BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB III TINJAUAN KASUS

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pemanfaatan Mengkudu (morinda cirifolis) pada Tekanan Darah Tinggi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

Efektifitas Juz Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Rahma Elya 1, Dessy Hermawan 1, Eka Trismiana 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous


BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

JADWAL KEGIATAN. No KEGIATAN WAKTU. Judul Penelitian dan Pembayaran tahap 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

Mengetahui Hipertensi secara Umum

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

PEMBERIAN JUICE CAMPURAN TOMAT DAN MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH KEPADA PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Lembar Informed consent subyek. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Umur : Alamat :

Oleh: Iswidhani, Suhaema Fifi Luthfiyah Muhammad Alfin Nusfi Al-Khair. Poltekes Kemenkes Mataram

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SAWAHAN PORONG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU di KABUPATEN DEMAK

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi di abad ke-21 ini mampu mengubah

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA

LAMPIRAN I DATA HASIL PENELITIAN

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN BUAH PISANG EMAS TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DUSUN PUNDUNG NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

LAMPIRAN 1 PENGHITUNGAN BESAR SAMPEL. Besar subjek penelitian ditentukan berdasarkan rumus :

BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

Pengaruh Variasi Dosis Semangka Kuning (Citrullus Vulgaris Schard) Terhadap Tekanan Darah Lansia Di Panti Wredha Bala Keselamatan Bugangan Semarang

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai pemberian sari mentimun pada lanjut usia Tn.M dengan hipertensi di Desa Wonolopo RT 01 RW 04 Mijen Semarang yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2014 sampai dengan 22 Juli 2014. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Juli 2014 dan didapatkan data bahwa klien mengeluh sering merasakan pusing, nggliyeng, mata berkunang-kunang, dan berat di tengkuk. Gejala yang dirasakan Tn.M sesuai dengan teori yang ada bahwa tanda gejala dari hipertensi adalah sakit kepala di tengkuk dan pusing (Nurrahmani, 2012). Selain itu, klien mengatakan bahwa klien telah menderita hipertensi selama 10 tahun tetapi klien tidak pernah mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya ada yang menderita hipertensi yaitu Ibu dan saudara klien. Klien mengatakan tidak merokok tetapi dalam pola makan tidak teratur, masih mengkonsumsi makanan yang asin. Dari hasil pengkajian yang dilakukan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan Ketidakefektifan perfusi jaringan otak (serebral) berhubungan dengan keluarga tidak mengenal hipertensi dan keluarga 56

57 tidak mampu merawat anggota keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan DS : Keluarga mengatakan Tn. M sering mengalami pusing, nggliyeng, mata berkunang-kunang, pegel di tengkuk, keluarga Tn.M mengatakan jika sakit langsung memeriksakan ke pukesmas atau ke dokter terdekat, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui apa itu pengertian hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui tanda dan gejala hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui penyebab dari hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui cara perawatan hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui akibat dari hipertensi bila tidak ditangani segera, Tn.M mengatakan tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. DO : TD Tn.M = 170/130 mmhg, N= 84 x/menit, RR= 22x/menit. Dari permasalahan yang ada, penulis memfokuskan pada manajemen penurunan tekanan darah dengan tindakan non farmakologis yaitu pengobatan herbal menggunakan tanaman mentimun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, lansia mendapat perlakuan berupa pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram yang diblender dengan 100 cc air tanpa tambahan apapun, diberikan sekali sehari pada jam 09.00 pagi dan tekanan darah diukur pada jam 11.00 siang (2 jam setelah perlakuan), jam 15.00 (6 jam setelah perlakuan), dan jam 18.00 (9 jam setelah perlakuan). Hasilnya rata-rata tekanan darah menunjukkan penurunan berkisar 2-3 mmhg pada hari pertama sampai ketiga, penurunan tekanan darah baru menunjukkan

58 penurunan secara bermakna pada hari ke-4 dan ke-5 yaitu terjadi penurunan 9 mmhg. Penulis menggunakan mentimun dikarenakan kandungan air pada mentimun yang tinggi berkhasiat sebagai diuretik. Air mentimun juga menjaga kesehatan ginjal dan aktivitasnya sehingga dapat mengubah aktivitas sistem renin-angiotensin. Kandungan kalium (potasium) membantu mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah. Cara kerja kalium berbeda dengan natrium, kalium (potasium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Amran Y dkk, 2010). Penelitian-penelitian klinis memperlihatkan bahwa pemberian suplemen kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmhg pada penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmhg pada orang normal (Saraswati, 2009). Dari hasil implementasi yang telah dilakukan maka dapat dievaluasi sebagai berikut: melakukan pengkajian tentang pengetahuan klien dan keluarga mengenai hipertensi serta perawatannya, dan memberikan pendidikan kesehatan serta perawatan hipertensi dengan menggunakan sari mentimun selama 5 hari dengan frekuensi pemberian 2

59 kali sehari, pagi dan sore hari dengan dosis 150 gram sekali minum tanpa tambahan apapun. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, penelitian dilakukan selama 6 hari, hari pertama tekanan darah diukur untuk mendapatkan tekanan darah rata-rata sebelum perlakuan, selanjutnya selama 5 hari setiap lansia diberi perlakuan berupa jus mentimun sebanyak 100 gram dan diukur tekanan darahnya dan terjadi penurunan terbesar setelah perlakuan hari 4 dan 5. Penulis menambahkan dosis menjadi 150 gram berbeda dengan jurnal penelitian yaitu 100 gram, penulis berharap dengan penambahan dosis tersebut dapat terjadi penurunan tekanan darah lebih banyak. Tabel 4.1: Rata-rata Tekanan Darah Diastol Sebelum dan Sesudah Perlakuan diastol sebelum diastol sesudah N Valid 5 5 Mean 132.00 112.00 Median 130.00 110.00 Std. Deviation 4.472 13.038 Minimum 130 100 Maximum 140 130 Dari tabel di atas, rata-rata tekanan darah diastolik Tn.M sebelum pemberian sari mentimun adalah 132 mmhg dan yang paling sering adalah 130 mmhg, dan tekanan darah Tn.M setelah pemberian sari mentimun

