BAB I PENDAHULUAN. dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Akne atau jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. papul, pustul, nodul dan kista di area predileksinya yang biasanya pada

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh berbagai faktor dengan gambaran klinis yang khas

BAB V PEMBAHASAN. 25 orang (39.1%) yang mengalami jerawat berat. Hasil observasi yang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang. dialami oleh hampir semua remaja dan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN JERAWAT (ACNE VULGARIS) PADA REMAJA KELAS X-XII IPA SMAN 9 BINSUS MANADO.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. polisebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam benak mereka, seperti Who am I?, Apa yang membuat saya berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vulgaris, merupakan penyakit peradangan kronis dari unit pilosebasea akibat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai, memiliki karakteristik kemerahan dan skuama, terjadi di. daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti di wajah, kulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Jerawat atau akne adalah mesalah kulit berupa infeksi dan peradangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar dari konsep diri

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. diri untuk menghadapi keadaan-keadaan tersebut (Hurlock, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. Istilah remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa. Perkembangan fisik pada remaja biasanya ditandai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA JERAWAT (AKNE VULGARIS) DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO, 2010). Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial sehingga menimbulkan permasalahan bagi remaja. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja, salah satunya adalah permasalahan fisik. Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja akhir), permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Salah satu perubahan fisik yang sering menjadi permasalahan pada masa remaja adalah jerawat yang disebabkan oleh 1

2 peningkatan hormon dalam tubuh selama pubertas yang dapat merangsang kelenjar sebasea menjadi lebih aktif dan menghasilkan minyak yang berlebihan sehingga terjadi hiperplasia dan hipertrofi dari glandula sebasea (Nita, 2008). Jerawat (acne vulgaris) adalah penyakit kulit yang tidak terlalu serius dan dapat hilang dengan sendirinya, namun memberikan dampak psikologis yang besar. Masalah jerawat sering terjadi pada bagian muka, punggung, dan dada. Masalah ini memberi kesan psikologis yang buruk pada remaja, terutama remaja dalam rentang usia sekolah. Remaja yang mengalami masalah jerawat sering kali mempunyai masalah yang berkaitan dengan gambaran diri, kepercayaan diri, pergaulan sosial, kemurungan, dan kegusaran (Ibrahim, 2006). Gambaran diri yang merupakan salah satu komponen konsep diri, yaitu sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, penampilan, dan potensi tubuh saat ini (Stuart dan Sundeen, 2001). Adanya jerawat menyebabkan perubahan dalam penampilan yang mengakibatkan seseorang berespon terhadap perubahan tersebut. Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan Hurlock (2009) bahwa perubahan fisik sering disertai perubahan kepribadian yang berpengaruh terutama pada konsep diri. American Academy of Dermatology tahun 2011 melaporkan bahwa sebagian besar dari remaja Amerika yang berjerawat merasa khawatir takut ditolak oleh teman-temannya sehingga berusaha menutupi jerawatnya dengan

3 berbagai cara seperti menggunakan riasan yang tebal dan rambut (Ghodsi, 2011). Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa efek utama yang ditimbulkan oleh jerawat adalah pada psikologis seseorang, seperti krisis percaya diri atau minder dan depresi (Bungawangi, 2008). Gambaran diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan gambaran diri yang dimiliki. Individu yang memiliki gambaran diri yang positif akan mengembangkan perilaku-perilaku yang positif sesuai dengan caranya memandang diri dan lingkungan, sebaliknya individu yang memiliki gambaran diri yang negatif akan mengembangkan perilaku-perilaku yang cenderung negatif sesuai dengan caranya memandang diri dan lingkungannya (Rahmat, 2003). Pernyataan tersebut didukung oleh Burns (2000) yang menyatakan bahwa gambaran diri akan mempengaruhi cara individu dalam bertingkah laku di tengah masyarakat. Dapat dikatakan bahwa gambaran diri mempengaruhi interaksi seseorang dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya. Gambaran diri yang negatif terkait dengan masalah jerawat dapat berdampak pada interaksi sosial seseorang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jerawat dapat memiliki dampak yang sangat negatif terhadap interaksi sosial bagi penderitanya. Penderita jerawat kadang-kadang membenci diri sendiri, menarik diri, dan jauh dari hubungan interpersonal (Unlenhake, 2010). Sebuah artikel yang diterbitkan di Turki melaporkan dari 83 penderita jerawat,

4 sebagian besar menunjukkan kecemasan sosial, menarik diri, dan depresi yang cenderung meningkat serta gambaran diri yang rendah (Yolac, 2008). Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Padang karena sebelumnya peneliti telah melakukan studi pendahuluan pada beberapa Sekolah Menengah Atas yang terbaik di kota Padang, yaitu SMAN 1 Padang, SMAN 2 Padang, SMAN 3 Padang, dan SMAN 10 Padang untuk melihat prevalensi jerawat yang terbanyak diderita oleh siswanya. Dari hasil studi pendahuluan didapatkan siswa yang berjerawat di SMAN 1 Padang sebanyak 155 orang, SMAN 2 Padang sebanyak 177 orang, SMAN 3 Padang 262 orang, dan SMAN 10 Padang sebanyak 192 orang. Dari hasil penyebaran kuesioner pendahuluan mengenai gambaran diri pada 20 orang siswa yang berjerawat, 12 diantaranya menunjukkan gambaran diri negatif. Ini terlihat dari jawaban pertanyaan misalnya, Saya merasa jerawat adalah masalah pada masa remaja, sebagian besar siswa yang berjerawat tersebut memilih sangat setuju dan setuju. Dari hasil wawancara dan observasi terhadap 12 siswa yang memiliki gambaran diri negatif, mereka merasa kurang percaya diri, malu, kurangnya kontak mata saat diajak berbicara, berusaha selalu memalingkan muka serta kurang semangat dalam melakukan aktivitas. Berdasarkan studi pendahuluan di atas, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara gambaran diri dengan interaksi sosial pada remaja yang berjerawat ( acne vulgaris) di SMAN 3 Padang tahun 2012.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan gambaran diri dengan interaksi sosial pada remaja yang berjerawat (acne vulgaris) di SMAN 3 Padang tahun 2012. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan gambaran diri dengan interaksi sosial pada remaja yang berjerawat ( acne vulgaris) di SMAN 3 Padang tahun 2012. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi remaja yang berjerawat berdasarkan gradasi jerawat di SMAN 3 Padang tahun 2012. b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi remaja yang berjerawat berdasarkan gambaran diri di SMAN 3 Padang tahun 2012. c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi remaja yang berjerawat berdasarkan interaksi sosial di SMAN 3 Padang tahun 2012. d. Untuk mengetahui hubungan gradasi jerawat dengan gambaran diri pada remaja yang berjerawat (acne vulgaris) di SMAN 3 Padang tahun 2012. e. Untuk mengetahui hubungan gambaran diri dengan interaksi sosial pada remaja yang berjerawat (acne vulgaris) di SMAN 3 Padang tahun 2012.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi sekolah Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang hubungan gambaran diri dengan interaksi sosial pada remaja yang berjerawat sehingga tenaga pendidik,khususnya guru Bimbingan dan Konseling (BK) dapat mengarahkan dan membimbing remaja dalam mempertahankan gambaran diri yang positif supaya dapat melakukan interaksi sosial dengan baik. 2. Bagi keluarga Keluarga dapat memberikan dukungan moral kepada anaknya pada masamasa pubertas, karena pada masa tersebut, remaja sangat membutuhkan penerimaan dan kasih sayang dari orang lain, terutama keluarganya sendiri. 3. Bagi remaja Dapat menerima diri sendiri dan memiliki gambaran diri yang positif sehingga dapat melakukan interaksi sosial dengan baik. 4. Bagi peneliti Dapat mengaplikasikan peran perawat sebagai edukator dan konselor dengan cara memberikan masukan kepada siswa bagaimana cara memiliki dan mempertahankan gambaran diri positif yang berperan penting dalam melakukan interaksi sosial terutama pada masa remaja. Selain itu, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya mengenai hubungan antara gambaran diri

7 dengan interaksi sosial pada remaja yang berjerawat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai informasi dan data tambahan dalam penelitian keperawatan dan bisa dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.