BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG JAWAB HUKUM ANTARA BANK DENGAN KONSUMEN DALAM PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Salah satu sektor yang di kembangkan adalah sektor ekonomi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

KREDIT TANPA JAMINAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara. kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank di kenal sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pembangunan nasional Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencapai berbagai kemajuan termasuk dibidang ekonomi yang cukup tinggi dan tingkat inflasi yang terkendali. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi moneter di Indonesia memberikan gambaran nyata betapa peran strategi sektor perbankan sangat penting. Ketika sektor perbankan terpuruk, perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal. 1 1 Nurul Wardhani, 2010, Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Kuwarasan Cabang Gombang, Surakarta: Jurnal Hukum, hal.17. 1

2 Lembaga keuangan merupakan bagian terpenting dan sangat berpengaruh terhadap kelancaran perekonomian di Indonesia, baik dilihat dari segi mikro maupun makro. Sebagai negara berkembang demi kelancaran perekonomian Indonesia dipengaruhi dengan perbankan yang baik. Menurut Undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Bank umum adalah bank yang menjalankan semua kegiatan usahanya secara konvensiaonal dan berdasarkan atas prinsip-prinsip syariah. Sedangkan bank perkreditan rakyat adalah lembaga keuangan yang memberikan pelayanan simpan pinjam berupa deposito berjangka panjang yang nantinya digunakan oleh bank pengkreditan rakyat sebagai dananya. Semakin pentingnya bank untuk kebutuhan masyarakat dan meningkatnya perekonomian, maka diketahuilah pula bahwa fungsi bank yaitu sebagai penghimpunan dana bagi masyarakat serta menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat. Penyaluran dana yang diberikan bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit. 2 Kredit merupakan bentuk penyaluran atau memperoleh dana secara cepat. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, (Hasibuan, 2008:87). Jadi kredit merupakan bentuk pinjaman oleh nasabah kepada bank dalam bentuk uang maupun barang dengan adanya perjanjian oleh nasabah kepada bank dalam bentuk uang maupun barang dengan adanya 2 Nur Suci Atmawati, 2015, Analisis Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Rangka Mengurangi Non Perfoming Loan, Malang: Jurnal Administrasi Bisnis, hal.1-2.

3 perjanjian, waktu pinjaman yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Sedangkan kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan oleh seseorang atau badan usaha (Kasmir, 2008:110). Kredit konsumtif terdiri dari kredit modal pribadi, kredit perumahan, kredit barang-barang kebutuhan rumah tangga, kredit kendaraan bermotor dan kredit lainnya yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Salah satu jenis kredit yang sampai saat ini masih diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). KPR oleh bank dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu KPR Bersupsidi dan KPR Non Subsidi. Kredit ini sangat diminati oleh masyarakat mengingat bahwa rumah adalah kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan adanya KPR Bersubsidi yang disubsidikan khusus oleh pemerintah yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Masyarakat Berpenghasilan Menegah (MBM), Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Wiraswasta, dan Wiraswasta yang merupakan kepemilikan rumah pertama (btn.co.id). pada saat pemberian kredit membutuhkan sebuah sistem yang digunakan untuk memantau pemberian kredit tersebut. 3 Pemberian kredit berarti pemberian kepercayaan. Kepercayaan dari pihak pemberi mengandung arti bahwa pihak penerima akan mempergunakan prestasi yang diterimanya sesuai dengan tujuan yang telah disepakati dan 3 Wulan Angka Sari & Raden Rustam Hidayat, 2016, Analisis Sistem Prosedur Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah BTN Bersupsidi Dalam Usaha Mendukung Pengendalian Manajemen Kredit, Jurnal Administrasi Bisnis, hal.92.

4 mempunyai kemampuan atau kesanggupan untuk mengembalikan prestasi tersebut pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang. Pelepasan kredit berarti menghadapi kemungkinan-kemungkinan tertimpa resiko dan di segi lain pendapatan bank terutama berasal dari kegiatan kredit. kredit baru diluncurkan setelah ada suatu kesepakatan tertulis, walaupun mungkin dalam bentuk yang sangat sederhana antara pihak kreditur sebagai pemberi kredit dengan pihak debitur sebagai penerima kredit. Kesepakatan tertulis ini sering disebut dengan perjanjian kredit (credit agreement, loan agreement). 4 Untuk dapat melaksanakan kegiatan secara sehat dan terjaminnya penyaluran kredit maka bank didalam penyaluran kredit harus memenuhi prinsip 5 C, 3 R, yang terdiri dari : Prinsip 5 C yaitu : 1. Character (watak), calon debitur merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dan merupakan unsur yang terpenting. 2. Capacity (kemampuan), bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. 3. Capital (modal), bank harus meneliti modal calon debitur selain besarannya juga strukturnya. 4. Collateral (jaminan), jaminan yang diberikan oleh calon debitur akan diikat dengan hak atas jaminan sesuai jenis jaminan yang diserahkan. 4 Munir Fuady, 2002, Hukum Perkreditan Kontemporer, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, hal.31.

5 5. Condition of economy (kondisi ekonomi), menjadi pertimbangan bagi bank karena akan berdampak baik secara positif maupun negatif terhadap usaha calon debitur. Prinsip 3 R yaitu : 1. Returns atau returing (tentang hasil yang dicapai), sejauh mana calon debitur dapat diperkirakan memperoleh pendapatan yang cukup untuk mengembalikan kredit beserta kewajibannya (bunga dan biaya-biaya). 2. Repayment (tentang pembayaran kembali), kemampuan calon debitur untuk mengembalikan kredit harus dapat diperkirakan. 3. Risk bearing ability (tentang kemampuan untuk menanggung resiko), kemampuan calon debitur untuk menanggung resiko, dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan atas usaha debitur. Prinsip-prinsip diatas merupakan indikator bagi pihak bank dalam menilai calon debiturnya sebelum dibuatnya perjanjian kredit. Prinsip ini berlaku umum dalam dunia perbankan dan diterapkan untuk menjamin penyaluran kredit sesuai fungsi dan tujuannya, serta menghindari kerugian pihak bank ataupun munculnya kredit bermasalah. Pada prakteknya dalam pelaksanaan perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR), banyak terjadi debitur tidak melakukan apa yang dijanjikannya, atau melanggar perjanjian yang dinyatakan wanprestasi, bila debitur melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya seperti :

6 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya 2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan 3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat 4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya 5 Jika debitur sebagai pihak yang wajib memenuhi kewajibannya tidak melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian, maka kreditur yang merasa di rugikan oleh sikap debitur tersebut, dapat melakukan permintaan ganti rugi yang diderita oleh kreditur, sehingga debitur harus bertanggung jawab atas dasar wanprestasi dan bisa juga dapat bertanggung jawab atas perbuatannya jika debitur ataupun kreditur melakukan perbautan melawan hukum. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menyusunnya menjadi sebuah skripsi dengan judul TANGGUNG JAWAB HUKUM ANTARA BANK DENGAN KONSUMEN DALAM PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH. B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan permasalahan yang akan diteliti serta untuk mencapai tujuan penelitian yang lebih mendalam dan terarah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 5 Subekti, 1983, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Intermasa, hal.45.

7 1. Bagaimana proses perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank BTN Kantor Cabanag Solo? 2. Bagaimana peraturan yang berlaku pada pihak bank serta hak dan kewajiban pihak bank dengan nasabah dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank BTN Kantor Cabanag Solo? 3. Bagaimana tanggung jawab hukum dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah jika salah satu pihak melakukan kesalahan? C. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Tujuan dalam suatu penelitian menunjukan kualitas dan nilai penelitian tersebut. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengatahui proses perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank BTN Kantor Cabang Solo. 2. Untuk mengetahui peraturan yang berlaku pada pihak bank serta hak dan kewajiban pihak bank dengan konsumen (nasabah) dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank BTN Kantor Cabang Solo. 3. Untuk mengetahui tanggung jawab hukum dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah jika salah satu pihak melakukan kesalahan.

8 D. Manfaat Hasil Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Bagi Penulis Pribadi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, penambahan wawasan bagi penulis, khususnya agar penulis lebih memahami dengan baik mengenai tanggung jawab hukum antara bank dan nasabah dalam pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah. 2. Manfaat Bagi Masyarakat Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan serta pencerahan kepada masyarakat luas sehingga dapat dijadikan pedoman untuk masyarakat, jika sewaktu-waktu di dalam melakukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mendapati suatu permasalah, yang tidak dapat dipungkiri hal tersebut masih dapat terjadi, hal ini memiliki keterkaitan dengan tanggung jawab hukum antara Bank dan Nasabah dalam pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah. 3. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan di bidang hukum, khususnya hukum yang berkaitan dengan proses pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang didasarkan pada peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberian kredit ini.

9 E. Metode Penelitian Penelitian (research) berarti pencarian kembali, pencarian yang dimaksud dalam buku ini adalah pencarian terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah), karena hasil dari pencarian ini akan dipakai untuk menjawab permasalahan tertentu. 6 Sehingga dalam metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode normatif. Penelitian normatif adalah sebagai usaha mendekatkan masalah yang diteliti dengan sifat hukum normatif. 7 Sehingga pada penelitian ini penulis akan mencari dan menganalisis kaidah-kaidah dan norma-norma hukum yang terkandung dalam suatu peraturan perundang-undangan mengenai tanggung jawab hukum antara bank dengan konsumen dalam pelaksanaaan prjanjian Kredit Pemilikan Rumah. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu menggambarkan secara jelas, sistematis dan menyeluruh terhadap perjanjian, hak dan kewajiban, serta bentuk tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melakukan kesalahan dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah. 6 7 Amiruddin & Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.19. Hadikusuma Hilman, 1995, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Penerbit Mandar Maju, hal.60.

10 3. Sumber Data Penulis dalam penelitian ini akan menggunakan data sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan digunakan untuk mendapatkan data sekunder yaitu mencakup dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 8 Sehingga dapat dikaitkan dengan data primer yang diperoleh dari penelitian yang penulis dapatkan. Data sekunder terdiri dari beberapa bahan yaitu : 1) Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu norma atau kaidah dasar, peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan adalah : a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). b) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.21/PRT/M/2016 tentang Kemudahan dan/ atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. 9 Bahan hukum sekunder meliputi bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku bacaan, laporan-laporan, hasil penelitian hukum, karya ilmiah dan 8 9 Amiruddin & Zainal Asikin, Op. Cit., hal.30. Ibid. hal.32.

11 lain-lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 3) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, ensiklopedia. 10 b. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dapat diperoleh melalui : 1) Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini mengambil lokasi di PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Kantor Cabang Solo 2) Subjek Penelitian a) Pihak Bank Tabungan Negara (BTN). b) Pihak konsumen (debitur) yang melakukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 4. Metode Penggumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dimaksud di atas menggunakan teknik sebagai berikut : a. Studi kepustakaan Kegiatan mengumpulkan data dengan memeriksa atau mencari dokumen-dokumen atau kepustakaan yang dapat memberikan 10 Ibid, hal.32.

12 informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti. 11 Penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data sekunder, yang dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginvestigasi, dan mempelajari bahan hukum primer serta bahan hukum tersier yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder. b. Studi Lapangan Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan dan melengkapi data primer, yang dilakukan dengan cara : 1) Observasi Observasi adalah suatu pengamatan, pencatatan yang sistematis dengan fenomena penyidikan dengan alat indra. 12 Dalam penelitian ini observasi yaitu melakukan pengamatan serta pencatatan terhadap hasil wawancara, dalam catatan proses pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR), serta hak dan kewajiban kreditur, debitur dan tanggung jawab hukum dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 11 12 M.Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal.101. Sutrisno Hadi, 1982, Metodelogi Research, Yogyakarta : Yayasan penerbitan Fakultas Psikologi UGM, hal.136.

13 2) Wawancara Wawancara adalah cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. 13 yang dimaksud dengan bertanya langsung dengan yang diwawancarai yaitu wawancara secara langsung terhadap berbagai pihak yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum dalam pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah. 5. Tehnik Analisis Data Analisis data yang digunakan oleh penulis yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode dan tehnik pengumpulan data dengan cara memakai dan menganalisis data sekunder yang berupa peraturan perundang-undangan, dokumen, buku kepustakaan dan literatur lainnya yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum antara bank dengan konsumen dalam pelaksanaan kredit pemilikan rumah. Setelah itu data sekunder tadi dipadukan dengan data primer yang diperoleh langsung dari studi lapangan oleh penulis yang berupa hasil wawancara dengan responden atau narasumber yang bersangkutan, sehingga dapat dilakukan pengumpulan data dan penyusunan data secara sistematis dan dapat menguraikannya dengan teratur sehingga dapat dicari pemecahan yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. 13 Amiruddin & Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Mataram: Devisi Buku Perguruan Tinggi PT.Raja Grafindo, hal.19.

14 F. Sistematika Penelitian Hukum Untuk mempermudah pemahaman mengenai pembahasan dan memberikan gambaran mengenai sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penelitian hukum, maka penulis menyusunnya dalam 4 (empat) bab dimana tiap-tiap bab dibagi dalam sub-sub bagian yang dimaksud untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Hasil Penelitian E. Krangka Pemikiran F. Metode Penelitian G. Sistematika Penelitian Hukum BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank B. Pengertian Nasabah C. Pengertian Perjanjian Kredit D. Pengertian Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah E. Pihak-Pihak Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah F. Perjanjian Antara Bank dan Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah

15 G. Hak dan Kewajiban Para Pihak H. Tanggung Jawab Hukum atas Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum I. Peraturan yang Berlaku Pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah J. Berakhirnya Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) B. Peraturan yang Berlaku pada Pihak Bank serta Hak dan Kewajiban Pihak Bank dengan Nasabah dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah. C. Tanggung Jawab Hukum dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah jika Salah Satu Pihak Melakukan Kesalahan. BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN