FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

dokumen-dokumen yang mirip
BESARAN DAN PENGUKURAN

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Pengukuran Besaran Fisika

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.

Pentalogy BIOLOGI SMA

MENGUKUR: membandingkan sesuatu dengansesuatu lain yang sejenisyang ditetapkan sebagai satuan

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN.

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

PENGUKURAN DAN BESARAN

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

MENGUKUR BESARAN DAN MENERAPKAN SATUANNYA

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN

Di unduh dari : Bukupaket.com

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

HIDROLIKA I. Yulyana Aurdin, ST., M.Eng

BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

Angka Penting dan Notasi Ilmiah

Model Modul Program keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

Pengukuran Besaran Fisis

PERTEMUAN I BESARAN DAN SATUAN LISTRIK

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

Komponen Perkuliahan dan Evaluasi: UTS dan UAS Kuis sebelum UTS dan sebelum UAS Tugas & Tes

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1

FISIKA. Untuk SMA dan MA Kelas X. Sri Handayani Ari Damari

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : Besaran dan Pengukuran


1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran :

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

BAIQ HELMA HIDYANTI

Gambar mengukur menggunakan jengkal

Standar Satuan Besaran

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci

Bab 1 Besaran dan Pengukuran

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...

DASAR PENGUKURAN FISIKA

TUJUAN UMUM. Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

Kode FIS.02. Pembacaan Masalah Mekanik

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd.

Kata. Kunci. E ureka. A. Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Kompetensi Fisika Kelas X

Lembar Kegiatan Siswa

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

Besaran dan Satuan BAB 1. Pertanyaan I. Standar Kompetensi. Modul Fisika SMAN 4 Semarang Besaran dan Satuan

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

- - BESARAN DAN SATUAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd.

BAB 1: BESARAN DAN SATUAN

Transkripsi:

K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran. 3. Memahami aturan angka penting dan notasi ilmiah. 4. Memahami definisi pengukuran. 5. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, arus listrik, volume, dan waktu. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan dinyatakan dengan angkaangka. Besaran terdiri atas besaran pokok dan besaran turunan. 1. Besaran Pokok Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan cara pengukurannya tidak bergantung pada besaran-besaran lain. Besaran tersebut adalah panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya, dan jumlah zat. 1

No Besaran Pokok Satuan 1. Panjang (l) meter (m) 2. Massa (m) kilogram (kg) 3. Waktu (t) sekon (s) 4. Kuat arus listrik (i) ampere (A) 5. Suhu (T) kelvin (K) 6. Intensitas cahaya (I) kandela (cd) 7. Jumlah zat (n) mol Super "Solusi Quipper" Untuk memudahkan kalian mengingat besaran-besaran pokok, gunakan cara SUPER berikut. SMPJIWA Suhu Massa Panjang Jumlah zat Intensitas Waktu Arus 2. Besaran Turunan Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Contoh besaran turunan adalah luas, volume, kecepatan, dan percepatan. No. Besaran Turunan Satuan 1. Luas (A) m² 2. Volume (V) m 3 3. Kecepatan (v) m/s 4. Percepatan (a) m/s² 5. Gaya (F) N = kg m/s² 6. Usaha (W) J = kg m²/s² 7. Massa jenis (ρ) kg/m 3 8. Tekanan (p) kg /ms² 9. Daya (P) watt = kg m²/s 3 2

b. Satuan Satuan adalah ukuran atau pembanding suatu besaran. Satuan terdiri dari dua sistem. Sistem satuan pertama dikenal dengan sistem MKS (meter-kilogram-sekon). Sistem satuan ini bersama empat satuan besaran pokok (kelvin, ampere, candela, mol) ditetapkan sebagai sistem Satuan Internasional (SI). Sistem satuan kedua dikenal dengan sistem CGS (centimeter-gram-sekon). Penulisan pada sistem satuan dapat ditambahkan awalan kata di depannya. Awalan ini menyatakan besarnya faktor pengali pada satuan. Berikut ini tabel faktor pengali yang mewakili nama awalan satuan. No Faktor Pengali Nama Awalan Lambang 1. 10 15 Femto f 2. 10 12 Piko p 3. 10 9 Nano N 4. 10 6 Mikro μ 5. 10 3 Mili m 6. 10 3 Kilo k 7. 10 6 Mega M 8. 10 9 Giga G 9. 10 12 Tera T c. Dimensi Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan lambang-lambang besaran pokok. Dimensi dituliskan dengan lambang tertentu yang diberi tanda kurung persegi. Dimensi memiliki beberapa kegunaan, antara lain: untuk mengungkapkan adanya kesetaraan, misalnya energi kinetik memiliki dimensi yang sama dengan usaha. Dengan demikian, terdapat kesetaraan antara energi kinetik dan usaha; dan untuk menyatakan ketepatan atau ketidaktepatan suatu persamaan. 3

Berikut ini merupakan tabel dimensi besaran pokok dan beberapa besaran turunan. No Besaran Pokok Meter (m) Dimensi 1. Panjang (l) meter (m) [L] 2. Massa (m) kilogram (kg) [M] 3. Waktu (t) sekon (s) [T] 4. Kuat arus listrik (i) ampere (A) [I] 5. Suhu (T) kelvin (K) [θ] 6. Intensitas cahaya (I) kandela (cd) [J] 7. Jumlah zat (n) mol [N] No. Besaran Turunan Satuan Dimensi 1. Luas (A) m² [L] 2 2. Volume (V) m 3 [L] 3 3. Kecepatan (v) m/s [LT 1 ] 4. Percepatan (a) m/s² [LT 2 ] 5. Gaya (F) N = kg m/s² [MLT 2 ] 6. Usaha (W) Joule = kg m²/s² [ML 2 T 2 ] 7. Massa jenis (ρ) kg/m 3 [ML 3 ] 8. Tekanan (p) kg /ms² [ML 1 T 2 ] 9. Daya (P) watt = kg m²/s 3 [ML 2 T 3 ] Contoh Soal 1 Sebuah partikel bergerak dengan persamaan lintasan y(t) = (At 3 + Bt 2 + Ct D) meter. Jika t dalam satuan sekon, tentukan satuan dari A. Pembahasan: Diketahui: y(t) = (At 3 + Bt 2 + Ct D) meter Ditanya: satuan dari A =? Dijawab: Berdasarkan analisis satuan, satuan dari A dapat ditentukan sebagai berikut. 4

y t ()= At 3 m= As 3 A = m 3 s =ms -3 Jadi, satuan dari A adalah ms 3. Contoh Soal 2 Perhatikan hukum gravitasi Newton berikut. F = 1 2 G mm 2 r Jika F adalah gaya tarik gravitasi, m 1 adalah massa benda kesatu, m 2 adalah massa benda kedua, dan r adalah jarak antara kedua benda, tentukan dimensi dari konstanta umum gravitasi, G. Pembahasan: Berdasarkan analisis satuan, satuan konstanta umum gravitasi, G dapat ditentukan sebagai berikut. 2 Fr G = mm 1 2 kg m = s m 2 kg kg =kgms = M L T 2-1 3-2 -1 3-2 Jadi, dimensi dari konstanta umum gravitasi, G adalah M 1 L 3 T 2 B. ATURAN ANGKA PENTING DAN NOTASI ILMIAH a. Angka Penting Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri atas angka pasti dan angka taksiran. Jumlah angka penting yang ditulis menunjukkan tingkat ketelitian suatu hasil pengukuran. 5

1. Aturan Angka Penting Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 234,5 gram, memiliki 4 angka penting 23,578 meter, memiliki 5 angka penting. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 2,07 gram, memiliki 3 angka penting 21,008 meter, memiliki 5 angka penting Angka nol yang terletak di kanan angka bukan nol adalah angka penting kecuali ada tanda khusus, misalnya garis bawah atau ditebalkan pada angka yang dianggap penting. Contoh: 3.000 gram, memiliki 4 angka penting 23,30 meter, memiliki 4 angka penting 3.000 meter, memiliki 3 angka penting Angka nol yang terletak di kiri angka bukan nol, baik di kiri maupun di kanan koma desimal adalah bukan angka penting. Contoh: 0,5 gram, memiliki 1 angka penting 0,007 meter, memiliki 1 angka penting Semua angka sebelum faktor pengali pada notasi ilmiah (yang akan kita bahas selanjutnya) adalah angka penting. Contoh: 2,5 10 4 gram, memiliki 2 angka penting 2,50 10 7 meter, memiliki 3 angka penting 2. Aturan Operasi Angka Penting Pembulatan Angka yang berakhiran lebih besar dari 5, dibulatkan ke atas. Angka yang berakhiran kurang dari 5, dibulatkan ke bawah. Apabila angka berakhiran tepat 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya angka genap. Contoh: 2,46 dibulatkan menjadi 2,5 1,43 dibulatkan menjadi 1,4 1,35 dibulatkan menjadi 1,4 Penjumlahan dan pengurangan Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran. 6

Contoh Soal 3 3,6 0,54 = 3,06 Oleh karena hasil pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran, maka hasilnya adalah 3,1 (2 angka penting). 11,27 + 12,362 = 23,632 Oleh karena hasil penjumlahan hanya boleh mengandung satu angka taksiran, maka hasilnya adalah 23,6 (3 angka penting). 11,27 + 12,362 + 3,5 = 27,132 Oleh karena hasil penjumlahan hanya boleh mengandung satu angka taksiran, maka hasilnya adalah 27,1 (3 angka penting). Perkalian dan pembagian Hasil perkalian dan pembagian pada bilangan desimal mempunyai angka penting yang sama banyak dengan angka penting paling sedikit. Namun, jika suatu bilangan desimal dikali atau dibagi dengan bilangan bulat, maka banyak angka penting pada hasilnya sama dengan bilangan yang dikali atau dibagi. Contoh Soal 4 Sebuah plat baja berukuran 1,6 m 1,8 m. Berapakah luas plat baja menurut penulis angka penting? Pembahasan: Diketahui: p =1,6 m (2 angka penting) l = 1,8 m (2 angka penting) Ditanya: luas plat sesuai aturan angka penting =...? Dijawab: luas = p l = 1,6 m(2 AP) 1,8 m (2 AP) = 2,88 = 2,9 (2 AP) Oleh karena hasil perkalian pada bilangan desimal mempunyai angka penting yang sama banyak dengan angka penting paling sedikit, maka hasilnya menjadi 2,9 (2 angka penting). 7

b. Notasi Ilmiah Notasi ilmiah adalah cara penulisan hasil pengukuran dalam bentuk a 10 n. Notasi ilmiah digunakan untuk memudahkan penulisan nilai-nilai yang terlalu besar atau terlalu kecil. a 10 n Keterangan a adalah bilangan dengan nilai 1 < a < 10 n adalah ordo atau pangkat Contoh Soal 5 Tulislah dalam bentuk notasi ilmiah. a. 4100000 = 4,1 10 6 b. 4100,6 = 4,1006 10 3 c. 0,00024 = 2,4 10 4 d. 0,001034 = 1,304 10 3 C. MELAKUKAN PENGUKURAN Pengukuran adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Hasil pengukuran tunggal dapat dinyatakan sebagai berikut. x = x o ± Δx Keterangan: x = besaran fisis yang diukur; x o = hasil pengukuran yang terbaca; dan Δx = ketidakpastian pengukuran = ½ skala terkecil alat ukur. Untuk melakukan pengukuran, kita harus menggunakan alat ukur. Berikut ini adalah beberapa alat ukur besaran-besaran dalam fisika. a. Pengukuran Panjang Besaran panjang dapat diukur menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. 8

1. Mistar Mistar memiliki sekala terkecil sebesar 1 mm. Tingkat ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecil tersebut, yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. 0 1 2 3 4 5 Hasil pengukuran dari benda di atas adalah 3,1 cm 0,3 cm = 2,8 cm. Cara penulisan dalam pelaporannya adalah (2,8 ± 0,05) cm. 2. Jangka Sorong Jangka sorong memiliki skala terkecil 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah silinder. Bagian-bagian penting jangka sorong adalah sebagai berikut. Rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm. Rahang geser yang dilengkapi skala nonius (tambahan). Contoh: 0 1 2 Utama 0 5 Skala utama Skala nonius (yang paling berimpit) Hasil pembacaan jangka sorong Nonius : 0,3 cm : 3 0,01cm = 0,03 cm : skala utama + skala nonius = 0,3 cm + 0,03 cm = 0,33 cm atau 3,3 mm 3. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang tinggi, yaitu setengah dari 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran tipis dan kecil, seperti mengukur ketebalan kertas, diameter kawat, dan sebagainya. Bagian-bagian dari mikrometer sekrup adalah rahang putar, skala utama, dan skala putar. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,5 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. 9

Skala utama : 3,5 mm Skala nonius : (12 0,01) mm = 0,12 mm Hasil pembacaan: skala utama + skala nonius = 3,5 mm + 0,12 mm = 3,62 mm b. Pengukuran Massa Besaran massa diukur menggunakan alat ukur neraca (timbangan). Prinsip kerja neraca adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Neraca yang biasa digunakan di laboratorium sekolah adalah neraca O Hauss tiga lengan. Bagian-bagian dari neraca O Hauss tiga lengan sebagai berikut. Lengan belakang memiliki skala 0 sampai 500 g; Lengan tengah memiliki skala 0 sampai 100 g; dan Lengan depan memiliki skala 0 sampai 10 g. 200 300 400 Lengan belakang 50 60 70 80 90 Lengan tengah 6 7 8 9 10g Lengan depan Hasil pengukuran di atas adalah 400 g + 70 g + 9,4 g = 479,4 gram. c. Pengukuran Arus dan Tegangan Listrik Amperemeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik, sedangkan voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda 10

potensial atau tegangan listrik. Secara umum, cara pembacaan kedua alat ukut tersebut sama, yaitu seperti berikut. HP Hasil Pengukuran = skala jarum skala akhir ( ) batas ukur Batas ukur 10 5 0 skala jarum 0 20 40 60 80 100 skala akhir A Hasil pengukuran di atas adalah sebagai berikut. HP = skala jarum skala akhir = 60 100 5 =3 ampere batas ukur d. Pengukuran Volume Benda Tidak Beraturan Volume sebuah benda padat dengan bentuk yang tidak beraturan seperti batu dan potongan logam dapat diukur dengan cara memasukkan benda-benda tersebut ke dalam gelas ukur yang telah terisi zat cair. Setelah itu, lihat perubahan volume yang terjadi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut. Maka volume logam di samping adalah V 2 V 1 = 100 ml 50 ml = 50 ml e. Pengukuran Waktu (Stopwatch) Untuk mengukur waktu pada suatu peristiwa yang sedang berlangsung, dapat menggunakan alat ukur stopwatch. 11

2 menit 12 sekon Pengukuran waktu tersebut menunjukkan skala 2 pada menit dan skala 12 pada sekon. Dengan demikian, hasil pengukurannya adalah 2 menit 12 sekon. 12