BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. membentuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

B. KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. Ada dua hal tentang belajar;

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2009), hlm Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 29

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi oleh peserta didik di masa yang akan datang 1. Oleh karena itu, hendaknya pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran yang hanya untuk dihafal, tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan, membangun pengetahuannya sendiri, dan mendorong siswa untuk berpikir, sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Di masa sekarang ini banyak orang yang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dari segi hasilnya. Akan tetapi, pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses yang menyeluruh dari berbagai aspek baik aspek afektif, kognitif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilan pendidikan selain diukur dari segi nilai prestasi hendaknya juga diukur dari jalannya proses pendidikan yang telah dilakukan. Dari hasil observasi dan wawancara tanggal 17 Oktober 2009 dengan Bapak Suhardi selaku guru fisika di Madrasah Aliyah Negeri Semarang 1, diperoleh keterangan mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pembelajaran fisika adalah sebesar 65 dan selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran fisika masih menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik dalam kegiatan belajar cepat menjadi bosan serta cenderung pasif. Dengan masih rendahnya kualitas siswa dalam memahami konsepkonsep fisika, ini berdampak pada pencapaian nilai hasil belajar fisika. Rata- 1 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1 1

2 rata hasil belajar mata pelajaran fisika masih rendah yaitu 55,75 padahal yang diharapkan adalah 65. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya: 1. Pembelajaran yang dilakukan selama ini dilakukan cenderung ceramah belum divariasi dengan metode yang lain seperti Problem Based Instruction. Hal ini dapat dilihat dalam kemampuan siswa dalam menganalisis atau memahami permasalahan yang terdapat pada soal. 2. Pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang melibatkan siswa. Hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya siswa yang berprestasi untuk membantu siswa lain yang kesulitan dalam pembelajaran fisika. 3. Pelaksanaan pembelajaran kurang memanfaatkan laboratorium. Hal ini di tuturkan oleh beberapa siswa yang mengatakan bahwa selama di kelas X mereka hanya dua kali masuk ke laboratorium. 4. Perhatian siswa terhadap materi belum terfokuskan, hal ini disebabkan kondisi pembelajaran yang monoton atau searah TCL (Teacher Centered Learning). Sehingga siswa kurang dapat memahami konsep-konsep fisika. Dari observasi tersebut, terlihat bahwa keberhasilan pembelajaran belum tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran adalah diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mendukung situasi pembelajaran, agar pembelajaran fisika menjadi menarik, mudah difahami dan menyenangkan. Oleh karena itu, seorang guru dituntut melakukan inovasiinovasi terhadap kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam menerima penjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Berlakunya kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam penddikan dan pembelajaran. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif akan menghambat kemampuan siswa berpikir kritis dan menghambat ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah, sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat mewujudkan tercapainya tujuan sebuah pembelajaran.

3 Dalam Islam masalah belajar memiliki dasar dan tujuan yang terdapat dalam al Qur'an, sebagaimana dalam QS. Al Alaq ayat 1-5 sebagai berikut: 2 ٢ ا! ن ٤ ا! ن ١ ا أ ر ا ي ا أ و ر ا' & م ٣ ا ي + ٥ -. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Menurut Chabib Thoha yang dikutip Ismail SM, M.Ag dalam buku strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM dijelaskan bahwa lima ayat di atas merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri. 3 Ayat ini mengandung perintah membaca teks secara verbal. Selain itu, juga mengandung perintah untuk menulis dengan pena. Hal ini jelas menunjukkan adanya perintah untuk mengadakan pembelajaran, karena membaca dan menulis merupakan bagian dari pengembangan pengetahuan. Maka dari itu, sebagai seorang guru harus bisa memilih metode yang ada sesuai dengan kebutuhan sekolah. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang memperhatikan situasi dan kondisi pembelajaran. Dengan metode yang baik siswa akan menjadi mudah menerima materi pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal. Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta 2 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung : CV. J-Art, 2005), hlm.904. 3 Ismail SM, strategi pembelajaran agama islam berbasis paikem, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 11

4 untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. 4 Dilihat dari aspek psikologi belajar, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dan belajar bukanlah semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungan. 5 Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. Materi Hukum Newton tentang gerak merupakan salah satu kajian fisika kelas X semester I siswa SMA/ sederajat. Hukum Newton tentang gerak merupakan materi dengan konsep yang sederhana dan fenomenanya dapat diamati dan sering kali di jumpai dalam kehidupan sehari-hari serta besaranbesaran fisisnya dapat di ukur. Dengan penerapan pembelajaran Problem Based Instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi Hukum Newton tentang gerak pada dasarnya adalah dekat, konkret dan berkaitan langsung dengan pengalaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud meneliti kajian tersebut sehingga pembelajaran yang berlangsung di MAN Semarang 1 dapat menjadikan peserta didik tertarik dengan pelajaran fisika dan dapat menganalisis masalah yang terdapat dalam soal. Untuk itu peneliti akan mengadakan penelitian tentang: Penerapan Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester I MAN Semarang 1 Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton Tentang Gerak Tahun Ajaran 2009-2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 4 Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm.109 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 213

5 1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MAN Semarang 1, dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu metode ceramah. 2. Masih banyak peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar fisika, sehingga keaktifan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika belum tercapai secara maksimal. 3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran Problem Based Instruction di MAN Semarang 1. C. Penegasan Istilah 1. Pembelajaran Menurut Mulyasa yang dikutip Ismail SM, M.Ag dalam buku strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM dijelaskan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 6 2. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 7 Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional. Hasil belajar di sini adalah hasil belajar fisika dari berbagai aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. D. Pembatasan Masalah Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction selama pembelajaran berlangsung pada materi pokok Hukum Newton tentang gerak. 6 Ismail SM, Ibid, hlm. 10 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 37

6 2. Materi penelitian ini dibatasi pada materi pokok Hukum Newton tentang gerak yang lebih ditekankan pada sub materi pokok hukum I Newton, hukum II Newton dan hukum III Newton. 3. Hasil belajar yang dievaluasi dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. E. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X-2 semester I MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010? F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-2 semester 1 MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010 dalam pembelajaran fisika. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat : 1. Bagi siswa a. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran fisika. b. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok hukum Newton tentang gerak. c. Meningkatkan semangat belajar siswa pada pembelajaran fisika sehingga siswa mampu secara mandiri menghadapi masalah dan memecahkannya.

7 2. Bagi guru a. Penelitian in diharapkan dapat memberikan contoh penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction pada guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Menjadi acuan bagi guru yang lain dalam melaksanakan pembelajaran fisika. 3. Bagi sekolah Diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan KTSP sehingga sekolah dapat bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Sehingga dengan penelitian ini sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.