BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kali dana bantuan umum yang diberikan ke Negara berkembang. Jumlah santunan yang dibayarkan sebesar Rp triliun.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. industri kimia atau industri manufaktur yang menggunakan mesin yang

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. perlu dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 237,6 juta jiwa (ILO). Pada dasarnya sumber daya manusia dalam

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjadikan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang pula. Perkembangan terlihat pada semua aspek. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH SHIFT

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

Peneliti, Pratiwi Andiningsari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Dewasa ini perusahaan-perusahan dipacu untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga terjadi pemulihan sementara. Menurut Suma mur (2009) kelelahan (fatigue) menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai harapan maupun keinginan

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

KUESIONER PENELITIAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan kerja adalah faktor peralatan teknis, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri. Peralatan teknis yang kurang aman, atau mesin-mesin yang tidak dirancangbaik untuk dilengkapi dengan alat pengamanan secukupnya.lingkungan kerja yang tidak mendukung dapat menurunkan tingkatkonsentrasi pekerja terhadap tugastugas yang ditanganinya. Demikian pula para pekerja itu sendiri dapatmenjadi faktor penyebab bila mereka tidak mendapat latihan yang memadai ataumereka belum berpengalaman dalam tugasnya (Swaputri, 2009). Secara umum, terdapat dua golongan penyebab kecelakaan yaitu (1) tindakan/ perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts) dan (2) keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafecondition). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80-85% (Maurits, et al, 2008). Laporan ILO tahun 2008 menyatakan bahwa tiap tahun diperkirakan 1.200.000 jiwa pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sementara kerugian ekonomi akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja mencapai 4% dari pendapatan perkapita tiap negara. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, selama 2010 Jamsostek mencatat terjadi kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711 kasus. Sebanyak 2.191 tenaga kerja meninggal dunia dari kasuskasus kecelakaan tersebut dan 6.667 orang mengalami cacat permanen. Dalam pelaksanaan kerja di perusahaan ini, untuk meningkatkan produktivitasnya adalah dengan menambah jam kerja dengan memberlakukan kerja bergilir (shift work). Kerja bergilir sebagai suatu pola waktu kerja yaitu bekerja selama 24 jam terus menerus yang diterapkan perusahaan yang akan memberikan dampak yang besar terhadap tenaga kerja dan keluhan yang sifatnya subyektif di antaranya tidak dapat tidur siang, kelelahan, dan gangguan kesehatan. Tenaga kerja yang bekerja dengan kerja bergilir rotasi cepat, pada akhir kerja khususnya kerja bergilir malam diberikan paling sedikit libur 1 hari untuk memulihkan tenaga yang terpakai (Kusumaningtyas, 2012). Shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau sebagai tambahan kerja siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan. Sedangkan pekerja dengan shift kerja adalah seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal selama kurun waktu tertentu. Jadwal shift merupakan salah satu stressor yang dapat menyebabkan stres bagi karyawan. Pekerja shift yang bekerja diluar jam kerja normal, yaitu malam hari atau dini hari akan melakukan perlawanan pada jam biologis yang secara natural teratur didalam tubuh. Beberapa penelitian berusaha menerangkan aspek-aspek dari shift dan waktu kerja. Shift dan kerja malam hari adalah kondisi yang dapat menghambat kemampuan adapatasi pekerja baik dari

aspek biologis maupun sosial. Shift kerja malam berpengaruh negatif terhadap kesehatan fisik, mental dan sosial, mengurangi kemampuan kerja, dan meningkatnya kesalahan dan kecelakaan, menghambat hubungan sosial dan keluarga (Maurits, et al, 2008). Pengaturan jam kerja menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah selama 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 (satu) minggu dan istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja, sedangkan jam kerja yang berlaku di perusahaan ini adalah selama 8 jam kerja. Untuk shift pagi dari jam 07.00 15.00 WIB. Untuk shift siang jam 15.00 23.00 WIB. Untuk shift malam dari jam 23.00-07.00 WIB. Jam kerja normal sesuai dengan aturan jam kerja pukul 07.00-15.00 dengan potensi kecelakaan kerja lebih kecil dikarenakan tidak ada perubahan irama circandian (irama tubuh) yang mempengaruhi kegiatan dalam menyelesaikan perkerjaan, shift pagi merupakan jam kerja yang normal untuk melakukan semua aktifitas. Peran pengawas di shift pagi lebih ketat dan terkontrol kepada pekerja sehingga kecelakaan kerja lebih sedikit (Kusumaningtyas, 2012). Jam kerja tidak normal atau tidak biasa yaitu pada shift siang (15.00-23.00) dan shift malam (23.00-07.00) berpotensi penyebab kecelakaan kerja lebih besar dikarenakan tenaga kerja tidak sesuai untuk bekerja malam hari karena adanya

