PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

STUDI TENTANG PENGARUH PEMBEBANAN STATIS DAN PERUBAHAN TEGANGAN INPUT MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS JANGKAR

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN PENGEREMAN DINAMIS TERHADAP WAKTU ANTARA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON PANJANG

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGEREMAN MOTOR DC PENGUATAN SERI DENGAN METODE DINAMIK DAN PLUGGING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

TUGAS PERTANYAAN SOAL

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Universitas Medan Area

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH (DC) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3/4/2010. Kelompok 2

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

TUGAS AKHIR ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC KOMPON PENDEK DENGAN MOTOR DC KOMPON PANJANG AKIBAT PENAMBAHAN KUTUB FUAD RAHIM SITOMPUL

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II DASAR TEORI. arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

Klasifikasi Motor Listrik

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH GENERATOR DAN MOTOR

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUATAN SHUNT DENGAN INTEGRAL SIKLUS KONTROL ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU ).

KONSTRUKSI GENERATOR DC

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

Bahan Sidang Tugas Akhir STUDI PENGEREMAN SECARA DINAMIS PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN MIKROKONTROLLER

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC PENGUAT LUAR TERHADAP POSISI SIKAT

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

HANDOUT MESIN-2 LISTRIK

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Mekatronika Modul 7 Aktuator

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. putaran dari motor. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Transkripsi:

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA Email: samsontambunsaribu@yahoo.com Abstrak Motor arus searah (DC) adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah dan menghasilkan energi mekanis dalam bentuk putaran. Motor arus searah digunakan secara luas pada berbagai motor penggerak dan pengangkut dengan kecepatan yang bervariasi. Gerak atau putaran yang dihasilkan oleh motor arus searah diperoleh dari interaksi dua buah medan yang dihasilkan oleh bagian jangkar (armature) dan bagian medan (field) dari motor arus searah. Pada prinsipnya motor sangat membutuhkan proses penghentian putaran yang cepat, yang mana proses penghentian ini disebut dengan pengereman. Dalam pengereman ada beberapa metode yang kita kenal, diantaranya adalah metode pengereman dinamis, pengereman regeneratif dan pengereman plugging. Tulisan ini akan membahas pengaruh posisi sikat terhadap waktu pengereman pada motor arus searah penguatan shunt dengan menggunakan metode dinamis. Dari hasil pengujian dan perhitungan dapat dilihat bahwa perubahan posisi sikat berpengaruh terhadap waktu pengereman. Demikian juga halnya dengan tahanan pengereman, tahanan pengereman berbanding lurus dengan waktu pengereman. Pada pengereman dinamik untuk tahanan pengereman yang sama, waktu pengereman tercepat berada pada posisi sikat -30 0 yaitu sebesar 2,770 detik dan waktu pengereman terlama berada pada posisi sikat +30 0 yaitu sebesar 16,657 detik. Kata Kunci : sikat, pengereman, motor dc, metode dinamis. 1. Pendahuluan Motor arus searah (motor DC) berfungsi mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik sebagai motor arus searah maupun generator arus searah. Motor DC menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dalam dunia industri sistem produksi yang memerlukan kecepatan, ketepatan namun konsumsi daya yang efisien sangat diperlukan. Seperti pemakaian motor DC dalam memproduksi, mengangkat dan menurunkan atau pun menggerakkan perangkat mesin. Namun tidak setiap saat motor DC berputar perlu dilakukan yang namanya penghentian putaran atau yang disebut dengan pengereman. Pengereman dapat dilakukan dengan menggunakan pengereman mekanis. Namun pengereman dengan cara ini dinilai kurang efektif. Permasalahan yang dihadapi dalam pengereman mekanis ini adalah jika motor yang direm berputar dengan sangat cepat maka gesekan yang terjadi pada rem akan membuat temperatur rem sangat panas. Sehingga pada keadaan ini rem membutuhkan waktu yang lama untuk kembali dingin dan dapat beroperasi kembali. Oleh karena itulah penting dilakukan pengereman secara elektrik. Pengereman elektrik dapat memperlambat motor yang sedang berputar dan menghentikannya dalam waktu yang singkat dan pulih dalam waktu yang singkat pula. Metode pengereman elektrik yang dimaksud adalah metode pengereman dinamis. Pada motor DC, pengaturan posisi sikat dalam mengantisipasi reaksi jangkar ternyata berpengaruh pada unjuk kerja, efisiensi dan torsi dari motor tersebut. Maka dengan mengatur posisi sikat-sikat pada komutator akan dapat meningkatkan performansi dari motor DC tersebut sehingga motor DC dapat bekerja lebih baik. Akibat dari pengaturan posisi sikat ini tentu juga akan berpengaruh terhadap besar kecilnya arus yang mengalir pada jangkarnya. Dengan berubahnya besar nilai arus pada jangkar akan sangat mempengaruhi terhadap cepat lambatnya waktu pengereman. Tulisan ini akan membahas tentang pengaruh posisi sikat terhadap waktu pengereman pada motor arus -79- copyright @ DTE FT USU

searah penguatan shunt dengan menggunakan metode dinamis. 2. Pengereman Pada Motor DC Shunt Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran pada bagian yang disebut rotor. Pada motor arus searah shunt kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan medan terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan kumparan rotor. Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Motor arus searah shunt [2] Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt : V t E a + Ia Ra.................(1) V sh V t I sh. R sh...............(2) I L I a + I sh....................(3) Pada motor arus searah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan bidang netral bertujuan untuk menghindari percikan bunga api yang mungkin timbul. Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat ini akan memperburuk melemahnya fluksi akibat reaksi jangkar mesin. Seperti yang terlihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2(a) diperlihatkan kondisi ketika bidang netral mesin bergeser (lihat gambar segitiga ggm), sedangkan pada Gambar 2(b) terlihat bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat mesin. Akibat pergeseran tersebut terlihat ggm resultannya melemah sedemikian rupa. (a) (b) Gambar 2. Pelemahan GGM akibat pergeseran bidang netral [5] Masalah yang sering timbul dalam motor DC adalah peletakan dari posisi sikat. Adanya reaksi medan magnit pada jangkar membuat posisi sikat pada komutator motor DC berubah. Ada motor DC yang posisi sikatnya dapat diatur sesuai kondisi yang diinginkan. Pengaturan posisi sikat dalam mengantisipasi reaksi jangkar ternyata berpengaruh pada unjuk kerja, efisiensi dan torsi dari motor tersebut. Maka dengan mengatur posisi sikat-sikat pada komutator akan dapat meningkatkan performansi dari motor DC tersebut sehingga motor DC dapat bekerja lebih baik. Akibat dari pengaturan posisi sikat ini tentu juga akan berpengaruh terhadap besar kecilnya arus yang mengalir pada jangkarnya. Dengan berubahnya besar nilai arus pada jangkar akan sangat mempengaruhi terhadap cepat lambatnya waktu pengereman. Pada pengereman motor searah shunt, untuk dapat menghentikan putaran motor dalam waktu yang relatif singkat maka kita perlu melakukan pengereman. Pengereman pada motor arus searah (DC) dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: pengereman plugging, pengereman regeneratif, dan pengereman dinamis. Pengereman dinamis merupakan salah satu metode pengereman motor listrik yang sangat praktis dan memberikan gaya pengereman yang sangat baik. Dengan alasan itu maka pengereman ini sangat baik digunakan pada sistem pengereman untuk waktu yang sangat singkat karena motor dapat berhenti dengan cepat. Pengereman ini dilakukan dengan memutuskan suplai tegangan ke sebuah motor yang sedang berputar (berjalan) lalu -80- copyright @ DTE FT USU

