MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN INFLASI DAN INVESTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
Anadiora Eka Putri, Nughthoh Arfawi Kurdhi, dan Mania Roswitha Program Studi Matematika FMIPA UNS

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION

oleh ANADIORA EKA PUTRI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BIAYA EMISI KARBON DAN PROSES INSPEKSI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KENDALA KAPASITAS GUDANG DAN TINGKAT LAYANAN

oleh MIKIYANA RAMADANI M

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PEMASOK-PENGECER DAN KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA BARANG YANG BERPENGARUH TERHADAP PERMINTAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tyas Dessandie, Sutanto, dan Pangadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

MODEL PERSEDIAAN (Q, r, L) TANPA DAN DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN I-1

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

ABSTRAK. Kata Kunci : model persediaan terintegrasi, kebijakan penetapan harga barang, permintaan bergantung harga barang (price dependent demand).

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Proses Pengadaan Persediaan

MODEL PERSEDIAAN CLOSED-LOOP SUPPLY CHAIN (CLSC ) DENGAN REMAUFACTURING, REFURBISHING, DAN MANAJEMEN PRODUK KEDALUWARSA

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

BAB 4 FORMULASI MODEL

Prosiding Matematika ISSN:

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

Model Kerusakan Inventori dan Backlog Parsial

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PEMASOK-PENGECER DENGAN BARANG CACAT, CRASHING COST DAN INVESTASI FUNGSI BERPANGKAT, DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Koordinasi Persediaan Rantai Pasok Desentralisasi dengan Lead Time yang Terkontrol dan Mekanisme Revenue Sharing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SISTEM SUPPLY CHAIN YANG MELIBATKAN PEMASOK, PEMANUFAKTUR DAN PEMBELI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENUNGGAKAN PESANAN KETIKA TERJADI KEKURANGAN STOK. F. Aldiyah 1, E. Lily 2 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PERSEDIAAN CONTINUOUS REVIEW DENGAN POTONGAN HARGA KARENA PERMINTAAN TERTUNDA PADA SAAT JUMLAH BARANG YANG DITERIMA TIDAK PASTI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

PENGEMBANGAN MODEL INTEGRASI PRODUKSI-PERSEDIAAN SINGLE VENDOR SINGLE BUYER KONDISI PROBABILISTIK DENGAN ADANYA LOSSING FLEXIBILITY COSTS

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA ZUPPA ICE CREAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KNOWN PRICE INCREASES

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ADANYA PRODUK CACAT DAN BACKORDERING POLICY

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

Usulan Manajemen Persediaan pada PT X yang Meminimasi Expected Total Cost dengan Mempertimbangkan Known Price Increase

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MENENTUKAN PERSEDIAAN OPTIMAL DENGAN METODE EOQ DAN STOCHASTIC DI PT. SUKA SUKSES SEJATI

OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PADA PUSAT DISTRIBUSI MINIMARKET BERJARINGAN

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK. Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP :

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

MODEL PERSEDIAAN ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DETERIORASI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN INFLASI DAN INVESTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI Muhammad Syafi i, Sutanto, dan Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Manajemen persediaan yang baik diperoleh dari integrasi antara produsen dan distributor. Dalam artikel ini, model persediaan terintegrasi dikembangkan dengan inflasi dan investasi untuk meningkatkan kualitas proses produksi. Permintaan selama waktu tunggu berdistribusi normal dan waktu tunggu dapat dipersingkat dengan crashing cost. Model ini digunakan untuk meminimumkan total biaya produsen dan distributor tanpa kendala. Model tersebut berupa persamaan nonlinear dengan penyelesaian optimum berupa lama waktu tunggu, banyaknya pengiriman, jumlah barang yang dipesan dan banyaknya faktor pengaman. Berdasarkan penerapan diperoleh total biaya minimum persediaan terintegrasi dengan mempertimbangkan inflasi dan investasi untuk meningkatkan kualitas proses produksi, sebesar $127452.283. Kata Kunci: model persediaan terintegrasi, inflasi, investasi untuk meningkatkan kualitas proses produksi. 1. Pendahuluan Di dalam skenario ekonomi global, inflasi menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan untuk memutuskan suatu kebijakan ekonomi yang diambil oleh pelaku ekonomi (produsen, distributor, konsumen). Inflasi mengakibatkan seluruh harga barang dan jasa naik, hal ini menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh pelaku ekonomi menjadi naik. Jika pelaku ekonomi tidak memperhatikan inflasi dalam kegiatan perekonomiannya maka pelaku ekonomi dapat mengalami kerugian. Dalam kegiatan perekonomian baik produsen maupun distributor menjadikan persediaan barang sebagai hal yang penting. Menurut Handoko [2], persediaan adalah segala sesuatu sumber daya yang disimpan dalam antisipasi terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan barang pada awalnya diatur secara terpisah antara produsen dan distributor, akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir persediaan barang mempertimbangkan integrasi antara produsen dan distributor. Pada tahun 1976, Goyal [1] pertama kali mengembangkan model persediaan terintegrasi produsen dan distributor. Mekanisme persediaan terintegrasi produsen dan distributor berawal dari distributor memesan sejumlah barang kepada produsen, kemudian produsen memproduksi sejumlah barang dan menyimpan barang tersebut. Barang yang telah siap, selanjutnya akan dikirim kepada distributor. Hal tersebut terbukti dapat memberikan keuntungan untuk produsen dan distributor karena dapat meminimumkan biaya produsen dan distributor. Sebagian besar model persediaan terintegrasi produsen dan distributor menganggap bahwa semua barang yang dihasilkan oleh produsen memiliki kualitas yang baik. Menurut Chia Huei Ho [3], pada kenyataannya terdapat kesalahan pada proses produksi yang menyebabkan beberapa barang mengalami kerusakan (cacat). Hal ini 1

disebabkan karena daya kerja mesin yang kurang maksimal atau sedang mengalami kerusakan serta bahan baku yang tidak bagus. Apabila terdapat barang cacat, produsen akan memproduksi kembali (rework) sejumlah barang untuk mengganti barang cacat tersebut yang mengakibatkan biaya produksi semakin besar. Oleh sebab itu, perlu adanya investasi untuk meningkatakan kualitas produksi yang berupa perbaikan atau penggantian mesin yang sudah rusak dan penggantian bahan baku dengan kualitas yang lebih baik. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya produksi barang cacat sehingga biaya produksi semakin kecil. Penelitian ini mengembangkan model persediaan terintegrasi antara produsen dan distributor dengan inflasi yang mengacu pada Jindal dan Solanki [5] dan investasi untuk meningkatkan kualitas proses produksi yang mengacu pada Jindal dan Solanki [4]. Selanjutnya menentukan penyelesaian optimum dan meninterpretasikan model pada suatu penerapan untuk menentukan banyak pesanan dari distributor, faktor pengaman, banyak pengiriman barang pesanan dari produsen ke distributor, dan panjang waktu tunggu yang optimum sehingga diperoleh biaya total persediaan terintegrasi yang minimum. 2. Formulasi Model Pada bagian ini dijelaskan formulasi model persediaan menurut Jindal dan Solanki [5] serta Jindal dan Solanki[4] yaitu model persediaan produsen, model persediaan distributor, dan model persediaan terintegrasi produsen dan distributor. Rata-rata permintaan konsumen kepada distributor per tahun adalah D unit barang. Untuk memenuhi permintaan konsumen, distributor memesan barang kepada produsen sebanyak Q unit barang dengan panjang siklus pemesanan adalah Q/D. Kemudian produsen memproduksi barang sejumlah Q dan disimpan terlebih dahulu, kemudian barang yang telah siap, selanjutnya dikirim kepada distributor dalam m kali pengiriman. Lalu produsen akan memproduksi lagi hingga mencapai sejumlah Q unit barang, begitu seterusnya hingga produsen memproduksi mq unit barang per tahun sehingga panjang siklus produksi per tahun adalah mq D. 2.1. Model Persediaan Produsen. Jumlah maksimum barang yang diproduksi oleh produsen per tahun sebesar P dengan P > D dan mengeluarkan biaya persiapan produksi sebesar S. Biaya penyimpanan produsen per tahun sebesar Qhv ((m 2u 1) + (2 m) D ). Tingkat inflasi per tahun di misalkan u. Terdapat probabilitas P barang diluar kontrol (cacat) sebesar θ pada proses produksi yang dapat dikurangi menggunakan investasi dengan biaya investasi αi(θ) dengan α adalah persentase biaya tahunan investasi terhadap modal dan I(θ) adalah investasi untuk mengurangi probabilitas proses produksi diluar kontrol. Total biaya persediaan produsen per tahun adalah jumlah dari biaya persiapan, biaya penyimpanan, dan biaya investasi. Setiap biaya yang dikeluarkan produsen mempertimbangkan biaya total siklus per M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 2 2017

tahun yaitu 1 sebagai 1 e muq D. Model total biaya persediaan produsen per tahun dituliskan P T C v = S + Qh v 1 e muq D 2u ((m 1) + (2 m)d P ) +αb ln(θ 0 /θ). (2.1) 2.2. Model Persediaan Distributor. Distributor melakukan pemesanan kembali sejumlah Q unit ketika persediaan mencapai titik pemesanan kembali (r), distributor mengeluarkan biaya pemesanan sebesar A. Crashing cost sebesar C(L) digunakan untuk mengurangi waktu tunggu. Jumlah permintaan selama waktu tunggu (x) berdistribusi normal, ekspektasi jumlah permintaan karena kekurangan persediaan adalah E(x r) = σ Lψ(k) dengan ψ(k) = ϕ(k) k[1 Φ(k)], ϕ dan Φ berturutturut adalah fungsi densitas probabilitas dan fungsi distribusi komulatif normal standar. Ekspektasi jumlah backorder dan lostsales per siklus adalah βσ Lψ(k) dan (1 β)σ Lψ(k) dengan β adalah persentase jumlah permintaan yang mengalami backorder. Biaya kekurangan persediaan per siklus adalah π x β +π 0 (1 β)σ Lψ(k). Biaya penyimpanan distributor per tahun sebesar (kσ L + (1 β)σ Lψ(k)) h b u (1 e uq D ) + Dh b ( uq + e uq D 1). Total biaya persediaan distributor per tahun adalah u D jumlah dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya kekurangan persediaan, dan crashing cost. Setiap biaya yang dikeluarkan distributor mempertimbangkan 1 biaya total siklus per tahun yaitu untuk distributor. Model total biaya 1 e uq D persediaan distributor per tahun dituliskan sebagai A Qh b P T C b = + u( ) +(kσ L + (1 β)σ Lψ(k)) h b u Dh b u 2 + (π + (1 β)π 0)σ Lψ(k) + C(L). (2.2) 2.3. Model Persediaan Terintegrasi Produsen dan Distributor. Total biaya persediaan terintegrasi produsen dan distributor per tahun (P T C sc ) adalah jumlah dari total biaya persediaan produsen per tahun (P T C v ) dan total biaya distributor per tahun (P T C b ). Berikut total biaya persediaan terintegrasi produsen dan distributor per tahun (P T C sc ) P T C sc (L, m, Q, k) = S 1 e muq D + Qh v 2u ((m 1) + (2 m)d P ) A +αb ln(θ 0 /θ) + Qh b + u( ) +(kσ L + (1 β)σ Lψ(k)) h b u Dh b u 2 + (π + (1 β)π 0)σ Lψ(k) + C(L), (2.3) M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 3 2017

ditentukan penyelesaian optimum dari P T C sc, yaitu nilai L, m, Q, k sedemikian sehingga diperoleh P T C sc (L, m, Q, k) yang minimum. 3. Penyelesaian Optimum Penyelesaian optimum dari P T C sc (L, m, Q, k) dapat diperoleh dengan menentukan turunan parsial pertama dan kedua dari L, m, Q dan k terlebih dahulu. Selanjutnya, digunakan metode univariat untuk menentukan penyelesaian optimum dari P T C sc (L, m, Q, k) dengan arah pencarian diurutkan dari variabel L dan m kemudian variabel Q dan k dicari secara bersamaan. Jika (m, Q, k) tetap, ma- 4(1 e uq D ) ka fungsi pada persamaan (2.3) konkaf terhadap L pada interval [L i, L i 1 ] karena 2 P T C sc (L,m,Q,k) = (π+(1 β)π 3 0)σL 2 ψ(k) (k + (1 β)ψ(k)) σh bl 3 2 < 0. Jika un- L 2 4u tuk (m, Q, k) tetap, maka P T C sc (L, m, Q, k) akan minimum pada titik-titik ujung interval L [L i, L i 1 ]. Penyelesaian optimum dari L (L ) diperoleh dengan membandingkan nilai-nilai total biaya persediaan untuk setiap L i. Jika (Q, k) tetap, maka P T C sc (L, m, Q, k) merupakan fungsi konveks terhadap variabel m karena 2 P T C sc (L,m,Q,k) > 0. Akan tetapi, nilai m harus bilangan bulat positif sehingga penyelesaian optimum dari m (m ) dapat ditentukan ketika 2 m P T C sc (m ) P T C sc (m 1) dan P T C sc (m ) P T C sc (m + 1). Nilai Q dan k diperoleh dari penyelesaian turunan parsial pertama P T C sc (L, m, Q, k) terhadap Q dan k, yaitu Q = ( D 2u h v((m 1) + (2 m) D P muq Smue D ) (1 e muq D ) ) 2 (A + C(L) + (π + π 0 (1 β))σ Lψ(k)) θ h b + D θ (e θq D 1), (3.1) Φ(k ) = 1 h b u[π+(1 β)π 0 ] (1 e uq D ) + (1 β)h b, (3.2) dengan Q dan k, merupakan banyak pesanan dari distributor dan faktor pengaman sedemikian sehingga diperoleh total biaya terintegrasi minimum. Dibuktikan bahwa terdapat (Q, k ) sedemikian sehingga diperoleh total biaya terintegrasi minimum. Hal ini dapat ditunjukkan dengan semua nilai principal minor determinant dari matriks Hessian P T C sc (L, m, Q, k) terhadap Q dan k bernilai positif. Matriks Hessian dari P T C sc (L, m, Q, k) terhadap Q dan k adalah ) H = ( 2 P T C sc (L,m,Q,k) Q 2 2 P T C sc(l,m,q,k) k Q 2 P T C sc (L,m,Q,k) Q k 2 P T C sc(l,m,q,k). k 2 (3.3) Berdasarkan matriks Hessian (3.3) diperoleh ( H 11 ) > 0 dan ( H 22 ) > 0. Sehingga terbukti bahwa terdapat nilai Q dan k pada persamaan (3.1) dan (3.2), sedemikian sehingga diperoleh total biaya terintegrasi yang minimum. M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 4 2017

4. Penerapan Dalam sub bab ini diberikan penerapan model persediaan yang nilai parameternya diambil dari Jindal dan Solanki [5] dipadukan dengan Jindal dan Solanki [4]. Distributor memenuhi permintaan konsumen sebesar D = unit per tahun dengan memesan barang kepada produsen. Biaya pemesanan awal sebesar A 0 = $200 per pemesanan. Jumlah maksimum barang yang diproduksi oleh produsen sebesar P = 2000 unit per tahun dengan biaya persiapan produksi awal sebesar S 0 = $1000 per produksi. Biaya penyimpanan produsen per tahun sebesar h v = 15. Barang cacat mungkin saja dapat diproduksi karena proses produksi pada produsen tidak sempurna. Probabilitas awal proses produksi yang di luar kontrol sebesar θ 0 = 0.4. Ditentukan probabilitas proses produksi yang di luar kontrol selanjutnya sebesar θ = 0.2. Persentase biaya penyimpanan distributor per tahun sebesar h b = $20. Keuntungan distributor per unit sebesar π 0 = $150 dan potongan harga akibat keterlambatan sebesar π = $50. Persentase biaya tahunan investasi terhadap modal sebesar α = 0.1 per dolar per tahun dan standart deviasi banyaknya permintaan selama waktu tunggu sebesar σ = 7 unit per minggu serta suku bunga setiap tahun sebesar u = 0, 1. Presentase Backorders sebesar β = 0.5. Data waktu tunggu dengan tiga komponen dan crashing cost diambil dari Jindal dan Solanki [5] dan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data waktu tunggu dan crashing cost Waktu tunggu Durasi normal Durasi minimum crashing cost komponen i b i (hari) a i (hari) c i ($/hari) 1 20 6 0.4 2 20 6 1.2 3 16 9 5.0 Dengan mensubtitusikan nilai-nilai parameter tersebut ke persamaan (2.3), diperoleh model persediaan terintegrasi produsen dan distributor dengan inflasi dan investasi untuk meningkatkan kualitas proses produksi dapat dituliskan sebagai P T C sc (L, m, Q, k) = 1000 1 e m0.1q +0.4 ln(150/50) + + 15Q ((m 1) + (2 m) 0.2 2000 ) 200 1 e 0.1Q + 20Q 0.1(1 e 0.1Q ) +(7k L + 200(1 0.5)2.79258 L) 12000 0.01 + (50 + (1 β)150)2.79258 L 1 e 0.1Q + C(L). (4.1) 1 e 0.1Q M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 5 2017

Dipilih Q 0 = 140 dan K 0 = 2 sebagai nilai pendekatan awal dan berdasarkan data waktu tunggu pada tabel 1 diperoleh lama waktu tunggu 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan crashing cost berturut-turut 57.4, 22.4, 14, 5.6, 2.8, 0. Penyelesaian optimum yang meminumkan total biaya produsen dan distributor dapat diperoleh dengan membandingkan P T C sc (L, m, Q, k) dan nilai untuk setiap variabel dari L, m, Q, dan k dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai simulasi dari model persediaan terintegrasi (L, m, Q, k). L m Q k P T C sc (Q, k, L, m) 3 1 107.936 2.052 180130.414 2 110.951 2.040 145607.268 3 112.299 2.036 138333.588 4 113.231 2.032 137442.851 5 113.996 2.030 139347.403 4 1 108.816 1.907 169101.628 2 111.831 1.896 135319.965 3 113.179 1.890 128049.996 4 114.110 1.887 127452.283 5 114.875 1.884 129374.045 5 1 109.479 2.046 197723.315 2 112.494 2.036 163317.281 3 113.842 2.030 155675.376 4 114.773 2.026 154702.281 5 115.538 2.024 156579.195 6 1 110.082 2.044 205632.520 2 113.097 2.032 170799.932 3 114.445 2.026 163434.840 4 115.376 2.022 162418.754 5 111.141 2.020 164276.704 7 1 110.612 2.042 213062.603 2 113.627 2.032 178478.590 3 114.975 2.026 170709.610 4 115.907 2.022 169650.051 5 116.671 2.020 171489.313 8 1 111.106 2.040 219832.316 2 114.121 2.030 185168.274 3 115.469 2.024 177343.034 4 116.401 2.020 176245.638 5 117.116 2.018 178783.172 berdasarkan Tabel 2 hasilnya diringkas untuk setiap waktu tunggu 3, 4, 5, 6, 7, 8 sehingga diperoleh biaya total terintegrasi minimum untuk setiap waktu tunggu seperti pada Tabel 3. M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 6 2017

Tabel 3. Nilai-nilai optimum dari (L, m, Q, k, P T C sc ). L m Q k P T C sc ( ) 3 4 113.231 2.032 137442.851 4 4 114.110 1.887 127452.283 5 4 114.773 2.026 154702.231 6 4 115.376 2.024 162418.754 7 4 115.907 2.022 169650.051 8 4 116.401 2.020 176245.638 Berdasarkan fungsi total biaya persediaan yang diberikan sehingga diperoleh penyelesaian optimum yaitu lama waktu tunggu (L ) adalah 4 minggu, jumlah pemesanan barang kepada produsen (Q ) sebanyak 114.110 unit dengan faktor pengaman (k ) sebesar 1.887. Banyaknya pengiriman selama satu siklus produksi adalah empat kali pengiriman (m ) kepada distributor. Oleh karena itu, total biaya persediaan minimum (P T C sc ) sebesar $127452.283. 5. Kesimpulan (1) Model persediaan terintegrasi yang meminumkan biaya total produsen dan distributor adalah S P T C sc (Q, k, L, m) = + Qh v 1 e muq D 2u ((m 1) + (2 m)d P ) A +αb ln(θ 0 /θ) + + (kσ L + (1 β)σ Lψ(k)) h b u uq Dh b (1 e D ) + u (uq D + e uq D 1) + (π + (1 β)π 0)σ Lψ(k) + C(L) (2) Penyelesaian optimum model persediaan terintegrasi adalah (L, m, Q, k ) dengan lama waktu tunggu (L ) diperoleh dengan membandingkan nilai total biaya persediaan untuk setiap L i, bayaknya pengiriman (m ) dapat ditentukan ketika P T C sc (m ) P T C sc (m 1) dan P T C sc (m ) P T C sc (m + 1) serta banyaknya pesanan distributor (Q ) dan faktor pengaman (k ) adalah Q = ( D 2u h v((m 1) + (2 m) D P muq Smue D ) (1 e muq D ) ) 2 (A + C(L) + (π + π 0 (1 β))σ Lψ(k)) θ h b + D θ (e θq D 1),. Φ(k ) = 1 h b u(π+(1 β)π 0 ) (1 e uq D ) + (1 β)h b. M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 7 2017

(3) Dari penerapan, diperoleh total biaya persediaan minimum (P T C sc ) sebesar $127452.283 dengan lama waktu tunggu (L ) adalah 4 minggu, jumlah pemesanan barang kepada produsen (Q ) sebanyak 114.110 unit dengan faktor pengaman (k ) sebesar 1.887. Banyaknya pengiriman selama satu siklus produksi sebanyak empat kali pengiriman (m ) kepada distributor. Daftar Pustaka 1. Goyal, S. K., An Integrated Inventory Model for A Single Supplier-Single Customer Problem, International Journal of Production Research (1976), 107 111. 2. Handoko, T. H., Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE Yogyakarta, 1999. 3. Ho, C. H., A Minimax Distribution Free Procedure for An Integrated Inventory Model with Defective Goods and Stochastic Lead Time Demand, International Journal of Information and Management Sciences 20 (2009), 161 171. 4. Jindal, P. and A. Solanki, Integrated Supply Chain Inventory Model with Quality Improvement Involving Controllable Lead Time and Backorder Price Discount, Decision Science Letters 7 (2016), 463 480. 5. Jindal, P. and A. Solanki, Integrated Vendor Models with Inflation and Time Value of Money Controllable Lead Time, Decision Science Letters 5 (2016), 81 94. M. Syafi i, Sutanto, P. Widyaningsih 8 2017