60 rata-rata tekanan darah diastoliknya adalah 112 mmhg dan yang paling sering adalah 110 mmhg. Tabel 4.2: Pengaruh sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah diastolik Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sig. (2-tailed) Pair 1 diastol sebelum - diastol sesudah 20.000 12.247 5.477.022 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired t-test didapatkan ada pengaruh pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia Tn.M yaitu sig. (2-tailed) 0,022 untuk tekanan darah diastolik. Rata-rata penurunan adalah 20 mmhg untuk tekanan darah diastolik. Tabel 4.3: Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan Sistol sebelum Sistol Sesudah N Valid 5 5 Mean 170.00 162.00 Median 170.00 160.00 Std. Deviation.000 4.472 Minimum 170 160 Maximum 170 170

61 Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum pemberian sari mentimun adalah 170 mmhg dan yang paling sering adalah 170 mmhg. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik Tn.M setelah pemberian sari mentimun adalah 162 mmhg dan yang paling sering adalah 160 mmhg. Tabel 4.4: Pengaruh Sari Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Std. Std. Error Mean Deviation Mean Sig. (2-tailed) Pair 1 Sistol sebelum Sistol sesudah 8.000 4.472 2.000.016 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired t-test didapatkan ada pengaruh pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia Tn.M dengan hasil sig. (2-tailed) 0,016 pada tekanan darah sistolik. Rata-rata penurunan 8 mmhg pada tekanan darah sistolik. Hasil evaluasi menyatakan bahwa keluarga mengatakan sudah membuatkan sari mentimun 150 gram setiap satu kali konsumsi, Tn.M mengatakan sudah meminum sari mentimun saat berbuka dan sahur, keluarga mengatakan sudah teratur memberikan sari mentimun dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari pagi dan sore, dengan dosis 150 gram selama 5 hari Tn.M mengatakan tidak mengeluh pusing. Pengukuran tekanan darah pada hari ke-5 pemberian sari mentimun adalah 160/100

62 mmhg. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, terjadi penurunan terbesar setelah perlakuan hari 4 dan 5. Dalam penelitian hari pertama tekanan darah 161/81 mmhg dan setelah perlakuan 5 hari, tekanan darah menjadi 148/78 mmhg. Terjadi penuruan 13 mmhg pada tekanan darah sistolik dan 3 mmhg pada tekanan darah diastolik. Selama 5 hari perlakuan pemberian sari mentimun pada Tn.M, tekanan darah awal Tn.M yaitu 170/130 mmhg dan selama 5 hari perlakuan pemberian sari mentimun dengan frekuensi 2 kali sehari, pagi dan sore dengan dosis 150 gram, terjadi penurunan 10 mmhg pada tekanan darah sistolik, dan 30 mmhg pada tekanan darah diastolik. Hasil penurunan ini lebih banyak daripada penelitian yang dilakukan Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang yang hanya dengan dosis 100 gram. Hasil penerapan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, menunjukkan bahwa terbukti secara empiris ada pengaruh dari pemberian sari mentimun pada penurunan tekanan darah, hal ini dimungkinkan kandungan mineral kompleks dalam mentimun seperti potassium, magnesium juga fosfor menjadikan sayuran yang satu ini berkhasiat untuk menurunkan darah tinggi atau hipertensi (Dewi & Familia, 2010). Potassium atau kalium ini meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel

63 tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Tetapi setelah penerapan pemberian sari mentimun ini, penulis menemukan kelemahan yaitu penulis tidak mengontrol diet yang dikonsumsi oleh Tn.M selama pemberian sari mentimun ini, sehingga penurunan tekanan darah yang terjadi kurang berarti. B. SIMPULAN Dari hasil pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan secara langsung tanggal 18 Juli 2014 pada Tn.M di keluarga Tn.M Desa Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang, dengan memfokuskan pada pemberian sari mentimun pada lanjut usia dengan hipertensi di keluarga yang meliputi pengkajian, perumusan masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengkajian, pengukuran tekanan darah pada Tn.M sebelum diberikan sari mentimun adalah 170/130 mmhg, sering merasakan pusing, nggliyeng, dan mata berkunang-kunang. Keluarga mengatakan hipertensi adalah suhu/tekanan darah diatas normal, keluarga tidak mengetahui cara perawatan menggunakan herbal, kemudian untuk mengatasi ketidaktahuan keluarga dan klien tentang hipertensi dan perawatannya, penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi serta perawatannya salah satunya memberikan sari mentimun pada Tn.M untuk menurunkan tekanan darah. Setelah memberikan implementasi pemberian sari

64 mentimun 150 gram pada Tn.M selama 5 hari dan dilakukan sehari 2 kali, tekanan darah mengalami penurunan. Rata-rata penurunan 8 mmhg untuk sistolik dan 20 mmhg untuk diastolik. Berdasarkan hasil statistik uji Paired t-test didapatkan ada pengaruh pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia Tn.M dengan hasil Sig.(2-tailed) 0,016 pada tekanan darah sistolik dan Sig. (2-tailed) 0,022 pada tekanan darah diastolik. Hasil implementasi diatas menunjukkan bahwa terbukti ada pengaruh bermakna dari pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah.