Quality Outcome dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru di R.S.& Puskesmas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. polusi udara baik dalam maupun luar ruangan, serta polusi di tempat kerja. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMERIKSAAN PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sudah mulai menjadi

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit tertua

HUBUNGAN KELUHAN PERNAPASAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN PENYAKIT PARU

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

DAFTAR ISI II.4.2. Mekanisme perbaikan HRQoL pasien HAP dengan terapi sildenafil... II.4.3. Interaksi obat dan efek samping sildenafil...

PENDAHULUAN METODE. eksaserbasi. 30%. Makin tinggiskor indeks BODE maka makin buruk prognosisnya, karena mengindikasikan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yang berjumlah 96 pasien sesuai

Bab 3. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan rancangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Rinitis alergika merupakan penyakit kronis yang cenderung meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. pada paru-paru terhadap partikel asing maupun gas (GOLD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. PPOK merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan beberapa efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONTROL ASMA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN ASMA UMUR DELAPAN BELAS SAMPAI DENGAN LIMA PULUH LIMA TAHUN DI BBKPM SURAKARTA

ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik,

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH MENGIKUTI PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

DEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA

SURAT PERSETUJUAN. Menyatakan telah mendapat penjelasan mengenai penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

SF-36 sebagai Instrumen Penilai Kualitas Hidup Penderita Tuberkulosis (TB) Paru

LAMPIRAN DATA PASIEN. 2. Jenis kelamin : laki-laki perempuan. 3. Berapa lama anda menderita batuk sesak:

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : UJI LATIHAN PERNAFASAN TERHADAP FAAL PARU, DERAJAT SESAK NAFAS DAN KAPASITAS FUNGSIONAL PENDERITA PPOK STABIL

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB III METODE PENELITIAN

CURRICULUM VITAE. Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Paru yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. peringkat kelima di seluruh dunia dalam beban penyakit dan peringkat

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

TESIS O C T A R I A N Y PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIS DEPARTEMEN PULMONOLOGI & ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TESIS OCTARIANY PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN PULMONOLOGI & ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. obeservasional analitik dengan pendekatan cross sectional. ( ) ( ) ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN ST GEORGE RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ) DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

Quality Outcome dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru di R.S.& Puskesmas Dr.Priyanti ZS SpP(K) & Dr.Mukhtar Ikhsan SpP(K), MARS RSUP PERSAHABATAN JAKARTA 1

PENDAHULUAN Penyakit paru : masalah kesehatan penting di Indonesia SKRT 2005, dari 10 penyakit tersering: peringkat kedua Pneumonia, ketiga TB paru, kelima Asma dan PPOK Penyakit paru kronik misalnya: Asma bronkial, PPOK, Bronkiektasis, Kanker paru, Pneumokoniosis,TB paru Penyakit Asma, PPOK, Bronkiektasis, Pneumokoniosis dan Kanker Paru tidak dapat disembuhkan Tujuan utama penatalaksanaan pada penyakit tersebut adalah meningkatkan kualitas hidup 2

Pendahuluan Nilai QoL baik keadaan pasien baik Perubahan QoL oleh pengobatan atau kualitas mutu pelayanan kesehatan Non-health QoL faktor berhubungan dengan lingkungan (sosio-ekonomi, rumah, kualitas air, stabilitas komunitas) HRQoL dan Non-HRQoL saling berkaitan 3

KUALITAS HIDUP Merupakan suatu keadaan dari: 1. Kemampuan 2. Keterbatasan 3. Gejala 4. Keadaan psikososial yang menggambarkan kemampuan individu untuk melakukan fungsi dan mendapat kepuasan diri dari berbagai peran atau fungsinya. 4

Area HRQoL Status fungsional merawat rumah, menggunakan telefon, memakai baju Status mental atau emosional (gejala depresi, afek positif) Keterlibatan sosial (keterlibatan dengan orang lain, aktivitas) Keadaan gejala (nyeri, sesak napas, kelelahan) 5

Evaluasi kemampuan pasien dalam kehidupan sehari-hari Keadaan pasien secara umum, termasuk status mental, tingkat stres, fungsi seksual dan penilaian pribadi terhadap status kesehatan Kualitas hidup dapat diukur dengan generic measures atau disease specific Rehabilitasi medis meningkatkan kualitas hidup 6

BEBERAPA METODE PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PENYAKIT PARU Medical Outcome Study Short Form 36 (MOS SF 36) bersifat umum St. George Respiratory Questioner (SGRQ) penyakit spesifik Chronic Respiratory Disease Questionare (CRDQ atau CRQ) penyakit spesifik Asthma Quality of Life Questionnaire (AQLQ) * Dan lain-lain 7

St. GEORGE RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ) Berisi 76 butir pertanyaan 1. Gejala : - sesak napas 2. Aktivitas - frekuensi gejala - berat gejala 3. Dampak fungsi sosial dan psikologis 8

MANFAAT PROGRAM LATIHAN PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) 9

Peningkatan hasil uji jalan 6 menit Kasus Kontrol P = 0.000 10

Perbaikan SGRQ 2 0-2 -4-6 -8-10 -12-14 -16-18 -20 Kasus Kontrol P = 0.000 Gejala Activiti Dampak Total 11

Kesimpulan Penelitian Program latihan selama 6 minggu meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas fungsional paru 12

PENELITIAN MANFAAT REHABILITASI PARU DALAM MENINGKATKAN ATAU MEMPERTAHANKAN KUALITAS HIDUP DAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PPOK DI RS PERSAHABATAN 13

Rerata skor gejala 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Awal 6 minggu 12 minggu perlakuan kontrol Gambar 1. Perubahan Skor Gejala setelah 6 minggu dan 12 minggu 14

Rerata skor aktiviti 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Awal 6 minggu 12 minggu perlakuan kontrol Gambar 2. Perubahan rerata skor aktivitas setelah 6 minggu dan 12 minggu 15

Rerata skor dampak 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Awal 6 minggu 12 minggu perlakuan kontrol Gambar 3. Perubahan rerata skor dampak setelah 6 minggu dan 12 minggu 16

Rerata skor total 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Awal 6 minggu 12 minggu perlakuan kontrol Gambar 4. Perubahan Skor Total setelah 6 minggu dan 12 minggu 17

kontrolreratanilaivo₂maks 15PerubahanRerataVO₂maksperlakuan 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Aw al 6 m inggu 12 m inggu Gambar 5. Perubahan Rerata Nilai VO₂ maks awal, 6 minggu dan 12 minggu 18

Kesimpulan Penelitian 1. Rehabilitasi paru dapat meningkatkan kualitas hidup, didapatkan penurunan rerata nilai SGRQ 2. Rehabilitasi paru dapat meningkatkan kapasitas fungsional, didapatkan peningkatan jarak jalan 6 menit kelompok perlakuan 3. Rehabilitasi paru 12 minggu dapat meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup yang telah dicapai setelah perlakuan 6 minggu 4. Rehabilitasi paru dapat meningkatkan VO 2 maks 19

PENELITIAN EFIKASI PEMBERIAN KOMBINASI INHALASI SALMETEROL - FLUTIKASON PROPIONAT MELALUI ALAT DISKUS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

SGRQ Gejala 80 70 60 50 40 30 20 10 p=0,77 p<0,001 0 Awal Akhir Perlakuan 57,00 48,04 Kontrol 55,75 67,30 Gambar 1. Rerata perubahan skor gejala SGRQ 21

SGRQ Aktiviti 70 60 50 40 30 20 p=0,77 p=0,06 10 0 Awal Akhir Perlakuan 64,02 52,90 Kontrol 61,09 62,99 Gambar 2. Rerata perubahan skor akivitas SGRQ 22

SGRQ Dampak 50 45 40 35 30 25 p=0,63 p=0,02 20 15 10 5 0 Awal Akhir Perlakuan 36,51 34,17 Kontrol 38,88 44,50 Gambar 3. Rerata perubahan skor dampak SGRQ 23

Skor total SGRQ 60 50 40 p=0,97 p=0,001 30 20 10 - Awal Akhir Perlakuan 48,13 42,07 Kontrol 48,30 53,62 Gambar 4. Rerata perubahan skor total SGRQ 24

ST GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE Perubahan skor SGRQ skor aktivitas rerata 11,12 10,34%. skor gejala rerata 8,95 14,08%. skor dampak rerata 2,34 5,00%. skor total rerata 6,06 2,74%. Szafranski dkk. dan Calverley dkk. LABA perbaikan kualitas hidup (SGRQ). 25

Kesimpulan Penelitian Pemberian kombinasi inhalasi Salmeterol-Flutikason propionat selama 3 bulan: me VEP 1 5,36% me frekuensi eksaserbasi 28,57%. me keluhan sesak (me skor MMRC 0,42). me jarak jalan 6 menit 42,53 m. memperbaiki kualitas hidup (pe skor total SGRQ 6,06%). 26

Kesimpulan Penelitian (2) Kejadian tidak diharapkan faringitis & suara serak pada pemberian kombinasi inhalasi Salmeterol-Flutikason propionat jarang & tidak berat sehingga pemberian kombinasi inhalasi salmeterol-flutikason propionat selama 3 bulan cukup aman. 27

PENELITIAN HUBUNGAN DERAJAT ASMA DENGAN KUALITAS HIDUP YANG DIUKUR DENGAN ASTHMA QUALITY OF LIFE QUESTIONNAIRE 28

Jumlah subjek Jumlah subjek 130 pasien 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 47 (36,15%) 42 (32,31%) 41 (31,54%) Asma ringan Asma sedang Asma berat Derajat asma 29

Skor Kualitas Hidup Seluruh Subyek Domain AQLQ X ( SD) Median Kisaran Gejala 4,79 ( 1,07) 4,87 2,25 6,83 Keterbatasan aktiviti 4,93 ( 0,89) 4,91 2,45 6,82 Fungsi emosi 5,01 ( 1,23) 5,40 2,00 7,00 Pajanan lingkungan 4,91 ( 1,13) 5,12 1,00 7,00 Total 4,89 ( 0,94) 4,97 2,72 6,72 30

Skor Kualitas Hidup Berdasarkan Derajat Asma p=0,000 p=0,000 p=0,000 p=0,000 p=0,000 6 5.48 p=0,096 5.43 p=0,055 5.42 5.71 p=0,303 p=0,162 5.53 p=0,209 5 4.71 4.39 4.64 4.23 4.74 4.56 4.8 4.4 4.76 4.36 4 3 2 1 0 Total Domain Gejala Domain Keterbatasan Aktiviti Ringan Sedang Berat Domain Fungsi Emosi Domain Pajanan Lingkungan 31

Korelasi Antara Gejala Klinis Dengan Kualitas Hidup AQLQ Domain Batuk Gangguan saat tidur malam Aktiviti sehari-hari Mengi Penggnaan obat pelega Total - 0,544-0,667-0,680-0,639-0,669 Gejala - 0,572-0,743-0,746-0,725-0,739 Keterbatasa n aktiviti Fungsi emosi Pajanan lingkungan - 0,493-0,547-0,552-0,521-0,536-0,433-0,528-0,537-0,502-0,543-0,375-0,465-0,517-0,433-0,496 Korelasi sedang kuat; arah negatif; p=o,ooo (uji Spearman) 32

Korelasi Fungsi Paru Dengan Kualitas Hidup AQLQ Domain KVP% prediksi VEP 1 % prediksi APE Total + 0,240 + 0,320 + 0,280 Gejala + 0,216 + 0,295 + 0,263 Keterbatasan aktiviti + 0,190 + 0,271 + 0,300 Fungsi emosi + 0,212 + 0,281 + 0,194 Pajanan lingkungan + 0,201 + 0,290 + 0,286 Korelasi sangat lemah lemah; arah positif; p<o,o5 (uji Spearman) 33

Korelasi Skor Kualitas Hidup Dengan Usia Domain Kekuatan korelasi (r) Arah korelasi Nilai p Total 0,047 Negatif 0,592 Gejala 0,040 Negatif 0,648 Keterbatasan aktiviti 0,110 Negatif 0,214 Fungsi emosi 0,078 Positif 0,380 Pajanan lingkungan 0,099 Negatif 0,263 Peningkatan usia tidak mempengaruhi kualitas hidup 34

Skor Kualitas Hidup Berdasarkan Jenis Kelamin 7 6 5 4 3 2 1 0 p=0,257 p=0,869 p=0,048 p=0,093 p=0,202 5.11 5.23 5.4 4.83 4.77 4.87 4.84 4.89 4.85 5.13 Total Gejala Keterbatasan Aktiviti Fungsi Emosi Pejanan Lingkungan Perempuan Laki-laki Perempuan mempunyai kualitas hidup lebih buruk dibandingkan laki-laki pada domain keterbatasan aktiviti (AQLQ) 35

Korelasi Skor Kualitas Hidup Dengan Lama Menderita Asma Domain Kekuatan korelasi (r) Arah korelasi Nilai p Total 0,059 Negatif 0,507 Gejala 0,030 Negatif 0,734 Keterbatasan aktiviti 0,125 Negatif 0,156 Fungsi emosi 0,048 Positif 0,585 Pajanan lingkungan 0,059 Negatif 0,507 Tidak ada korelasi antara lama menderita asma dengan kualitas hidup; r 0,125; p > 0,05 (uji Spearmann) 36

Skor Kualitas Hidup Berdasarkam Tingkat Pendidikan p=0,493 p=0,371 p=0,460 p=0,281 p=0,735 7 6 5 p=0,083 p=0,452 p=0,173 p=0,388 p=0,109 p=0,495 p=0,144 p=0,924 p=0,408 p=0,440 4.97 4.9 5.02 5.02 5.07 4.86 5.02 4.55 4.83 4.73 4.86 4.38 4.62 4.58 4.77 4 3 2 1 0 T o t al Gejala Ket erb at asan A kt ivit i F ung si Emo si Pejanan Ling kung an Rendah Sedang Tinggi Tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kualitashidup pasien asma (p>0,05) 37

Korelasi Skor Kualitas Hidup Berdasarkan Pemakaian Kortikosteroid 7 6 5 4 3 2 1 0 p=0,075 p=0,046 p=0,274 p=0,005 p=0,462 p=0,015 p=0,003 p=0,675 p=0,996 p=0,109 p=0,514 p=0,036 p=0,353 p=0,044 p=0,349 5.35 5.15 5.15 4.79 4.71 4.85 4.95 4.69 4.83 5.08 4.74 4.88 5.05 4.49 4.72 Total Gejala Keterbatasan Aktiviti Fungsi Emosi Pajanan Lingkungan Tidak Pernah Tidak Teratur Teratur 38

Skor Kualitas Hidup Berdasarkan Riwayat Merokok p=0,725 p=0,900 p=0,424 p=0,962 p=0,811 p=0,521 p=0,634 p=0,256 p=0,524 p=0,980 p=0,425 p=0,854 p=0,899 p=0,664 p=0,655 Riwayat merokok tidak mempengaruhi kualitas hidup pasien asma 39

KORELASI SKOR KUALITAS HIDUP DENGAN INDEKS MASSA TUBUH Domain Kekuatan korelasi (r) Arah korelasi Nilai p Total 0,130 Positif 0,141 (uji spearman) Gejala 0,129 Positif 0,145 (uji spearman) Keterbatasan aktiviti 0,104 Positif 0,241 (uji spearman) Fungsi emosi 0,104 Positif 0,238 (uji spearman) Pajanan lingkungan 0,082 Positif 0,353 (uji spearman) Tidak ada korelasi antara peningkatan IMT dengan kualiti hidup (r 0,130 ; p>0,05) 40

Kesimpulan Penelitian Hubungan antara nilai fungsi paru dengan kualitas hidup mempunyai korelasi lemah. Kualitas hidup pasien asma lebih dipengaruhi oleh gejala klinis dibandingkan nilai fungsi paru Kualitas hidup pada pasien asma tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, lama menderita asma, tingkat pendidikan, riwayat merokok dan indeks massa tubuh Penggunaan inhalasi kortikosteroid hanya mempengaruhi kualitas hidup domain gejala dan fungsi emosi 41

KUALITAS HIDUP PADA PASIEN KANKER PARU Tergantung jenis kanker - NSCLC : stadium, pembedahan dan kemoterapi paliatif - SCLC : agresif kemoterapi Memakai kuesioner - European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire (EORTC QLQ-C30) - Nottingham Health Profile (NHP) - EORTC Lung Cancer Questionnaire ( EORTC QLQ-LC13 ) 42

PENILAIAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TB PARU DAN BEKAS TB PARU 43

POST-TUBERCULOSIS DESTROYED LUNG: CLINICAL CHARACTERISTICS AND HEALTH-RELATED QUALITY OF LIFE MEASUREMENT Lee BH, et al Gambaran klinis dan HRQoL Pasien bekas TB dengan luluh paru, 23 pasien Evaluasi: fungsi paru, exercise tolerance dan HRQoL dengan menggunakan SGRQ Hasil: spirometri menunjukkan pola obstruktif dan restriktif. Skor penilaian SGRQ berkorelasi dengan VEP1, VEP1/KVP dan VO2 max Lee BH, Lee JH, Kim KC, Kim KM, Chest meeting Oct 2007:132:639 44

Measuring health-related quality of life in TB: a systematic review Guo Na et al Dampak TB dan pengobatannya terhadap kualitas hidup pasien 12 penelitian asli yang memenuhi kriteria inklusi. Menggunakan formulir SF-36 TB mempengaruhi kualitas hidup pasien Pengobatan TB berpengaruh positif dalam kualitas hidup pasien, kesehatan fisik lebih cepat pulih daripada kesehatan mental Walaupun sudah selesai pengobatan dan BTA negatif kualitas hidup lebih rendah daripada populasi sehat. Health and quality of life 2009;7:14 45

Using the SGRQ to ascertain health quality in persons with treated pulmonary TB Pasipanodya et al evaluasi pasien TB dgn SGRQ 313 pasien TB atau bekas TB, kuesioner HRQoL (SGRQ) Kesimpulan: pasien TB dan bekas TB memiliki nilai SGRQ yang berbeda bermakna dibandingkan populasi normal kecacatan akibat TB paru berdampak negatif terhadap kehidupan pasien Chest 2007;132:151-1598 46

Health-Related Quality of Life Trajectories among adults with TB. Differences between latent and active infection Marra et al Menilai dampak infeksi TB aktif dan laten thd HRQoL 104 Pasien TB dan 102 pasien TB laten, menggunakan SF-36 dan the Beck depression inventory (BI) saat visit pertama, 3 bulan dan 6 bulan Kesimpulan: pasien TB aktif menunjukkan perbaikan HRQoL yang nyata setelah 6 bulan pengobatan Chest 2008; 133:396-403 47

Is the quality of life different in patients with active and inactive TB? Unalan et al evaluasi QoL pasien TB aktif dan tidak aktif, rawat jalan Hubungan antara QoL, demografi, karakteristik sosiokultural dan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit dan depresi 196 pasien TB aktif dan 108 tidak aktif, menggunakan kuesioner SF-36 dan DBI Kesimpulan : QoL pasien TB tidak aktif hampir sama pasien TB aktif Faktor yg mempengaruhi: karakteristik demografisosiokultural, depresi, waktu tidur dan lama pengobatan Indian J Tuberc 2008;55:127-37 48

Factor influencing quality of life patients with active TB Marra et al Identifikasi area QoL pada pasien TB dengan menggunakan interview fokus grup dan individu, 39 pasien Pertanyaan terbuka tentang TB, berdiskusi pengalaman selama pengobatan TB, dampak dalam kehidupan mereka, keteraturan minum obat dan pengalaman efek samping Kesimpulan: walaupun penyakit TB bisa disembuhkan, pelayanan kesehatan sebaiknya juga tetap memperhatikan QoL pasien TB QoL TB perhatikan aspek non-pengobatan dalam penatalaksanaan TB Health and Quality of Life Outcomes 2004, 2:58 49

PENUTUP Penyakit paru masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia Penyakit paru kronik umumnya tidak dapat disembuhkan, penatalaksanaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup Pemberian obat dan tindakan rehabilitasi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Pada kanker paru kualitas hidup tergantung jenis kanker Walaupun penyakit TB dapat disembuhkan, pelayanan kesehatan sebaiknya juga tetap memperhatikan QoL pasien TB 50

Terima Kasih TERIMA KASIH 51