BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa

BAB V PEMBAHASAN. persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga. Berdasarkan hasil pengujian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB V PEMBAHASAN. Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. diproksikan dengan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat. Tbk periode 2006 sampai dengan 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1 /perkembangan-perbankan-syariah. Diunduh pada tanggal 24 Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan hasil pengujian data, bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara FDR dan ROA Bank Muamalat Indonesia. Artinya semakin besar tingkat FDR maka ROA Bank Muamalat Indonesia menurun. Hal ini terbukti dengan adanya kenaikan FDR pada triwulan kedua dan ketiga pada tahun 2007 dan tahun 2008, triwulan kedua tahun 2010, triwulan pertama tahun 2012, triwulan kedua tahun 2013 dan triwulan ketiga tahun 2014. Peningkatan rasio FDR ini diikuti dengan penurunan ROA Bank Muamalat Indonesia. Begitu juga sebaliknya, jika FDR mengalami penurunan maka ROA Bank Muamalat Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan FDR pada triwulan keempat tahun 2007 dan 2008, tahun 2009 dan tahun 2011 yang diikuti dengan kenaikan ROA Bank Muamalat Indonesia. Menurut Dendawijaya, Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai 88

89 sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait risiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. 140 Seperti halnya teori yang dikemukan oleh Rivai yang menyatakan bahwa semakin tinggi angka FDR suatu bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibanding dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil. 141 Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Apabila pembiayaan yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah, bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat.selama tahun pengamatan, kenaikan FDR ini diikuti dengan kenaikan jumlah pembiayaan daripada dana pihak ketiga sehingga bank menanggung risiko tidak bisa mengembalikan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh masyarakat. Sehingga ketika FDR meningkat, rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset Bank Muamalat Indonesia menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fabrianto yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh negatif terhadap ROA. 142 Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum dan Septiarini menunjukkan bahwa FDR berpengaruh tidak signifikan terhadap 140 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan..., hal.74-79 141 Veithzal Rivai, Islamic Banking.., hal. 784-785 142 Fabrianto, Pengaruh CAR, FDR..., hal. 50

90 ROA. 143 Penelitian yang dilakukan oleh Mokoagow dan Fuadyjuga menghasilkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Syariah. 144 Muliawati dan Khoiruddin jugamelakukan studi yang menyatakan hasil bahwa FDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Berpengaruh negatif dikarenakan bank syariah cenderung menjaga tingkat likuiditasnya pada titik aman. Sedangkan rata-rata FDR berada di bawah 85% yang menunjukkan fungsi bank dalam menyalurkan pembiayaan belum dilakukan dengan baik oleh keseluruhan bank syariah. 145 Juga dimungkinkan karena peningkatan dalam pembiayaan atau penarikan dana yang besar oleh masyarakat yang berdampak pada semakin rendahnya likuiditas bank tersebut. Hal ini akan berdampak pada kepercayaan masyarakat dan bisa menyebabkan penurunan profitabilitas yang ditandai dengan menurunnya ROA.Sedangkan pengaruh FDR terhadap ROA tidak signifikan dikarenakan FDR yang merupakan tolak ukur rasio likuiditas tidak memberikan pengaruh nyata dalam mengukur kinerja profitabilitas bank syariah atau dengan kata lain besarnya FDR tidak memberikan keuntungan yang besar bagi bank syariah. Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati yang menunjukkan hasil bahwa Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. 146 Sabir et.al dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio 143 Widyaningrum dan Septriani, Pengaruh CAR, NPF..., hal. 52 144 Mokoagow dan Fuady, Faktor-faktor yang..., hal. 51 145 Muliawati dan Khoiruddin, Faktor-faktor Penentu..., hal.53 146 Wati, Pengaruh Efesiensi..., hal. 48

91 berpengaruh positif signifikan terhadap ROA Bank Syariah. Berpengaruh positif dikarenakan penyaluran pembiayaan kepada calon nasabah dilakukan dengan memperhatikan prinsip 5C yang terdiri atas Character (karakter), Capacity (kemampuan pengembalian), Collateral (jaminan), Capital (modal), dan Condition (situasi dan kondisi). 147 Dengan tingginya FDR dalam batas tertentu, maka penyaluran dana untuk pembiayaan semakin besar sehingga dari pembiayaan tersebut perolehan keuntungannya semakin meningkat dengan asumsi bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang efektif. Dengan meningkatnya laba, maka ROA juga akan meningkat karena laba merupakan komponen yang membentuk ROA. FDR yang berpengaruh signifikan terhadap ROA berarti tingginya FDR dalam batas yang telah ditentukan memberikan bukti nyata bahwa FDR dapat meningkatkan laba sehingga profitabilitas bank juga meningkat. Tingginya Financing to Deposit Ratio suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh keuntungan yang tinggi. Financing to Deposit Ratio yang tinggi tidak berpengaruh terhadap Return On Asset dikarenakan besarnya pemberian pembiayaan yang tidak didukung dengan kualitas pembiayaan. Kualitas pembiayaan yang buruk akan meningkatkan risiko kegagalan. Dengan tidak memperhatikan prinsip kehatihatian dalam pemberian pembiayaan bank akan menanggung risiko yang besar pula. Rata-rata FDR selama tahun pengamatan sebesar 97,44% menunjukkan bahwa terdapat banyak penyaluran pembiayaan di luar regulasi 147 Sabir, Ali dan Habbe, Pengaruh Rasio..., hal. 50

92 Bank Indonesia yaitu 78% - 92% dengan batas maksimum 110%. Sehingga nilai FDR Bank Muamalat Indonesia harus dijaga pada batas aman sesuai dengan regulasi Bank Indonesia, karena jika penyaluran pembiayaan terlalu tinggi dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat maka akan menjadi ancaman bagi likuiditas bank tersebut atau dengan kata lain pembiayaan yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah, bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat. B. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan hasil pengujian data, bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara DER dan ROA. Artinya semakin besar tingkat DER maka ROA Bank Muamalat Indonesia menurun. Hal ini terbukti dengan adanya kenaikan DER pada triwulan kedua, ketiga dan keempat pada tahun 2007, 2008 dan 2009, triwulan kedua tahun 2010, triwulan keempat tahun 2011 dan 2012, triwulan kedua dan keempat tahun 2013 dan triwulan ketiga tahun 2014. Peningkatan rasio DER ini diikuti dengan penurunan ROA Bank Muamalat Indonesia. Begitu juga sebaliknya, jika DER mengalami penurunan maka ROA Bank Muamalat Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan DER pada triwulan pertama tahun 2008 dan 2009, triwulan pertama dan kedua tahun

93 2011, triwulan pertama tahun 2013 dan 2014 yang diikuti dengan kenaikan ROA Bank Muamalat Indonesia. Teori yang dikemukakan oleh Kasmir menyatakan bahwa bagi bank, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya dengan rasio rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. 148 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyanah yang menunjukkan hasil bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. 149 Selain itu Faedatun dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA bank. 150 Begitu juga dengan studi yang dilakukan oleh Dewi et.al, yang menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Berpengaruh negatif dikarenakan hutang yang semakin tinggi berarti akan mengurangi keuntungan. Artinya karena semakin tinggi nilai DER atau hutang yang dimiliki oleh bank, maka tingkat untuk memperoleh keuntungan akan semakin rendah. 151 Semakin tinggi DER juga menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, dalam hal ini pihak ketiga. Hal ini sangat memungkinkan 148 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hal. 157-158 149 Riyanah, Pengaruh Non..., hal.53 150 Faedatun, Analisis Pengaruh..., hal.53 151 Dewi, Cipta dan Kirya, Pengaruh LDR, LAR..., hal.52

94 menurunkan kinerja perusahaan karena ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi. Sedangkan pengaruh DER terhadap ROA tidak signifikan karena banyak faktor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas bank yang pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan DER. DER yang tinggi di Bank Muamalat Indonesia yang berarti persentase hutang lebih tinggi daripada modal sendiri tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan profitabilitas. Penelitian ini bertentangandengan studi yang dilakukan oleh Pratiwi yaitu dengan hasil penelitian bahwa variabel DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. 152 Penelitian yang dilakukan oleh Priyono juga menunjukkan hasil bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap ROA bank. 153 Dalam penelitian tersebut DER berpengaruh positif disebabkan utang perusahaan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menambah dana perusahaan guna memperluas kegiatan operasionalnya. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Mamduh dan Halim yang menyatakan bahwa rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang tinggi, dan akan meningkatkan rentabilitas. 154 Karena dengan utang (DER) yang tinggi bank dapat menyalurkan dananya ke sektor pembiayaan yang produktif sehingga bank memperoleh pendapatan yang dapat menambah keuntungan atau profitabilitas bank. Sedangkan pengaruh signifikan antara DER dan ROA dapat dijelaskan bahwa hutang yang tinggi memang digunakan untuk penyaluran pembiayaan yang pendapatannya bisa 152 Pratiwi, Pengaruh Struktur..., hal.48 153 Priyono, Pengaruh Financing..., hal.47 154 Hanafi dan Halim, Analisis Laporan Keuangan..., hal. 75-89

95 digunakan untuk perputaran usaha bank dan jika sewaktu-waktu terjadi penarikan dana oleh nasabah. Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti bank cenderung memiliki rasio DER yang tinggi karena sebagian besar dana yang dikelola adalah dana pihak ketiga. Dalam hal ini dana pihak ketiga dianggap sebagai hutang. Indikasinya, semakin besar dana pihak ketiga yang dikelola maka kemungkinan untuk mendapatkan laba juga semakin tinggi. Dengan asumsi bahwa dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan yang produktif. Namun, rata-rata DER yang tinggi sebesar 253,59% selama tahun pengamatan tidak menjadi tolak ukur untuk bank mendapatkan laba yang tinggi pula. DER yang tinggi berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Asset dikarenakan hutang yang berasal dari dana pihak ketiga yang digunakan untuk penyaluran pembiayaan tidak didukung dengan kualitas pembiayaan. Kualitas pembiayaan yang buruk akan meningkatkan risiko kegagalan. Dengan tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan bank akan menanggung risiko yang besar pula. Dengan demikian, bank harus menjaga rasio ini agar hutang yang tinggi juga akan diimbangi dengan penyaluran pembiayaan yang efektif dan produktif sehingga profitabilitas Bank Muamalat Indonesia juga meningkat. C. Pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA)Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan hasil pengujian data, bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia. Hasil

96 penelitian yang menunjukkan hasil negatif antara rasio BOPO dan ROA Bank Muamalat Indonesia berarti semakin tinggi nilai rasio BOPO maka semakin turun rasio profitabilitasnya. Hal ini terbukti dengan kenaikan rasio BOPO pada triwulan kedua dan keempat tahun 2007, triwulan kedua, ketiga dan keempat tahun 2008, triwulan kedua dan ketiga tahun 2009, triwulan kedua tahun 2010, triwulan ketiga tahun 2011, triwulan pertama dan keempat tahun 2012, triwulan pertama, kedua dan ketiga tahun 2013 serta triwulan kedua dan ketiga tahun 2014. Peningkatan ini juga diikuti dengan penurunan ROA Bank Muamalat Indonesia pada triwulan yang sama. Begitu juga sebaliknya, jika rasio BOPO mengalami penurunan maka ROA Bank Muamalat Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan Rasio BOPO pada triwulan ketiga tahun 2007, triwulan pertama tahun 2008 dan 2009, triwulan pertama dan keempat tahun 2010, triwulan pertama dan kedua tahun 2011, serta triwulan pertama tahun 2013 dan 2014. Penurunan ini juga diikuti dengan kenaikan ROA Bank Muamalat Indonesia pada triwulan yang sama. Pandia dalam teorinya menjelaskan bahwarasio BOPO ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 155 155 Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank..., hal.72

97 Hendro dan Rahardja menjelaskan bahwa besaran rasio BOPO yang dipersyaratkan oleh BI adalah dibawah 90% (<90%), artinya jika rasio BOPO melebihi 90% atau bahkan mendekati angka 100%, maka suatu bank dikategorikan sangat tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Bank yang dikelola secara tidak efisien berpotensi untuk memeliki kerugian yang besar, yang apabila didiamkan dapat mengancam kelangsungan usaha bank tersebut. Efisiensi bank menunjukkan bahwa bank telah melaksanakan operasinya dengan benar sesuai dengan yang diharapkan oleh manajemen dan pemegang saham, serta bank yang bersangkutan telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna. 156 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nahdi et.al yang menunjukkan hasil bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). 157 Selain itu juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh Sabir et.al dengan hasil penelitian variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. 158 Begitu juga dengan penelitian Zulifiah dan Susilowibowo dengan hasil variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah. 159 Berpengaruh negatif artinya semakin tinggi nilai BOPO maka ROA akan mengalami penurunan.semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. BOPO yang kecil menunjukkan biaya operasional lebih kecil daripada pendapatan operasional yang berarti 156 Hendro, Bank & Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia..., hal. 206 157 Nahdi, Jaryono dan Najmudin, Pengaruh Current..., hal.49 158 Sabir, Ali dan Habbe, Pengaruh Rasio..., hal. 50 159 Zulifiah dan Susilowibowo, Pengaruh Inflasi..., hal. 51

98 manajemen bank sangat efisien dalam menjalankan usahanya. Sedangkan pengaruh signifikan antara BOPO dan ROA dapat dijelaskan bahwa semakin kecil rasio BOPO benar-benar berkontribusi dalam peningkatan profitabilitas Bank Muamalat Indonesia. Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang juga dengan penelitan Sumiati yang menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. 160 Bertentangan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fabrianto yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap ROA. 161 Artinya semakin tinggi rasio BOPO maka ROA juga mengalami kenaikan.hal ini disebabkan objek penelitian yang berbeda, dimana objek penelitian tersebut adalah Bank Umum Syariah diantaranya Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah dan BNI Syariah. Sedangkan penelitian ini mengambil objek hanya Bank Muamalat Indonesia. Tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan secara efisien (dalam hal ini rasio BOPO rendah) maka pendapatan yang dihasilkan oleh bank juga akan naik. Selain itu, besarnya rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya pendapatan bagi hasil dari penanaman dana sehingga semakin tinggi BOPO maka akan semakin kecil ROA. Apabila 160 Sumiati, Analisis Pengaruh..., hal.49 161 Fabrianto, Pengaruh CAR, FDR..., hal. 50

99 manajemen mampu menekan BOPO yang berarti efisiensi meningkat akan sangat signifikan terhadap kenaikan keuntungan yang dapat dilihat dari ROA. Rata-rata rasio BOPO selama delapan tahun sebesar 85,65%menunjukkan bahwa rasio BOPO Bank Muamalat Indonesiasudah sesuai dengan besaran rasio BOPO yang dipersyaratkan oleh BI yaitu dibawah 90% yang artinya Bank Muamalat Indonesia dikategorikan efisien dalam menjalankan operasinya. Bank Muamalat Indonesia menunjukkan bahwa bank telah melaksanakan operasinya dengan benar sesuai dengan yang diharapkan majanemen dan pemegang saham, serta telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna. Hal ini harus dijaga dan dikelola dengan baik, sehingga Bank Muamalat Indonesia bisa menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya. D. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara bersama-sama terhadap Return On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia Variabel Financing to Deposit Ratio, Debt to Equity Ratio dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return On Asset Bank Muamalat Indonesia. Jika FDR memberikan pengaruh negatif maka akan diikuti pengaruh negatif dari DER dan BOPO, begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa jika FDR menurun maka DER dan BOPO juga menurun

100 yang akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas Bank Muamalat Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian data menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara Financing to Deposit Ratio (FDR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyono menghasilkan bahwa secara simultan, FDR dan DER berpengaruh terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. 162 Perbedaannya adalah dalam penelitian Purba objek penelitian adalah Bank Syariah Mandiri tahun 2004-2007 sedangkan penelitian ini mengambil objek Bank Muamalat Indonesia tahun 2007-2014. Selain itu juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba yang menunjukkan hasil uji F bahwa variabel FDR dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA pada Bank Muamalat Indonesia periode 2005-2010. 163 Perbedaannya adalah penelitian tersebut mengambil tahun penelitian tahun 2005-2010, sementara penelitian ini tahun 2007-2014. Dari hasil penelitian ini, variabel BOPO mempunyai pengaruh paling besar dari ketiga variabel dalam pengaruhnya terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia yang diproksikan dengan ROA. Hal ini dapat dijelaskan bahwa efisiensi biaya yang dikelola manajemen mempunyai andil yang lebih 162 Priyono, Pengaruh Financing..., hal. 47 163 Purba, Pengaruh Kecukupan..., hal.48

101 besar dalam pembentukan profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dibandingkan dengan FDR dan DER.