BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 1,5 M 3 / MENIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

ANALISA PERHITUNGAN POMPA SIRKULASI WWTP LIMBAH PADA AREA PAINTING STEEL DI PT CAKRA INDOPAINT CEMERLANG. Ahmad Sufyan, ir.didit Sumardiyanto, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

Jurnal Kajian Teknik Mesin Vo. 2 No. 1 April

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS INSTALASI POMPA PEMADAM KEBAKARAN PADA KOMPLEKS TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK MERAUKE

BAB III ANALISA ALIRAN TURBULENT TERHADAP ALIRAN FLUIDA CAIR PADA CONTROL VALVE ANSI 150 DAN ANSI. 300 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk

II. TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PERENCANAAN IMPELLER POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 58 LITER/DETIK HEAD 70 M DENGAN PUTARAN 2950 RPM PENGGERAK MOTOR LISTRIK.

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

Analisa Tekanan Air Dengan Methode Pipe Flow Expert Untuk Pipa Berdiameter 1, ¾ dan ½ Di Instalasi Pemipaan Perumahan

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan Terhadap Head Losses Aliran Pipa

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

BAB II LANDASAN TEORI

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

ABSTRACT. Keywords: electromagnetic Pump, Discharge, pressure, Flow and Power of the pump. ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1. Daur Hidrologi

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.2. Dasar Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0

PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. ABSTRACT

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

Transkripsi:

II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada musim kemarau akibat kelangkaan air. Akibatnya, para petambak hanya dapat mengolah tambak mereka hanya 2 kali dari 3 kali masa memelihara ikan dalam satu tahun. Oleh sebab itu untuk meningkatakan produktifitas para petambak dan untuk memenuhi kelangkaan air pada musim kemarau, akan di rancang Instalasi Distribusi Pipa Air Untuk Tambak Ikan Air Tawar di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur. 2.2 Keperluan Air Untuk Pengairan Tambak Tambak untuk memelihara ikan harus digenangi air dengan kedalaman tertentu. Untuk memelihara kedalaman tersebut diperlukan air terus menerus guna mengganti penyusutan karena transpirasi tanaman (Penguapan melalui pernapasan tanaman), penguapan tambak, dan perkolasi (Peresapan air kedalam tanah). Jadi penyusutan kedalaman air per hari h (mm/hari) = Transpirasi + Penguapan + Peresapan Curah hujan berguna tergantung pada musim, tempat, dan cuaca.

II-2 Komponen-komponen penyusutan air seperti tersebut diatas menurut Sularso dan Haruo Tahara dalam bukunya Pompa dan Kompresor (Daftar pustaka 4) dapat ditaksir secara kasar sebagai berikut: Transpirasi tanaman Penguapan Perkolasi : 6-7 mm/hari : 4-5 mm/hari : 10-20 mm/hari (tambak lama) 30-45 mm/hari (tambak baru) Adapun jumlah air yang diperlukan seluruhnya dapat dihitung dari rumus: Q = 10 h A (2.1) 1 dimana Q : Jumlah air irigasi total (m 3 /hari) h : Laju penyusutan (mm/hari) A : Luas tambak (ha) Menurut Sularso dan Haruo Tahara dalam bukunya Pompa dan Kompresor (Daftar pustaka 4) angka 10 pada persamaan 2.1 adalah perkiraan kondisi musim tambak terburuk. 2.3 Pemilihan Pompa Dalam memilih suatu pompa untuk maksud tertentu, terlebih dahulu harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan di pompa. Selain dari pada itu, agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa yang terpasang pada instalasinya. Atas dasar tekanan isap ini maka putaran pompa dapat di tentukan. 1 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 20

II-3 Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa dapat ditentukan seperti tersebut diatas. Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar ( khususnya perubahan kapasitas dan head) maka putaran dan ukuran pompa yang akan di pilih harus di tentukan dengan memperhitungkan hal tersebut. Selanjutnya, untuk menentukan penggerak mula yang akan dipakai, harus terlebih dahulu dilakukan penyelidikan tentang jenis sumber tenaga yang akan di pergunakan di tempat yang bersangkutan. Tabel 2.1. Contoh data yang umumnya diperlukan untuk memilih pompa disajikan dalam Tabel 2.1 Data yang diperlukan untuk memilih pompa No Data yang diperlukan Keterangan 1 Kapasitas Diperlukan juga keterangan mengenai kapasitas maksimum dan minimum. 2 Kondisi isap Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa. Tinggi fluktuasi permukaan air isap. Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap. Kondisi pipa isap. 3 Kondisi keluar Tinggi permukaan keluar ke level pompa. Tinggi fluktuasi permukaan air keluar. Besarnya tekanan pada permukaan air keluar Kondisi pipa keluar. 4 Head total pompa Harus ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi diatas. 5 Jenis zat cair Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus, (zat kimia), temperatur, berat jenis, viskositas, kandungan zat padat, dll. 6 Jumlah pompa 7 Kondisi kerja Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah jam kerja seluruhnya dalam setahun. 8 Penggerak Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap. 9 Poros tegak atau mendatar Hal ini kadang-kadang ditentukan oleh pabrik pembuat pompa yang bersangkutan berdasarkan instalasinya. 10 Tempat instalasi Pembatasan-pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian diatas permukaan laut, di luar atau di dalam gedung, fluktuasi temperatur. 11 Lain-lain

II-4 2.4 Kapasitas Pompa Jumlah air yang di perlukan untuk pengairan tambak adalah untuk mengganti penyusutan air rata-rata. Jumlah ini akan bertambah sampai mencapai maksimum pada permulaan musim tambak, yaitu pada saat persiapan, pemeliharaan, dan pemanenaan ( kurang lebih 30-40 hari). Jadi kapasitas pompa yang rencanakan harus di tentukan atas dasar kebutuhan maksimum. Namun untuk mengganti penyusutan air yang biasa, pompa harus di jalankan sedemikian rupa sehingga waktu kerja hariannya dapat dipersingkat. Kapasitas pompa berdasarkan kebutuhan puncak dapat dihitung dengan rumus: Q pp = Qk/T (2.2) 2 dimana Q pp : Kapasitas pompa yang direncanakan (m 3 /jam) Q : Jumlah air irigasi keseluruhan (m 3 /hari) k : Koefisien kehilangan air di saluran (=1,1) T : Jumlah kerja aliran dalam kondisi kebutuhan puncak (=18-21 jam) 2.5 Head Total Pompa Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa. Seperti diperlihatkan dalam Gb 2.1. Head total pompa dapat ditulis sebagai berikut: H 2 v h d a h p h 1 2g (2.3)3 dimana H : Head total pompa (m) 2 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 20 3 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 26

II-5 Ha : Head statis total (m) Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air disisi keluar dan disisi isap; tanda posotif (+) dipakai apabila muka air disisi keluar lebih tinggi dari pada sisi isap. h p : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan air (m) h p h h p 2 p 1 h 1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m) h1 1 h1 d h s v 2 /2g : Head kecepatan keluar (m) g : Percepatan grafitasi (=9,8 m/s 2 ) Gb 2.1 Head pompa 2.6 Head Kerugian Head kerugian (yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian) terdiri atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian didalam belokan-belokan, reduser, katup-katup, dsb.

II-6 Sebelum menghitung kerugian gesek dalam pipa terlebih dahulu dihitung aliran yang terjadi didalam pipa. Apakah aliran yang terjadi bersifat laminer atau turbulen. Sebagai patokan, dipakai bilangan Reynolds: v D Re (2.4) 4 dimana Re : Bilangan Reynold (tak berdimensi) ρ : Rapat massa (densitas) zat cair (kg/m 3 ) v : Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s) D : Diameter dalam pipa (m) μ : Viskositas dinamik zar cair (Ns/m 2 ) Aliran bersifat laminer jika Re < 2300 Aliran bersifat Turbulen jika Re > 4000 Pada Re = 2300 4000 terdapat daerah transisi, dimana aliran dapat bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran. (I) Aliran laminer Dalam hal aliran laminer, koefisien kerugian gesek untuk pipa (f) dalam pers. 2.6 dapat dinyatakan dengan : f 64 (2.5) 5 Re (II) Aliran Turbulen Untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa pada aliran turbulen terdapat berbagai rumus. Dibawah ini akan diberikan cara perhitungan menggunakan rumus Darcy-Wiesbach. 4 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 28 5 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 29

II-7 (1) Head kerugian gesek dalam pipa Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dipakai rumus : 2 L v h f f (2.6) 6 D 2g dimana h f f L D : Head kerugian gesek (m) : Koefisien kerugian gesek : Panjang pipa (m) : Diameter dalam pipa (m) g : Percepatan grafitasi (m/s 2 ) v : Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/s) (2) Kerugian head dalam jalur pipa Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk penampang, atau arah aliran berubah. Kerugian head di tempat-tempat transisi yang demikian itu dapat dinyatakan secara umum dengan rumus: 2 v h f f (2.7) 7 2g dimana h f : Head kerugian (m) v : Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/s) f : Koefisien kerugian g : Percepatan grafitasi ( 9,8 m/s 2 ) Menurut Sularso di bukunya Pompa dan Kompresor Cara menentukan harga f untuk berbagai bentuk transisi pipa adalah sebagai berikut: (a) Ujung masuk pipa 6 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 28 7 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 32

II-8 Jika v menyatakan kecepatan aliran setelah masuk pipa, maka harga koefisien kerugian f dari rumus (2.7) untuk berbagai bentuk ujung masuk pipa seperti diperlihatkan dalam Gb. 2.2 sebagai berikut: (i) f = 0,5 (ii) f = 0,25 (iii) f = 0,06 (untuk r kecil) sampai 0,005 (untuk r besar) (iv) f = 0,56 (v) f = 3,0 (untuk sudut tajam) sampai 1,3 (untuk sudut 45º) (vi) f = f 1 + 0,3 cos θ + 0,2 cos 2 θ dimana f 1 adalah koefisien bentuk dari ujung masuk dan mengambil harga (i) sampai (v) sesuai dengan bentuk yang dipakai. Bila ujung pipa isap menggunakan mulut lonceng yang tercelup dibawah permukaan air maka harga f adalah seperti yang diperlihatkan dalam Gb. 2.3 Gb. 2.2 Berbagai bentuk ujung masuk pipa Gb. 2.3 Koefisien kerugian mulut lonceng pada pipa isap (b) Koefisien kerugian pada belokan Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan patah (miter atau multipiece band). Koefisien kerugian untuk belokan lengkung adalah sebagai berikut:

II-9 1. Belokan standar 90º 2. Belokan standar 45º Koefisien kerugian untuk miter adalah sebagai berikut: Sudut kemiringan K 0º 2.f 15º 4.f 30º 8.f 45º 15.f 60º 25.f 75º 40.f 90º 60.f

II-10 (c) Ujung keluar pipa Kerugian keluar pada ujung pipa keluar diberikan menurut persamaan: 2 v h f f (2.10) 8 2g dimana f = 1,0 dan v adalah kecepatan rata-rata di pipa keluar. Gb. 2.4 Koefisien kerugian pada pipa keluar 2.7 Daya Pompa (P w ). Energi yang diterima oleh air per satuan waktu disebut daya pompa atau daya air, yang dapat di tulis sebagai berikut: P w = Q p H (2.11) 9 = (ρ air. g) Q p H Dimana: P w = Daya pompa (kw) = Berat air persatuan volume (kgf/l) ρ air = Rapat massa air (kg/m 3 ) (pada temperatur 30º C) Q p H = Kapasitas pompa (m 3 /s) = Head total pompa (m) 8 Ref. Pompa dan Kompresor Sularso & Haruo Tahara hal 38 9 Ref. Mekanika Fluida Frank White hal 260

II-11 2.8 Energi yang Diserap Pompa Energi yang diserap pompa adalah daya pompa per jumlah kerja aliran dalam kondisi kebutuhan puncak. Energi yang diserap pompa dapat dapat dituliskan sebagai berikut: E p = P w x t puncak 2.9 Perkiraan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi bahan bakar spesifik di definisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam untuk menghasilkan setiap kw daya mesin. Untuk menentukan berapa banyak bahan bakar untuk menggerakan motor bakar penggerak pompa, dilakukan perhitungan perbandingan antara banyaknya energi yang diserap pompa dengan LHV bahan bakar bensin. Jadi: Bahan bakar bensin yang diperlukan = Energi yang diserap pompa ( LHV E p ) x 1 kg Bahan bakar