EFEKTIVITAS METODE PRETEND PLAY TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISTIK KELAS II SDLB DI SLB MA ARIF MUNTILAN

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH BERMAIN LOTTO TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR ANAK AUTIS DI SDLB BHAKTI WIYATA SURABAYA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU BERGAMBAR

JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: metode guided discovery, prestasi belajar, anak autis, perubahan wujud zat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL PADA ANAK TUNA GRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SLB N SLEMAN ARTIKEL JURNAL

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistriadini Alamsyah Sidik, 2014

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE EFFECTIVENESS OF AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION BOOK AS A MEDIA ON EXPRESSIVE LANGUAGE SKILLS OF AUTISTIC CHILD IN SLB N 1 BANTUL

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BOLA BOCCE PADA ANAK AUTIS DI SLB INSAN MANDIRI DLINGO JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

KEEFEKTIFAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Triyanto Pristiwaluyo, Tri Wahyuni. Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negerti Makassar

K SKRIPSI. Oleh: DIENES INTEGRAL WATI

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTIS MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG DI SLB NEGERI KOTA PARIAMAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS METODE LATIHAN SENSORIS MOTOR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF (VOKAL) BAGI ANAK TUNARUNGU SEDANG

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS MERONCE BALOK HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Oleh: Herlin Indria Hastuti, Jurusan Pendidikan Luar Biasa,

BAB III METODE PENELITIAN

THE INFLUENCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE EARLY READING ABILITY ON STUDENT WITH READING DIFFICULTY AT SD N 1 LEMPUYANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MEDIA MODEL JAM AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN PENGUKURAN WAKTU PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran KontekstualTerhadap Kemampuan Berhitung Pengurangan Pada Siswa Tunagrahita Kelas 4

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

KEEFEKTIFAN MEDIA PAPAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA AUTIS KELAS IV

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE EFFECTS OF THE USE OF SERIES CARD MEDIA ON TOILET TRAINING SKILL TOWARD AUTISM CHILDREN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KEMAMPUAN PRE WRITTING SKILL PADA ANAK AUTIS

BAB III METODE PEELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah desain Single Subject Research (Rancangan Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN SISWA TUNARUNGU KELAS IV MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA

INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DENGAN METODE BERMAIN PERAN DI SLB ABSTRACT

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Oleh: Riri Rahayu. Kata kunci: Tunagrahita Ringan; Permainan Lego; Mengenal Warna Primer

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Amelia Rizky Idhartono *1 Mohammad Efendi *2

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KATA MELALUI METODE GLOBAL BAGI ANAK KESULITAN BELAJAR

ARTIKEL JURNAL. Oleh Erna Wati NIM

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPERASIKAN APLIKASI CORELDRAW

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN OUTBOUND

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Marnatha

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1 Sampai 5 Melalui Media Power Point bagi Anak Down Syndrom (Single Subject Research

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BENTUK CERITA SISWA AUTIS

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Transkripsi:

Efektivitas Metode Pretend Play...(Nurvi P) 55 EFEKTIVITAS METODE PRETEND PLAY TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISTIK KELAS II SDLB DI SLB MA ARIF MUNTILAN THE EFFECTIVENESS OF PRETEND PLAY METHOD IN THE ABILITY SOCIAL INTERACTION FOR AUTISTIC CHILD 2 TH AT SLB MA'ARIF MUNTILAN Oleh: Nurvi Prihtiyaningsih, Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, nurvip27@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Metode Pretend Play terhadap kemampuan interaksi sosial. Jenis penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR). Desain yang digunakan adalah A-B-A. Subyek penelitian yaitu satu orang siswa autistik kelas II SDLB di SLB Ma arif Muntilan. Teknik pengumpulan data menggunakan inventori kemampuan interaksi sosial serta dokumentasi. Analisis data yang digunakan berupa analisis dalam kondisi dan antar kondisi. Hasil analisis disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa metode Pretend Play efektif untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak autistik kelas II SDLB. Kemampuan interaksi sosial anak yang meningkat berdasarkan pada kemampuan anak mengikuti aktivitas, kemampuan anak dalam memerankan peran, kemampuan anak meniru atau imitasi, kemampuan anak menerima sugesti dari peneliti, mampu menempatkan diri pada situasi tertentu, mampu bersimpati terhadap orang lain. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode pretend play berpengaruh positif terhadap kemampuan interaksi sosial anak autistik. Kata kunci: Metode Pretend Play, Kemampuan Interaksi Sosial, Anak Autistik Abstract This study aims to determine the effectiveness of the method of Pretend Play in the ability of social interaction. This type of research is Single Subject Research (SSR). The design used is A-B-A '. The subjects of research that one autistic student in class II SDLB at SLB Muntilan Ma arif. Data collection techniques use the inventory capabilities of social interaction as well as documentation. Analysis of the data used in the analysis form and inter-state conditions. Results of the analysis presented in the form of graphs and tables. Based on the research results obtained, it can be concluded that the method Pretend Play effectively to improve social interaction skills class II SDLB autistic children. Social interaction skills of children increased based on the child's ability to follow the activities, children's ability to play a role, the child's ability to imitate or imitation, the ability of children receiving suggestions from researchers, were able to put yourself in certain situations, able to sympathize with others. This proves that the use of methods of pretend play positive effect on social interaction skills of autistic children. Keywords: Pretend play, Interaction social, autistic PENDAHULUAN Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan interaksi terhadap lingkungannya. Manusia berinteraksi dengan individu lain yang berada dalam lingkungan masyarakat karena saling membutuhkan dan berhubungan. Lingkungan merupakan sarana bagi manusia untuk dapat memenuhi kebutuhankebutuhan, baik kebutuhan spiritual maupun material. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan ada kehidupan bersama atau kehidupan bermasyarakat. Jika hanya fisik saling berhadapan antara satu sama

56 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6 No 1 Tahun 2017 lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat berinteraksi. Interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktifitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial. Kenyataan sosial di dasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosialnya. Ketika berinteraksi seorang individu atau kelompok sosial sebenarnya tengah berusaha atau belajar memahami tindakan sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain dalam situasi tertentu. Interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial, tidak ada interaksi berarti tidak mungkin terdapat kehidupan bersama. Hal ini sangat berbeda dengan anak autistik, mereka mengalami gangguan perkembangan yang kompleks meliputi beberapa aspek yaitu sosial-interaksi, perilaku, dan bahasa. Beberapa anak autistik juga memiliki gangguan pada komunikasi nonverbal-verbal dan fungsi kognitif-adaptif. Problema perilaku anak autistik yang tidak memiliki respons sosial dan empati serta kesulitan dalam menjalin hubungan sosial akan berdampak pada prestasi akademiknya. Hal ini jika terus menerus dibiarkan terjadi tanpa adanya suatu layanan yang diberikan maka akan mengakibatkan semakin parah gangguan autisme yang dialaminya. Masalah-masalah yang dihadapi oleh anak autistik harus diatasi supaya tidak terjadi permasalahan yang semakin luas. Autisme merupakan gangguan neurobiologis yang menetap dan tidak dapat diobati, tapi gejala-gejalanya bisa dihilangkan atau dikurangi (Ayu Bulan Febry dan Zulfito M, 2010 : 82). Hambatan-hambatan yang dimiliki oleh anak autistik mengakibatkan mereka kurang melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya. Ketidakmampuan dalam berinteraksi sosial pada anak autistik adalah kesulitan bahkan selalu menghindar ketika berkontak mata, kurang suka bergaul dan sangat terisolasi dari lingkungan hidupnya, terlihat kurang ceria, tidak menaruh perhatian atau keinginan untuk menghargai perasaan orang lain, suka menghindar dengan orang-orang disekitarnya. Sehingga interaksi sosial sangat diperlukan sebagai bekal anak autistik untuk lebih percaya diri dalam menghadapi lingkungan sosialnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan upaya untuk dapat membantu anak autistik dalam mengembangkan kemampuan di bidang interaksi sosialnya. Salah satu metode untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial adalah metode pretend play. Pada permainan pretend play anak dihadapkan pada atribut seperti yang sesungguhnya, misalnya pasar, sekolah, dokter, perjalanan, dan rumah sakit (Purwandari, 2003: 130). Melalui kegiatan bermain maka seorang anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, berinteraksi dengan teman atau guru, dan dapat membuat anak senang. Anak-anak sering mengamati halhal yang dilakukan oleh orang dewasa kemudian memerankannya seperti orang dewasa lakukan. Misalnya anak bermain pura-pura menjadi dokter, berpura-pura menjadi sopir bis, berpurapura belanja ke toko, mobil-mobilan, telpontelponan, bertamu, berpura-pura menjadi pedagang.

Pretend play adalah bentuk permainan yang di dalamnya mengandung unsur pura-pura. Permainan ini berbeda dengan role play, karena dalam pretend play selain terdapat sejumlah aturan juga menggunakan sejumlah peralatan dalam kegiatan bermain. Apabila role play penekanannya lebih pada peran yang dimainkan, maka dalam pretend play lebih pada peralatan yang dipakai juga menunjang unsur pura-pura dalam permainan (Dewi Retno, 2008:1). Kelebihan metode pretend play adalah memupuk daya cipta, karena simulasi dilakukan dengan kreasi siswa masing-masing memainkan perannya, merangsang siswa untuk menjadi terampil dalam menanggapi suatu hal dan bertindak secara spontan, tanpa memerlukan persiapan dalam waktu lama dan memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan serta pengalaman tidak langsung yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematik (Heri Rahyubi, 2012 : 242). Penggunaan metode pretend play telah terbukti berpengaruh dalam proses pembelajaran anak autistik. Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Purwandari yang berjudul Pengembangan Kecakapan Hidup Anak Tunalaras Melalui Permainan Pura- pura Di SLB E (2003), terbukti bahwa melalui Pretend play akan terbangun interaksi verbal maupun non verbal, sehingga sangat membantu pengembangan afeksi anak, yakni tumbuhnya perasaan empati pada orang lain. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Single Subject Research (SSR) yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan pada subyek secara berulang-ulang pada waktu tertentu. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desai A-BA, yaitu untuk mengetahui seberapa besarpengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Adanya penambahan kondisi baseline yang keduan (A2) dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat (Juang Sunanto dkk, 2006:44). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Ma arif Muntilan yang didalamnya terdapat anak autistik dengan kemampuan interaksi sosial masih rendah. Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu, berikut ini adalah perinciannya: Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian Waktu Efektivitas Metode Pretend Play...(Nurvi P) 57 Kegiatan Penelitian Minggu I Pelaksanaan fase baseline-1 Minggu II Pelaksanaan fase intervensi Minggu IV Pelaksanaan fase baseline-2 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa autistik yang duduk di kelas II di SLB Ma arif Muntilan. Subyek berjumlah 1 siswa. Subyek dalam penelitian ini merupakan subyek tunggal yakni hanya satu orang siswa bernama MF. Subyek merupakan penyandang autistik yang duduk di kelas II SDLB dengan usia 8 tahun.penelitian ini menggunakan teknik dalam

58 4 Jurnal Pendidikan Widia Ortodidaktika Luar Biasa Vol Edisi 6 No Oktober 1 Tahun 2015 2017 menentukan subjek penelitian secara purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010 : 124). Prosedur Prosedur pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian subyek tunggal dengan desain A-B-A, yakni: 1. A (Baseline 1) Tahap ini merupakan tahap awal dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti mencari skor sebelum diberikan intervensi yang berupa tes kemampuan interaksi sosial dengan durasi waktu 35 menit. Baseline-1 dilakukan sebanyak tiga kali atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil. Materi pada tahap baseline terdiri dari teks naskah drama pendek dan untuk menguji kemampuan interaksi sosial anak yang berkaitan dengan isi naskah drama. 2. B (Intervensi) Pelaksanaan intervensi dilakukan selama lima kali pertemuan atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil dengan alokasi waktu setiap pertemuan 35 menit. Intervensi pembelajaran metode Pretend Play diawali dengan mengkondisikan anak agar merasa nyaman, memberikan persepsi guna meningkatkan konsentrasi dan perhatian anak. Peneliti juga menjelaskan bahwa hari ini kegiatan pembelajaran adalah bermain peran, yaitu memerankan naskah drama. Selanjunya peneliti membacakan naskah drama. Langkah terahir adalah peneliti mengajak anak untuk melakukan drama sesuai dengan cerita/ naskah. 3. A (baseline-2) Kegiatan Baseline-2 merupakan kegiatan pengulangan Baseline-1 yang dimaksudkan sebagai evaluasi guna melihat evektifitas metode pretend play untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak autistik. Dalam pelaksanaan Baseline-2 peneliti mengamati kemampuan interaksi sosial anak autistik setelah diberikan treatment atau perlakuan. Data, Instrumen, dan Tekhnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan, disesuaikan dengan arah penelitian ini dikembangkan meliputi inventori kemampuan interaksi sosial dan dokumentasi, yaitu sebagai berikut: 1. Inventori Kemampuan Interaksi Sosial Inventori kemampuan interaksi sosial yang dimaksud adalah semacam tes atau alat ukur yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang disusun secara khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui oleh peneliti tentang kemampuan interaksi sosial pada anak autis. Indikator yang terdapat pada inventori kemampuan interaksi sosial meliputi (1) melakukan aktivitas yang dilakukan oleh anak dalam naskah (2) berperan dalam naskah atau dialog (3) kemampuan anak dalam meniru atau imitasi (4) kemampuan anak dalam menentukan pedoman tingkah laku dari orang lain atau guru (5) kemampuan anak

Efektivitas Metode Pretend Play...(Nurvi P) 59 untuk menempatkan diri pada situasi tertentu (6) kemampuan anak untuk bersimpati terhadap orang lain. Pada indikator tersebut, jika anak berhasil melakukan kegiatan secara mandiri memperoleh point 3. Anak mendapat point 2 jika melakukan kegiatan dengan bantuan verbal maupun isyarat. Namun jika anak tidak mampu melakukan sama sekali maka memperoleh point 1. 2. Dokumentasi Dokumentasi berupa data pribadi siswa, catatan harian siswa, foto- foto siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk grafik setelah perhitungan secara presentase. Grafik dipergunakan untuk menunjukkan perubahan data setiap sesinya serta menunjukkan skor rata-rata data pada fase baseline dan intervensi. Adapun langkahlangkah dalam menganalisa data hasil penelitian ini antara lain menyusun data yang diperoleh kedalam satuan-satuan. Selanjutnya diolah untuk mengetahui hasil dari penelitian dan dianalisis menggunakan analisis data dalam kondisi dan analisis data antar kondisi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SIMPULAN DAN SARAN 1. Data Baseline-1 Data baseline-1 diperoleh berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap kemampuan anak dalam melakukan serangkaian inventori kemampuan interaksi sosial sebelum dikenakan treatment. Hasil skor yang diperoleh dari sesi satu hingga sesi 3 mendapat skor 6. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan subyek dalam berinteraksi sosial masih rendah. 2. Data Hasil Intervensi Intervensi dilakukan selama lima kali pertemuan dengan menggunakan metode pretend play. Hasil skor pada sesi ke-empat mendapat skor 7, sesi ke-lima skor 8, sesi keenam skor 10, sesi ke-tujuh skor 11, dan yang terakhir sesi ke-delapan skor 9. Berdasarkan hasil tersebut, maka metode pretend play memberikan dampak yang positif terhadap kemampuan interaksi sosial pada subyek dibandingkan pada perolehan skor baseline-1. 3. Data Baseline-2 Perolehan data kemampuan akhir atau baseline-2 dengan penggunaan metode pretend play pada anak autistik setelah diberikan intervensi adalah skor 12, 14 dan 15. Baseline-2 dilaksanakan selang satu minggu setelah pelaksanaan intervensi sesi ke lima. Berdasarkan perolehan skor dari baseline-1, intervensi dan baseline-2 dapat diketahui bahwa metode pretend play memberikan dampak ynag positif untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak autistik. 4. Pembahasan Penelitian Berdasarkan mengkaji hasil analisis dan pengolahan data, diketahui bahwa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa penerapan metode pretend play efektif terhadap kemampuan interaksi sosial pada anak autistik.

60 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6 No 1 Tahun 2017 Efektivitas metode pretend play dapat diketahui dengan membandingkan hasil pada fase baseline-1, intervensi maupun baseline-2 yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan interaksi sosial pada subyek (MF). Peningkatan kemampuan interaksi sosial pada anak dapat dilihat berdasarkan perbandingan frekuensi atau skor perolehan hasil inventori kemampuan interaksi sosial pada fase baseline- 1, intervensi maupun baseline-2. Anak mengalami peningkatan pada fase intervensi dan fase baseline-2. Peningkatan pada fase intervensi dan fase baseline-2 dikarenakan adanya faktor yang menunjang yaitu peneliti menggunakan alat bantu/ media pada saat pembelajaran sehingga pembelajarannya tidak hanya imajinasi namun anak dihadapkan pada barang tiruan yang menyerupai benda asli. Media yang digunakan oleh peneliti diseuaikan dengan tema pembelajaran yang berlangsung, misalnya tema kesehatan dengan judul pergi ke dokter maka media pendukung yang digunakan adalah stetoskop mainan, boneka (sebagai pasien), dan obat-obatan. Anak menjadi sangat antusias sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dewi Retno Suminar (2008:1) yaitu dalam penggunaan metode pretend play terdapat sejumlah aturan dalam bermain dan menggunakan peralatan untuk menunjang unsur pura-pura dalam permainan. Menurut pendapat berikutnya yaitu Purwandari (2003:124) bahwa pretend play merupakan jenis permainan bernuansa rasa yang dilakukan secara pura-pura seperti bermain sekolah-sekolahan, pasar, belanja, kemah, dokter dan rumah sakit. Dalam hal ini maka peneliti membuat rancangan pembelajaran secara tematik, seperti pada baselie-1 pertemuan pertama tema perayaan ulang tahun, pertemuan kedua jual beli, pertemuan ketiga pergi ke dokter. Tema-tema tersebut diambil oleh peneliti dengan disesuaikan pada kegiatan sehari-hari yang sering dijumpai oleh anak. Selain itu pembelajaran secara tematik akan lebih terstruktur dan hasilnya menjadi maksimal. Hurlock (2000:329) berpendapat bahwa bermain pura-pura merupakan permainan aktif pada anakanak melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi seolah-olah hal itu mempunyai atribut lain ketimbang yang sebenarnya. Permainan pura-pura sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Hal ini dapat diterapkan pada anak berkebutuhan khusus, terutama yang mengalami kesulitan berbahasa, perilaku dan interaksi sosial seperti yang dialami oleh anak autistik. Melalui permainan pura-pura anak dapat menghayati peran sehingga dapat menumbuhkan rasa simpati terhadap orang lain. Selain itu komunikasi yang dilakukan dapat menambah perbendahraan kata maupun kalimat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa metode Pretend Play efektif untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak autistik kelas II SDLB. Kemampuan interaksi sosial anak yang meningkat berdasarkan pada kemampuan anak mengikuti aktivitas sesuai dalam naskah atau dialog, kemampuan anak dalam memerankan peran yang ada pada naskah atau dialog,

kemampuan anak meniru atau imitasi sesuai yang dicontohkan oleh peneliti, kemampuan anak menerima sugesti dari peneliti seperti ketika peneliti memberikan motivasi-motivasi agar anak semangat belajar, mampu menempatkan diri pada situasi tertentu ditunjukkan pada saat peneliti masuk anak sudah paham lalu duduk ditempatnya, mampu bersimpati terhadap orang lain seperti ikut membereskan peralatan pembelajaran setelah selesai. Saran Metode pretend play efektif memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan interaksi sosial pada anak autistik, maka bisa dijadikan sebagai acuan untuk melatih interaksi sosial pada anak berkebutuhan khusus lainnya dan diterapkan pada pembelajaran lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ayu Bulan Febry dan Zulfito Marendra. (2010). Smart Parents: Pandai Mengatur Menu&Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta: Gagas Media. Dewi Retno Suminar. (2008). Membangun Softskill Anak Melalui Pretend play. Diaksesdarihttps://www.googlc om/#q=tahap-tahap+pretend+play. Pada tanggal 6 September 2014, Jam 20.00 WIB. Heri Rahyubi. (2012). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Majalengka: Referens. Purwandari. (2003). Pengembangan Kecakapan Hidup Anak Tuna Laras Melalui Permainan Pura-pura. JRR (Nomor 2 Tahun 13). Hlm.122-131. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatifdan R&D.Bandung: Alfabeta. Hurlock.(2000). Perkembangan Anak: Jilid I. Jakarta: Erlangga. Efektivitas Metode Pretend Play...(Nurvi P) 61