Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG DALAM PEMBUATAN MI SAGU INSTAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI

KAJIAN MUTU MI INSTAN YANG TERBUAT DARI TEPUNG JAGUNG LOKAL RIAU DAN PATI SAGU. Riau. Riau

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

EVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

PEMANFAATAN PATI SAGU DAN TEPUNG BIJI SAGA DALAM PEMBUATAN MI INSTAN UTILIZATION OF SAGO STARCH AND SAGA SEED FLOUR FOR PRODUCING INSTANT NOODLES

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

KARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT

ANALISIS PATI SAGU YANG DIMODIFIKASI HEAT MOISTURE TREATMENT DAN SIFAT ORGANOLEPTIK SOHUN INSTAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

POTENSI TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DALAM PEMBUATAN KUKIS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE. Riau. Riau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PATI SAGU DALAM PROSES PEMBUATAN CAKE. Substitution of Wheat Flour With Sago Starch on the Quality of Cake

PEMBUATAN MIE INSTAN DARI TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN

KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PATI SAGU TERHADAP MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

Alumni Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan tuna di dunia.

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

MI INSTAN BERBASIS PATI SAGU DAN IKAN PATIN SERTA PENDUGAAN UMUR SIMPAN DENGAN METODE AKSELERASI

PEMANFAATAN TEPUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN MI KERING UTILIZATION OF COCONUT FLOUR TO MAKING DRY NOODLE

PENERIMAAN PANELIS DAN ANALISIS USAHA MI INSTAN BERBASIS PATI SAGU DAN IKAN PATIN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT

MUTU ORGANOLEPTIKDAN KADAR PROTEIN MIE BASAH YANG DISUBTITUSI DENGAN AMPAS TAHU


I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN MIE SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG PUTIH (Zea mays L) AND SIFAT ORGANOLEPTIK ABSTRACT ABSTRAK

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

KARAKTERISTIK PATI SAGU MODIFIKASI DENGAN METODE ASETILASI CHARACTERISTICS OF SAGO STARCH MODIFIED BY ACETYLATION METHOD

Formulasi Kombinasi Tepung Sagu dan Jagung pada Pembuatan Mie

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

STUDI PEMBUATAN RAINBOW CAKE MENGGUNAKAN PATI SAGU (Metroxylon sp.) LOKAL RIAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SISKA SANITA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan. Dasar (2013), sebanyak 3,8% penduduk Indonesia mengonsumsi mi

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

KARAKTERISASI SIFAT FISIKO-KIMIA DAN SENSORI COOKIES DARI TEPUNG KOMPOSIT (BERAS MERAH, KACANG MERAH DAN MOCAF)

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Uji Karakteristik Mi Instan Berbahan Dasar Tepung Terigu dengan Subtitusi Mocaf dan Pati Jagung

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

DIVERSIFIKASI PATI SAGU (METROXYLON SP) SEBAGAI BAHAN BAKU MIE DAN MAKARONI SAGU

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

SIFAT KIMIA KREKER YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI TEPUNG DAGING SAPI DAN PERUBAHAN BILANGAN TBA KREKER SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI WIEKE FAUZIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Mi Kering Non Terigu Cooking Time

PEMANFAATAN PASTA SUKUN (ARTOCARPUS ALTILIS) PADA PEMBUATAN MI KERING THE USE OF BREADFRUIT (ARTOCARPUS ALTILIS) PASTA ON DRIED NOODLES PRODUCTION

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

Transkripsi:

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG DALAM PEMBUATAN MI SAGU INSTAN Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle. Ucok Wandi Siagian (0606113340) Usman Pato and Vonny Setiaries Johan ucokwandi@ymail.com ABSTRACT The research aim was to find the best formulation for making instant noodle from cassava peel flour and sago starch. This study was conducted using Complete Random Design with three repetitions and six treatments. The treatments for manufacturing instant noodles were SK0 (sago starch 100%), SK1 (sago starch 95% and cassava peel flour 5%), SK2 (sago starch 90% and cassava peel flour 10%), SK3 (sago starch 85% and cassava peel flour 15%), SK4 (sago starch 80% and cassava peel flour 20%), and SK5 (sago starch 75% and cassava peel flour 25%). Parameters observed were the moisture content before and after frying, protein content, acid value, intactness and rehydration time. The results show that addition of cassava feel flour significantly affected the moisture content before and after flying, protein content, acid value and intactness, but did not significantly influence the rehydration time of instant noodle. The best treatment was SK5 (sago starch 75% and 25% cassava peel flour) with moisture content before and after frying 9.12 % and 7.12% respectively, protein content 6.14%, acid number 0.03%, intactness 94.93% and rehydration time 4.23 minutes. Keywords: sago starch, cassava peel flour, instant noodle I.PENDAHULUAN Mi instan adalah salah satu jenis produk kering yang sudah populer di pasaran dan banyak digemari oleh konsumen mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Dalam industri mi ketersediaan bahan baku utamanya yaitu terigu masih harus diimpor karena gandum belum bisa dibudidayakan secara komersial di Indonesia. Oleh karena itu pengembangan teknologi mi berbahan baku tepung selain terigu perlu dilakukan, misalnya dengan memafaatkan tepung beras, sorgum, kasava dan sagu. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu adalah dengan memanfaatkan pati sagu dan tepung kulit singkong dalam pembuatan mi, serta pemanfatan limbah kulit singkong dalam penambahan bahan baku pembuatan mi instan. Singkong salah satu

komoditi yang murah dan banyak ditanam Riau, menurut data BPS, (2011) produksi singkong di Provinsi Riau tahun 2011 sekitar (79.480 ton). Berdasarkan penyataan tersebut telah dilakukan penelitian yang berjudul Pemanfaatan tepung kulit singkong dalam pembuatan mi sagu instan 1.1. Tujuan Penelitian Mendapatkan formulasi mi instan bahan baku dasarnya yaitu tepung sagu dan tepung kulit singkong yang mutunya memenuhi standar mutu mi instan (SNI 01-3551- 2000). 2.1. Metode Penelitian II.METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, Parameter yang akan diuji adalah kadar air, kadar protein, bilangan asam, waktu rehidrasi dan keutuhan. Adapun perlakuan dalam pembuatan mi adalah: SK0 = mi dari pati sagu 100% SK1 = mi dari pati sagu 95%, tepung kulit singkong 5% SK2 = mi dari pati sagu 90%, tepung kulit singkong 10% SK3 = mi dari pati sagu 85%, tepung kulit singkong 15% SK4 = mi dari pati sagu 80%, tepung kulit singkong 20% SK5 = mi dari pati sagu 75%, tepung kulit singkong 25% III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kadar Air Kadar air merupakan banyaknya jumlah air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Air memiliki peranan yang sangat besar terhadap suatu bahan pangan, keberadaan air dalam suatu bahan pangan sangat mempengarui cita rasa, kenampakan, tekstur dan menentukan daya simpan suatu bahan pangan. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa penambahan tepung kulit singkong memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air mi sagu instan. Rata rata hasil kadar air mi instan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. kadar air mi sagu instan (%) Sebelum sebelum penggorengan penggorengan 8.28 a 5,99 a 8.59 b 6,69 b 8,78 b 7,10 b 8,89 c 7,19 c 8,94 c 7,20 c 9,12 d 7,20 c Kadar air mi sagu instan meningkat secara signifikan dengan penambahan tepung kulit singkong. Hal ini disebabkan karena semakin banyak tepung kulit singkong yang ditambahkan akan menaikan kandungan protein dalam pembentukan adonan mi instan tersebut dan fisik tepung kulit singkong lebih lembab dari pati sagu, sehingga kandungan protein tepung kulit singkong yang berada dalam adonan memiliki daya ikat terhadap air akan meningkat. Semakin banyaknya jumlah air yang dapat ditahan dalam mi instan sehingga meningkatkan kadar air yang terkandung. Sudarmadji dkk (1997) menyatakan bahwa semakin besar ruang atar filament diakibatkan adanya intraksi antar protein. 3.2. Kadar Protein Protein merupakan salah satu sumber gizi utama, yaitu sebagai sumber asam amino dan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh. Mutu protein dinilai dari perbandingan asam-asam amino yang terkandung dalam protein tersebut, suatu protein yang dapat menyediakan asam-asam amino asensial yang menyamai kebutuhan tubuh manusia memiliki mutu yang tinggi (Sudarmadji dkk, 1997). kadar protein mi sagu instan yang dihasilkan setelah diuji lanjut dengan DNMRT pada taraf 5% disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. kadar protein mi sagu instan (%) 2,71 a 4,12 b 4,40 b 5,46 c 5,54 c 6,14 d Data pada Tabel 7 menunjukan bahwa semakin banyak penambahan jumlah tepung kulit singkong semakin tinggi kandungan protein mi sagu instan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan kandungan protein tepung kulit singkong lebih tinggi dari pati sagu. Davendra (1997) menyatakan bahwa tepung kulit singkong mengandung protein kasar 4,8%. Richana (2002) melaporkan kandungan protein pada pati sagu mencapai 0,21%.

3.3. Bilangan Asam Bilangan asam merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas minyak atau lemak. Hampir semua bahan pangan memiliki kandungan lemak atau minyak yang berbeda-beda. Minyak atau lemak berfungsi sebagai media pengantar panas dalam pengolahan mi (Winarno, 2004). penambahan tepung kulit singkong memberikan pengaruh nyata terhadap bilangan asam mi sagu instan. bilangan asam mi instan setelah dilakukan uji DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. bilangan asam mi sagu instan (%) 0,13 d 0,12 d 0,09 c 0,08 b 0,07 b 0,03 a Bilangan asam mi sagu instan cenderung menurun dengan penambahan tepung kulit singkong. Hal ini disebabkan semakin banyak jumlah tepung kulit singkong ditambahkan semakin keras tekstur mi, sehingga dalam penggorengan mi tidak terlalu banyak menyerap minyak. Menurut Suyanti (2008) kandungan minyak dalam mi instan berpengaruh dari tekstur mi saat penggorengan, jika semakin keras dan kenyal maka daya serap minyak makin kecil dan begitu juga sebaliknya. Bilangan asam yang dihasilkan secara umum masih memenuhi standar mutu mi instan (SNI 01-3551- 2000) yaitu maksimal 2%. 3.4. Keutuhan Bahwa penambahan tepung kulit singkong memberikan pengaruh nyata terhadap keutuhan mi sagu instan. keutuhan mi sagu instan setelah diuji DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. keutuhan mi sagu instan (%) 87,41 a 90,81 b 90,87 b 92,68 c 93,81 c 94,93 d Tabel 9 menunjukan bahwa keutuhan mi instan berkisar antara 87,41% sampai 94,93% dan keutuhan mi sagu instan semakin meningkat dengan semakin banyaknya penambahan tepung kulit singkong. Hal ini berkaitan dengan sifat

protein tepung kulit singkong yang kenyal dan tidak mudah putus dalam pembuatan adonan mi sagu instan dan protein tepung kulit singkong berperan dalam pembentukan adonan. Pada terigu yang berperan dalam pembentukan adonan adalah protein, sedangkan pada sagu yang berperan dalam pembentukan adonan adalah pati (Anonim, 2009). 3.5. Waktu Rehidrasi Bahwa penambahan tepung kulit singkong memberikan pengaruh nyata terhadap waktu rehidrasi mi sagu instan. waktu rehidrasi mi sagu instan sagu dengan penambahan tepung kulit singkong setelah dilakukan uji DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. waktu rehidrasi mi sagu instan (menit) 5,05 c 4,67 b 4,41 a 4,33 a 4,30 a 4,23 a Data pada Tabel 10 menunjukan bahwa semakin banyak penambahan tepung kulit singkong pada proses pembuatan mi instan sagu maka waktu rehidrasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kadar air yang dihasilkan setiap perlakuan semakin meningkat dengan semakin banyak penambahan tepung kulit singkong, dimana kadar protein juga mengalami peningkatan, sehingga kandungan protein tepung kulit singkong berperan aktif terhadap daya ikat air. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Rasio pati sagu dan tepung kulit singkong berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar protein, bilangan asam, keutuhan dan waktu rehidrasi. 2. terbaik dalam penelitian ini adalah perlakuan pati sagu 75%, tepung kulit singkong 25% dengan kadar air sebelum penggorengan 9,12%, kadar air sesudah penggorengan 7,20%, kadar protein 6,14%, bilangan asam 0,03%, keutuhan 94,93% dan waktu rehidrasi 4,23 menit. 3. Mi sagu instan yang dihasilkan pada semua perlakuan secara umum masih memenuhi standar mutu mi instan (SNI 01-3551- 2000), kecuali perlakuan SK0 yang tidak memenuhi standar mutu mi instan. 4.2. Saran Diperluhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui kadar HCN, abu, penerimaan panelis, umur simpan mi sagu instan dengan penambahan tepung kulit singkong.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Pengembangan Tanaman Sagu di Kabupaten Bengkalis, Riau. http://perkebunan.litbang. Deptan.go.id?/P=412. Diakses 26 Desember 2012. Biro Pusat Statistik. 2011. Statistik Tanaman Pangan. BPS, Jakarta. Devendra, C. 1997. Cassava as a Feed Soource For Ruminant. In: Cassava as Animal Feed. Nestel, B. and M. Graham (Eds.) Idrc-095e. 107-109. Richana, Nur, (2002), Produksi dan prospek enzim xilanase dalam pengembangan bioindustri di Indonesia, Buletin AgroBio 5(1):29-36. SNI. 2000. Standar Nasional Indonesia. SNI 01-3551 2000. Mie Instan. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty. Yogyakarta. Suyanti, 2008. Membuat Mi Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta.