BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kebanggaan masyarakat Gorontalo. Sebuah situs sejarah yang memiliki daya tarik

dokumen-dokumen yang mirip
1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

4. Simbol dan makna tari

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2


Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada.

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

MODUL TARIAN MENYAK (MELANAU)

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V PENUTUP. Pengkajian uraian dari berbagai aspek historis tentang tarian Deo Tua dalam upacara minta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

Jurnal KOBA Volume 3, No 1 April 2016

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH

BENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA ABSTRAK

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo seperti pada upacara-upacara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kedudukan Motif Batik Gajah Oling di Dalam Masyarakat Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau

BAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

GLOSARIUM. : Acara resmi Keluarga Keratuan Melinting. : Tutup kepala yang dipakai penari putra

ARTIKEL ILMIAH BAGIAN DARI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Atinggola adalah salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten Gorontalo Utara yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bolaang Mongondow Utara provinsi Sulawesi Utara ini menyimpan begitu banyak situs sejarah dan kesenian daerah yang dapat di angkat dan dapat menjadi satu kebanggaan masyarakat Gorontalo. Sebuah situs sejarah yang memiliki daya tarik tersendiri yakni Otalojini (batu jin), berwujud susunan batu-batu besar yang menyerupai goa, masyarakat Atinggola berpendapat bahwa dalam goa tersebut dihuni oleh jin-jin muslim. Atinggola sebagian besar masyarakat pekerjaannya adalah Petani dan Nelayan. Penduduk Atinggola sebahagian besar adalah berasal dari penduduk asli yang mewarisi tanah-tanah di desa yang ada di kecamatan Atinggola tersebut, dan sebahagian lagi pendatang dari luar daerah, antara lain Buol dan Kaidipang. Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam, lalu menikah dengan penduduk asli Atinggola, sehingga mereka telah menetap dan menjadi masyarakat Atinggola. Atinggola merupakan kecamatan yang memiliki sembilan desa yakni Desa Imana, Oluhuta, Kotajin Utara, Kotajin Induk, Monggupo, Pinontoyonga, Possono, Buata, Tombulilato. Desa yang di tentukan peneliti untuk menjadi obyek penelitian yakni desa Kotajin Utara yang dibagi menjadi empat dusun yakni dusun Batu Damba, Otalojini, Minanga, dan Dusun Pasir Putih. 1

Manumpe jika diartikan kebahasa Indonesia memiliki arti penobatan, namun jika dikaitkan dengan suatu ritual pengobatan, Manumpe diartikan sebagai jalan untuk mengangkat penyakit yang ada.tari Manumpe yang di tarikan dengan ragam gerak yang sederhana secara bebas ini memiliki arti yang ingin disampaikan. Menurut pohalaa Atinggola penyakit tidak bisa di sejajarkan dengan manusia, sebab dapat mengganggu masyarakat dengan mudah, oleh karena itu penyakit harus di letakan ditengah tengah, agar tidak mudah berbaur dan menggagu masyarakat. Tarian ini muncul dan berkembang terkait dengan upacara adat Atinggola di desa Kotajin Utara guna untuk mengangkat penyakit yang ada di sekitar masyarakat. 4.2 Awal mula munculnya tari Manumpe di desa Kotajin Utara kecamatan Atinggola Untuk menjelaskan awal mula munculnya tari Manumpe ini digunakan teori Religi. kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki masyarakat untuk persembahan baik dalam bentuk perilaku, sesaji untuk upacara ritual, maupun tarian untuk menunjukkan rasa baktinya kepada Sang Maha Pencipta Alam Semesta untuk memohon perlindungan. Masyarakat Gorontalo ketika mereka melakukan upacara ritual keagamaan, mereka umumnya melakukan upacara ritual keagamaan dengan mempersembahkan persembahan seni pertunjukan tradisional. Jika semua itu tidak terlaksana masyarakat akan merasa upacara persembahan yang dilakukan oleh mereka itu kurang lengkap, karena masyarakat menganggap suatu kesempurnaan harus dilengkapi unsur bunyi-bunyian dan tari-tarian. Hal demikian itu juga dilakukan oleh masyarakat Desa Kotajin Utara. 2

Masyarakat desa Kotajin ini Sebagian besar menghidupi keluarga dari hasil bertani, dan melaut. Masyarakat Atinggola khususnya desa Kotajin utara selalu menggantungkan hidupnya, khususnya masalah kesehatan hanya mengandalkan obat-obat tradisional. Masyarakat sering kebingungan untuk mengatasi permasalahan yang sering melanda desa Kotajin utara ini yakni penyakit menular. Awal mulanya salah seorang warga mendapat bisikan agar warga di sini melakukan proses ritual mengobatan. Setelah melakukan upacara pengobatan ini perlahan-lahan warga di desa Kotajin Utara mengalami perubahan yakni terhindar dari wabah penyakit menular. Sejak itulah masyarakat selalu melaksanakan ritual pengobatanitu untuk melindungi diri. (Hajar Tondako, 29 Mei 2012 Pukul 21.00) Melihat pernyataan tersebut di atas dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Kotajin utara yakin akan adanya kekuatan gaib yang dapat memberi mereka perlindungan dari serangan wabah penyakit yang terjadi secara langsung dan menjadi fakta atau kepercayaan yang di yakini masyarakat Atinggola, khususnya desa Kotajin utara. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Atinggola merasa perlu mempersembahkan tari-tarian selain ritualnya pada saat upacara Manumpe di Desa Kotajin utara dilaksanakan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan mempersembahkan tari-tarian para penguasa alam di desa tersebut akan merasa lebih senang, dan berkenan mengabulkan permohonan mereka yakni diberi perlindungan agar mereka tidak diserang penyakit menular. Untuk itu, mereka 3

pun berupaya menampilkan tari-tarian diiringi musik pada saat upacara Manumpe di Desa Kotajin utara di laksanakan. Untuk melengkapi upacara Manumpe yang sering lakukan masyarakat selalu mempersembahkan Tari diiringi ketukan alat musik tradisional yang di mainkan secara sederhana pada upacara Manumpe di desa Kotajin utara. (Rukmiati Nakoda, 30 Mei 2012 Pukul 21.30) Pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kotajin utara, Kecamatan Atinggola sejak dahulu telah hidup berkesenian untuk di persembahkan kepada para Penguasa alam di desa itu yang di yakini keberadaannya oleh masyarakat. Tari Manumpe ini sudah ada sejak sebelum zaman penjajahan Belanda. (Alu Sakutu, 30 Mei 2012 Pukul 22.00). Dari pernyataan tersebut dapat di ketahui bahwa awal mula munculnya tari Manumpe ini ketika sebelum zaman penjajahan Belanda. Sejak awal muncul dan berkembangnya tari Manumpe yang hingga kini tetap disakralkan masyarakat Atinggola desa Kotajin utara ini. Setiap kegiatan yang akan di laksanakan di desa baik acara desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi, masyarakat selalu menyuguhkan tarian tradisional Atinggola sebagai rasa bangga terhadap seni tradisional daerah. (Sayara Mayango, 30 Mei 2012 Pukul 08.25) Tari Manumpe yang dapat diklasifikasikan sebagai stari sakral, ini merupakan tradisi turun temurun masyarakat Desa Kotajin utara dalam 4

berkesenian, untuk mereka persembahkan agar diberi perlindungan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini adalah upaya dalam menjaga keamanan desa dari wabah penyakit yang menular dan dianggap oleh masyarakat dapat megganggu pertumbuhan dan perkembangan anak cucu mereka nanti.masyarakat melakukan upacara persembahan kepada penguasa alam sebagai rasa syukur atas perlindungan dan berkah yang telah mereka nikmati dengan menghaturkan seni pertunjukan di setiap upacara penobatan bayi Atinggola tanpa merubah sedikitpun proses atau tata cara dari tari Manumpe, di desa Kotajin utara tersebut. Warga masyarakat di desa ini selalu mementaskan tari Manumpe diiringi ketukan musik sederhana pada saat upacara penobatan bayi Atinggola. Hingga kini masyarakat tidak mengubah tradisi budaya yang telah diwariskan leluhur. (Yadi Pakaya 30 mei 2012). Sejak awal muncul dan berkembangnya tarian ini selalu disajikan dalam konteks upacara keagamaan, sebagai simbol yang dipersembahkan kepada penguasa alam pada upacara penobatan bayi, pada saat sang bayi berusia satu bulan atau lebih, dan tidak pernah mengalami suatu perubahan baik pada tata cara maupun gerak yang terdapat di dalamnya. 4.3 Bentuk Penyajian Tari Manumpedalam Upacara Manumpe Berbicara bentuk penyajian tari Manumpe, berarti peneliti akan membahas segala sesuatu yang terdapat didalam tari Manumpe tersebut, yakni pelaku, format tari, ragam gerak, tata rias, music pengiring tari, dan tempat pelaksanaan. 5

Semua ini merupakan bagian yang ada dalam penyajian tari Manumpe yang menjadi faktor pendukung terlaksananya penyajian tari Manumpe dan memperjelas makna yang terkandung didalamnya. 4.3.1 Pelaksanaan Upacara Manumpe Upacara Manumpe merupakan upacara yang sering dilakukan oleh masyarakat desa kotajin utara bertujuan untuk menghindarkan bayi yang akan di Manumpe dari gangguan-gangguan penyakit yang menular. Upacara ini biasanya dilakukan pada saat anak pertama yang masih berusia 1 bulan sampai 3 bulan. Dalam upacara Manumpe ada bebrapa syarat yang harus di laksanakan, diantaranya pelaksana upacara ritual Manumpe. Dimana dalam pelaksanaanya harus dihadiri oleh kepala desa setempat, pemangku adat, kedua orangtua dari bayi yang akan di Manumpe, tamu undangan baik orang dewasa, maupun anakanak, penari, serta pemusik pengiring dari tari Manumpe yang merupakan salah satu bagian yang ada dalam upacara Manumpe yang di sakralkan oleh masyarakat Desa Kotajin Utara. Sebagai sebuah tari sakral pasti kita akan membicarakan tentang tata cara dan ketentuan-ketentuan yang telah di tentukan sebelumnya. Sebelum melakukan prosesi ini para orang tua menyiapkan segala sesuatu yang di butuhkan dalam proses Manumpe, baik dari penari maupun alat-alat yang akan di gunakan untuk prosesi Manumpe. Alat-alat yang harus di siapakan antara lain sebagai berikut: a. Nonayanga atau dalam bahasa Indonesia di sebut Tempat bara berfungsi sebagai wadah untuk meletakan bara api. 6

Gambar a.nonayanga b. Bubu o atau dalam bahasa Indonesia disebut Dupa adalah salah satu bahan yang akan di letakan di atas bara api, masyarakat berpendapat bahwa dapat mempermudah jalannya doa yang dibacakan. Gambar b : Bubu o c. Bate atau dalam bahasa Indonesia di sebut Batik adalah sejenis kain yang memiliki motif batik, yang berfungsi sebagai rok yang akan di gunakan penari. Gambar c :Bate 7

d. Salempang atau dalam bahasa Indonesia di sebut Selendang berfungsi sebagai penutup kepala bagi penari. Gambar d:salempang e. Salugo Tudu-tudu Bungga atau di dalam bahasa Indonesia di sebut air kembang adalah air yang bercampur dengan bunga adat yang di percayai sebagai air berkah Gambar e:salugo Tudu-Tudu Bungga f. Bunga tobango atau dalam bahasa Indonesia di sebut Tumbuhan Obat berfungsi sebagai alat untuk memercikan air berkah tersebut. 8

Gambar f:bungga Tobango g. Sungkudo atau dalam bahasa Indonesia di sebut Tongkat, dalam tarian ini memiliki makna sebagai tongkat nabi yang menjadi panduan hidup manusia. Tongkat ini di gunakan oleh penari yang posisinya berada di bagian depan. Gambar g:sungkudo h. Pamandi adalah alat musik tradisional Atinggola yakni Kulintang Gong yang menjadi alat musik pengiring tarian. Gambar h:pamandi 9

i. Balacaye adalah salah satu tumbuhan yakni Jarak adalah alat yang di jadikan sebagai stik pemukul untuk memainkan alat music kulintang Gong. Gambar i:balacaye Tahapan prosesi upacara Manumpe dibagi menjadi beberapa tahapan yang harus di jalani yaitu: - Momayato, adalah proses awal yang harus dilaksanakan dalam upacara Manumpe, di mana Para tamu undangan yang datang untuk menghadiri Manumpe harus mengambil pakaian bayi yang telah di sediakan untuk di jemur pada tali yang telah di pasang di dalam rumah yang menjadi tempat pelaksanaan ritual Manumpe. - Mongadi adalah tahapan yang di lakukan oleh seluruh tamu undangan dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran yang di selingi dengan salawat berbahasa Atinggola. - Tari Manumpe, adalah tahapan akhir dalam upacara Manumpe dimana dalam tahapan ini ada tujuh orang gadis akan melakukan tarian Manumpe. 10

4.3.2 Struktur Tari Manumpe 4.3.2.1. Pelaku Tari Manumpe Tari Manumpe adalah sebuah tari yang di tarikan oleh tujuh putri dengan gerakan sederhana dan halus yang dipentaskan dalam bentuk tari kelompok kecil yakni 7 orang penari di setiap penyajiannya. Tari sakral yang menggambarkan para bidadari dari kayangan ini ditarikan oleh para gadis yang masih suci (belum mengalami akil balik). Mereka dipilih dengan kriteria tertentu yakni gadis tersebut masih suci dan masih memiliki ayah dan ibu. Sebagaimana tampak dalam foto di bawah ini Gambar : Penari Manumpe (punti) Tari Manumpe ditarikan oleh 7 orang gadis yang belum mengalami akil balik. Kira-kira umur mereka 10-13 tahun, dan masih memiliki ayah dan ibu. (Nikma Pulumoduyo, 31 mei 2012) Manumpe ini sejak awal muncul dan berkembanganya tarian ini telah memiliki aturan tersendiri yang harus ditaati warga masyarakat setempat. Dalam suatu keputusan atau suatu aturan yang telah di tetapkan, sebelumnya telah 11

dipikirkan maksud dan tujuan serta makna yang terkandung dalam aturan-aturan yang telah di tetapkan. Tujuh orang gadis ini di ibaratkan tujuh bidadari, karena pohalaa Atinggola menganggap bahwa bidadari itu mahluk yang tidak pernah sakit, dan apapun yang diinginkan atau diminta oleh bidadari pasti akan di kabulkan. (Kaaba mayango, 29 mei 2012 pukul 20.00) Jelas terlihat bahwa apa yang di buat atau yang telah di tentukan sebelumnya pasti memiliki maksud yang di gambarkan melalui symbol-simbol yang ada dalam tari tersebut. Terlihat dalam tari Manumpe yang menjadi syarat yakni penarinya harus putri yang belum mengalami akil balik, karena masyarakat berpendapat bahwa bidadari adalah mahluk yang suci, oleh karena itu dalam tari Manumpe harus di tarikan oleh gadis yang masih suci. Tujuh orang gadis disimbolkan sebagai para bidadari turun dari kahyangan memberikan berkah dan petunjuk kepada masyarakat setempat untuk menyikapi kehidupannya untuk menolak wabah penyakit yang menular yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat setempat, dan hubungannya dengan syarat yang telah di tentukan bahwa putri yang menarikan tari Manumpe adalah putri yang masih memiliki ayah dan ibu, karena suatu perjalanan hidup seorang anak akan terlihat dari segi atau cara bagaimana orang tua mendidik dan membesarkan anaknya. 12

4.3.2.2 Gerak Ragam gerak Tari Manumpe sangat sederhana. Gerakan tari adalah salah satu wadah untuk menggungkapkan makna atau pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk gerak yang dapat memberikan arti atau makna bahkan mengandung sebuah maksud tertentu. Manumpe memiliki gerak yang membangun tarian ini lebih banyak terdiri dari gerakan tari sederhana, yang dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa gerak yang ada didalam tari Manumpe antara lain : a. Mogaimbu : Gerakan berjalan melingkar sebanyak tujuh kali dengan posisi kaki yang saling bergantian, diawali dengan kaki kanan terlebih dahulu, kemudian di ikuti kaki kiri dan di tutup dengan kaki kanan yang di sentak sentakan dua kali. Dalam gerakan ini memberikan makna atau simbol Mengamati atau memperhatikan guna untuk mempelajari kondisi bayi yang akan di Manumpe. Gambar :Mogaimbu b. Tongko-tongko : Gerakan yang di lakukan untuk mengantarkan posisi tubuh penari dari level atas menjadi level bawah. Gerak ini dilakukan dengan posisi kaki 13

penari rapat dan kedua lutut bertemu dan di goyangkan dari atas kebawah dan tangan di ayun-ayunkan kedepan, dengan posisi telapak tangan menghadap keatas seperti meminta doa, yang diawali dari tangan kanan dan di ikuti tangan kiri secara bergantian, memiliki makna atau simbol memohon doa agar mendapat berkah. Gambar : Tongko-Tongko c. Monompupu : Gerakan jongkok atau duduk dengan posisi kaki menopang seluruh badan dan badan penari di goyang-goyang dengan mengikuti ketukan musik dari atas kebawah dan seterusnya, makna atau simbol yakni memberikan berkah kepada bayi yang di Manumpe. Gambar :Monompupu Seluruh gerak tersebut di atas dirangkai menjadi sebuah komposisi gerak tari, yang dilakukan atau diperagakan penari sesuai iringan musik pengiring tari Manumpe ini. 14

4.3.2.3 Iringan Suatu tarian tidak akan dirasakan lengkap jika tidak diiringi musik pengiring. Sebuah tari dan musik tidak dapat dipisahkan, karena musik memiliki bagian terpenting dalam tari, untuk memberikan irama dan tempo pada gerakan tari yang di iringi. Tanpa adanya musik iringan, maka sebuah tarian tidak akan sempurna. Begitu juga dengan tari Manumpe, musik iringan di sini memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung jalannya tarian ini. Musik iringan pada tari Manumpe ini di fungsikan untuk memandu susunan gerak tari Manumpe dan dapat menjadi simbol atau tanda dalam tari yakni tanda memulai gerakan dan mengakhiri gerakan. Tari Manumpe diiringi oleh alat musik tradisional Atinggola yakni Kulintang Gong (Pamandi). Menjadi keunikan dari alat musik pengiring tari Manumpe yakni stik pemukul yang di gunakan, karena stik pemukul yang harus digunakan bukan sembarang stik yang biasa kita kenal, seperti stik Band yang terbuat dari kayu, besi, maupun plastik, namun stik yang digunakan untuk memukul Pamandi ini adalah batang pohon Balacae. Untuk memukul alat musik ini harus menggunakan Balacae karena pohalaa Atinggola menganggap bahwa Balacae adalah tumbuhan yang sangat mudah tumbuh dalam kondisi apapun. Oleh karena itu diharapkan bayi yang akan di Manumpe dapat tumbuh dan berkembang dengan baik seperti tumbuhan Balacae. (Santi Mayango, 1 juni 2012 Pukul 10.00) 15

Gambar :Pamandi Gambar : Stik Pemukul (Balacaye) Kulintang Gong (Pamandi) adalah alat musik tradsonal Atinggola yang di gunakan dalam mengiringi tari Manumpe ini. Kulintang Gong ini adalah alat musik tradisional Atinggola yang menjadi alat musik pengiring tari Manumpe yang hanya mengunakan satu motif ketukan sederhana yang mengikuti irama atau ketukan orang berdzikir yakni La ilaha illallah. (Mahmud Mayango, 31 mei 2012 pukul 13.00) Selain itu Kulintang Gong ini sangat dekat dengan masyarakat Atinggola. menurut Pohalaa Atinggola Kulintang Gong ini berfungsi untuk memberi isyarat 16

bagi masyarakat bila akan ada yang terjadi di desa Kotajin ini. Selain itu masyarakat berpendapat bahwa jika kulintang Gong ini di mainkan dapat menarik perhatian bagi para bidadari. (Pamli Mayango, 31 mei 2012 pukul 13.00) 4..3.2.4 Rias dan Busana Tata rias dan kostum pula dapat menentukan sebuah karakter tari yang dibawakan. Di dalam sebuah pertunjukan, tata rias dan busana juga bisa membantu untuk merubah karakternya baik menjadi cantik, tampan, jelek, ataupun lucu sesuai dengan tari yang akan di mainkan. Oleh karena itu elemen tata rias dan kostum memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan. Tarian ini menggunakan tata rias yang mempergunakan alat-alat rias seadanya berupa, bedak, lipstik, perona pipi, dan lain-lainnya guna untuk merubah penampilan penari agar menjadi tampil cantik dan sesuai dengan tujuannya yakni menyerupai kecantikan bidadari. 17

Melalui busana yang digunakan suatu tarian dapat diketahui karakter tarian yang ditampilkan. Busana yang digunakan dalam Tari Manumpe ini, di antaranya adalah Abaya, Bate, salempang warna-warni. 1. Abaya adalah pakayan perempuan dulu, bentuk yang sederhana, namun pakayan ini sangat dekat dengan masyarakat Atinggola, karena di setiap kegiatan keseharian mereka, mereka selalu menggunakan pakayan Abaya ini. Gambar : Abaya 2. Bate adalah sejenis kain panjang yang bermotif batik. Kain ini sering digunakan oleh para gadis Gorontalo dalam kesehariannya dalam menutupi diri. Bate dalam tarian ini di gunakan sebagai penutup bagian bawah atau di gunakan sebagai rok. Gambar : Bate 18

3. Salempang adalah sejenis selendang panjang yang memiliki hiasan manik-manik atau buturan hiasan yang memperindah salempang. Dalam tarian ini salempang di gunakan untuk menutupi rambut penari serta sebagai hiasan kepala penari. Gambar : Salempang 4.3.2.5 Tempat pelaksanan tari Tempat pelaksanaan suatu pementasan akan berbeda-bede karena harus disesuaikan dengan apa yang akan di pentaskan, bahkan kita sering mendengar ada beberapa panggung atau level yang menjadi tempat di langsungkan suatu pementasan seperti stage arena, stage procenium, dan stage tapal kuda, Begitu Pula dengan pelaksanaan Tari Manumpe. Tari Manumpe pun memiliki tempat untuk dilaksanakan proses ritual ini. Biasanya Manumpe dilakukan dirumah orang yang akan melakukan Manumpe tersebut, namun bukan karna semata-mata seluruh ruangan yang ada di rumah itu dapat di jadikan tempat untuk pelaksanaan Manumpe, tetapi ada ketentuan yang harus di ikuti,yakni harus di lakukan pada ruangan yang berada di tengah-tengah dari ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. 19

Manumpe ini harus di lakukan di rumah yang membuat hajatan ini dan harus dibuat di dalam ruangan yang berada di tengah-tengah dari semua ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. Karena Menurut Pohalaa Atinggola jika penyakit itu berbaur dengan manusia maka dapat mengganggu kesehatan masyarakat tersebut. Oleh karena itu harus di letakan di tengah-tengah maksudnya bukan dibawah dan bukan juga di atas tetapi diantara. (Alu Sakutu,1 juni 2012 pukul 09.30) Melihat pernyataan diatas, kita dapat simpulkan bahwa dalam tari Manumpe ini baik dari proses pelaksanaannya, gerakannya, maupun tempat pelaksanaannya memiliki makna yang ingin di sampaikan yang di tuangkan melalui simbol-simbol di dalamnya. 4.3.2.6 Waktu pelaksanaan tari Manumpe Waktu pelaksanaan tari Manumpe biasanya di lakukan pada saat usia bayi berusia 1 sampai 3 bulan yang di lakukan seharian penuh dari pagi sampai malam hari. 4.3.2.7 Format pelaksanaan tari Manumpe a. Bagian Awal dalam tarian Manumpe yakni Mogaimbu, karena tahapan ini merupakan bagian pertama untuk penari masuk memulai untuk melakukan posisi melingkar mengelilingi bayi yang akan di Manumpe. b. Bagian Tengah dalam tarian ini yakni Tongko-Tongko. Mengapa tahapan ini dikatakan bagian Tengah Tari Manumpe, karena bagian ini adalah tahapan yang akan membawa penari ke tahapan inti dari tarian Manumpe tersebut, 20

oleh karena itu Tongko-tongko di kategorikan sebagai tahapan atau bagian Tengah dari tarian Manumpe. c. Bagian Inti dalam tari Manumpe yakni Monompupu. Pada tahapan ini penari akan melakukan sesuatu yang menjadi inti atau tujuan dari tarian Manumpe ini, yakni dimana penari melakukan gerak menimang bayi secara berputar dan bergantian. d. Bagian akhir adalah berdoa tahap klimaks dari semua tahapan yang telah dilakukan. Pada tahapan ini merupakan tahapan yang menentukan inti klimaks dari tari Manumpe, oleh karena itu di katakana bagian akhir. 21

4.3.2.8 Deskripsi Format Tari Manumpe Sekuen motif Uraian Gerak Pola lantai K Awal Tahap1 Mogaimbu Posisi ini penari melakukan persiapan un tuk melakukan gerakan Memutar atau mengelilingi Tahap 2 Penari melakukan posisi melingkar Tengah Tahab 1 Tongko-Tongko dengan melakukan gerak Mogaimbu yakni di awali dengan kaki kanan dan diikuti oleh kaki kiri,kemudian di ikuti oleh kaki kanan lagi dan di sentakan duakali. Di lakukan berulang-ulang. Posisi kedua tangan berada di samping pinggang. Dilakukan sebanyak tujuh kali putaran. Pada posisi melingkar ini penari setelah melakukan gerakan berputar sebanyak tujuh kali penari melakukan gerakantongko-tongko yakni gerakan yang di lakukan utuk mengubah posisi penari dari keadaan level atas menjadi level bawah.posisi kaki penari sejajar dan kedua lutut bertemu dan melakukan gerak bergoyang dari atas kebawah sampai 22

Akhir tahab 1 Monompupu lutut menyentuh lantai.posisi tangan di ayun-ayunka kedepan dada dengan posisi telapak tangan terbuka dan menghadap keatas,diawali dengan tangan kanan dan di ikuti oleh tangan kiri yang dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini penari berada pada posisi duduk yang menjadi tumpuan atau yang menopang berat badan yakni kedua kaki penari.pada tahap ini penari melakukan gerakan yang sangat sederhana yakni hanya menggoyangkan badan penari dari atas kebawah yang menjadi tumpuan adalah lutut penari.pada tahapan ini tugas serang penari menimang bayi yang di Manumpe dengan berganti gentian dengan arah melawan arah jarum jam. 23