ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD

Pernyataan ini juga di ungkapkan oleh Bambang R (dalam Rbaryans, 2007) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. segala perubahan yang terjadi dilingkungannya. Tanpa pendidikan, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika pada awalnya adalah ilmu tentang pola dan urutan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir

BAB I PENDAHULUAN. Bidang studi matematika secara garis besar memiliki dua arah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Simpulan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLIYA SISWA SMK. Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA USIA TAHUN DI BANDA ACEH. Intan Kemala Sari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan serta mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik begitu pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arif Abdul Haqq, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas atau

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di semua bidang, salah satunya membangun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai dasar untuk memahami ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DI SMA ( STUDI KASUS SMA N. 11 KOTA JAMBI )

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB 1. pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kurikulum yang

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

Lala Nailah Zamnah. Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Galuh Ciamis ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 25, Maret 2017 ISSN 2541-0660 2017 ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA Ida Nuraida Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Galuh Ciamis e-mail: ida.nuraidamath@gmail.com ABSTRAK Materi bangun ruang sisi lengkung yang mencakup bangun ruang tabung, kerucut, dan bola, merupakan materi geometri yang kurang begitu disukai oleh siswa. Materi tersebut dianggap materi yang sulit untuk dipahami, sehingga siswa membuat kesalahan dalam menjawab soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan siswa dalam menjawab soal materi bangun ruang sisi lengkung. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, metode tes, dan metode wawancara. Kata Kunci: Analisis kesalahan,

Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal,26-30, Maret 2017 PENDAHULUAN Usaha untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan sudah selayaknya lebih diperhatikan, karena melalui pendidikan diyakini akan dapat mendorong dan memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal untuk dapat bersikap dan berprilaku kritis, kreatif, logis dan inovatif dalam menghadapi serta menyelesaikan setiap permasalahan. Sejalan dengan itu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas: 2006) menyatakan tujuan pendidikan matematika adalah kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa dalam belajar matematika mulai dari SD, SMP sampai SMA adalah sebagai berikut; (1) pemahaman konsep; (2) penalaran; (3) komunikasi; (4) pemecahan masalah; (5) dan memiliki sikap menghargai kegunaaan matematika dalam kehidupan. Berkenaan dengan peran matematika dalam kemajuan zaman, Levvit (dalam Buchori, 2000) menyatakan bahwa jika suatu masyarakat dibiarkan dalam kebutaan matematika maka akan membuat masyarakat tersebut kehilangan kemampuan untuk berpikir secara disipliner dalam menghadapi masalah-masalah nyata, yang dimulai dari masalah-masalah yang relatif sederhana hingga masalah-masalah yang benar-benar rumit. Senada dengan hal itu maka berdasarkan pendapat Turmudi (2009) penguasaan mata pelajaran matematika memudahkan peserta didik untuk melatih berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan inovatif yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian, maka dengan diberikannya mata pelajaran matematika terhadap peserta didik diharapkan mereka dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin canggih dengan teknologiteknologinya yang hampir merusak karakter dan kepribadian peserta didik. Turmudi ( 2008 ) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika selama ini hanya disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja sehingga derajat kemelekatannya juga dapat dikatakan rendah. Siswa sebagai subjek belajar kurang dilibatkan dalam menemukan konsep-konsep pelajaran yang harus dikuasainya. Hal ini menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas dalam ingatan siswa sehingga siswa merasa mudah lupa dan selalu kebingungan apabila mendapatkan soal yang diberikan guru. Selain memberikan pembelajaran dengan melibatkan siswa, sebagai guru harus bijak dalam melihat fenomena yang terjadi, kenapa prestasi siswa selalu rendah. Penyebab rendahnya kualitas pembelajaran diantaranya yaitu kesalahan apa yang dilakukan siswa dalam menjawab persoalan matematika. Soedjadi (2000) mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa yaitu: 1) kesalahan prosedural yaitu kesalahan dalam menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan), misalnya kesalahan melakukan operasi hitung ; 2) kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dari suatu soal; 3) kesalahan mengurutkan, mengelompokkan dan menyajikan data; 4) kesalahan dalam pemanfaatan simbol, tabel, dan grafik yang memuat suatu informasi; 5) kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, sifat-sifat dalam menyelesaikan soal; 6) kesalahan dalam menarik kesimpulan, misalnya kesalahan dalam menuliskan kesimpulan dari persoalan yang telah mereka kerjakan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil jenis kesalahan disesuaikan dengan materi yang diambil yaitu materi bangun ruang sisi lengkung. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Data penelitian ini berupa hasil jawaban tes siswa yang berbentuk uraian dan hasil wawancara siswa dengan guru. Subjek penelitian ini yaitu kelas IX SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya yang terdiri dari 34 siswa yang dianggap dapat memberikan informasi terkait dengan kesalahan dalam menjawab soal-soal bangun

Ida Nuraida ruang sisi lengkung yang diteskan. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa tersebut memuat 4 soal bangun ruang sisi lengkung. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan persentase jenis kesalahan siswa menurut Soedjadi (2000) adalah sebagai n berikut: P x100% N Keterangan: P persentase masing - masing jenis n N Tabel 1 Klasifikasi Persentase Banyaknya Kesalahan Persentase kesalahan siswa banyaknya kesalahan untuk masingmasing jenis kesalahan banyaknya kemungkinan kesalahan Kategori P 55% Sangat tinggi 40% P < 55% Tinggi 25% P < Cukup tinggi 10% P <25% Kecil 40% P <10% Sangat kecil HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya kelas IX-H yang berjumlah 34 orang siswa. Penelitian diawali dengan pemberian tes soal berbentuk uraian yang berjumlah 4 butir soal dan selanjutnya diadakan wawancara terhadap 14 orang siswa yang melakukan jenis kesalahan yang berbeda. Berikut disajikan tabel hasil tes siswa untuk mengetahui kesalahan siswa pada soal bangun ruang sisi lengkung. Tabel 2 Data Hasil Tes terhadap Kesalahan Siswa Jenis Kesalahan Butir Soal Jml Persentase Kesalahan 1 2 3 4 Prosedural 3 3 4 3 13 10,8% Mengorganisasikan Data 2 2 3 4 11 9,17% Mengurutkan 2 3 2 5 12 10% Pemanfaatan simbol 2 1 3 3 9 7,5% Melakukan manipulasi secara matematis 3 4 3 7 17 14,2% Menarik kesimpulan 2 3 3 4 12 10% Jumlah 14 16 18 26 Persentase 41,2% 47% 52,9% 76,5% Berdasarkan data dalam tabel 2, dapat diketahui bahwa siswa membuat kesalahan pada jenis kesalahan prosedural sebesar 10,8%, kesalahan pada mengorganisasikan data sebesar 9,17%, kesalahan pada pemanfaatan simbol sebesar 10%, kesalahan pada melakukan manipulasi secara matematis sebesar 14,2%, dan kesalahan pada menarik kesimpulan sebesar 10%. Dapat disimpulkan bahwa keselahan terbesar adalah pada jenis kesalahan melakukan manipulasi secara matematis. Setelah dilakukan analisis data terhadap seluruh jawaban siswa yang telah diperiksa, diperoleh hasil:

Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal,28-30, Maret 2017 Soal nomor 1 Terdapat 41,2% atau 14 orang siswa yang bawah dan 1 orang siswa dari kelompok sebiah kubah masjid. Berikutnya terdapat 2 mengorganisasikan data, 1 orang siswa kelompok bawah dan 1 orang siswa dari jenis kesalahan mengurutkan, 2 orang siswa jenis kesalahan pemanfaatan simbol, 2 orang jenis kesalahan melakukan manipulasi data secara matematis, 1 orang siswa kelompok sedang dan 1 orang siswa kelompok atas melakukan menarik kesimpulan. Soal nomor 2 Terdapat 47% atau 16 orang siswa yang bawah dan 1 orang siswa dari kelompok sebuah kubah masjid. Berikutnya terdapat 1 mengorganisasikan data, 1 orang siswa kelompok bawah dan 2 orang siswa dari jenis kesalahan mengurutkan, 1 orang siswa jenis kesalahan pemanfaatan simbol, 1 orang jenis kesalahan melakukan manipulasi data secara matematis, 1 orang siswa kelompok bawah dan 3 orang siswa kelompok sedang melakukan menarik kesimpulan. Soal nomor 3 Terdapat 52,9% atau 18 orang siswa yang bawah dan 2 orang siswa dari kelompok sebiah kubah masjid. Berikutnya terdapat 2 mengorganisasikan data, 2 orang siswa kelompok bawah dan 1 orang siswa dari jenis kesalahan mengurutkan, 1 orang siswa jenis kesalahan pemanfaatan simbol, 2 orang jenis kesalahan melakukan manipulasi data secara matematis, 2 orang siswa kelompok sedang dan 1 orang siswa kelompok atas melakukan menarik kesimpulan. Soal nomor 4 Terdapat 76,5% atau 26 orang siswa yang bawah dan 1 orang siswa dari kelompok sebiah kubah masjid. Berikutnya terdapat 2 mengorganisasikan data, 3 orang siswa kelompok bawah dan 2 orang siswa dari jenis kesalahan mengurutkan, 3 orang siswa jenis kesalahan pemanfaatan simbol, 5 orang kelompok sedang dan 1 siswa kelompok atas melakukan melakukan manipulasi data secara matematis, 2 orang siswa kelompok bawah 1 orang siswa kelompok sedang dan 1 orang siswa kelompok

Ida Nuraida atas melakukan kesalahan dalam jenis kesalahan menarik kesimpulan. Untuk mengetahui penyebab kesalahan yang dilkukan siswa, dilakukan wawancara terhadap beberapa siswa yang kesalahannya berbeda. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh faktor penyebab siswa melakukan kesalahan, yaitu sebagai berikut: 1. penyebab siswa melakukan kesalahan prosedural: a. lupa harus dari mana mulainya b. lupa rumus yang harus dipakai, tertukar antara rumus luas tabung dan volume tabung c. kebiasaan siswa suka mengahapal prosedur mengisi jawaban, siswa tidak paham pengerjaan soal yang sebenarnya. 2. penyebab siswa melakukan kesalahan mengorganisasikan data a. kurang lengkap dalam mengisi data b. kurang paham tentang soal 3. penyebab siswa melakukan kesalahan mengurutkan a. kurang paham dari mana urutan yang benar b. tidak fokus pengerjaannya 4. penyebab siswa melakukan kesalahan pemanfaatan simbol a. lupa simbol apa yang harus dipakai b. suka meremehkan simbol satuan luas dan volume c. tidak mengetahui satuan luas dan volume 5. penyebab siswa melakukan kesalahan melakukan manipulasi secara matematika a. tidak mngetahui alasan untuk memanipulasi b. kurang paham redaksi soal c. tidak tahu apa yang ditanyakan dalam soal d. bingung dalam perhitungan 6. penyebab siswa melakukan kesalahan menarik kesimpulan a. kurang teliti dalam menjawab soal b. meremehkan langkah menarik kesimpulan c. menganggap gurunya yang harus mengerti jawaban siswa d. berharap guru memberi keringanan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Jenis kesalahan siswa Kesalahan-kesalahan yang sudah dijelaskan dalam tahap hasil dan pembahasan adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa melalaui pengerjaan soal dan dilengkapi dengan wawancara. Kebanyakan kesalahan yang soal bangun ruang sisi lengkung adalah kesalahan prosedural, kesalahan memanipulasi data secara matematik, kesalahan dalam pemanfaatan simbol, dan kesalahan menarik kesimpulan. 2. Persentase jenis kesalahan siswa a. Kesalahan prosedur yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal tentang bangun ruang sisi lengkung yaitu sebesar 10,8% b. Kesalahan mengorganisasikan yang lengkung yaitu sebesar 9,17% c. Kesalahan mengurutkan yang lengkung yaitu sebesar 10% d. Kesalahan pemanfaatan simbol yang lengkung yaitu sebesar 7,5% e. Kesalahan melakukan manipulasi secara matematis yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal tentang bangun ruang sisi lengkung yaitu sebesar 14,2% f. Kesalahan menarik kesimpulan yang lengkung yaitu sebesar 10% 3. Persentase banyaknya siswa yang melakukan kesalahan pada tiap soal a. Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan pada soal nomor 1 yaitu sebesar 41,2% dengan kategori tinggi. b. Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan pada soal nomor 2 yaitu sebesar 47% dengan kategori tinggi.

Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 30, Maret 2017 ISSN 2541-0660 2017 c. Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan pada soal nomor 3 yaitu sebesar 52% dengan kategori tinggi. d. Banyaknya siswa yang melakukan kesalahan pada soal nomor 4 yaitu sebesar 76,5% dengan kategori sangat tinggi. 4. Penyebab kesalahan siswa dari semua jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut: a. siswa lupa harus dari mana mulainya b. lupa rumus yang harus dipakai, tertukar antara rumus luas tabung dan volume tabung c. kebiasaan siswa suka mengahapal prosedur mengisi jawaban, siswa tidak paham pengerjaan soal yang sebenarnya. d. kurang lengkap dalam mengisi data e. kurang paham tentang soal f. kurang paham dari mana urutan yang benar g. tidak fokus pengerjaannya h. lupa simbol apa yang harus dipakai i. suka meremehkan simbol satuan luas dan volume j. tidak mengetahui satuan luas dan volume k. tidak mngetahui alasan untuk memanipulasi l. kurang paham redaksi soal m. tidak tahu apa yang ditanyakan dalam soal n. bingung dalam perhitungan o. kurang teliti dalam menjawab soal p. meremehkan langkah menarik kesimpulan q. menganggap gurunya yang harus mengerti jawaban siswa r. berharap guru memberi keringanan Saran prosedural disarankan untuk lebih memahami materi terkait bangun ruang sisi lengkung dan memperhatikan proses penyelesaian soalnya serta disarankan untuk tidak menghapal langkah-langkah pengerjaannya, karena proses hapalan kurang bermakna apalagi terkait konsep; yang lebih penting siswa harus banyak berlatih menyelesaikan soal-soal terkait materi bangun ruang sisi lengkung; mengorganisasikan data disarankan siswa lebih mencermati soal-soal yang dihadapi, harus mengetahui mana yang yang ditanyakan dan mana yang diketahui; mengurutkan disarankan untuk mencermati langkah pengurutan yang dicontohkan oleh guru; pemanfaatan simbol disarankan siswa terlebih dahulu belajar tentang satuan, karena materi bangun ruang sisi lengkung, maka guru lebih menekankan pada penggunaan satuan luas dan volume serta konversi dari satuan ke satuan yang lainnya; melakukan manipulasi secara matematis disarankan siswa lebih mengerti terkait perhitungan; menarik kesimpulan disarankan siswa lebih teliti dan lebih memahami soal, agar mudah dalam menarik kesimpulan yang tepat dari setiap soal. DAFTAR RUJUKAN Ali, M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Buchori, M. (2000) Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan. Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan teori pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cipta Pustaka.. (2009). Taktik dan strategi Pembelajaran Matematika (Referensi untuk Guru SMK, Mahasiswa, dan Umum). Jakarta: Leuser Cipta Pustaka.