TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Guru harus mampu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guru sangat membutuhkan media pembelajaran yang dapat mempermudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

Pengertian Bahan Ajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

BAB II KERANGKA PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

I. PENDAHULUAN. Pada pembelajaran fisika dibutuhkan suatu pemahaman konsep yang matang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan di Indinesia yang sering kali terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan masyarakat. Kualitas pendidikan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

BAB V PEMBAHASAN. metode pembelajaran guided inquiry terhadap prestasi belajar materi bangun datar

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dan dalam upaya. memahami ilmu pengetahuan yang lainnya. Tujuan dari pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

PERANCANGAN ANIMASI MODUL AJAR KALKULUS DAN CD INTERAKTIF GUNA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teknik dan taktik pembelajaran. Adapun uraian mengenai istilah-istilah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. SMA (Sekolah Menengah Atas) dan MA (Madrasah Aliyah) diantaranya

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

A. Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Pembelajaran. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang datanya dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang menjadi pusat perhatian. Sugiyono (2011: 243) menjelaskan bahwa secara umum tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Selanjutnya Sugiyono (2012: 297) mengemukakan bahwa: Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sedangkan Borg & Gall dalam Putra (2011: 84) menjelaskan penelitian pengembangan dalam pendidikan adalah: Sebuah model pengembangan berbasis industri di mana temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru, yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektifitas dan berkualitas. Berdasarkan pendapat di atas diharapkan penelitian pengembangan yang dilakukan dapat menghasilkan suatu produk dengan proses dan tahapan tertentu, sehingga

8 menghasilkan produk berupa modul yang efektif dan berkualitas agar dapat bermanfaat untuk proses pembelajaran. B. Pembelajaran Fisika Belajar merupakan upaya memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai unsur yang ada, dalam belajar fisika, yang utama adalah kemampuan untuk memahami konsep, prinsip maupun hukumhukum, kemudian siswa mampu menyusun kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan intelektualnya. Prihantoro (2014: 16) menjelaskan bahwa pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Sedangkan Martha Oktaviani (2012: 6) menjelaskan belajar fisika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur kejadian dan peristiwa alam melalui percobaan sehingga dalam belajar fisika siswa dapat mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur fisika melalui penalaran matematika yang pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan sendiri hasil belajarnya. Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran fisika menuntun siswa untuk dapat berpikir analitis serta kritis sehingga dapat menemukan dan menghubungkan konsep-konsep dan struktur-struktur fisika melalui penalaran yang akhirnya siswa dapat menyimpulkan sendiri hasil belajarnya.

9 C. Media Pembelajaran Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran karena media pembelajaran merupakan sarana bagi guru untuk mendorong peserta didik belajar lebih mudah untuk memahami suatu materi pelajaran. Widodo dan Jasmadi (2008: 30) menyatakan terdapat berbagai media pembelajaran, antara lain televisi, radio, film, video, foto, poster, OHP/OHT, papan tulis, buku bacaan, modul ajar, internet, dan lainnya. Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2011: 19) menjelaskan bahwa media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar dalam jumlah besar, yaitu: 1. Memotivasi minat atau tindakan, dengan teknik drama atau hiburan; 2. Menyajikan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa; 3. Memberi instruksi, media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Sadiman, dkk. (2011: 7) menjelaskan media pembelajaran adalah: Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modul termasuk dalam media pembelajaran sebagai sarana yang memiliki peran dan kontribusi sangat baik dan menguntungkan dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya media pembelajaran berupa modul kegiatan pembelajaran akan lebih mudah, efektif dan

10 efisien waktu, sehingga kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara menyenangkan dan tujuan belajar mengajar dapat tercapai secara optimal. D. Modul Modul salah satu bahan belajar yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran meskipun sudah banyak yang membuat modul namun modul selalu dapat digunakan dalam dunia pendidikan karena modul dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum yang sedang berlaku yang disediakan untuk belajar sendiri. Pengertian modul menurut Asyhar (2011: 155) yaitu: Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu modul dilengkapi dengan putunjuk untuk belajar sendiri. Modul yang baik maka penyusunan nya harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Depdiknas (2008: 3) sebagai berikut: 1. Self Instructional: Melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain; 2. Self Contained: Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh; 3. Stand Alone (berdiri sendiri): Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain; 4. Adaptive: Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang (menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan); 5. User Friendly: Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Sementara Sukiman (2012: 133) menjelaskan untuk memenuhi karakter self instructional, modul harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan jelas;

11 2. Mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas; 3. Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran; 4. Menyajikan soal-soal latihan, tugasdan sejenisnya yang memungkinkan peserta didik memberikan respons dan mengukur penguasaannya; 5. Kontekstual, yakni materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik; 6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; 7. Menyajikan rangkuman materi pembelajaran; 8. Menyajikan instrumen penilaian (assessment), yang memungkinkan peserta didik melakukan self assessment; 9. Menyajikan umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi; 10. Menyediakan informasi tentang rujukan yang mendukung materi didik. Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan media instruksional sebagai sarana pembelajaran yang dibuat dengan tujuan siswa dapat belajar mandiri. Tujuan disusunnya modul ialah agar siswa dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Penyusunan modul yang baik harus dapat menyajikan materi secara utuh dan mudah dipahami siswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa membatasi siswa untuk mencari lebih banyak materi yang disajikan, menyajikan soalsoal yang variatif dan kontekstual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif dan menyediakan informasi tentang rujukan yang mendukung materi. E. Strategi Inkuiri Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Strategi yang banyak digunakan salah

12 satunya adalah strategi inkuiri karena strategi inkuiri ini salah satu strategi pembelajaran yang efektif diterapkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Sanjaya (2009: 194) menjelaskan bahwa: Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan mengemukakan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selanjutnya Sanjaya (2009: 199) menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan strategi inkuiri dapat mengikuit langkah-langkah sebagai berikut: 1. Orientasi: langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif; 2. Merumuskan Masalah: merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki; 3. Merumuskan hipotesis: jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang kaji; 4. Mengumpulkkan data: mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang dilakukan; 5. Menguji hipotesis: menetukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data; 6. Merumuskan kesimpulan: proses mendeskripsikan temuan yang dipeoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Gulo dalam Trianto (2011: 166) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah: 1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; 2. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; 3. Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Gulo dalam Trianto (2011: 168) menyatakan bahwa kemampuan inkuiri yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

13 1. Mengujukan Pertanyaan atau Permasalahan; 2. Merumuskan Hipotesis; 3. Mengumpulkan Data; 4. Analisis Data; dan 5. Membuat Kesimpulan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi inkuiri adalah strategi pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari cara menemukan fakta, konsep dan prinsip melalui pengalamannya secara langsung sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, situasi proses belajar menjadi lebih terangsang, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. Jadi, siswa bukan hanya belajar dengan membaca kemudian menghafal materi dari buku-buku teks atau berdasarkan informasi dan ceramah dari guru saja, akan tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk berlatih mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah.