BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. satu obat Anti Inflamasi Non Steroid yang dapat mengatasi nyeri akibat penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit ulkus peptikum (tukak peptik) terdiri dari ulkus gaster dan ulkus

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tukak lambung merupakan salah satu bentuk tukak peptik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sebesar 90% (Dodge, 1993). Ulkus gaster berukuran lebih besar dan lebih menonjol sehingga pada pemeriksaan autopsi lebih sering atau mudah dijumpai di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kesehatan, tetapi juga budaya. Budaya minum jamu ini masih terpelihara di

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sensitivitas terhadap nyeri. Ekspresi COX-2 meningkat melalui mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2,3% pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan tumbuh-tumbuhan, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cyclooxygenase (COX). OAINS merupakan salah satu obat yang paling. banyak diresepkan. Berdasarkan survey yang dilakukan di Amerika

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG DRINGO (Acorus calamus L.) TERHADAP TUKAK USUS TIKUS YANG DIINDUKSI OLEH INDOMETASIN

BAB I PENDAHULUAN. Hepatotoksisitas merupakan kerusakan pada hati yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat anti inflamasi nonosteroid (OAINS) merupakan kelompok obat yang paling banyak dikonsumsi diseluruh dunia untuk mendapatkan efek analgetik, antipiretik dan anti inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan dan digunakan tanpa resep dokter. Salah satu obat OAINS yang sering digunakan dan merupakan prototipe awal adalah acidum asetilo salicilicum (asetosal) (Wilmana dan Gan, 2007). Asetosal oleh masyarakat sering digunakan untuk mengobati nyeri sendi seperti rhematoid arthritis dan analgesik. Obat-obat ini dapat mempunyai efek iritasi pada mukosa lambung, berakibat perdarahan lambung yang berakhir dengan timbulnya tukak lambung (Tarigan, 2006 ; Hirlan, 2006). Tukak lambung dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan dari faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (sekresi mukosa, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan regenerasi epitel). Salah satu contoh yang dapat sebagai penyebab terjadinya tukak lambung adalah asetosal yang merupakan suatu Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang sejak lama banyak digunakan sebagai analgesik pilihan pertama. Hal yang dapat ditimbulkan akibat tukak lambung yaitu terjadi kematian sel atau nekrosis yang menyebabkan reaksi inflamasi (Neal, 2006). Tukak lambung adalah kerusakan pada jaringan mukosa, sub mukosa sampai lapisan otot lambung, penyebab tukak lambung diantaranya hipersekresi asam lambung sehingga terjadi kerusakan mukosa pada lambung (Ramakrishnan dan Salnas, 2007). Cara pencegahan terbentuknya tukak lambung diantaranya dengan cara pemberian obat yang 1

dapat berfungsi sebagai sitoprotektif pada mukosa lambung, penghambatan pompa proton atau antagonis-h2, analog prostaglandin dan penurunan motilitas lambung (Neal, 2006). Obat sitoprotektif (pelindung mukosa) merupakan obat yang berfungsi sebagai lapisan pelindung mukosa lambung. Salah satu obat sitoprotektif mukosa lambung yang sering digunakan adalah sukralfat. Penggunaan sukralfat sebagai obat kimia bukan berarti tanpa risiko. Resiko dan efek samping yang sering ditimbulkan dan perlu mendapat perhatian diantaranya konstipasi, insomnia, gatal-gatal, sakit perut dan muntah. Oleh sebab itulah perlu alternatif obat pengganti yang lebih aman, yang salah satunya berasal dari herbal (BPOM, 2008). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 121/MEI/KES/SK/III/2008 menyatakan bahwa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang aman maka digunakan medik herbal sebagai bagian dari pengobatan komplementer alternatif (DepKes, 2008). Tanaman herbal bisa berupa daun-daunan, kulit batang, buah, serta rimpang (akar-akaran). Di Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman tumbuhan, sekitar 940 jenis tanaman diantara puluhan ribu jenis tanaman yang telah diketahui mempunyai khasiat sebagai obat. Dari semua jumlah tersebut baru 250 jenis yang sudah dimanfaatkan dalam industri jamu dan dijadikan alternatif obat tradisional seperti rimpang kunyit, akar manis dan kelor. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) mempunyai kandungan curcumin yang mampu meningkatkan sekresi musin lambung yang berfungsi sebagai gastroprotektif karena kurkumin mempunyai efek sebagai anti inflamasi, menghambat sekresi asam lambung dan mencegah pertumbuhan H. Pylori yang dapat menyebabkan gastric ulcer (Chatterjee, 2012). Akar manis (G. glabra Linn.) mempunyai kandungan saponin yang lebih dikenal dengan Glycyrrhetic acid yang berfungsi sebagai gastroprotektif (Depkes RI, 2

1979). Gliserisin adalah konstituen aktif yang mempunyai aktivitas anti ulkus dengan cara menginhibisi 15-hidroksi prostaglandin dehidrogenase dan prostaglandin reduktase. Penghambatan kedua enzim tersebut merangsang terjadinya peningkatan konsentrasi prostaglandin E dan F2α dilambung sehingga memacu penyembuhan tukak peptik dan mempunyai efek sitoprotektif pada mukosa lambung (WHO, 2002; Wijayanti, 2013). Kelor (M. oleifera Lam.) pada bagian daun mengandung turunan flavonoid yaitu kuersetin yang berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, menghambat kerusakan mukosa lambung atau gastroprotektif dengan cara menstabilkan sel mast, menghambat peroksida lipid, meningkatkan aktivitas glutation, meningkatkan indeks infiltrasi neutrofil, meningkatkan aktivitas myeloperoxidase, meningkatkan jumlah senyawa non protein SH pada mukosa (agen antioksidan), meningkatkan glikoprotein lendir lambung melalui mekanisme stimulasi prostaglandin dan penghambatan produksi leukotrien (Kemenkes RI, 2010; Daniel, 2006; Harborne, 2000). Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengkombinasikan 3 macam tanaman obat diatas agar dapat dihasilkan efek terapeutik yang bersinergik dan menguntungkan. Produk kombinasi merupakan produk yang mengandung 2 atau lebih unsur obat dalam satu unit sediaan. Obat dalam bentuk tunggal mungkin hanya memenuhi kebutuhan terapinya saja tanpa meningkatkan efektifitasnya. Keuntungan obat kombinasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat, mudah dan lebih murah dari pada obat diberikan secara terpisah padahal pemakaiannya bersamaan (Ansel, 1989). Dalam penelitian ini, campuran rimpang kunyit (C. domestica), akar manis (G. glabra) dan kelor (M. Oleifera) akan dibuat dalam sediaan infusa. Pemakaian infusa yang murah dan mudah digunakan oleh masyarakat menjadi salah satu alasannya. Selain itu 3

belum adanya data ilmiah mengenai campuran ketiga bahan tersebut dalam mengatasi masalah tukak lambung. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penelitian ini ingin menilai pengaruh dari infusa campuran antara rimpang kunyit (C. domestica), akar manis (G. glabra) dan kelor (M. Oleifera) terhadap daya gastroprotektif mukosa lambung dan gambaran histopatologi untuk mengamati kerusakan struktur jaringannya serta mengetahui jumlah sel mast pada jaringan lambung tikus model tukak lambung yang diinduksi asetosal B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar efek ekstrak rimpang kunyit (C. domestica), akar manis (G. glabra), kelor (M. Oleifera) dan ramuan ekstrak tersebut mampu menurunkan jumlah lesi, luas lesi, skor kerusakan lambung, sel mast dan sel eosinofil pada jaringan lambung tikus model tukak lambung yang diinduksi asetosal? 2. Seberapa besar kandungan kurkumin, saponin, flavanoid (kuersetin) terdapat dalam ekstrak infusa rimpang kunyit (C. domestica), akar manis (G. glabra) dan kelor (M. Oleifera) yang dapat bersifat gastroprotektor yang dapat melindungi mukosa dari kerusakan lambung tikus akibat induksi asetosal? C. Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai uji aktivitas dari tanaman rimpang kunyit (C. domestica), akar manis (G. glabra) dan kelor (M. oleifera). Adapun penelitian mengenai rimpang kunyit terhadap tukak lambung sudah pernah dilakukan dan keistemewaan rimpang kunyit adalah 4

mengandung kurkumin yang mampu meningkatkan sekresi musin lambung sehingga berfungsi sebagai gastroprotektif dari efek ulserogenik fenilbutason pada marmut dengan dosis 50 mg/kg (Dasgupta et al., 1969). Rimpang kunyit (C. domestica Val.) mempunyai kandungan kurkumin yang mampu meningkatkan sekresi musin lambung sehingga berfungsi sebagai gastroprotektif karena kurkumin dapat berefek sebagai anti inflamasi, menghambat sekresi asam lambung dan mencegah pertumbuhan H. Pylori (Chatterjee, 2012). Akar manis (G. glabra Linn.) mempunyai kandungan saponin yang lebih dikenal dengan gliserisin yang berfungsi sebagai gastroprotektif (Depkes RI, 1979). Pada tikus secara intraperitoneal, intraduodenal dan oral memiliki efek proteksi terhadap tukak lambung yang diinduksi oleh aspirin dan ibuprofen dan dapat meningkatkan sekresi mukosa. Akarnya juga memiliki kemampuan untuk melepaskan sekretin yang merupakan mediator anti tukak. Carbenolokson (merupakan turunan suksinat dari asam glisiretinat) memiliki aktivitas mempercepat penyembuhan tukak lambung. Pemberian secara oral kepada 15 orang pasien tukak lambung dapat mengurangi gejala tukak dan mempercepat penyembuhan sebesar 75%. Gliserisin merupakan komponen aktif yang berperan dalam efek antitukak dengan cara menghambat enzim 15- hidroksiprostaglandin dehidrogenase dan delta- prostaglandin reduktase. Hambatan pada pencernaan yang berfungsi untuk kedua enzim ini dapat menstimulasi dan meningkatkan konsentrasi prostaglandin E dan E2α pada saluran pencernaan yang berfungsi untuk meningkatkan proses penyembuhan tukak lambung (Direktorat Obat Asli Indonesia, 2008). Kelor (M. oleifera Lam.) khususnya bagian daun mengandung derivat flavonoid yaitu kuersetin yang berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan dapat menghambat 5

kerusakan mukosa lambung atau gastroprotektif dengan cara menstabilkan sel mast, penghambatan peroksida lipid, meningkatkan aktivitas glutation, meningkatkan indeks infiltrasi neutrofil, meningkatkan aktivitas myeloperoxidase, meningkatkan jumlah senyawa non protein SH pada mukosa (agen antioksidan) dan meningkatkan glikoprotein lendir lambung melalui mekanisme stimulasi prostaglandin dan penghambatan produksi leukotrien (Kemenkes RI, 2010; Daniel, 2006; Harborne, 2000). Dari penelusuran penelitian tentang akar manis didapatkan penelitian yang menyebutkan bahwa pemberian secara oral pada 15 pasien dengan tukak lambung ternyata dapat mengurangi gejala dan penyembuhan pada 75 % dari kasus (WHO, 2002). Dehpour et al., (1994), dalam penelitiannya dengan cara memberikan induksi asetosal dan setelah pemberian akar manis atau derivatnya yang diberikan secara peroral kepada hewan uji memberikan hasil bahwa akar manis mampu mengurangi rasio ulkus lambung 96% menjadi 46%. Dari studi literatur dan jurnal penelitian ditemukan bahwa kelor mempunyai kandungan kaemferol dan flavonoid (kuersetin). Kuersetin berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menstabilkan radikal bebas karena adanya gugus hidroksi fenolik (Daniel, 2006; Pokorny et al., 2001), kuersetin memiliki aktivitas antiinflamasi dan efek gastroprotektif (Harborne, 2000). Tidak hanya itu, kuersetin dan kaemferol juga mempunyai potensi cukup baik dalam menghambat aktivitas enzim ksantin oksidase (Cos dkk., 1998). Kaemferol merupakan kristal padat berwarna kuning dengan titik lebur 276-278 C. Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol dan dietil eter. Kaempferol memiliki berbagai aktivitas farmakologi, termasuk antioksidan, anti-inflamasi, antibakteri, antikanker, antidiabetes, dan anti-osteoporosis (Calderon et al., 2011). Untuk 6

membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang lalu adalah pada penelitian ini dilakukan dengan membuat campuran 3 bahan alam yaitu rimpang kunyit, akar manis dan kelor diuji aktivitas gastroprotektif terhadap mukosa lambung yang diinduksi asetosal. Diharapkan dari penelitian ini didapatkan suatu ramuan yang memiliki daya gastroprotektif yang lebih baik dari obat kimia sehingga dihasilkan ramuan yang mempunyai efek terapeutik yang bagus dan memiliki efek samping yang lebih kecil. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menilai bagaimana pengaruh pemberian ekstrak rimpang kunyit, akar manis, kelor dan ramuan ekstrak tersebut dapat melindungi mukosa lambung dan gambaran histopatologi untuk mengamati kerusakan struktur jaringannya serta mengetahui jumlah sel mast dan eosinofil pada jaringan lambung tikus yang diinduksi asetosal. 2. Tujuan khusus Mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ekstrak infusa rimpang kunyit, akar manis, kelor dan ramuan ekstrak tersebut dalam melindungi mukosa lambung dengan pengamatan: a. Jumlah dan luas lesi pada mukosa lambung tikus. b. Skor kerusakan mukosa lambung tikus. c. Jumlah sel mast dibagian mukosa dan sub mukosa lambung tikus. d. Jumlah sel eosinofil dibagian mukosa dan sub mukosa lambung tikus. 7

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk masyarakat sebagai obat alternatif untuk pengobatan dan pencegahan tukak lambung karena asetosal secara tradisional yaitu menggunakan ramuan rimpang kunyit, akar manis, dan kelor. 8