BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
SUMBER DAYA MINERAL. Dwi Martani

STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA

Pertambangan Umum. Pernyataan. Exposure draft. (revisi 2011) Akuntansi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

Eksplorasi dan Evaluasi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level First Level Second Level 1. Karakteristik kualitatif 2. Unsur-unsur laporan keuangan

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Koreksi Editorial SAK

C H A P T E R 2 CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING (RERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial

BAB II LANDASAN TEORI. Signalling theory menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri pertambangan dan energi, proses menemukan sumber daya alam

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

BAB III METODE PENELITIAN

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kerangka konseptual berisi pembahasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan: 1. tujuan laporan keuangan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam mendasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (KAKBI)

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

PSAK No AKUNTANSI PERTAMBANGAN UMUM PENDAHULUAN. Karakteristik Akuntansi Industri Pertambangan Umum

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses

KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 ABSTRAK

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Usaha Pertambangan Kegiatan Usaha pertambangan berdasarkan Permen ESDM No. 24 tahun 2012 adalah segala kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta pascatambang. Berdasarkan Pengertian ini maka dapat dilihat pula aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha pertambangan. Karena terdapat aktivitas-aktivitas yang bersifat spesifik maka dibutuhkan pula metode akuntansi yang mengakomodir kebutuhan aktivitas tersebut. Di sinilah kaitan antara definisi usaha pertambangan dengan PSAK yang mengatur tentang pertambangan. 2.2. Kerangka Kerja Konseptual Dasar Laporan Keuangan Menurut Kieso, kerangka kerja konseptual memberikan dasar atas pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem konsep yang koheren yang berasal dari sebuah tujuan. KDPPLK (Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan) memiliki beberapa aspek. Aspek pertama adalah tujuan pelaporan keuangan. Aspek kedua adalah karakteristik kualitatif dan elemen-elemen laporan keuangan. Aspek ketiga terdiri dari pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. 10

2.2.1. Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan dari laporan keuangan adalah dasar dari kerangka kerja. Aspek lainnya dari kerangka kerja merupakan hasil penjabaran dari tujuan pelaporan keuangan. Tujuan laporan keuangan dilihat dari manfaar umum pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan mengenai entitas yang berguna bagi investor saat ini dan yang pontensial, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam rangka menyediakan modal bagi entitas. Selain memberikan informasi kepada penyedia modal pelaporan keuangan juga bertujuan menyediakan informasi bagi pihak-pihak lainnya. Berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a) aset; b) liabilitas; c) ekuitas; d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan 11

f) arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 2.2.2. Konsep Dasar Konsep dasar dari pelaporan keuangan terdiri atas dua aspek. Aspek pertama adalah karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Karakteristik kualitatif adalah menentukan alternatif dalam menyajikan informasi akuntansi agar menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Sedangkan aspek kedua adalah elemen dasar dari laporan keuangan. 2.2.2.1. Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi Karakter kualitatif dilihat dari pengaruhnya dalam pengambilan keputusan terdiri atas kualitas dasar dan kualitas penambah (enhancing qualities). Kualitas dasar adalah kualitas yang mempengaruhi secara langsung terhadap informasi yang disediakan dalam pengambilan keputusan. Kualitas dasar terdiri atas relevansi dan faithful representation. Untuk menjadi relevan, informasi yang disediakan harus cukup material dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi dikatakan mempengaruhi pengambilan keputusan apabila memiliki nilai prediktif, nilai konfirmasi, atau keduanya. Informasi yang bernilai prediktif adalah informasi yang bermanfaat bagi investor dalam proses prediksi atas nilai sebuah entitas pada masa yang akan datang. Informasi dapat dikatakan memiliki nilai konfirmasi apabila informasi yang disediakan dapat memberikan penegasan atau koreksi atas ekspetasi sebelumnya. 12

Representasi yang sebenarnya (faithful representation) dapat diartikan sebagai jumlah dan deskripsi sesuai yang dari informasi yang disediakan sesuai dengan yang sebenarnya. Agar dikatakan merepresentasikan yang sebenarnya maka suatu informasi harus lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan yang material. Kelengkapan adalah apabila semua informasi yang dibutuhkan dalam representasi yang sebenarnya telah disediakan. Kelalaian dalam melengkapi informasi yang dibutuhkan dapat menyebabkan kesalahan atau penyesatan informasi bagi para pengguna laporan kuangan. Netralitas artinya informasi yang disediakan sesuai dengan kenyataan dan tidak menguntukan hanya salah satu pihak dan mengorbankan kepentingan pihak lainnya. Terakhir agar dapat dikatakan merepresentasikan yang sebenarnya maka infromasi yang disajikan harus terbebas dari kesalahan yang material. Kualitas penambah atau peningkat bersifat komplementer terhadap kualitas dasar. Karakteristik kualitas penambah bermanfaat dalam memisahakan antara informasi yang sangat penting dengan informasi yang kurang penting. Karakteristik penambah adalah dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, aktualitas, dan dapat dipahami. 2.2.2.2. Elemen Dasar dari Laporan Keuangan Akuntansi banyak menggunakan istilah-istilah khusus dalam laporan keuangannya. Istilah-istilah ini memiliki arti yang berbeda dan spesifik disbanding artinya secara umum. Elemen dasar dapat dilihat dari dua kategori yaitu, elemen yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan dan elemen dari penilaian kinerja. 13

Elemen yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan adalah aset, liabilitas (kewajiban), dan ekuitas. Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari kejadian di masa lampau yang akan memberikan arus masuk manfaat ekonomi ke dalam entitas. Liabilitas dapat didefinisikan sebagai kewajiban yang dimiliki oleh entitas saat ini dan berasal dari kejadian di masa lampau, dan harus diselesaikan dengan mengeluarkan sumber daya ekonomis ke luar entitas. Ekuitas adalah kepemilikan entitas atas aset setelah dikurangi dengan seluruh liabilitas (Kieso, 2008:48). Sedangkan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 49, menyatakan: a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban Elemen dari penilaian kinerja adalah penghasilan (pendapatan) dan beban. Pendapatan merupakan kenaikan dari manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk, penambahan aset, atau pengurangan liabilitas yang mengakibatkan penambahan ekuitas selain yang berasal dari penyetoran dari pemilik modal. Beban dapat diartikan sebagai penurunan dari manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar, deplesi, atau penambahan liabilitas yang 14

mengakibatkan penurunan ekuitas selain yang berasal dari pembagian ke pemilik modal. Sedangkan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 70, menyatakan: a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. 2.2.3. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Pada tingkatan ketiga dari kerangka kerja konseptual pelaporan keuangan, dibutuhkan pemahaman atas asumsi-asumsi, prinsip-prinsip, dan batasan-batasan yang digunakan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan suatu elemen atau kejadian keuangan. Asumsi dasar yang diperlukan antara lain entitas ekonomi, keberlangsungan, unit moneter, periode waktu dan akrual. Prinsip dasar akuntansi yang harus diperhatikan adalah pengukuran, pengakuan pendapatan (penghasilan) dan beban, serta pengukapan. Batasan dari penyusunan laporan keuangan adalah biaya dan materialitas. Bagan dari kerangka kerja konseptual pelaporan keuangan sebagai berikut. 15

Gambar 2.1 Bentuk Kerangka kerja Laporan Keuangan KONSEP PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENGUNGKAPAN ASUMSI 1. ENTITAS EKONOMI 2. KEBERLANGSUNGAN 3. UNIT MONETER 4. PERIODE WAKTU 5. AKRUAL KARAKTERISTIK KUALITATIF 1. KUALITAS DASAR a. Relevan - Nilai Prediktif - Nilai Konfirmasi b. Representasi jujur - Kelengkapan - Netralitas - Bebas dari kesalahan 2. KUALITAS PENINGKAT a. Dapat dibandingkan b. Dapat diverifikasi c. Aktualitas d. Dapat dipahami PRINSIP 1. PENGUKURAN 2. PENGAKUAN PENDAPATAN 3. PENGAKUAN BEBAN 4. PENGUNGKAPAN ELEMEN 1. ASET 2. LIABILITAS 3. EKUITAS 4. PENGHASILAN 5. BEBAN BATASAN 1. BIAYA 2. MATERIALITAS TUJUAN memberikan informasi keuangan mengenai entitas yang berguna bagi investor saat ini dan yang pontensial, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam rangka menyediakan modal bagi entitas Sumber : Kieso, Donald E, Jerry J.W &Terry D.W. (2011). Intermediate Accounting IFRS edition. Amerika Serikat : Wiley. Volume 1. Hal : 60 16

2.3. PSAK 33 (revisi 2011) dan PSAK 64 tahun 2011 2.3.1. Tujuan PSAK 33 (revisi 2011) dan 64 tahun 2011 PSAK 33 revisi 2011 bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi atas aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup pertambangan umum. PSAK 64 tahun 2011 bertujuan untuk menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. Secara khusus PSAK 64 mensyaratkan: a. pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang ada untuk pengeluaran eksplorasi dan evaluasi b. entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi untuk menilai apakah aset tersebut mengalami penurunan nilai sesuai dengan Pernyataan ini dan mengukur setiap penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009):Penurunan Nilai Aset; c. pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan atas jumlah yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral dalam laporan keuangan dan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami jumlah, waktu, dan kepastian atas arus kas masa depan dari setiap aset eksplorasi dan evaluasi yang diakui. 2.3.2. Ruang lingkup PSAK 33(1994) mengatur perlakuan akuntansi untuk kegiatan pertambangan umum secara keseluruhan mulai dari aktivitas eskplorasi sampai dengan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Namun PSAK 33(2011) hanya 17

mengatur aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. PSAK 64 mengatur penerapan standar akuntansi atas pengeluaran yang terjadi atas aktivitas eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. Entitas tidak menerapkan pernyataan ini untuk pengeluaran yang terjadi: a) sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral, seperti pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu. b) setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan. 2.3.3. Pengakuan dan Pengukuran dalam PSAK 33 Berdasarkan PSAK 33, ada dua pengakuan biaya yaitu, pengupasan lapisan tanah dan biaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengakuan biaya pengupasan lapisan tanah dibedakan menjadi pengupasan tanah awal untuk membuka tambang sebelum produksi dimulai dan pengupasan tanah lanjutan selama masa produksi. Biaya pengupasan tanah awal diakui sebagai aset (beban tangguhan). Sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan diakui sebagai beban. Sebelum produksi dilaksanakan, dihitung terlebih dahulu rasio rata-rata tanah penutup (average stripping ratio), yaitu perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian yang juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas. Pengukuran biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan berdasarkan rasio rata-rata tanah penutup. Dalam keadaan di mana rasio aktual tanah penutup (yaitu rasio antara kuantitas tanah/batuan yang dikupas pada periode tertentu 18

terhadap kuantitas bagian cadangan yang diproduksi untuk periode yang sama) tidak berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka biaya pengupasan tanah yang timbul pada periode tersebut seluruhnya dapat dibebankan. Dalam hal rasio aktual berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka apabila rasio aktual lebih besar dari rasio rataratanya, kelebihan biaya pengupasan diakui sebagai aset (beban tangguhan). Selanjutnya, aset tersebut akan dibebankan pada periode di mana rasio aktual jauh lebih kecil dari rasio rata-ratanya. apabila: Pengakuan biaya provisi pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan a) Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada tanggal pelaporan keuangan akibat dari kegiatan yang telah dilakukan; b) Terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban yang timbul Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup akbat aktivitas eksplorasi dan pengembangan diakui sebagai aset (beban tangguhan). Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan produksi tambang diakui sebagai beban. Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan lingkungan hidup harus dievaluasi kembali untuk menentukan apakah jumlah akrualnya telah memadai. Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup yang sesungguhnya terjadi pada tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan periode lalu lebih besar dari pada jumlah akrual yang telah dibentuk, maka selisihnya dibebankan ke periode di mana kelebihan tersebut timbul. 19

2.3.4. Pengakuan dan Pengukuran dalam PSAK 64 Berdasarkan pada PSAK No.64 biaya pengupasan eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral diakui sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan paragraf 10 tentang penerapan akuntansi manajemen. Biaya eksplorasi dan evaluasi dikategorikan sebagai aset eksplorasi dan evaluasi. Pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi diukur menggunakan biaya perolehan. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam mencatat aset eksplorasi dan evaluasi. Pertama menggunakan metode Full Cost. Metode ini mencatat seluruh biaya yang dikeluarkan selama aktivitas eksplorasi dan evaluasi baik aktivitas tersebut menghasilkan cadangan terbukti atau tidak. Metode kedua yang dapat digunakan adalah Successful Efforrt. Metode ini hanya mencatat nilai aset eksplorasi dan evaluasi berdasarkan biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas eksplorasi dan evaluasi yang menghasilkan cadangan terbukti sumber daya mineral. Entitas dapat memilih dari 2 kebijakan akuntansi yang spesifik yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten. Dalam menentukan kebijakan akuntansi ini, entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik. Berikut contoh pengeluaran yang dapat termasuk dalam pengukuran awal aset eksplorasi dan evaluasi (tidak terbatas hanya pada daftar berikut): a) perolehan untuk eksplorasi; b) kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika; c) pengeboran eksplorasi; d) parit; 20

e) pengambilan contoh; dan f) aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral. Pengeluaran yang terkait dengan pengembangan sumber daya mineral tidak diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud memberikan panduan pengakuan aset yang timbul dari pengembangan. Sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi suatu entitas mengakui setiap kewajiban untuk pemindahan dan restorasi yang terjadi selama periode tertentu sebagai konsekuensi dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasi dan evaluasi. Jika entitas menerapkan model revaluasi (model Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral ED PSAK No. 64 dalam PSAK 16 (2007): Aset Tetap atau model dalam PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud), maka diterapkan entitas secara konsisten dengan klasifikasi atas aset tersebut secara konsisten. Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya atas pengeluaran ekplorasi dan evaluasi jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan bagi kebutuhan pengguna dalam pengambilan keputusan dan andal, atau lebih andal dan relevan bagi kebutuhan pengambilan keputusan. Entitas mempertimbangkan unsur relevan dan keandalan dengan menggunakan kriteria dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. 21

2.3.5. Penyajian dan Pengukapan Penyajian dari taksiran Provisi pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan PSAK 33 (2011) disajikan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah kewajiban yang telah ditangguhkan, setelah dikurangi dengan jumlah pengeluaran yang sesungguhnya terjadi. Hal hal yang perlu diungkapkan oleh entitas tetapi tidak hanya terbatas pada: a) Kebijakan akuntansi sehubungan dengan: i. Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya pengelolaan lingkungan hidup; ii. Metode amortisasi atas biaya pengelolaan lingkungan hidup yang ditangguhkan. b) Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan: i. Saldo awal; ii. Penyisihan yang dibentuk; iii. Pengeluaran sesungguhnya; iv. Saldo akhir. c) Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksankan dan yang sedang berjalan d) Kewajiban bersyarat sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan kewajiban bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan. Penyajian dari Aset eksplorasi dan evaluasi berdasrkan PSAK 64 diklasifikasikan sebagai aset berwujud atau aset takberwujud sesuai dengan sifat aset 22

yang diperoleh dan menerapkan klasifikasi tersebut secara konsisten. Beberapa aset eksplorasi dan evaluasi diperlakukan sebagai aset takberwujud (misalnya hak pengeboran), sedangkan yang lain sebagai aset berwujud (misalnya sarana dan drilling rigs). Sepanjang aset berwujud yang digunakan dalam mengembangkan aset takberwujud, jumlah yang mencerminkan penggunaan tersebut sebagai bagian dari biaya perolehan aset takberwujud. Namun demikian, penggunaan aset berwujud untuk mengembangkan suatu aset takberwujud tidak mengubah aset berwujud menjadi aset takberwujud. Reklasifikasi dilakukan ketika kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan. Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya, dan setiap rugi penurunan nilai diakui, sebelum direklasifikasi. Pengungkapan Aset eksplorasi dan evaluasi dalam laporan keuangan adalah mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang telah diakui dalam laporan keuangan yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. Hal yang perlu diungkapkan: a. Kebijakan akuntansi atas pengeluaran eksplorasi dan evaluasi termasuk pengakuan atas aset eksplorasi dan evaluasi. b. Jumlah aset, liabilitas, penghasilan dan beban, dan arus kas operasi dan arus kas investasi yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. Dalam laporan keuangan entitas memperlakukan aset eksplorasi dan evaluasi sebagai kelompok aset yang terpisah dan membuat pengungkapan yang disyaratkan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud secara konsisten mengenai bagaimana aset tersebut diklasifikasikan. 23

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan PSAK (1994) dengan PSAK 33 dan 64(2011) Perihal PSAK 33 (1994) PSAK 33 (2011) Ruang lingkup - Eksplorasi - Pengupasan lapisan tanah - Pengembangan dan konstruksi - Pengelolaan lingkungan - Produksi Hidup Eksplorasi Pengembangan dan konstruksi Produksi Pengelolaan lingkungan hidup - Pengelolaan lingkungan hidup Biaya eksplorasi diakui sebagai beban, kecuali: - Belum terdapat cadangan, izin masih berlaku, dan kegiatan eksplorasi signifikan masih dilakukan. - Terdapat cadangan terbukti dan izin masih berlaku. Biaya eksplorasi mencakup biaya perizinan. - Biaya Pengembangan diakui sebagai aset (biaya yang ditangguhkan). - Biaya konstruksi diakui sebagai aset tetap. - Biaya pengupasan lapisan tanah awal diakui sebagai aset (beban tangguhan). - Biaya Pengupasan lapisan tanah selanjutnya diakui sebagai beban. - Biaya Produksi diakui sebagai persediaan. - Biaya Pengelolaan lingkungan hidup dalam aktivitas produksi diakui sebagai beban. - Biaya Pengelolaan lingkungan hidup dalam aktivitas eksplorasi dan pengembangan diakui sebagai aset (beban tangguhan). Tidak diatur. Dalam PSAK 64, biaya eksplorasi (dan evaluasi) diakui sebagai aset. Biaya tersebut tidak termasuk biaya perizinan. Tidak diatur. Dalam PSAK 64, biaya perlakuan atas biaya pengembangan merujuk pada KDPPLK dan PSAK 19: Aset Takberwujud. Biaya konstruksi diatur di PSAK lain, misalnya PSAK 16: Aset Tetap. - Biaya pengupasan lapisan tanah awal diakui sebagai aset (beban tangguhan). - Biaya Pengupasan lapisan tanah selanjutnya diakui sebagai beban. Sama Sumber : ED PSAK 33 (Revisi 2011) Akuntansi Pertambangan Umum. Hal : vii 24