PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016


No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016




NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN



No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN


No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015


BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Jambi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

Transkripsi:

No. 02/05/81/Th.IX, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU APRIL 2017 SEBESAR 100,43 NAIK 0,04 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada April 2017 adalah sebesar 100,43, atau naik sebesar 0,04 persen dibanding Maret 2017 yang tercatat sebesar 100,39. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,05 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,01 persen. NTP tertinggi pada April 2017 masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 111,94 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 90,87. Peningkatan NTP pada April 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan sebesar 2,06 persen dan diikuti subsektor peternakan sebesar 0,69 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,10 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,84 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,55 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan April 2017 sebesar 99,94 atau naik sebesar 0,11 persen dibanding Maret 2017 yang tercatat sebesar 99,83. Pada April 2017, terjadi deflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,01 persen, disumbangkan oleh 2 (dua) kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi perdesaan, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok perumahan masing-masing sebesar 0,13 persen, dan 0,15 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu yang tertinggi pada kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,15 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,08 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada April 2017 tercatat sebesar 120,39, naik sebesar 0,02 persen dibanding Maret 2017 yang tercatat sebesar 120,36. 1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. 1

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor April 2017 (2012 = 100) Subsektor Maret 2017 B u l a n April 2017 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 125.08 127.59 2.00 b. Hortikultura 145.37 143.65-1.18 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 117.04 116.32-0.61 d. Peternakan 130.69 131.28 0.45 e. Perikanan 131.75 131.03-0.55 e.1. Perikanan Tangkap 132.98 131.81-0.88 e.2. Perikanan budidaya 125.66 127.15 1.19 f. Gabungan 128.25 128.31 0.05 g. Gabungan Tanpa Ikan 127.83 127.99 0.12 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 128.83 128.76-0.05 b. Hortikultura 128.44 128.33-0.08 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 127.71 128.01 0.23 d. Peternakan 126.79 126.48-0.24 e. Perikanan 125.29 125.30 0.01 e.1. Perikanan Tangkap 125.78 125.79 0.00 e.2. Perikanan budidaya 122.87 122.88 0.01 f. Gabungan 127.75 127.76 0.01 g. Gabungan Tanpa Ikan 128.05 128.06 0.01 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 97.09 99.09 2.06 b. Hortikultura 113.18 111.94-1.10 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 91.65 90.87-0.84 d. Peternakan 103.08 103.79 0.69 e. Perikanan 105.15 104.57-0.55 e.1. Perikanan Tangkap 105.72 104.79-0.88 e.2. Perikanan budidaya 102.27 103.48 1.18 f. Gabungan 100.39 100.43 0.04 g. Gabungan Tanpa Ikan 99.83 99.94 0.11 NASIONAL 99.95 100.01 0.06 NASIONAL tanpa Ikan 99.80 99.86 0.06 Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada April 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku meningkat tipis sebesar 0,04 persen dibanding Maret 2017, atau naik dari 100,39 pada Maret 2017 menjadi 100,43 pada April 2017. Peningkatan NTP 2

disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang hanya mencapai 0,01 persen. Peningkatan NTP pada April 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan sebesar 2,06 persen dan diikuti subsektor peternakan sebesar 0,69 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,10 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,84 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,55 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada April 2017 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 juga menunjukan perkembangan yang lebih baik dibanding Maret 2017 yaitu naik sebesar sebesar 0,11 persen atau dari 99,83 pada Maret 2017 menjadi 99,94 pada April 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional April 2017, maka NTP Provinsi Maluku masih tetap berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,01. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada April 2017 sebesar 128,31. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan masing-masing sebesar 2,00 persen dan sebesar 0,45 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan It sebesar 1,18 persen diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,61 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,55 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada April 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 127,76, naik 0,01 persen dibanding Maret 2017 yang tercatat sebesar 127,75. Peningkatan ini disebabkan naiknya It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor perikanan masing-masing sebesar 0,23 persen dan sebesar 0,01 persen. Sedangkan subsektor peternakan mengalami penurunan Ib tertinggi yaitu sebesar 0,24 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,08 persen dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,05 persen. 3

4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada April 2017, NTP-P mengalami peningkatan tertinggi dibanding subsektor lainnya yaitu mencapai 2,06 persen, karena terjadi peningkatan It mencapai 2,00 persen, sedangkan Ib justru turun sebesar 0,05 persen. Peningkatan It utamanya disumbangkan oleh kelompok palawija sebesar 2,56 persen diikuti kelompok padi sebesar 0,38 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,05 persen dan sebesar 0,06 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada April 2017, NTP-H mengalami penurunan sebesar 1,10 persen dibanding Maret 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 1,18 persen lebih tinggi dari penurunan Ib yang tercatat sebesar 0,08 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks pada semua kelompok yakni kelompok sayur sayuran sebesar 2,04 persen, kelompok buah- buahan sebesar 0,46 persen dan kelompok tanaman obat sebesar 0,06. Penurunan Ib disebabkan turunnya IKRT dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,09 persen dan sebesar 0,03 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada April 2017, NTP-R kembali mengalami penurunan sebesar 0,84 persen dibanding Maret 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 0,61 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,61 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,26 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,09 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada April 2017, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen dibanding Maret 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,45 persen sedangkan Ib justru mengalami penurunan sebesar 0,24 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya It pada kelompok ternak besar dan kelompok unggas masing-masing sebesar 1,03 persen dan sebesar 0,90 persen. Sedangkan kelompok hasil ternak mengalami penurunan It sebesar 1,20 persen. Penurunan Ib disebabkan turunnya IKRT sebesar 0,37 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,08 persen. 4

e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada April 2017, NTP-NP mengalami penurunan sebesar 0,55 persen dibanding Maret 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 0,55 persen sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,01 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,88 persen sedangkan kelompok budidaya naik sebesar 1,19 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya indeks BPPBM sebesar 0,08 persen sedangkan IKRT turun sebesar 0,03 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada April 2017, NTN turun sebesar 0,88 persen karena terjadi penurunan It sebesar 0,88 persen, sedangkan Ib tidak mengalami perubahan dibanding Maret 2017. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada April 2017, NTPi naik sebesar 1,18 persen, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,19 persen, lebih tinggi dari peningkatan It yang tercatat sebesar 0,01 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok budidaya laut sebesar 1,19 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen sedangkan IKRT turun sebesar 0,03 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya April 2017 (2012=100) B u l a n Persentase Kelompok dan Sub Kelompok Maret 2017 April 2017 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 97.09 99.09 2.06 a. Indeks Diterima Petani 125.08 127.59 2.00 - Padi 111.49 111.91 0.38 - Palawija 130.47 133.81 2.56 b. Indeks Dibayar Petani 128.83 128.76-0.05 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.76 132.69-0.05 - Indeks BPPBM 105.81 105.75-0.06 2. Hortikultura (NTPH) 113.18 111.94-1.10 a. IndeksDiterimaPetani 145.37 143.65-1.18 - Sayur-sayuran 156.53 153.33-2.04 - Buah-buahan 137.39 136.76-0.46 - Tanaman Obat 124.58 124.50-0.06 b. IndeksDibayarPetani 128.44 128.33-0.08 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.65 132.53-0.09 - Indeks BPPBM 105.73 105.71-0.03 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 91.65 90.87-0.84 a. IndeksDiterimaPetani 117.04 116.32-0.61 5

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 117.04 116.32-0.61 b. IndeksDibayarPetani 127.71 128.01 0.23 - IndeksKonsumsiRumahTangga 132.39 132.72 0.26 - Indeks BPPBM 105.46 105.55 0.09 4. Peternakan (NTPT) 103.08 103.79 0.69 a. IndeksDiterimaPetani 130.69 131.28 0.45 - Ternak Besar 130.37 131.71 1.03 - Ternak Kecil 132.46 132.46 0.00 - Unggas 125.32 126.45 0.90 - Hasil Ternak 132.53 130.94-1.20 b. Indeks Dibayar Petani 126.79 126.48-0.24 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.42 135.92-0.37 - Indeks BPPBM 107.70 107.78 0.08 5. Perikanan (NTNP) 105.15 104.57-0.55 a. Indeks Diterima Petani 131.75 131.03-0.55 - Penangkapan 132.98 131.81-0.88 - Budidaya 125.66 127.15 1.19 b. Indeks Dibayar Petani 125.29 125.30 0.01 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.07 133.03-0.03 - Indeks BPPBM 111.50 111.58 0.08 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 105.72 104.79-0.88 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 132.98 131.81-0.88 - Penangkapan Laut 132.98 131.81-0.88 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 125.78 125.79 0.00 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.11 133.07-0.03 - BPPBM 113.10 113.18 0.07 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 102.27 103.48 1.18 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 125.66 127.15 1.19 - Budidaya Air Tawar 98.80 98.80 0.00 - Budidaya Laut 125.83 127.33 1.19 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.87 122.88 0.01 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.90 132.86-0.03 - BPPBM 103.54 103.64 0.10 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada April 2017 menunjukan terjadi penurunan IKRT atau terjadi deflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,01 persen. Penurunan IKRT disumbangkan oleh 2 (dua) kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi perdesaan, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok perumahan masing-masing sebesar 0,13 persen, dan 0,15 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang 6

mengalami inflasi yaitu yang tertinggi pada kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,15 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,08 persen. Kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga tidak mengalami perubahan dibanding Maret 2017. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa deflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dibanding angka nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,10 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku April 2017 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan 0.00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau -0.13 Perumahan -0.15 Sandang 0.15 Kesehatan 0.60 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 Transportasi & Komunikasi 0.08 Umum / Gabungan -0.01 Nasional -0,10 6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan April 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 148,61, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 125,77, selanjutnya, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 123,01, kelompok sandang sebesar 121,82, kelompok perumahan sebesar 120,57, kelompok kesehatan sebesar 116,52, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,79. 7

Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) U r a i a n Maret 2017 April 2017 Inflasi/ Deflasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 148.61 148.61 0.00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 125.93 125.77-0.13 Transportasi dan Komunikasi 122.91 123.01 0.08 Sandang 121.64 121.82 0.15 Perumahan 120.75 120.57-0.15 Kesehatan 115.83 116.52 0.60 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 109.79 109.79 0.00 7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen dibanding Maret 2017. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada April 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok Maret 2017 April 2017 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.56 106.58 0.03 Bibit 104.90 104.74-0.15 Obat-Obatan dan Pupuk 102.95 102.95 0.00 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.52 104.52 0.00 Transportasi 114.82 114.92 0.09 Penambahan Barang Modal 108.75 108.78 0.03 Upah Buruh Tani 102.02 102.02 0.00 8

Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka peningkatan indeks BPPBM disumbangkan oleh peningkatan pada kelompok transportasi dan kelompok penambahan barang modal masing-masing sebesar 0,09 persen dan sebesar 0,03 persen. Kelompok bibit mengalami penurunan sebesar 0,15 persen sedangkan kelompok lainnya tidak mengalami perubahan dibanding Maret 2017. Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,92 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. 8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada April 2017 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Subsektor Maret 2017 April 2017 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 118.22 120.66 2.06 b. Hortikultura 137.49 135.90-1.15 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 110.98 110.21-0.70 d. Peternakan 121.34 121.80 0.37 e. Perikanan 118.17 117.43-0.62 e.1. Perikanan Tangkap 117.58 116.46-0.95 e.2. Perikanan Budidaya 121.37 122.68 1.09 f. Gabungan 120.36 120.39 0.02 g. Gabungan Tanpa Ikan 120.64 120.77 0.10 NASIONAL 108.93 108.61-0.30 NASIONAL Tanpa Ikan 108.72 108.40-0.30 9

Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada April 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen dibanding Maret 2017, yaitu dari 120,36 menjadi 120,39. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen lebih tinggi dari peningkatan indeks BPPBM yang tercatat sebesar 0,03 persen dibanding Maret 2017. Peningkatan NTUP pada April 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan sebesar 2,06 persen dan diikuti subsektor peternakan sebesar 0,37 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,15 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,70 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,62 persen. 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella, M.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320 11