dihubungkan dengan sebuah tahanan pada terminal jangkarnya. Energi yang dimiliki oleh jangkar yang diakibatkan oleh perputaran akan dilepas melalui tahanan dalam bentuk panas yang menyebabkan kecepatan motor berkurang dan akhirnya berhenti. Pada pengereman dinamis sesaat setelah dilakukan pengereman, tahanan pengereman akan terhubung ke rangkaian jangkar motor. Arus yang mengalir pada saat itu tidak akan turun secara drastis, namun secara perlahan. Penurunan arus ini diakibatkan oleh adanya ggl induksi pada kumparan jangkar sebelum pengereman. Ketika pengereman dilakukan, besar arus yang mengalir pada waktu pengereman dinamis motor arus searah penguatan shunt dirumuskan sebagai berikut [7]: Ia rem.................... (4) Ketika sebuah motor yang sedang berputar dilepaskan dari suatu sumber, motor tersebut memiliki energi karena motor masih berputar. Besar energi listrik yang dibangkitkan tergantung pada kecepatan motor saat dilepaskan dari sumber pencatu. Karena fluksi sisa pada belitan medan dan putaran masih ada sehingga motor tersebut akan berfungsi sebagai generator. Motor akan membangkitkan tagangan induksi yang berbanding lurus dengan kecepatan. 3. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. Penelitian kasus dilakukan dengan melakukan pergeseran sikat sebesar -30 0, -20 0, -10 0, 0 0, +20 0, +30 0 pada motor arus searah shunt. Setelah pengujian, selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan arus, waktu dan torsi pada posisi sikat -30 0, -20 0, -10 0, 0 0, +20 0, +30 0 pada motor arus searah penguatan shunt. Adapun perhitungan arus, waktu dan torsi menggunakan persamaan sebagai berikut [7] : I a,rem t ω I a,rem1+i a,rem2+i a,rem3 (Ampere) t 1+ t 2+ t 3 (detik) ( ) x 2π rad/sec T rem Ea x Ia,rem N-m Rangkaian percobaan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. AC P T D C V MC 1 MC1 MC 2 MC2 R sh A CB OFF START MC2 J K MC1 BRAKE MC2 Ra A M GA HB MC1 MC 2 Gambar 3. Rangkaian pengereman dinamis motor arus searah penguatan shunt Adapun prosedur pengujian pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peralatan dirangkai seperti pada Gambar 3 dan posisi sikat pada 0 0. 2. Atur tahanan pengereman sebesar 20 Ω pada tahanan geser. 3. Tekan tombol START. 4. Atur tegangan suplai sampai motor mencapai putaran 1400 rpm, kemudian catat besar tegangan suplai Vt, arus medan I f, dan arus jangkar I a sebelum pengereman. 5. Tekan tombol BRAKE dan catat waktu pengereman mulai dari tombol BRAKE ditekan sampai putaran motor menjadi nol. Catat juga arus jangkar pada saat pengereman. 6. Saat putaran motor mencapai nol tekan tombol OFF. 7. Prosedur yang sama dilakukan untuk besar tahanan pengereman yang lain yakni 30 Ω, 40 Ω, 50 Ω, dan 60 Ω. Rp -81- copyright @ DTE FT USU

8. Matikan suplai tegangan lalu atur posisi sikat sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian ulangi langkah 2 sampai langkah 7 hingga diperoleh data tiap posisi sudut yang diinginkan. 9. Percobaan selesai. 4. Hasil dan Pembahasan Motor yang digunakan pada pengujian ini adalah motor arus searah AEG 1,2 KW dengan spesifikasi sebagai berikut: V 220 Volt IL 7,1 A Ish 0,177A N 1400 rpm Lap Winding Jumlah Kutub 2 Komutator 81 Kelas Isolasi B Tahanan Medan Shunt (J-K) 1,25 kω Tahanan Jangkar (GA-HB) 3,8 Ω Dari pengujian yang dilakukan maka diperoleh data-data pada Tabel 1 sampai Tabel 6. Pada pengujian ini posisi sikat (+10 0 ) tidak dilakukan pengujian karena pada posisi tersebut motor tidak berputar sampai pada kecepatan yang diinginkan 1400 rpm. 1. Posisi Sikat -30 0 Vt 143 Volt Ia 2,21A If 0,12A n 1400 rpm Tabel 1. Data pengereman dinamis pada posisi sikat -30 0 Ia rem T Ia rem t Ia rem t 20 3,45 2,712 3,43 2,795 3,47 2,805 30 2,87 2,998 2,92 2,912 2,88 3,021 40 1,96 3,781 1,96 3,882 1,97 3,821 50 1,82 4,453 1,84 4,325 1,80 4,201 60 1,45 4,846 1,44 4,761 1,46 4,898 2. Posisi Sikat -20 0 Vt 100 Volt Ia 2,06A If 0,08A n 1400 rpm Tabel 2. Data pengereman dinamis pada posisi sikat -20 0 Ia rem t Ia rem t Ia rem t 20 2,85 3,841 2,86 3,779 2,85 3,821 30 2,26 4,479 2,26 4,585 2,26 4,298 40 1,76 4,878 1,77 4,752 1,76 4,601 50 1,42 5,271 1,47 5,053 1,45 5,532 60 1,08 5,795 1,02 5,498 1,05 5,925 3. Posisi Sikat -10 0 Vt 75 Volt Ia 2,01A If 0,06A n 1400 rpm Tabel 3. Data pengereman dinamis pada posisi sikat -10 0 Ia rem t Ia rem t Ia rem T 20 2,37 6,980 2,35 6,883 2,31 6,715 30 1,49 7,398 1,47 7,431 1,49 7,271 40 1,18 8,906 1,18 8,548 1,16 9,218 50 1,02 10,239 1,05 10,382 1,00 10,112 60 0,88 11,317 0,87 11,537 0,88 11,263 4. Posisi Sikat 0 0 Vt 62 Volt Ia 2,12A If 0,05A n 1400 rpm Tabel 4. Data pengereman dinamis pada posisi sikat 0 0 Ia rem t Ia rem t Ia rem T 20 1,62 7,585 1,62 7,721 1,63 7,467 30 1,41 8,109 1,40 8,267 1,41 8,158 40 1,01 8,315 1,01 83,49 1,00 8,292 50 0,87 9,872 0,87 9,971 0,85 9,568 60 0,46 10,147 0,46 10,101 0,46 10,849 5. Posisi sikat 20 0 Vt 60 Volt Ia 8,56A If 0,05A n 1400 rpm Tabel 5. Data pengereman dinamis pada posisi sikat 20 0 Ia rem t Ia rem t Ia rem t 20 1,53 9,914 1,52 9,856 1,52 9,937 30 1,15 10,152 1,15 10,538 1,17 10,361 40 0,97 10,531 0,94 10,469 0,96 10,667 50 0,74 11,076 0,75 11,189 0,74 10,982 60 0,62 12,257 0,62 12,519 0,60 11,992 6. Posisi Sikat 30 0 Vt 42 Volt Ia 5,19A If 0,04A n 1400 rpm Tabel 6. Data pengereman dinamis pada posisi sikat 30 0 Ia rem t Ia rem t Ia rem t 20 1,01 15,162 1,01 14,982 1,03 15,241 30 0,78 15,283 0,79 15,389 0,78 15,441 40 0,63 15,508 0,64 15,447 0,64 15,639 50 0,49 16,143 0,48 16,274 0,48 15,973 60 0,45 16,762 0,45 16,771 0,45 16,439-82- copyright @ DTE FT USU

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengujian diatas diambil satu contoh data untuk dilakukan perhitungan untuk mendapatkan arus pengereman, waktu pengereman dan torsi pengereman. Misalnya : Posisi Sikat -30 0 Dari data-data sebelum pengereman diperoleh : I L I f + I a 0,12 + 2,21 2,33A E a V t (I a x R a ) E a 143 (2,21 x 3,8) E a 134,602 Volt Dari hasil pengujian (Tabel 1) diambil nilai rata-ratanya : Misal : Data 1 pada Tabel 1 data pengereman dinamis pada posisi sikat -30 0 I a,rem I a,rem1+i a,rem2+i a,rem3 3,45 +3,43 + 3,47 3,45A t t1+ t2+ t3 2,770 detik 2,712 + 2,795 + 2,805 ω ( ) x 2π rad/sec maka, T rem x 2π 146,533 rad/sec Ea x Ia,rem 134,602 x 3,45, 3,16 N-m Cara perhitungan yang sama dilakukan untuk data yang lain sehingga didapatkan hasilnya seperti pada Tabel 7: Tabel 7. Hasil perhitungan untuk masingmasing posisi sikat pengereman dinamis Posisi Sikat -30 0-20 0 I a,rem T rem (Ohm) (Amp) t(det) (N-m) 20 3,45 2,770 3,16 30 2,89 2,977 2,65 40 1,96 3,828 1,80 50 1,82 4,326 1,67 60 1,45 4,835 1,33 20 2,85 3,813 1,79 30 2,26 4,454 1,42 40 1,76 4,743 1,10 50 1,44 5,285 0,90 60 1,05 5,739 0,66 Posisi Sikat -10 0 0 0 +20 0 +30 0 I a,rem T rem (Ohm) (Amp) t(det) (N-m) 20 2,34 6,859 1,07 30 1,47 7,366 0,67 40 1,17 8,890 0,53 50 1.02 10,244 0,46 60 0,87 11,372 0,39 20 1,62 7,591 0,59 30 1,40 8,178 0,51 40 1,00 8,318 0,36 50 0,86 9,803 0,31 60 0,46 10,365 0,16 20 1,52 9,902 0,28 30 1,15 10,350 0,21 40 0,95 10,555 0,17 50 0,74 11,082 0,13 60 0,61 12,256 0,11 20 1,01 15,128 0,15 30 0,78 15,371 0,11 40 0,62 15,531 0,09 50 0,48 16,130 0,07 60 0,45 16,657 0,06 Dari Tabel 7 hasil perhitungan pengereman dinamis pada masing-masing posisi sikat didapat grafik sebagai berikut : Arus Pengereman (Amp) 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Tahanan Pengereman vs Arus Pengereman 0 20 40 60 80 Tahanan Pengereman (Ohm) Sikat (-30) Sikat (-20) Sikat (-10) Sikat (0) Sikat (+20) Sikat (+30) Gambar 4. Grafik tahanan pengereman terhadap arus pengereman Dari grafik pada Gambar 4 dapat kita lihat bahwa tahanan pengereman berbanding terbalik dengan arus pengereman untuk masing - masing posisi sikat. Demikian juga halnya dengan grafik pada Gambar 5 tahanan pengereman berbanding terbalik dengan torsi pengereman. Semakin besar tahanan pengereman maka arus dan torsi pengereman semakin kecil. -83- copyright @ DTE FT USU

Torsi Pengereman (N-m) Gambar 5. Grafik tahanan pengereman terhadap torsi pengereman Grafik pada Gambar 6 menunjukkan bahwa tahanan pengereman berbanding lurus dengan waktu pengereman. Semakin besar tahanan pengereman maka waktu pengereman semakin besar, artinya dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk tahanan pengereman yang lebih besar. Waktu Pengereman (det) 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Tahanan Pengereman vs Torsi Pengereman 0 20 40 60 80 Tahanan Pengereman Tahanan Pengereman vs Waktu Pengereman 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 20 40 60 80 Tahanan Pengereman (Ohm) Sikat (-30) Sikat (-20) Sikat (-10) Sikat (0) Sikat (+20) Sikat (+30) Sikat (-30) Sikat (-20) Sikat (-10) Sikat (0) Sikat (+20) Sikat (+30) Gambar 6. Grafik tahanan pengereman terhadap waktu pengereman 6. Daftar Pustaka [1] Wijaya, Mochtar, Dasar-dasar Mesin Listrik, Penerbit Djambatan, 2001. [2] Kadir Abdul., Mesin Arus Searah, Djambatan, Jakarta, 1980. [3] Theraja B.L., A Text Book of Electrical Technology, Nurja Construction & Development, New Delhi, 1980. [4] Mehta V.K dan Rohit., Principles of Elektrical Mechines, S.Chand dan Company LTD, Ram Nagar New Delhi, 2002. [5] Siahaan, R. 2012. Studi Pengaruh Perubahan Posisi Sikat Terhadap Efisiensi Motor DC Shunt, (Skripsi). Fakultas Teknik, Univesitas Sumatera Utara. [6] Stephanus A. Ananda, dkk. 2003. Studi Karakteristik Motor DC Penguat Luar Terhadap Posisi Sikat. Jurnal Teknik Elektro. Vol 3. Nomor2,http://puslit.petra.ac.id. [7] Deshpande M.V, Electric Motors Applications And Control, A.H.Wheeler & C.O. Private Limited, Bombay,1985. [8] Sitinjak, R.E. 2008. Perbandingan Pengereman Motor DC Penguatan Seri Dengan Metode Dinamis dan Plugging, (Skripsi). Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. [9] Purba, Richard N. 2010. Analisa Perbandingan Pengaruh Tahanan Pengereman Dinamis Terhadap Waktu Antara Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang Dengan Penguatan Kompon Pendek. Medan: Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 5. Kesimpulan Dari pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada pengereman dinamis motor arus searah penguatan shunt, besar tahanan pengereman sebanding dengan lama waktu pengereman. 2. Semakin besar arus pengereman maka waktu pengereman akan semakin cepat. 3. Untuk besar tahanan yang sama pada pengereman dinamis motor arus searah penguatan shunt, waktu pengereman tercepat berada pada posisi sikat -30 0 yaitu sebesar 2,770 detik. -84- copyright @ DTE FT USU