BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

ANALISIS KINERJA BANK

II. TINJAUAN PUSTAKA

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

SUMBER DAN ALOKASI DANA PERBANKAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001) adalah Untuk memotivasi karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.


penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 Tanggal 10 Nopember 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Sedangkan menurut Stuart dalam Hasibuan (2005) menyatakan bahwa Bank is a company who satisfied other people bu giving a credit with the money they can accept as a gamble to the other, eventhough they should supply the new money. Dalam tulisan Hasibuan (2005) yang yang dimaksud dengan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha yang secara

konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bank adalah suatu badan usaha yang kegiatannya sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat yang berbentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk kredit dan juga melakukan berbagai macam kegiatan jasa keuangan. 2. Fungsi Bank Fungsi bank yang diterangkan dalam Undang-undang No.10 Tahun 1998 yang berbunyi : Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam berbagai buku perbankan, suatu bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas fungsi utama bank utama bank dalam pembangunan ekonomi (Kuncoro dan Suhardjono, 2002) yaitu: 1. Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit 3. Melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.

Dalam bidang perekonomian dan dunia bisnis peran perbankan telah menjadi satu mata rantai yang bersimbiosis dengan pelaku industry bisnis lainnya, karena secara umum kegiatan perbankan meliputi: (a) menghimpun dana dari masyarakat (Funnding), (b) menyalurkan dana ke masyarakat/industri (Lending), (c) memberi jasajasa perbankan lainnya ke masyarakat/industri (Service). Salah satu sumber keuntungan/pendapatan yang diperoleh antara pendapatan dari sektor lending, dibandingkan dengan sektor funding. Selisih margin ini diperoleh dari suku bunga yang dibebankan pada kedua sektor tersebut. Hal ini dapat terlihat dari flow of fund (aggregate) funding dan lending sebagai berikut: Gambar 2.1 Flow of Fund (Aggregate) Funding and Lending Modal (dana) Sendiri (internal) ` Investasi Primer POOL OF FUND Investasi Sekunder Primary Modal (dana) Asing Bank (eksternal) Sumber : Hasibuan, 2005 Reserve Secondary Reserve

Dana yang diperoleh berasal dari model sendiri maupun modal asing akan dikumpulkan dalam pool of funds yang kemudian disalurkan lagi ke berbagai bidang seperti : 1. Investasi Primer adalah investasi yang dilakukan kepada sarana dan prasarana bank, seperti untuk pembelian gedung dan berbagai peralatan kantor. 2. Investasi Sekunder adalah penyaluran kredit kepada debitur. 3. Primary Reserve adalah cadangan-cadangan berupa uang tunai di brankas dan saldo di rekening giro Bank Indonesia. 4. Secondary Reserve adalah cadangan-cadangan yang dilakukan pada surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia. Hasil dari berbagai investasi tersebut pada akhirnya akan dikembalikan sebagai pendapatan perusahaan. Akan tetapi proses lending tidak dapat berjalan apabila pendanaannya pun (funding) tidak berjalan lancer sebagaimana mestinya. Maka sebuah bank harus memberdayakan kekuatan pemasarannya dalam upaya memperoleh dana dari pihak ketiga/masyarakat. 3. Tujuan Bank Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 4 : Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ke arah nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

4. Jenis dan Usaha Bank a) Jenis-jenis Bank Berdasarkan Undang-undang No.10 tahun 1998, jenis bank dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dlam kegiatannyamemebrikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b) Kegiatan Usaha Bank Kegiatan usaha yang dpat dilakukan oleh bak umum menurut Undangundang perbankan No.10 tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut: a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk : a.1 Simpanan Giro (Demand Deposit) a.2 Simpanan Tabungan (Saving Deposit) a.3 Simpanan Deposito (Time Deposit) b. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk:

b.1 Kredit Investasi b.2 Kredit Modal Kerja b.3 Kredit Perdagangan c. Menerbitkan surat pengakuan hutang. d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. B. Dana Pihak ketiga (DPK) Menurut Kasmir (2010:166) yang dimaksud dengan sumbersumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mempunyai biaya operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber dana ini relative paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana sumber ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini relative lebih mahal jika dibandingkan dari dan sendiri. Menurut Kasmir (2010:168) adapun sumber-sumber dana bank terdiri dari, sebagai berikut :

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri. Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Yang terdiri dari modal setoran dari para pemegang sahamnya. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari : a. Setoran modal dari pemegang saham b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk : a. Simpanan Giro Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan Giro adalah sebagai berikut : Simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media yaitu cek (cheque), bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya.

b. Simpanan Tabungan Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai berikut : Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. c. Simpanan Deposito c.1. Deposito Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 (7) yang dimaksud dengan Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. c.2. Sertifikat Deposito Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 (8) yang dimaksud dengan Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau balas jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan dan simpanan deposito. Sedangkan simpanan tabungan dan simpanan deposito disebut dana mahal, hal ini disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relative lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jasa giro.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari: a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu. b. Pinjaman antarbank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring didalam lembaga kliring. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri. d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. Dana Pihak Ketiga didapat dengan menjumlahkan giro, tabungan, deposito. Dalam pos ini juga termasuk Sertifikat Deposito. Semakin tinggi rasio ini semakin bagus tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank.

C. Capital Adequency Ratio (CAR) Capital Adequency Ratio (CAR) menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana dana dari sumber sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Perlunya permodalan bank menurut Wilson, JSG (1998) (dalam Werdaningtyas, 2002) adalah untuk : 1. Melindungi pemilik dana dan menjaga kepercayaan masyarakat. 2. Menutup resiko operasional yang dapat terjadi. 3. Menghapus asset yang non performing loan dimana peminjam tidak dapat membayar hutang pada saat yang telah ditentukan. 4. Sumber pendanaan pendahuluan. Ketentuan Capital Adequency Ratio (CAR) menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/39/DPM tanggal 14 November 2008 perihal Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum yaitu memiliki rasio kewajiban Penyediaan Modal Minimum CAR paling kurang 8% (delapan per seratus).

Berdasarkan hal di atas, dua fungsi utama kapital, yaitu pembiayaan dalan infrastruktur dan melindungi nasabah dari kerugian yang mungkin terjadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat ini akan terlihat dari besarnya dana giro, deposito dan tabungan (Januarti I.,2002). Kapital dan resiko adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Kapital dapat melindungi berbagai bentuk resiko, contohnya kecukupan modal, resiko kredit, dan lain-lain. Dalam kondisi pendapatan yang berfluktuasi, capital diperlukan oleh manajemen bank dalam memenuhi kewajibannya. Rasio kapital yang tinggi diperlukan sebagaimana bila terjadi peningkatan resiko, penurunan profitabilitas dan pendapatan, peningkatan fluktuasi pendapatan dan perusahaan membuka resiko tanpa fasilitas yang melindunginya. Penetapan CAR sebagai variabel independen yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan pada penelitian Bourke (1989) dan Llyod- Williams dkk (Werdaningtyas H, 2002). Dalam formula CAR dibandingkan antara modal dengan semua jenis aktiva yang dianggap mengandung resiko atau yang lazimnya disebut Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Modal meliputi modal inti dan modal pelengkap. Modal inti meliputi : modal disetor, cadangan laba ditahan, agio saham, modal donasi dan laba tahun berjalan. ATMR mencakup

aktiva neraca dan beberapa pos dalam rekening administrasi (Payamta, dkk, 2001). Secara sistematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut : CAR = Modal Sendiri x 100% ATMR D. Loan To Deposit Ratio (LDR) Menurut Selamet (2006:165) LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Rumus : LDR = Total Kredit yang diberikan X 100% Total Dana Puhak Ketiga LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena

jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Menurut Selamet (2006:166) contoh perhitungan LDR sebagai berikut : Bank X memiliki data keuangan berdasarkan Laporan Bank Umum yang terdapat pada neraca per akhir maret adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah) : Kredit yang diberikan Rp. 700.000 Dana Pihak Ketiga (DPK hanya giro, tabungan, dan deposito) : Giro Rp. 50.000 Tabungan Rp. 30.000 Deposito Berjangka Rp. 900.000 Total DPK Rp. 980.000 Selamet (2006:166) berdasarkan data tersebut dapat dihitung LDR Bank X sebagai berikut : LDR = Total Kredit yang Diberikan X 100% Total DPK LDR = 700.000 X 100% 980.000 Suatu bank likuid bila bank dapat memenuhi kewajibannya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta memenuhi semua permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penanguhan. Perkiraan kebutuhan likuiditas dipengaruhi oleh perilaku penarikan nasabah, sifat dan jenis sumber dana dan dikelola oleh bank (Werdaningtyas, 2002).

Untuk memelihara tingkat likuiditas agar dapat memenuhi kewajibannya kepada semua pihak dapat diterapkan tiga teori yaitu sebagai berikut (Sri dkk, 2000 dalam Januarti I., 2002): 1. Commercial loan theory atau productive theory of credit, likuiditas bank akan dapat terjamin apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek dan bersifat self liquidating. 2. Asset shiftability theory, likuiditas bank akan dapat dipelihara apabila asset bank dapat dengan cepat diubah dalam bentuk asset lain yang lebih likuid sesuai kebutuhan, misalnya dalam bentuk surat berharga. 3. Doctrine of anticipated income theory, likuiditas dapat dipelihara meskipun bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan baik dan betul-betul disesuaikan dengan pendapatan dari debiturnya. Dalam dunia perbankan likuiditas dan profitabilitas sangat erat hubungannya, karena likuiditas menunjang pencapaian profitabilitas (Januarti I., 2002). Asset Liability Management adalah suatu aktivitas yang terus menerus mengkombinasikan sumber dana dan penggunaan dana (asset dan liability) secara efektif dan efisien untuk mencapai laba atau keuntungan yang optimum (Imam R., 1999 dalam Januarti I., 2002). Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada resiko yang sepadan, semakin tinggi keuntungannya semakin besar resiko yang dihadapi.

Pada umumnya aktivitas suatu bank diarahkan pada usaha untuk meningkatkan pendapatan dengan meminimalkan resiko. Secara konvensional banyak bank mengutamakan aktivitas kredit sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut, namun banyak juga bank yang mengalami kepailitan karenanya. Aktivitas perkreditan dapat mendominasi penggunaan dana suatu bank, karena perkreditan mempengaruhi aktivitas bank, penilaian atas tingkat kesehatan bank, tingkat kepercayaan nasabah serta tingkat pencapaian laba. Salah satu ukuran bank untuk menghitung likuiditas bank adalah menggunakan loan to deposit ratio (LDR). LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Menurut surat edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menetapkan bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah antara 75% dan 85%. E. Return On Assets (ROA) Menurut Weston dan Brigham dalam buku Manajemen Keuangan yang dialihbahasakan oleh Alfonsus Sirait (2000 : 304) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.

Menurut Agnes Sawir (2000 : 17) dalam bukunya yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan memberikan pengertian serupa mengenai profitabilitas adalah Kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Menurut Agus Sartono (2001 : 122) dalam bukunya Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi memberikan pengertian profitabilitas: Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dalam penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya ukuran kinerja yang digunakan bank adalah tingkat profitabilitas. Bagi perusahaan pada umumnya (termasuk bank) masalah profitabilitas merupakan hal yang penting di samping masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan sauatu ukuran bahwa suatu perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal atau kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung profitabilitas. Dengan menghitung profitabilitas dapat diketahui sampai sejauh mana kemampuan suatu bank di dalam menghasilkan keuntungan baik yang berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun

dari hasil-hasil non operasionalnya. Di dalam perbankan, profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menilai sehat tidaknya sebuah bank, selain faktor-faktor modal, kualitas aktiva, manajemen dan likuiditas. Untuk melakukan analisis profitabilitas maka teknik yang digunakan adalah analisis rasio. Analisis rasio ini merupakan suatu teknik analisis yang bermanfaat dalam menilai kinerja suatu bank. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kenerja profitabilitas bank adalah ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Assets). Dalam pembahasan mengenai analisis profitabilitas ini sekaligus akan dilakukan dengan cara menghitung komponen-komponen yang membentuk ROA. Selamet (2006:156) Return On Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA = Laba Sebelum Pajak X 100% Total Assets (rata-rata) ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki.

F. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR dan LDR terhadap ROA CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin besar CAR maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya ke dalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Hasil penelitian tersebut tidak didukung oleh Gelos (2006) yang menguji pengaruh CAR terhadap ROA, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA bank. LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank (terutama dana masyarakat). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga. Dengan penyaluran Dana Pihak Ketiga yang besar maka pendapatan bank (ROA) akan semakin meningkat, sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA(Gelos, 2006). G. Hasil Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan membuahkan hasil yang tidak konsisten.

Penelitian yang dilakukan oleh Syofyan S. (2003) dan Werdaningtyas (2002), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh CAR terhadap profitabilitas adalah positif. Dimana makin menurunnya CAR semakin rendah profitabilitas yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan terkikisnya modal akibat negative spread dan peningkatan asset yang tidak diimbangi dengan penambahan modal. Rendahnya CAR menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabiltas. Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Usman B. (2003) yang menyatakan bahwa rasio kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal senada juga diperoleh dari penelitian Mawardi W. (2004). Chhim, 1999 dalam I.D.N Badera (2002), menyatakan bagi para pemodal yang tidak suka resiko akan mensyaratkan bahwa semakin tingginya resiko suatu perusahaan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai imbalan terhadap resiko. Hal yang sama semakin likuid perusahaan, semakin kecil resikonya. Hal ini bermakna likuiditas mempunyai hubungan positif dengan profitabiltas. Namun pendapat yang berbeda disampaikan Djinarto (2000), dalam liquidity management perbankan, tingkat likuiditas dan rentabiltas bank tidak selalu berjalan searah. Ini berarti hubungan likuiditas tidak selalu positif tetapi bisa negative artinya pada saat likuiditas tinggi, tingkat rentabilitas belum tentu tinggi pula. Sebaliknya, pada tingkat likuiditas rendah kita akan mampu

mencapai tingkat rentabilitas tinggi, karena likuiditas yang berlebihan dapat menekan rentabilitas perusahaan, sementara likuiditas yang terlalukecil dapat meningkatkan resiko likuiditas bank. Hal yang sama juga dinyatakan dalam penelitian Werdaningtyas (2002), Usman B, (2003), dan Syofyan S. (2003) likuiditas yang diproyeksikan dalam LDR dinyatakan berpengaruh negative terhadap profitabilitas perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2002) berusaha untuk menganalisa apakah terdapat perbedaan bermakna kinerja keuangan yang diukur dari rasio cadangan penghapusan kredit terhadap kredit, ROA, efisiensi dan LDR antar bank dengan kelompok kategori A, B dan C dan apakah rasio keuangan tersebut mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kemungkinan kebangkrutran bank-bank kategori A, B dan C. Hasil dari penelitian ini adalah dari empat rasio keuangan tersebut yang digunakan ternyata rasio ROA, efisiensi dan LDR mempunyai perbedaan yang signifikan di antara bank-bank dalam kategori A, B dan C. Adapun risiko cadangan penghapusan kredit terhadap kredit tidak mempunyai perbedaan bermakna mengingat pengukuran rasio ini apabila digunakan untuk menilai kualitas asset dari bank kurang tepat, yaitu tidak sesuai dengan pengukuran sebagaimana ditentukan oleh Bank Indonesia. Penggunaan rasio keuangan yang mempunyai perbedaan dalam model logistic regression untuk menguji prediksi kebangkrutan bank-bank dalam kategori bangkrut adalah akurat yang ditunjukkan dengan tingkat kemaknaan 0,00%. Dari ketiga rasio ROA, efisiensi dan LDR hanya rasio

ROA yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap kemungkinan kebangkrutan bank. Penelitian Kesowo dalam Kuncoro dan Suhardjono (2002) berusaha menguji hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas 40 bank umum swasta nasional devisa di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga berusaha untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja bank umum swasta nasional devisa di Indonesia pertahun pengamatan 1995-1999, dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kenerja profitabilitas antar bank-bank yang menjadi obyek penelitian. Hasil penelitian ini memberikan bukti semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. H. Kerangka Pemikiran Suatu usaha menginginkan keuntungan yang besar, untuk mengukur pendapatan usaha tersebut dapat digunakan dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Dimana tingkat keuntungan suatu perusahaan perbankan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu yang akan diteliti disini adalah DPK (Dana Pihak Ketiga), CAR (Capital Adiquency Ratio), dan LDR (Loan to Deposit Ratio). Bagaimana pengaruh antara DPK, CAR, dan LDR terhadap ROA, apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak baik secara parsial maupun simultan.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran DPK (X 1 ) (Dana Pihak Ketiga) CAR (X 2 ) (Capital Adiquency Ratio) ROA (Y) (Return On Assets) LDR (X 3 ) (Loan to Deposit Ratio)