BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN PEMODELAN INVERSI 4.1 Data Pengukuran data gayaberat di Semarang untuk penelitian ini dilakukan sebanyak tujuh kali pengukuran yaitu: Juli 2002, September 2002, Juni 2003, Desember 2003, Juni 2004, Februari 2005, dan November 2005. Alat ukur yang digunakan adalah Gravimeter Lacoste & Romberg tipe G 1158 dan tipe G 508. Titik Pengukuran yang dapat memberikan anomali 4D sebanyak 36 titik pengukuran (Gambar 4.1). Selang waktu pengukuran tidak teratur dan dilakukan pada musim yang berbeda-beda. Gambar 4.2 adalah data curah hujan dari bulan Juli 2002 sampai dengan November 2005. Tabel 4.1 menunjukkan musim pada saat dilakukan pengambilan data. 9233000 9232000 Tanjung Mas Terboyo Kulon Marina Tanah Mas 9231000 PRPP Utara Kaligawe 9230000 9229000 Tawang Sari Tawang Mas Bulu Lor Plombokan Krobokan Bangunharjo Kauman Kebonagung Rejosari Sawah Besar Muktiharjo Kidul Keterangan: km 0 1 2 Bojong Salaman Bongsari Randusari Mugasari Gabahan Sarirejo Miroto Jagalan Simpang 5 Sambirejo Pandaen Lamper Jalan Kereta Api Jalan Raya Laut Simongan Lempongsari Tegalsari Peterongan Gayamsari Sungai Titik Pengukuran Gayaberat Tanah Putih 9223000 431000 432000 433000 434000 435000 436000 437000 438000 439000 440000 441000 Gambar 4.2. Lokasi titik pengukuran gayaberat. 21
Gambar 4.2. Data curah hujan Semarang pada Juli 2002 sampai November 2005 (Sumber: BMG Stasiun Klimatologi Semarang). Tabel 4.1. Musim pada saat pengambilan data gayaberat (berdasar data curah hujan). Waktu Pengukuran Data Juli 2002 September 2002 Juni 2003 Desember 2003 Juni 2004 Februari 2005 November 2005 Musim Hujan Hujan Hujan 4.2 Pengolahan Data Data pengukuran, masing-masing dikoreksi dengan koreksi pasang surut dan koreksi apungan untuk mendapatkan peta gayaberat observasi. Pengukuran awal (Juli 2002) dijadikan acuan untuk mendapatkan peta anomali 4D. Kemudian dilakukan koreksi amblesan untuk mendapatkan peta anomali 4D yang diakibatkan pengaruh perubahan fluida. Untuk mendapatkan model sebaran densitas 3D, perkiraan kontras densitas dilakukan dengan teknik inversi menggunakan software Grav3D. Enam model hasil inversi, dilakukan analisis, 22
dengan mempertimbangkan beberapa data kontrol, untuk menunjang interpretasi. Secara umum, diagram alir yang dilakukan dalam pengolahan data ditunjukkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Diagram alir pengolahan data. Gayaberat observasi relatif rendah (mencapai 978096 mgal) di bagian selatan, sedangkan bagian tengah dan utara relatif lebih tinggi (mencapai 978120 magal). Untuk menunjukkan kualitas data, ditampilkan juga peta topogafi daerah penelitian. Dari perbandingan dua peta ini, daerah bagian selatan memiliki 23
gayaberat observasi relatif rendah berada di sekitar topografi yang relatif tinggi dan sebaliknya untuk daerah penelitian bagian tengah dan utara. Gambar 4.4 menunjukkan gayaberat observasi daerah penelitian pada pengukuran November 2005. Untuk enam data pengukuran lainnya memiliki kecenderungan yang sama. Perubahan anomali dapat diamati dalam orde µgal pada peta anomali 4D yang diakibatkan perubahan fluida (Gambar 4.5). Bagian utara daerah penelitian memiliki anomali 4D yang relatif sangat tinggi dibanding dengan bagian selatan. Kecenderungan yang sama juga tampak pada lima peta anomali yang lainnya. Anomali tinggi di bagian utara dapat diakibatkan karena pengaruh amblesan yang dominan, gejala rob, intrusi air laut, dan posisinya yang dekat pantai terpengaruh dengan kuat oleh massa air di laut. Dengan memperhatikan sebaran jumlah titik pengukuran (30% dari jumlah keseluruhan), pola yang cukup konsisten dari peta anomali 4D akibat pengaruh fluida, serta struktur geologi (yang tidak terlalu bervariasi), analisis pergerakkan fluida dilakukan pada daerah yang terletak pada rentang koordinat UTM X 436000-439000 dan UTM Y - (Gambar 4.6). 24
9233000 Gayaberat Gayaberat Observasi Lokal November November 2005 2005 9233000 Topografi November 2005 9232000 9231000 9230000 9229000 Tanjung Mas Terboyo Kulon Tanah Mas Marina PRPP Kaligawe Tawang Sari Tawang Mas Bulu Lor Plombokan Sawah Besar Kebonagung Krobokan Muktiharjo Kidul Bangunharjo Kauman Rejosari Gabahan Sarirejo Miroto Jagalan Sambirejo Bojong Salaman Randusari Simpang 5 Bongsari Mugasari Pandaen Lamper Simongan Gayamsari Lempongsari Peterongan Tegalsari mgal 978120 978119 978118 978117 978116 978115 978114 978113 978112 978111 978110 978109 978108 978107 978106 978105 978104 978103 978102 978101 978100 978099 978098 978097 978096 9232000 9231000 9230000 9229000 Tanjung Mas Terboyo Kulon Tanah Mas Marina PRPP Kaligawe Tawang Sari Tawang Mas Bulu Lor Plombokan Sawah Besar Krobokan Kebonagung Muktiharjo Kidul Bangunharjo Kauman Rejosari Gabahan Sarirejo Miroto Jagalan Sambirejo Bojong Salaman Randusari Simpang 5 Bongsari Mugasari Pandaen Lamper Simongan Gayamsari Lempongsari Peterongan Tegalsari meter 110 105 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0-5 Keterangan: Utara km 0 1 2 Jalan Kereta Api Jalan Raya Laut Sungai Tanah Putih Tanah Putih Titik Pengukuran Gayaberat 9223000 431000 432000 433000 434000 435000 436000 437000 438000 439000 440000 441000 9223000 431000 432000 433000 434000 435000 436000 437000 438000 439000 440000 441000 Gambar 4.4. Perbandingan peta gayaberat observasi dan topografi daerah penelitian. 25
Gambar 4.5. Peta anomali 4D akibat pengaruh fluida (Juli 2002 s/d November 2005). Utara km 0 1 2 Juli 2002 s/d September 2002 Juli 2002 s/d Desember 2003 Juli 2002 s/d Juni 2003 Juli 2002 s/d Juni 2004 mikrogal 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0-5 -10-15 -20 Keterangan: Jalan Raya Sungai Juli 2002 s/d Februari 2005 Juli 2002 s/d November 2005 Gambar 4.6. Peta anomali 4D akibat pengaruh pergerakkan fluida di lokasi yang dianalisis. 26