendiri suatu konsep dalam matematika dan peran guru dalam pembelajaran ini bukan hanya perancang proses belajar mengajar tetapi juga sebagai pembimbing, fasilitator, dan

motivator kepada siswa. Sebagai pembimbing guru akan memberikan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan dalam proses penemuannya. 2. Langkah langkah Pembelajaran Discovery a) Pemberian soal / masalah oleh guru, siswa diminta memahami masalah tersebut b) Pengembangan data, siswa diminta mencari / menunjuk kemungkinan kemungkinan lain. c) Penyusunan data, setelah diperoleh data yang berhubungan dengan masalah tersebut, kemudian siswa menyusun data tersebut agar masalah mempunyai solusi. d) Penambahan data, jika data yang diperoleh belum bisa menyelesaikan masalah, sisiwa diminta mencari kemungkinan kemungkinan atau data data lain supaya masalah terselesaikan. e) Pemeriksaan hasil. 3. Keunggulan dan kelemahan : 1) Keunggulan pembeajaran discovery sebagai berikut : a) Siswa ikut berpartisipasi aktif didalam kegiatan belajarnya, sebab ia tidak sekedar mendengarkan informasi atau menelan segudang ilmu pengetahuan yang telah siap diberikan.

b) Siswa benar benar dapat memahami suatu konsep dan rumus, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut c) Dengan merasa menemukan sendiri, siswa merasa puas dan dengan demikian keputusan mental siswa sebagai nilai instingtif terpenuhi, hal ini mengakibatkan siswa ingin menemukan lebih lanjut d) Dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terimbing guru tetap mempunyai kontak pribadi dengan murid e) Terdapat bukti bahwa para siswa memperoleh pengetahuan melalui model pembelajaran discovery adalah lebih mampu mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks 2) Kelemahan pembelajaran discovery sebagai berikut : a) Model ini merupakan model yang banyak memakan waktu, jadi lambat. Selain itu juga belum ada kepastian apakah siswa akan tetap bersemangat menemukan b) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah c) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. ( Markaban, 2006 ) C. Profil Modul Menggunakan Model Pembelajaran Discovery

Modul pembelajaran yang disusun dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini adalah modul dengan model pembelajaran discovery. Sebelum menyusun modul, terlebih dahulu harus melakukan identifikasi terhadap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus pembelajaran. Adapun profil modul tersebut antara lain sebagai berikut: a. Format Modul: 1) Halaman Muka Memuat judul materi yang dibuat dengan singkat, padat dan jelas, membuat penasaran dan menggambarkan isi materi. 2) Kata Pengantar Memuat rasa syukur dan ucapan terimakasih terhadap pihak yang terkait. 3) Daftar Isi Memuat kerangka isi modul disertai dengan nomor halaman. 4) Petunjuk Penggunaan Modul Merupakan penjelasan bagi siswa tentang tata cara belajar dengan modul. Disusun secara jelas dan mudah dipahami siswa. 5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Urutan dan isi sesuai dengan KTSP SMP 6) Tujuan Pembelajaran - Mengandung hasil belajar - Menggunakan kata-kata yang operasional

7) Peta Konsep - Digunakan untuk mengetahui alur pembelajaran yang akan dipelajari, dan dapat menentukan posisi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dalam pemahaman materi. - Disusun secara jelas dan sistermatis. 8) Kegiatan Belajar a) Materi dan contoh - Materi dalam modul sesuai dengan kurikulum KTSP - Sajian materinya sudah menunjukkan urutan yang sesuai dan sistematis - Materi yang dikemas secara singkat, jelas dan tepat - Menggunakan kata dan istilah yang tepat - Menggunakan simbol matematika yang tepat - Materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan intelektual siswa - Isi materi yang disajikan dapat digunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan - Konsep-konsep dalam materi tepat - Contoh soal dan pembahasan jelas dan mudah dipahami - Contoh soal sesuai dengan materi yang dibahas b) Latihan Soal-soal latihan mendukung konsep 9) Rangkuman

Rangkuman sesuai dengan isi materi dan disajikan secara jelas dan tepat. 10) Soal Evaluasi Soal-soal evaluasi mendukung konsep. 11) Kunci Jawaban Kunci jawaban jelas dan mudah dipahami 12) Daftar Pustaka Mencantumkan nama pengarang buku, tahun penerbitan buku, judul buku, kota penerbitan buku dan nama penerbitan buku yang menjadi sumber referensi dalam penyusunan modul. b. Daya Tarik - Menggunakan sampul dan gambar yang menarik dan edukatif - Menggunakan ilustrasi yang tepat dan sesuai dengan kehidupan nyata (kontekstual) c. Bahasa - Penggunaan bahasa dilihat dari kaidah Bahasa Indonesia yang baku (sesuai EYD) - Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif - Kalimat yang digunakan tidak mengandung arti ganda - Gaya bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa - Penggunaan tanda baca dengan benar dan tepat - Penggunaan huruf besar dan kecil dengan benar dan tepat

- Huruf (font) yang digunakan jelas dan tepat d. Model Discovery - Dimulai dengan memberikan suatu permasalahan terhadap materi yang akan dibahas - Siswa memahami permasalahan yang ada - Siswa mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada - Siswa mulai menyusun data agar masalah mempunyai solusi - Menarik kesimpulan dari hasil penemuannya D. Model Pengembangan Modul Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu: Define, Design, Develop dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan dan Penyebaran seperti pada gambar dibawah ini

Analisis Tugas Analisis ujung - depan Analisis Siswa Analisis Konsep Pendefinisian Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Media Perancangan Pemilihan Format Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan Pengembangan Uji Validasi Pengemasan Penyebaran dan Pengadopsian Penyebaran Diagram 2.2 Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974) 1. Tahap Pendefinisian (Define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-

syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: a) Analisis Ujung Depan Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar. b) Analisis Siswa Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran. c) Analisis Konsep Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan diajarkan berdasarkan analisis ujung depan d) Analisis Tugas Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menetukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. e) Perumusan Tujuan Pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran ditujukan untuk mengkonversikan tujuan dari analisis tugas dan analisis konsep

menjadi tujuan pembelajaran khusus, yang dinyatakan dengan tingkah laku. 2. Tahap Perancangan (Design). Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah, yaitu : a) Penyusunan tes acuan patokan b) Pemilihan media c) Pemilihan format d) Desain awal (Rancangan awal) 3. Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukkan para pakar dan data yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap pengembangan ini terdapat dua langkah kegiatan, yaitu penilaian para ahli dan uji coba. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate). Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru lain. Tujuan ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat pembelajaran didalam KBM. (Trianto, 2010) E. Materi Modul Pokok bahasan yang akan dibahas dalam modul ini adalah :

a. Sifat-sifat segi empat ( persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat, layang layang, trapesium) b. Keliling segi empat (persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat, layang layang, trapesium) c. Luas segi empat (persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat, layang layang, trapesium, )