BAB I PENDAHULUAN. laki-laki dan perempuan, yaitu melalui ikatan perkawinan. 1 Hal ini sesuai. dengan firman Allah dalam surat Al-Ruum ayat 21:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kehidupan di muka bumi ini diciptakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam surat ar-rum ayat 21 sebagai berikut: Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB I PENDAHULUAN. dengan ikatan yang lainnya. Ada banyak hal yang harus dilalui saat akan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan sejahtera dalam rumah tangga Islam, sehingga terwujud sendi-sendi

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG CERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakikatnya ketika dilahirkan telah melekat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. diputuskanlah dengan adanya ikatan akad perkawinan atau ijab kabul

BAB IV. Agama Surabaya Tentang Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Tuban. itu juga termasuk di dalamnya surat-surat berharga dan intelektual.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidhan) untuk mentaati perintah. Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR 340/PDT.G/2010. A. Keberadaan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam eksistensi lembaga Peradilan Agama saat ini. Salah satu perubahan

BAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana diketahui bahwa tidak jarang terjadi perselisihan pasca

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Pengadilan Agama Malang yang Penggugat dan Tergugat sama-sama

ف ض ل ه و ال له و اس ع ع ل ي م BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan disyariatkan oleh agama sejalan dengan hikmah manusia

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata. penguasaan anak-anak, Pengadilan memberikan keputusannya.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA DENGAN PROSES PERDAMAIAN DI MAHKAMAH SYARI AH KUCHING SARAWAK MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh hukum termasuk mengenai

ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI'I TENTANG HAKAM TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN DALAM MENCERAIKAN SUAMI ISTRI YANG SEDANG BERSELISIH SKRIPSI

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

و م ن آی ات ھ أ ن خ ل ق ل ك م من أ نف س ك م أ ز و اجا ل ت س ك ن وا إ ل ی ھ ا و ج ع ل ب ی ن ك م مو دة و ر ح م ة إ ن ف ي ذ ل ك لا ی ات ل ق و م

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO: PERLAWANAN TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

P U T U S A N. Nomor 140/Pdt.G/2013/PA.Blu BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Alamat : Jl. AES Nasution Gang Samudin Rt 11 Rw 02

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dan luas, baik dalam hubungan kekeluargaan. khususnya maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB IV. Analisis Hukum Positif Terhadap Pandangan Tokoh Masyarakat. Tentang Praktik Poligami Di Bulak Banteng Wetan Kecamatan. Kenjeran Kota Surabaya.

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB IV. A. Analisis Dasar dan Pertimbangan Hakum yang Digunakan oleh Majlis Hakim dalam H{Ad{A>Nah Anak kepada Ayah karena Ibu Wanita Karir.

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

P U T U S A N Nomor 0013/Pdt.G/2014/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTIMACY PASANGAN SUAMI ISTRI (Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri Di Fase Dewasa Madya)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Pengangkatan Anak Di Pengadilan Agama Bantul (Studi Kasus Penetapan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah tertuang dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 jo. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Perkawinan.

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk dilakukan dan apa yang dalam kenyataan dilakukan. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menciptakan suatu keluarga atau rumah tangga yang rukun, melaksanakannya merupakan ibadah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

P U T U S A N. Nomor 4/Pdt.G/2008/PTA Btn.

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan fitrahnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Dalam arti luas, manusia memiliki sifat ketergantungan yang saling membutuhkan, demikian halnya dengan laki-laki dan perempuan. Allah SWT menentukan hukum yang sesuai dengan martabatnya antara lain tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan, yaitu melalui ikatan perkawinan. 1 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ruum ayat 21: و م ن ء اي ت ه أ ن خ ل ق ل ك م م ن أ ن ف س ك م أ ز و اج ا ل ت س ك ن وا إ ل ي ه ا و ج ع ل ب ي ن ك م م و د ة و ر ح ة إ ن ىف ذ ل ك ل ي ت ل ق و م ي ت ف ك ر ون Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanaya diantara mu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terjadi tanda-tanda bagi kaum yang berfikir 2 Islam mengatur hubungan antara suami istri dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, sehingga dapat mencapai tujuan dalam pernikahan yaitu mawaddah warah}mah, akan tetapi jika mawaddah warah}mah tidak bisa diapai, maka yang akan terjadi adalah perceraian. Pada dasarnya suami istri dalam melaksanakan kehidupan tentu saja tidak selamanya berada dalam situasi yang damai dan tentram. Terkadang juga terjadi kesalah fahaman antara suami dan istri atau salah satu pihak 1 Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terjemah Muzakkir, (Damaskus: Dar Al Fikr, 890), 327. 2 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Widya Cahaya 2011), 150. 1

2 melalaikan kewajibannya, tidak mempercayai satu sama lain dan sebagainya. Sehingga terjadilah apa yang sebenarnya tidak dikehendaki serta hal yang dibenci oleh Allah yaitu putusnya hubungnan perkawinan antara suami dan Istri tersebut. 3 Putusnya hubungan perkawinan suami istri tersebut, menimbulkan juga akibat hukum diantaranya adalah tentang harta bersama (Gono Gini) antara suami dan istri tersebut. 4 Dalam Kompilasi Hukum Islam sebagai salah satu hukum terapan dalam lingkungan Peradilan Agama, harta bersama tersebut dengan istilah harta kekayaan dalam perkawinan. Hal ini disebutkan dalam perkawinan adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama selama dalam ikatan perkawinan berlangsung dan selanjutnya disebut harta bersama tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun dan dari jerih payah atau penghasilan siapapun. 5 Dalam KHI Pasal 85 sampai dengan pasal 97 disebutkan bahwa harta perkawinan dapat dibagi atas: 1. Harta bawaan suami; 2. Harta bawaan istri; 3. Harta bersama suami istri; 4. Harta hasil hadiah, hibah, waris, dan shodaqoh suami; 5. Harta hasil hadiah, hibah, waris, dan shodaqoh istri. 6 3 Soemiyarti, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, (Yogyakarta: Liberty, 1997),104. 4 Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Bumi Baskara, 1996), 227-228. 5 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Presindo, 2004),113. 6 Saekan, Erniati Efendi, Kompilasi Hukum Islam Indonesia, (Surabaya: Arloka, 1997), 99.

3 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 mengatur harta kekayaan dalam perkawinan di dalam BAB VII pasal 35, pasal 36, dan pasal 37 yaitu: 7 Pasal 35 1. Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. 2. Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain. Pasal 36 1. Mengenai harta bersama, suami atau istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak. 2. Mengenai harta bawaan masing-masing, suami dan istri mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya. Pasal 37 1. Bila perkawinan putus karena pereraian, harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing. Ketentuan harta bersama diatas tidak menyebabkan dari mana harta atau dari siapa harta tersebut berasal, disimpulkan bahwa yang termasuk harta bersama adalah: 1. Hasil dari pendapatan suami 2. Hasil dari pendapatan istri 7 Undang-undang RI Nomor 1 tahun 1974. Tentang Perkawinan, (Jakarta: Armas Duta Jaya, 1490), 276.

4 3. Hasil pendapatan dari harta pribadi suami dan istri, sekalipun harta pokoknya termasuk harta bersama, asal semuanya itu diperoleh sepanjang perkawinan. Jadi ketentuan harta bersama dalam perkawinan ialah sejak saat dimulainya perkawinan sampai ikatan perkawinan bubar, dan seluruh harta tersebut dengan sendirinya menurut hukum menjadi harta bersama. 8 Mengenai pembagian harta bersama ketika terjadi pereraian sebagaimana telah diatur dalam KHI bahwasannya karena merupakan harta bersama maka jika terjadi pereraian istri mendapat bagian yang seimbang dengan suami terhadap harta bersama tersebut. Hal ini dirumuskan dalam pasal 97 KHI: Janda atau duda erai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan. 9 Namun dalam kenyataan yang ada di tahun 2013 putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab,Mlg dengan objek sengketa sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di Jalan Raya sengkaling No. 187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan Majlis Hakim memutus untuk suami mendapat 2/3 (Pemohon) dan untuk istri mendapat 1/3, ini tidak sesuai dengan pasal 97 KHI. apa pertimbangan Hakim pada perkara ini sehingga 8 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), 272. 9 Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: V Nuansa Aulia, 2008), 31.

5 memberatkan sebelah pihak, dan apa yang hendak dicapai oleh majlis Hakim dalam putusannya. Oleh karena itu penulis akan men ganalisis pertimbangan hakim pada sengeketa pembagian harta gono gini yang diputus oleh Majlis Hakim PA Kabupaten Malang Nomor Perkara 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. Tentang Pembagian Harta Gono Gini. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari latar belakang tersebut, dapatlah di identifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Ketentuan harta bersama dalam perkawinan menurut hukum islam. 2. Cara pembagian harta bersama berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. 3. Pertimbangan Hakim dalam menyelesaikan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama putusan Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg 4. Analisis Yurisdis terhadap pembagian harta bersama di Pengadilan Agama putusan Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. Berangkat dari identifikasi masalah tersebut, agar penelitian ini terfokus maka diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus yaitu: 1. Pertimbangan Hakim dalam menetapkan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Kabupaten Malang dalam putusan Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg.

6 2. Analisis yuridis terhadap pembagian harta bersama di Pengadilan Kabupaten Malang putusan Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa Pertimbangan Hakim dalam Memutus perkara harta bersama (Gono Gini) pada Kasus 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg? 2. Bagaimana analisis yuridis terhadap putusan Pengadilan Kabupaten Malang putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengetahui originalitas karya dalam penelitian. Penelitian-penelitian terdahulu menjadi satu pijakan awal untuk selalu bersikap berbeda dengan peneliti yang lain. Diantara karya ilmiah yang mengkaji tentang pembagian harta bersama (Gono Gini) adalah bentuk skripsi dari: 1. Hijriyah Rahmawati pada tahun 2006 dengan judul Analisis hukum Islam Terhadap Putusan Hakim Pengadilan Agama Sidoarjo No.890/Pdt.G/2005/PA.Sda (Studi Tentang Penyelesaian Sengketa Harta Bersama Yang Tidak Dibagi Seluruhnya). Penelitian ini merumuskan 3 (tiga) masalah pokok yaitu: Bagaimana penyelesaian sengketa harta bersama atas kasus perceraian No. 890/Pdt.G/2005/PA.Sda di Pengadilan Agama Sidoarjo? Apa dasar pertimbangan hukum Pengadilan Agama

7 Sidoarjo menyelesaikan sengketa harta bersama dengan cara tidak membagi seluruhnya kepada para pihak? Dan bagaimana analisis hukum Islam (fiqh) terhadap putusan hakim Pengadilan Agama Sidoarjo No. 890/Pdt.G/2005/PA.Sda tentang penyelesaian sengketa harta bersama yang tidak dibagi seluruhnya?. Dan hasil penelitian ini adalah bahwa hakim dalam putusannya membagi sama besar harta yang diperoleh penggugat dan tergugat sebelum keduanya pisah tempat tinggal, dan mengeluarkan sejumlah harta yang diangsur istri selama 10 bulan untuk mengangsur KPR BTN ketika keduanya pisah tempat tinggal sebagai harta pribadi. Padahal dimata hukum keduanya masih dalam ikatan perkawinan. 2. Yuni Rahmawati pada tahun 2011 dengan judul skripsi Analisis Hukum Islam Terhadap Harta Yang Diklam Sebagai Harta Bersama/Gono Gini (Studi Tentang Putusan Pengadilan Agama Tuban No. 930/Pdt.G/2008/PA.Tbn). penelitian ini merumuskan 2 (dua) masalah pokok yaitu : Bagaimana keputusan dan pertimbangan hukum hakim Pengadilan Agama Tuban dalam memutus perkara No. 0930/Pdt.G/2008/PA.Tbn? Bagaimana analisis hukum Islam terhadap putusan Pengadilan Agama Tuban pada perkara No. 0930/Pdt.G/2008/PA.Tbn?dan hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam konteks hukum acara, hakim Pengadilan Agama Tuban telah menggunakan ketentuan hukum acara yang telah berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peeradilan Agama yaitu Hukum Acara Perdata yang

8 berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan umum, sesuai dengan pasal 54 UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Dan hakim mengabulkan permohonan Tergugat untuk mengabulkan mengembalikan tanah persawahan/perkarangan yang selama ini telah dikuasai kepada ibu tergugat yaitu Sarmiyatun. Jadi sejauh ini pengamatan penulis belum ada karya tulis yang membahas tentang menganalisis yuridis terhadap putusan hakim yang membagi harta bersama 2/3 untuk suami dan 1/3 untuk istri. Dari kajiankajian yang ada pelaksaan pembagian harta bersama adalah masing-masing suami istri setengah. Maka menurut penulis, putusan tersebut patut untuk di kaji kembali. E. Tujuan Penelitian Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut; 1. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim mengapa suami mendapatkan 2/3 dalam harta bersama dalam putusan No. 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg 2. Untuk mengetahui analisis yuridis terhadap putusan No. 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. Tentang perkara pembagian harta bersama.

9 F. Kegunaan Hasil Penelitian praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini meliputi aspek teoritis dan aspek 1. Aspek teoritis, diharapkan berguna sebagai sumbangsih pemikiran penulis dalam rangka menambah wawasan ilmu tentang pembagian harta bersama, terutama yang mempunyai relevansi dengan skripsi ini. 2. Aspek Praktis, diharapkan dapat menambah wawasan pengalaman dengan menerapkan dan membandingkan antara teori dan praktek dalam lingkungan Pengadilan Agama dan sebagai sumbangan penelitian atau informasi bagi pihak yang memerlukan, khususnya bagi penulis sendiri dan para mahasiswa syariah pada umumnya. G. Definisi Operasional Untuk mempermudah dalam memahami dan mengetahui konsep yang dimaksud oleh penulis, maka penulis memberikan definisi dalam penulisan skripsi ini: Analisis yuridis : Menurut kamus bahasa adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab dan duduk perkaranya menurut hukum positif meliputi Undang-Undang dan peraturan Pemerintah yang masih berlaku sampai saat ini. 10 Harta Bersama : Harta yang dihasilkan selama berumah tangga baik oleh salah satu atau keduanya diantara suami istri tanpa 10 Meaty Taqdir Qadratillah, Kamu Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, (Jakarta: Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011),20.

10 mempersoalkan atas nama siapapun keuali hadiah atau warisan. 11 H. Metode Penelitian Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari sesuatu secara sistematik, 12 mencatat, merumuskan suatu yang diteliti sampai menyusun laporan. Jadi, metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari, menatat, merumuskan dan menganalisa suatu yang diteliti sampai menyusun laporan. Dalam metode penelitian ini penulis mencantumkan antara lain, 1. Data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang putusan pembagian harta bersama PA Kab Malang Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. pertimbangan hakim dan panitera seta Undang-Undang yang berlaku dalam hal ini Kompilsai Hukum Islam. 2. Sumber Data Sumber data yang diambil dala penelitian ini terdiri atas sumber primer dan sekunder, yaitu: a. Sumber primer 11 Penjelasan Pasal 1(f), Kompilasi Hukum Islam, 1. 12 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, cet, VI, 2005),84.

11 Sumber data primer dalah sumber yang bersifat utama dan penting yang memungkinkan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian. 13 Yaitu putusan Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg, dan Hakim yang memutus Putusan. b. Sumber sekunder Meliputi rujukan yang berasal dari bahan-bahan pustaka, baik kitabkitab maupun buku-buku yang terkait dengan masalah tersebut, antara lain: 1) Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. 2) Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. 3) Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah. 4) Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. 5) Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam. 6) Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata. 7) Moh. Nazir, Metode Penelitian. c. Teknik pengumpulan data Dalam teknik pengumpulan data ini, penulis memakai beberapa teknik, antara lain: 1) Studi dokumenter, yaitu dengan cara mempelajari berkas perkara dan mengambil data yang diperoleh melalui dokumen atau data tertulis tersebut. Dalam hal ini dokumen terkait putusan 13 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997),116.

12 Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor: 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. 2) Interview atau wawancara yaitu termasuk bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang yang memeriksa perkara, untuk mengkonfirmasi terkait dengan pertimbangan hakim dalam putusan No. 6091/Pdt.G/2013/PA.kab.Mlg. d. Teknik pengelohan data Data yang telah terkumpul baik dari lapangan maupun dari pustaka, diolah dengan menggunakan teknik: 1) Editing, yakni memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yaitu kesesuaian, kelengkapan, kejelasan relevansi, dan keseragaman dengan permasalahan. 2) Organizing, yakni mengatur dan menyususn data tersebut sedemikian rupa sehingga menghasilkan bahan untuk menyusun laporan skripsi dengan baik. e. Teknik analisa data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pola deduktif, yaitu metode yang diawali dengan mengemukakan teori-teori yang bersifat umum tentang harta bersama dan Kompilasi Hukum Islam untuk selanjutnya diterapkan pada yang khusus. Data yang diperoleh dari penetapan putusan Hakim terhadap perkara pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Kabupaten Malang

13 Nomor: 0691/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg yang menetapkan bagian suami 2/3 dan istri 1/3 dalam pembagian harta bersama. I. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini, maka penulis akan menguraikan pembahasan ini kedalam beberapa bab yang sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I: bab ini merupakan penahuluan yang berisikan antara lain: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika pembahasan. BAB II: bab kedua mengemukakan landasan teori yang membahas tentang harta bersama yang meliputi pengertian harta bersama, ruang lingkup harta bersama, asal usul harta bersama, harta bersama menurut hukum Islam, harta bersama menurut Undang-Undang No 1 tahun 1974, tata cara pembagian harta bersama dan penyelesaian harta bersama akibat putusnya perceraian. BAB III: bab ini menjelaskan data hasil penelitian. Didalamnya menguraikan tentang struktur organisasi Pengadilan Agama Kabupaten Malang, wilayah kekuasaan Pengadilan Agama Kabupaten Malang, duduk perkara dan landasan hukum yang dipakai Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang dalam Putusan No. 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg.

14 BAB IV: bab ini merupakan bahasan terhadap hasil penelitian yang meliputi analisa terhadap pertimbangan hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang dalam putusan Nomor : 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg, dan analisis yuridis terhadap putusan putusan Nomor : 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg. yang mana suami mendapat 2/3 dan istri mendap 1/3 dalam perkara pembagian harta bersama. BAB V: Penutup Bab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran.