BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. operasional sebagai berikut: Implementasi Pendidikan Karakter pada Anak Usia

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum membahas metode penelitian, terlebih dahulu perlu dijelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB III METODE PENELITIAN. (dalam film, sandiwara); 2) tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah. Ada dua

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Perancis bertujuan agar peserta didik memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peranan metode sangat penting dalam suatu penelitian. Berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi kajian menarik manakala di komunikasi lintas kebudayaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN. dan dialog. Berdasarkan objek penelitian yang akan diteliti yaitu fenomena yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian. Menurut Suriasumantri (Mulyadi, 2007: 82), metode merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis Implementasi Metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kasus korupsi di Indonesia merupakan salah satu berita yang sering

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Apa itu Penelitian Kualitatif???

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN KUALITATIF LILIASARI PENDIDIKAN IPA SPS - UPI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode apa yang digunakan dalam penelitian. Secara khusus dijelaskan metode apa yang digunakan, bagaimana sumber datanya, juga teknik pengumpulan data, tujuan penelitian, desain penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. 3.1 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini ialah memaknai wacana pada pemberitaan kasus korupsi Hambalang, menyangkut representasi Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi tokoh kunci dalam pemberitaan kasus tersebut di Harian Umum Pikiran Rakyat, menurut tinjauan Analisis Wacana Kritis (AWK). Penelitian ini bertujuan mengungkap dan menggambarkan bagaimana HU Pikiran Rakyat memandang kasus korupsi yang menghebohkan tersebut. Pandangan HU Pikiran Rakyat dalam kasus korupsi diperinci secara lebih mendetail. Selain itu, penelitian ini juga berusaha mengungkap ideologi HU Pikiran Rakyat dalam pemberitaan kasus korupsi Hambalang yang melibatkan tokoh-tokoh terkenal tersebut. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif atas teks-teks terpilih yang merupakan berita halaman 1 HU Pikiran Rakyat tentang kasus korupsi Hambalang. Penelitian ini dianalisis secara kualitatif karena datanya merupakan teks pemberitaan media. Hal yang dianalisis ialah makna yang tersaji dalam kalimat dan wacana secara keseluruhan dengan struktur makro sebagai pisau analisis. Lebih dari itu, berdasarkan analisis itu pula akan diungkap ideologi apa yang terkandung dalam pemberitaan kasus korupsi Hambalang di HU Pikiran Rakyat. Menurut Alwasilah (2011), prinsip penelitian kualitatif menekankan bahwa setiap temuan (sementara) dilandaskan pada data, sehingga temuan itu semakin tersahihkan sebelum

34 dinobatkan sebagai teori. Hal seperti itulah yang ditempuh untuk mempertahankan validitas data dan penyimpulannya. Guba dan Lincoln (1985: 39-43 dalam Alwasilah: 2011) secara khusus membahas 14 karakter pendekatan kualitatif, yakni: (1) Latar alamiah: Secara ontologis suatu objek mesti dilihat dalam konteksnya yang alamiah, dan pemisahan anasir-anasirnya akan mengurangi derajat keutuhan dan makna kesatuan objek itu, sebab makna objek itu tidak identik dengan jumlah keseluruhan bagian-bagian itu. Pengamatan juga akan memengaruhi apa yang diamati. Oleh karena itu, untuk mendapat pemahaman yang maksimal, keseluruhan objek harus diamati. Objek melekat pada konteksnya dan bermakna karena saling memengaruhi, bukan tunduk pada dalil sebab-akibat dengan logika linier. Oleh karena itu, suatu fenomena seyogianya dicermati secara keseluruhan, kontekstual, dan dengan kekuatan penuh. (2) Manusia sebagai instrumen: Cakupan teritorial penelitian yang luas itu mempertontonkan interaksi saling memengaruhi dengan tingkatan yang berbeda. Instrumen konvensional yang a priori dan disiapkan terlebih dulu oleh peneliti atau pesanan tidak akan sanggup beradaptasi secara fleksibel dengan realitas yang bermacam ragam itu. Hanya manusialah yang akan sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi secara tuntas dengan fenomena yang sedang dipelajari. (3) Pemanfaatan pengetahuan nonproposisional: Peneliti naturalistis melegitimasi penggunaan intuisi, perasaan, firasat, dan pengetahuan lain yang tak terbahasakan (tacit knowledge) selain pengetahuan proposisional (propositional knowledge) karena pengetahuan jenis pertama itu banyak digunakan dalam proses interaksi antara peneliti dan responden. (4) Metode-metode kualitatif: Peneliti kualitatif memilih metode-metode kualitatif karena metode-metode inilah yang memang mudah diadaptasikan dengan realitas yang beragam dan saling berinteraksi.

35 (5) Sampel purposif: Pemilihan sampel secara purposif atau teoretis (bukan sampel acak atau representatif) disebabkan peneliti ingin meningkatkan cakupan dan jarak data yang dicari demi mendapat realitas yang berbagai-bagai, sehingga segala temuan akan terlandaskan secara lebih mantap karena prosesnya melibatkan kondisi dan nilai lokal yang semuanya saling memengaruhi. (6) Analisis data secara induktif: Metode induktif dipilih ketimbang metode deduktif karena metode ini lebih memungkinkan peneliti mengidentifikasi realitas yang berbagai-bagai di lapangan. (7) Teori dilandaskan pada data di lapangan: Para peneliti naturalistis mencari teori yang muncul dari data. (8) Desain penelitian mencuat secara alamiah: Para peneliti memilih desain penelitian muncul, mencuat, mengalir secara bertahap, bukan dibangun pada awal penelitian. (9) Hasil penelitian berdasarkan negosiasi: Para peneliti naturalistis ingin melakukan negosiasi dengan responden untuk memahami makna dan interpretasi mereka ihwal data yang didapat dari mereka. (10) Cara pelaporan kasus: Gaya pelaporan ini lebih cocok ketimbang cara pelaporan saintifik (ilmiah) yang lazim pada penelitian kuantitatif. (11) Interpretasi idiografik: Data yang terkumpul termasuk kesimpulannya akan diberi tafsir secara idiografik, yakni secara kasus, khusus, dan kontekstual, tidak secara nomotetis, yakni berdasarkan hukum-hukum generalisasi. Interpretasi demikian memang tepat karena interpretasi yang bermakna ialah interpretasi berdasarkan realitas serta nilainilai lokal dan kontekstual. (12) Aplikasi tentatif: Peneliti naturalistis kurang berminat (ragu-ragu) untuk membuat klaim-klaim aplikasi besar dari temuannya karena kualitas yang dihadapinya bermacammacam.

36 (13) Batas penelitian ditentukan fokus: Ranah teritorial penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh fokus penelitian yang memang mencuat ke permukaan. (14) Keterpercayaan dengan kriteria khusus: istilah-istilah seperti internal validity, external validity, realiability, dan objectivity kedengaran asing bagi para peneliti naturalistik karena memang bertentangan dengan aksioma-aksioma naturalistik. (Guba dan Lincoln, 1985: 39-43 dalam Alwasilah, 2011, 59-60). Menurut Alwasilah (2011), setiap paradigma penelitian memiliki kekuatan dan kelemahan. Namun, perlu disadari bahwa kedua paradigma itu (kualitatif dan kuantitatif) berpijak pada asumsi filosofis yang berbeda. Seperti dikutip Alwasilah (2011), Maxwell (1996) mengajukan lima keistimewaan penelitian kualitatif yang oleh Alwasilah diperinci menjadi enam, yakni: (1) Pemahaman makna: Makna di sini merujuk pada kognisi, afeksi, intensi, dan apa saja yang terpayungi dengan istilah perspektif partisipan (participant s perspectives). (2) Pemahaman konteks tertentu: Dalam penelitian kualitatif perilaku responden dilihat dalam konteks tertentu dan pengaruh konteks terhadap perilaku itu. (3) Identifikasi fenomena dan pengaruh yang tidak terduga: Bagi peneliti kualitatif setiap informasi, kejadian, suasana, dan pengaruh baru adalah terhormat dan berpotensi sebagai data untuk mendukung hipotesis kerja. (4) Kemunculan teori berbasis data (grounded theory): Teori yang sudah jadi atau pesanan, atau a priori tidaklah mengesankan bagi kaum naturalis, karena teori-teori itu akan kewalahan jika disergap oleh informasi, kejadian, perilaku, suasana, dan pengaruh baru dalam konteks baru. (5) Pemahaman proses: Para peneliti naturalis berupaya lebih memahami proses (daripada produk) kejadian atau kegiatan yang diamati. Proses yang membantu pewujudan fenomena itulah yang paling berkesan, bukan fenomena itu sendiri.

37 (6) Penjelasan sababiyah (causal explanation): Ada yang mengatakan bahwa penjelasan sababiyah ini lebih merupakan ciri paradigma kuatitatif dengan logika X menyebabkan Y. Dalam paradigma kualitatif yang dipertanyakan ialah, sejauh mana X memainkan peran yang menyebabkan Y. Jadi yang dicari ialah sejauh mana kejadian-kejadian itu berhubungan satu sama lain dalam kerangka penjelasan sababiyah lokal. (Alwasilah, 2011). Menurut Alwasilah (2011), untuk analisis data kualitatif peneliti tidak boleh menunggu atau membiarkan data menumpuk untuk kemudian menganalisisnya. Bila demikian halnya, peneliti akan mendapat berbagai kesulitan dalam menangani data. Semakin sedikit data, semakin mudah penanganannya. Ketika data masih sedikit, peneliti harus segera menggarap data tersebut. Objek penelitian ini ialah teks pemberitaan kasus korupsi Hambalang pada HU Pikiran Rakyat, sehingga data akan dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis Van Dijk (1998) sebagai salah satu kerangka analisis wacana kritis (AWK). Penelitian akan fokus menggunakan analisis struktur makro (macrostructure). 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data Sumber data untuk penelitian ini ialah empat teks berita utama (headline) halaman 1 terpilih pada Harian Umum Pikiran Rakyat yang berkaitan dengan wacana pemberitaan Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus korupsi Hambalang pada rentang terbitan November 2013 sampai dengan Januari 2014. Koran terbitan tanggal-tanggal tersebut dipilih karena pada saat itulah kasus korupsi Hambalang menyita perhatian masyarakat. Beritanya terus dimuat di berbagai media, termasuk media cetak. 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

38 Sumber data ditelusuri untuk memilah teks dengan karakter yang spesifik mengulas Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono pada pemberitaan kasus korupsi Hambalang dalam wacana atau pemberitaan Harian Umum Pikiran Rakyat. Teks yang dipilih ialah berita yang bersifat konfliktual antara Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, nama kedua tokoh yang berseberangan secara politik itu disebut secara eksplisit dan dalam intensitas yang memadai. Teks-teks tersebut kemudian dipisahkan dan digunakan sebagai data penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah (a) data primer dan (b) data sekunder. Data primer yang dimaksud ialah teks-teks berita yang digunakan sebagai sampel penelitian, sedangkan data sekunder ialah penelitian kepustakaan dengan cara mempelajari literatur dan berbagai sumber bacaan yang mendukung penelitian ini. Batasan penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian yang telah disebutkan pada Bab I. Penelitian ini merupakan analisis yang didasarkan pada prinsip-prinsip Analisis Wacana Kritis. Penelitian berfokus pada representasi pihak-pihak serta ideologi dalam kasus korupsi Hambalang di HU Pikiran Rakyat. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang didasarkan pada karakteristik utama populasi yang memiliki kesamaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sampel yang hanya memenuhi kriteria tertentu. Populasi penelitian ini ialah teks dalam pemberitaan HU Pikiran Rakyat yang berkaitan dengan kasus korupsi Hambalang, terutama menyangkut Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk mendapat keterwakilan, teks yang digunakan sebagai data berjumlah empat berita halaman 1 terpilih. Teks-teks tersebut ialah naskah berita yang diterbitkan antara November 2013 sampai dengan Januari 2014. Secara purposive, rentang waktu tersebut dipilih karena pada rentang itu pemberitaan soal kasus korupsi Hambalang tengah menjadi pusat perhatian masyarakat luas. Semua teks digunakan dengan pertimbangan bahwa obyek analisis penelitian ialah HU Pikiran Rakyat secara kelembagaan. Dengan menggunakan semua teks, generalisasi pemberitaan HU Pikiran Rakyat secara kelembagaan akan memenuhi syarat keterwakilan.

39 Data tentang judul-judul berita tersebut bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Judul Berita yang Diteliti No. Judul Berita Tanggal Terbit 1 Anas (Menolak) Ditahan Sabtu, 11 Januari 2014 2 Buktikan Ucapanmu, Anas! Senin, 13 Januari 2014 3 Selidiki Keterlibatan Ibas! Jumat, 15 November 2013 4 Segera Periksa Ibas! Rabu, 15 Januari 2014 3.4 Analisis Data Karena penelitian ini akan mengkaji pemberitaan dalam Harian Umum Pikiran Rakyat, data dianalisis dengan menggunakan analisis struktur makro yang dikemukakan oleh Van Dijk sebagai salah satu kerangka AWK. Analisis struktur makro akan menitikberatkan pada penentuan topik utama. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis wacana kritis (AWK) yang dikembangkan Teun Adrianus van Dijk. Dia menggambarkan teks dalam tiga tingkat: struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Dalam penelitian ini, yang dimaksud struktur makro ialah makna umum teks yang dapat dipahami dengan membaca topik atau tema. Superstruktur ialah kerangka teks atau bagaimana struktur dan elemen wacana dibangun. Sementara struktur mikro ialah makna wacana yang dapat diperiksa dengan menganalisis bagianbagian pembangun wacana. Penelitian ini hanya difokuskan pada analisis struktur makro (macrostructure).

40 Prosedur analisis data menyesuaikan dengan tujuan utama penelitian, yakni bag aimana HU Pikiran Rakyat menggambarkan para tokoh (pelaku) dan ideologi apa yang mendasari hal tersebut. Metode penelitian ini bertumpu pada kerangka kerja analisis wacana kritis (AWK). Analisis wacana kritis merupakan bagian dari tradisi linguistik kritis yang digambarkan oleh Fowler (1991) sebagai upaya mengkaji struktur linguistik secara terperinci dalam situasi sosial dari teks. Oleh karena itu, dapat diketahui pola nilai dan keyakinan yang terefleksikan melalui bahasa yang digunakan. AWK menunjukkan bagaimana praktik sosial memengaruhi pilihan elemen-elemen linguistik dan bagaimana pilihan-pilihan tersebut memberikan pengaruh, baik kepada struktur maupun kepada struktur sosial. Sebagai metode, AWK mengkaji peran wacana dalam memproduksi situasi dan konteks pandangan sosial (Van Dijk, 1998). Karena berupaya mengungkap karakteristik bahasa, penelitian ini akan menggunakan kerangka analitis Van Dijk (1998) untuk AWK. Analisis struktur makro dan mikro terhadap data adalah sebagai berikut: Struktur makro : topikalisasi (tema-rema) Struktur mikro : semantik degree of detail, evidentiality, dsb. sintaksis pronomina, susunan kalimat, dsb. tata bahasa leksikalisasi nominalisasi, dsb. pilihan kata, dsb. Kemudian langkah tersebut diikuti oleh deskripsi atas temuan sebelum akhirnya dirumuskan dalam suatu simpulan. Contoh Analisis Berita 1. Pada halaman 1 PR Rabu, 15 Januari 2014 dimuat berita berjudul HL Segera Periksa Ibas!

41 JAKARTA, (PR).- Komisi Pemberantasan Korupsi dituding telah melakukan diskriminasi dalam penanganan kasus korupsi proyek Hambalang. Salah satu buktinya, KPK tak kunjung memeriksa Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. - Pada HL halaman 1 PR Senin, 13 Januari 2014 terdapat berita berjudul Buktikan Ucapanmu, Anas! - Pada HL halaman 1 PR Sabtu, 11 Januari 2014 terdapat berita berjudul Anas (Menolak) Ditahan