PENGARUH KONSELING METODE IVA TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

dokumen-dokumen yang mirip
GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA DEWASA AWAL DI DUSUN PLALANGAN DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

No. Responden: B. Data Khusus Responden

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN PAPSMEAR (Studi Kasus Di BPS Lilik Farida Surabaya) Erlinda Aisa ¹, Sumiati ²

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

Feriana Tejawati 1, Ismarwati 2, Anjarwati 3 ABSTRACT

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

Budi Rahayu¹, Dhesi Ari Astuti², Asri Hidayat³

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

3. METODOLOGI PENELITIAN

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH HEALTH EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG

MOTIVASI UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Sri Waluyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. leher rahim disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Virus. akan tumbuh menjadi kanker (Depkes, 2008).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

Transkripsi:

PENGARUH KONSELING METODE IVA TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP Rachel Dwi Wilujeng* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahulaun: Salah satu bentuk penyakit ganas yang menyerang sistem reproduksi wanita adalah kanker serviks. Tingginya kasus ini disebabkan karena ketidaktahuan wanita akan ancaman kanker serviks, terbatasnya akses screening sehingga mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis dan penyakit sudah dalam stadium lanjut. Konseling merupakan salah satu metode promosi kesehatan yang pada hakikatnya adalah kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada individu atau masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling tentang metode IVA terhadap perubahan pengetahuan dan sikap wanita mengikuti pemeriksaan metode IVA di BPS TMM Djamini D. Surabaya. Metode: Desain Penelitian Ini Adalah experimental design dengan jenis randomized pretest-posttest control group design. Dengan populasi adalah wanita yang berkunjung di BPS TMM Djamini berusia 30-50 tahun, sebagai aseptor KB, sebanyak 100 orang. Teknik samling yang digunakan adalah simple random sampling dan memenuhi kriteria inklusi sehingga didapatkan sampel sebanyak 80 wanita. Sample ini akan dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah Konseling tentang pemeriksaan IVA dan pengetahuan serta sikap wanita dalam mengikuti pemeriksaan IVA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner dan wawancara. Hasil: Hasil penelitian didapatkan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 atau terdapat pengaruh konseling terhadap perubahan tingkat pengetahuan dan sikap wanita tentang deteksi dini kanker servik metode IVA serta ada perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui konseling, dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap wanita tentang deteksi dini kanker servik metode IVA. Diharapkan peningkatan pengetahuan dan sikap yang positif menjadikan wanita secara sadar mau melakukan pemeriksaan ini karena bila ditemukan adanya kelainan sjak dini dapat segera dilakukan pengobatan. Metode konseling dapat dijadikan sebagai satu alternatif promosi kesehatan untuk mengadakan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Kata Kunci : Konseling, Pengetahuan, Sikap, IVA PENDAHULUAN Kesehatan wanita merupakan salah satu sasaran dari upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan wanita adalah pelayanan kesehatan reproduksi. Pergeseran norma dan pola hidup mengakibatakan pergeseran prilaku lapisan masyarakat, termasuk didalamnya adalah wanita. Perubahan terhadap perilaku seks, kebiasaan konsumsi makanan, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan memiliki konstribusi terhadap munculnya berbagai penyakit degeneratif maupun infeksi. Salah satu bentuk penyakit ganas yang menyerang sistem reproduksi wanita adalah kanker serviks. Jenis kanker ini merupakan yang paling banyak ditemukan pada wanita dan dapat menyebabkan kematian. Didunia setiap 2 menit wanita dapat meninggal akibat kanker serviks, di Indonesia setiap 1 jam dan kanker ini pula yang menjadi penyebab kematian nomor 1 di Indonesia (Globocan, 2004). Melihat tingginya angka penderita, maka tidak mengherankan bila penyakit ini merupakan momok yang menakutkan bagi perempuan. Tingginya kasus ini disebabkan karena ketidaktahuan wanita akan ancaman kanker serviks, terbatasnya akses screening sehingga mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis dan penyakit sudah dalam stadium lanjut (Nusdaldy, 2007). Padahal keterlambatan pemeriksaan bisa berpengaruh pada harapan hidup, selain itu biaya pengobatan juga lebih besar. Perempuan yang terkena kanker serviks tentu kualitas hidupnya akan menurun, padahal kemungkinan besar mereka masih memiliki 78

tanggung jawab ekonomi dan sosial terhadap keluarga dan masyarakat. Data WHO menurut Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUA Dr. Soetomo, 2009, menunjukkan bahwa pada kasus kanker serviks terdapat 500.000 kasus baru pertahun di dunia, 80 terjadi dinegara berkembang, minimal 200.000 kematian pertahun dan menempati urutan ke 3 kanker utama di dunia. Sedangkan di Indonesia, kanker serviks menempati urutan pertama dengan prosentase 40 dari seluruh jenis kanker di Indonesia dan hampir 90 datang pada stadium lanjut (II B). Keadaan ini menggambarkan bahwa masalah kanker serviks perlu mendapatkan perhatian agar jumlah kasus dapat ditekan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan deteksi dini kanker secara rutin, minimal 1x pertahun, karena bila ditemukan pada stadium dini dapat segera diobati. Kanker serviks dapat dideteksi melalui berbagai cara seperti papsmear, kolposkopi, histopatologi dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Berdasarkan evidence base medicine menunjukan bahwa IVA merupakan cara yang handal untuk mendeteksi adanya dysplasia dengan sensitivitas dan spesifivitas tidak berbeda dengan pap smear. Pemeriksaan IVA adalah melihat mulut rahim dengan mengoleskan asam asetat 3-5, dapat mendeteksi mulut rahim yang abnormal tampak berwarna putih (acetowhite) yang mencerminkan keadaan prakanker atau kanker. Pemeriksaan ini dianggap lebih mudah, sederhana, dapat dikerjakan oleh dokter, bidan puskesmas atau praktek swasta. Pemeriksaan ini dianggap murah dibandingkan dengan papsmear yang harganya lebih mahal oleh karena butuh tenaga patologi yang jumlahnya masih terbatas di Indonesia. Namun kenyataannya masih banyak wanita tidak tahu atau tahu tapi tidak peduli tentang pentingnya pemeriksaan ini (Nasdaldy, 2007). BPS Djamini merupakan salah satu bidan praktek di Surabaya. Salah satu pelayanan yang diberikan adalah program Keluarga Berencana. Jumlah kunjungan akseptor KB pada wanita usia 30-50 tahun dalam satu bulan rata-rata 100 orang. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa selama ini belum pernah melakukan konseling kesehatan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks menggunakan metode IVA, padahal hal ini perlu dilakukan sebagai usaha untuk menekan kejadian kanker servik yang semakin meningkat. Mengingat bahwa kanker servik umumnya tidak menunjukkan gejala, gejala baru timbul pada stadium lanjut yaitu perdarahan pasca senggama dan keputihan yang tidak khas, maka perlu deteksi dini secara rutin meskipun wanita tidak memiliki keluhan. Akan tetapi, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri untuk dilakukan pemeriksaan dini kanker serviks. Untuk itu perlu suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan wanita tentang bahaya kanker servik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan diri secara teratur. Konseling merupakan salah satu metode promosi kesehatan yang pada hakikatnya adalah kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada individu atau masyarakat. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan seseorang dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berbengaruh terhadap perubahan sikap dan perilakunya (Soekidjo Notoatmodjo, 2007). Dengan kata lain, adanya konseling diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran dalam hal ini adalah wanita sudah menikah, berusia 30-50 tahun yang merupakan kelompok resiko tinggi terkena kanker serviks. Sudah saatnya digalakkan pengetahuan dan pendidikan tentang deteksi dini kanker serviks, sudah saatnya pula para wanita mengetahui apa yang terjadi dalam tubuh mereka terutama ketika mengalami masalah pada alat reproduksi. Pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif akan membantu mereka memahami kesehatan reproduksi dan dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya bila ada masalah. Sehingga setiap wanita dapat menjalani harihari dengan kualitas hidup yang baik, dapat berbuat banyak untuk keluarga dan masyarakat. Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin melihat pengaruh konseling tentang metode IVA terhadap perubahan pengetahuan dan sikap wanita mengikuti pemeriksaan metode IVA di BPS TMM Djamini D. Surabaya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian experimental design dengan jenis randomized pretest-posttest 79

control group design, dilakukan pengambilan data pada bulan April Mei 2014. Populasinya wanita yang berkunjung di BPS TMM Djamini berusia 30-50 tahun, sebagai akseptor KB, sebanyak 100 orang. Menggunakan Non Probability Sampling (Accidental sampling) sehingga besar sampel menjadi sebanyak 80 orang adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Variabel dalam penelitian ini adalah Konseling tentang pemeriksaan metode IVA serta pengethuan dan sikap wanita mengikuti pemeriksaan metode IVA. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden meliputi umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan paritas pada wanita berusia 30-50 tahun yang berkunjung di BPS TMM Djamini D. Surabaya sebagai akseptor KB pada bulan April - Mei 2014. Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan usia pada kelompok perlakuan di BPS TMM Djamini D. Surabaya (April - Mei 2014) No. Usia (Tahun) Frekuensi 1. 30 34 9 22,5 2. 35 39 12 30 3. 40 44 8 20 4. 45 49 10 25 5. 50 55 1 2,5 Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok perlakuan April - Mei 2014, sebagian besar (30) berusia 35 39. Tabel.2 Distribusi responden berdasarkan usia pada kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D. Surabaya (April - Mei 2014) No. Usia (Tahun) Frekuensi 1. 30 34 8 20 2. 35 39 17 42,5 3. 40 44 6 15 4. 45 49 9 22,5 5. 50 55 0 0 Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya pada bulan April - Mei 2014, sebagian besar (42,5) berusia 35 39. Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok perlakuan di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Pendidikan Frekuensi 1. SD 3 7,5 2. SLTP 11 27,5 3. SLTA 7 42,5 4. Akademi / PT 9 22,5 Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok perlakuan April - Mei 2014, sebagian besar (42,5) mempunyai tingkat pendidikan SLTA. Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Pendidikan Frekuensi 1. SD 11 27,5 2. SLTP 9 22,5 3. SLTA 18 45 4. Akademi / PT 2 5 Berdasarkan tabel.4 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok kontrol April - Mei 2014, sebagian besar (45) mempunyai tingkat pendidikan SLTA. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan paritas pada kelompok perlakuan di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Pendidikan Frekuensi 1. Nullipara (belum 0 0 mempunyai anak) 2. Primipara 8 20 1) 3. Multipara 32 80 2 4) 4. Grandemultipara 0 0 >5) 80

Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok perlakuan April - Mei 2014, sebagian besar (80) sebagai multipara 2 4). Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan paritas pada kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Pendidikan Frekuensi 1. Nullipara (belum 1 2,5 mempunyai anak) 2. Primipara 11 27,5 1) 3. Multipara 26 65 2 4) 4. Grandemultipara 2 5 >5) Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok kontrol April - Mei 2014, sebagian besar (65) sebagai multipara 2 4) Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada kelompok perlakuan di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Pekerjaan Frekuensi 1. Ibu Rumah 25 62,5 Tangga 2. PNS 1 2,5 3. Wiraswasta / 14 35 Swasta Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok perlakuan April - Mei 2014, sebagian besar (62,5) sebagai.ibu rumah tangga. Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Pekerjaan Frekuensi 1. Ibu Rumah 27 67,5 Tangga 2. PNS 0 0 3. Wiraswasta / 13 32,5 Swasta Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa responden sebagai kelompok kontrol April - Mei 2014, sebagian besar (67,5) sebagai.ibu rumah tangga. Tabel 9 Distribusi tingkat pengetahuan wanita sebelum dan sesudah konseling pada kelompok perlakuan di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) N o. Pengeta huan Sebelum Freku ensi Sesudah Freku ensi 1 Baik 10 25 37 92, 5 2 Cukup 20 50 3 7,5 3 Kurang 10 25 0 0 Jumlah 40 10 0 40 10 0 Berdasarkan tabel.9 diatas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan konseling sebagian (50) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, 25 memiliki tingkat pengetahuan baik dan 25 memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sedangkan sesudah diberikan konseling, hampir seluruh responden (92,5) memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebagian kecil (7,5) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Tabel 10 Distribusi tingkat pengetahuan wanita pada kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) Perlakuan Kontrol No Pengeta Frekuens Frekue huan i nsi 1. Baik 37 92,5 7 17,5 2. Cukup 3 7,5 13 32,,5 3. Kurang 0 0 20 30 40 100 Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden sebagai kelompok kontrol, pada saat pre test didapatkan sebagian (50) memiliki tingkat pengetahuan kurang, 32,5 memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sebagian kecil (17,5) memiliki tingkat pengetahuan baik. Setelah dilakukan post test memiliki hasil yang sama seperti saat pre test. Dari hasil uji 81

statistik Wilcoxon didapatkan nilai ρ= 1,000 > α = 0,05 maka H 0 diterima atau pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan wanita pada saat pre test dan pada saat post test. Tabel 11 Perbandingan pengetahuan tentang deteksi dini kanker servik metode IVA antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) Perlakuan Kontrol No Pengetah Frekuen Frekue. uan si nsi 1. Baik 37 92,5 7 17, 5 2. Cukup 3 7,5 13 32,, 5 3. Kurang 0 0 20 30 40 100 Berdasarkan tabel 11 menunjukkan pada kelompok perlakuan setelah diberikan konseling hampir seluruh responden (92,5), mempunyai tingkat pengetahuan baik, sebagian kecil responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup (7,5) dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa sebagian kecil responden (17,5) mempunyai tingkat pengetahuan baik dan sebagian responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup (32,5) dan kurang (30) Tabel 12 Perbandingan sikap wanita tentang deteksi dini kanker servik metode IVA antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di BPS TMM Djamini D Surabaya (April - Mei 2014) No. Sikap Perlakuan Kontrol Frekuensi Frekuensi 1. Positif 39 97,5 27 67,5 2. Negatif 1 2,5 13 32,5 40 100 Berdasarkan tabel 12 menunjukkan pada kelompok perlakuan setelah diberikan konseling hampir seluruh responden (97,5) mempunyai sikap yang positif tentang deteksi dini kanker servik metode IVA dan sebagian kecil (2,5) mempunyai sikap yang negatif tentang deteksi dini kanker servik metode IVA. PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisa data dan menguji penelitian secara kuatitatif dan kualitatif diperoleh hasil yang bervariasi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan konseling deteksi dini kanker servik metode IVA dan pengaruh pemberian konseling terhadap pengetahuan serta sikap wanita tentang deteksi dini kanker servik metode IVA. Pengaruh konseling tentang metode IVA terhadap perubahan pengetahuan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di BPS TMM Djamini D. Surabaya dari 40 responden sebagai kelompok perlakuan, sebelum diberikan konseling tentang deteksi dini kanker servik metode IVA, sebagian wanita (50) atau 20 responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup. Setelah diberikan konseling deteksi dini kanker servik metode IVA sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu (92,4) dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Pada kelompok perlakuan, hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai ρ= 0,000 < α = 0,05. Hal menunjukkan terdapat pengaruh konseling terhadap tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker servik menggunakan metode IVA. Pada uji statistic Mann Whitney pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan ada perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dan didapatkan hasil ρ= 0,000 < α = 0,05. Konseling sebagai salah satu metode promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan seseorang dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Metode pendidikan dengan pendekatan secara individual ini digunakan untuk membina perilaku baru. Melalui konseling, konselor dapat menggali masalah yang dihadapi klien, termasuk masalah kurangnya pengetahuan tentang deteksi dini kanker servik metode IVA. Dengan adanya informasi dari petugas kesehatan tentang pentingnya deteksi dini kanker servik maka pengetahuan klien dapat bertambah sehingga dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan memberikan perubahan kearah sikap yang positif dan menerima atau mengubah perilaku kesehatan kearah yang lebih baik. (Notoamodjo 2007). 82

Menurut ahli pendididkan, J. Guilbert yang ditulis dalam buku Notoatmodjo, 2007, konseling sebagai salah satu metode promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses belajar, maka ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam proses belajar ini, yaitu : faktor materi, lingkungan, instrumental dan faktor individual subyek belajar. Faktor materi adalah hal yang dipelajari, ikut menentukan proses dan hasil belajar. Dalam hal ini materi yang diberikan adalah deteksi dini kanker servik dengan metode IVA. Faktor yang kedua adalah lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial seperti kondisi tempat belajar. Faktor yang ketiga adalah instrumental yang terdiri dari perlengkapan belajar, pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar yang digunakan. Faktor yang keempat adalah kondisi individual subyek belajar baik kondisi fisiologis maupun psikilogis, seperti : keadaan sakit, masalah dalam panca indera, daya tangkap, ingatan motivasi dan lain sebagainya. Dari data penelitian didapatkan bahwa sebelum dilakukan konseling hanya sebagian (50) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan setelah dilakukan konseling hampir seluruh responden (92,4) memiliki tingkat pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan adanya perubahan tingkat pengetahuan kearah yang lebih baik antara sebelum dan sesudah diberikan konseling. Hal tersebut disebabkan karena melalui konseling komunikasi antar pribadi antara petugas kesehatan dan responden terjalin lebih dekat dalam hal melakukan dialog. Responden dapat lebih terbuka dalam menyampaikan masalah atau hal-hal yang belum ia pahami. Sebaliknya konselor juga lebih bebas dalam menjelaskan sesuatu tanpa hambatan dari pihak lain. Sehingga responden akhirnya lebih menerima dan memahami materi yang diberikan dan hal ini menambah pengetahuannya tentang pentingnya deteksi dini kanker servik metode IVA. Perubahan tingkat pengetahuan antara pre test dan post test juga dipengaruhi oleh latar belakang responden. Berdasarkan usia, seluruh responden adalah berusia dewasa (> 20 tahun), menurut Hurlock (1998), menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih dewasa dalam berfikir. Ia akan lebih banyak menerima hal-hal yang baru dan lebih selektif dalam memberi penilaian terhadap apa yang diterimanya. Hal ini akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Berdasarkan latar belakang pendidikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah berpendidikan menengah keatas (42,5 SLTA dan 22,5 Akademi) dimana semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah dalam memahami informasi. Dengan pendidikan yang tinggi semakin banyak pula informasi yang ia dapatkan sehingga menambah pengetahuannya. Selain itu juga hal yang mungkin mempengaruhi adalah metode pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan jawaban benar atau salah, dimana hal tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang lebih rendah. Pengaruh konseling tentang metode IVA terhadap perubahan sikap. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 40 responden kelompok perlakuan sebelum diberikan konseling sebanyak 23 orang (57,5) memiliki sikap positif dan 17 orang (42,5) memiliki sikap negatif. Setelah diberikan konseling sebanyak 39 orang (97,5) memiliki sikap positif dan 1 orang (2,5), memiliki sikap negatif. Pada kelompok kontrol dari 40 responden pada saat pre test sebanyak 27 orang (67,5) memiliki sikap positif dan 13 orang (32,5) memiliki sikap negatif. Pada saat post test memberikan prosentase yang sama seperti saat post test. Dari hasil uji statistik McNemar Test pada kelompok perlakuan didapatkan nilai ρ= 0,000 < α = 0,05. Hal menunjukkan terdapat pengaruh konseling terhadap sikap wanita tentang deteksi dini kanker servik menggunakan metode IVA. Pada uji statistik Chi Square Test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan ada perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dan didapatkan hasil ρ= 0,000 < α = 0,05 Menurut Newcob dalam buku Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Adapun 3 komponen pokok 83

sikap menurut Allport (1954), adalah : kepercayaan, kehidupan emosional, dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membenuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang telah mendapatkan konseling tentang pentingnya deteksi dini kanker servik (tujuan, cara, siapa yang harus dilakukan dan dimana tempat pelayanan), telah mendapatkan tambahan pengetahuan. Secara tidak langsung akan membawa dia untuk berpikir dan berusaha bahwa agar terhindar dari kanker servik perlu dilakukan deteksi dini, salah satunya dengan menggunakan mettode IVA. Pembentukan sikap ini tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor intern (faktor dalam diri sendiri) seperti selektifitas untuk memilih, dan faktor eksternal (faktor luar diri), seperti sistem sosial yang mendukung. (Purwanto,1999). Adanya pemberian informasi melalui konseling, membantu individu dalam meningkatkan kemampuannya baik pengetahuan, sikap maupun tindakan untuk mencapai hidup sehat yang optimal. Konseling sebagai salah satu metode promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses belajar. Melalui belajar dapat meningkatkan pengetahuan dari individu. Pengetahuan yang meningkat dapat mencetuskan sikap yang positif terhadap perubahan perilaku. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada satu responden (No. 9) tidak mengalami perubahan sikap walaupun sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan. Hal ini dapat terjadi karena perubahan sikap seseorang melalui suatu proses yang membutuhkan waktu yang tidak sama antara individu yang satu dengan individu lainnya. Kemungkinan juga, konseling yang sudah diberikan kurang efektif mengingat waktu berinteraksi dengan responden hanya dilakukan satu kali SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Terdapat perubahan tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker servik metode IVA setelah diberikan konseling Terdapat perubahan sikap wanita tentang deteksi dini kanker servik metode IVA setelah diberikan konseling Terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol SARAN Bidan sebagai tenaga kesehatan, diharapkan mampu memberikan pelayanan konseling tentang deteksi dini kanker servik metode IVA sebagai cara melakukan promosi kesehatan untuk merubah pengetahuan dan sikap wanita kearah yang lebih baik. Dengan demikian secara sukarela, penuh kesadaran dan pengertian, mau melakukan pemeriksaan IVA sebagai upaya deteksi kanker servik sejak dini. Semua wanita yang telah mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini kanker servik metode IVA, diharapkan mau melakukan pemeriksaan secara rutin (minimal satu tahun sekali), walaupun tidak merasakan adanya keluhan DAFTAR PUSTAKA Andrijono, (2009). Kanker Serviks, Jakarta : Divisi Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Globocan (2004). Kanker Serviks. Rabu, 3 maret 2014. http://www.kompas.com Hidayat A. Aziz Alimul (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa, Jakarta: Salemba Medika. Heri Slamet (2010). See & Treat dan Kryoterapi (Pelatihan See & Treat Regional jawa Timur), Surabaya: School Of Medicine Airlangga University- Dr. Soetomo Hospital Mochtarom, 1998. Gynecologic Cancer Registry. Jakarta. Departemen Obstetric dan Gynecologic RS Dr. Cipto Mangunkusumo.FKUI. Mustokoweni Sjahjenny(2010) Sosialisasi See & Treat (Pelatihan See & Treat Regional jawa Timur), Surabaya: School Of Medicine Airlangga University- Dr. Soetomo Hospital Notoatmodjo Soekidjo (2007). Proposi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta. 84

Nursalam (2003). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nusdaldy (2007). Kanker Rahim Bisa di Cegah. BIDAN. Edisi XVII, November 2008. IBI Cabang Surabaya. Priyanto Agus (2009). Komunikasi dan Konseling, Jakarta: Salemba Medika Riwidikdo Handoko (2009). Statistik Kesehatan, Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Soesanto Wibisono (2010). Biostatistik Penelitian Kesehatan, Surabaya: Dua Tujuh. Surya, I Gede Putu(2007). FcP MFS See and Treat (Pelatihan Kanker Serviks), Bali: Female Cancer Programe Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. 85