perubahan irama circardian yang mempengaruhi fungsi fisiologis yang berhubungan dengan kapasitas kerja, dan bila kerja malam hari tidak dapat dihindari maka perlu diterapkan kerja bergilir rotasi yang cepat. Metabolisme tubuh tidak sepenuhnya dapat, bahkan banyak aspek yang sama sekali tidak dapat diadaptasikan dengan kerja malam tidur siang. Keseimbangan elektrolit sebagai akibat albumin dan klorida di darah dapat menyesuaikan diri dengan keperluan kerja malam tidur sore. Beberapa tenaga kerja khususnya pada saat shift malam, mengalami perasaan mengatuk, sering menguap pada saat bekerja, merasa ada yang mengganjal di kelopak mata (Kusumaningtyas, 2012). Menurut penelitian Kusumaningtyas (2012) dapat disimpulkan ada pengaruh shift kerja malam dengan kecelakaan kerja, peneliti berpendapat bahwa ada pengaruh antara shift kerja malam dengan kecelakaan kerja, bisa terjadi karena pada shift malam pekerja lebih mengerjakan pekerjaannya terburu-buru agar terdapat sisa waktu untuk beristirahat atau tidur sehingga kecerobohan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pembagian kerja yang tidak merata, dan filosofi pekerja yang mendahulukan pekerjaan-pekerjaan yang berat dibanding pekerjaanpekerjaan yang ringan, menyebabkan kelelahan dan kurang dapat beradaptasi dengan pekerjaan. Fakta kecelakaan kerja Di PT Surya Toto Indonesia Tbk pada tahun 2014 sebanyak 2 kasus, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 4 kasus. Kecelakaan kerja di PT Surya Toto Indonesia pada pekerja shift pagi sebanyak 4 kasus dan pada

pekerja shift malam sebanyak 2 kasus. Karena itu perlu melakukan penelitian shift pagi dan shift malam. Penyebab kecelakaan kerja yang terjadi adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman seperti, tidak hati hati, tidak mematuhi peraturan, tidak mengikuti standar prosedur kerja, tidak memakai alat pelindung diri, dan kondisi badan yang lemah. Kejadian tersebut pada siang hari seharusnya tidak terjadi kecelakaan kerja. Dengan melihat data kecelakaan kerja, maka penting bagi pihak yang bersangkutan untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja, sehingga dapat menekan angka kecelakaan kerja sampai dengan 0 % (zero accident) setiap tahunnya, karena penurunan kasus kecelakaan kerja akan memperkecil hilangnya jam kerja dan kerugian bagi pihak perusahaan maupun pekerja sehingga produktivitas kerja bisa meningkat. PT Surya Toto Indonesia Tbk atau yang biasa disingkat (PT STI Tbk) ini telah bertahun-tahun memproduksi berbagai macam produk sanitary dan fitting hingga kitchen set. Dengan mengantongi lisensi dari TOTO Limited, Jepang, PT STI dengan leluasa mengembangkan inovasi produknya yang bervariatif dan tentunya dengan mutu yang tinggi sesuai standar dari TOTO Limited agar konsumen tidak lari ke merk lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan tentangperbedaan kecelakaan kerja pada pekerja shift pagi dan pekerja shift malamdibagian polishing PT Surya Toto Indonesia, Tbk Tahun 2016.

1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan teori Internasional Labour Organization (ILO) (2008) faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan meliputi: faktor si pekerja yaitu umur, jenis kelamin, massa kerja dan tingkat pendidikan. Faktor utama penyebab terjadinya berdasarkan umur yaitu pada pekerja dengan usia antara 30-35. Karena golongan usia antara 30-35 tahun merasa telah memiliki pengalaman kerjanya cukup lama, sehingga mereka terkadang melupakan standar operasional (SOP) dan menganggap remeh terhadap hal-hal yang kecil, sikap kurang hati-hati dan mengutamakan keselamatan dan bekerja berdampak terhadap semakin besarnya resiko kecelakaan yang mungkin terjadi.(wibisono, 2013). Di PT Surya Toto Indonesia dengan pekerja berusia antara 19-52 tahun yang memiliki presentase terbesar yang pernah mengalami kecalakaan kerja. Faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan berdasarkan jenis kelamin yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dimana pekerja laki-laki lebih banyak mengalami kejadian kecelakaan, peneliti berpendapat bahwa laki-laki biasanya mendapatkan beban pekerjaan lebih banyak dan pekerjaan laki-laki biasanya lebih menantang (keras) (Jaji, 2012). Di PT Surya Toto Indonesia jenis kelamain lakilaki yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 2 orang pada tahun 2014 dan sebanyak 4 orang pada tahun 2015.

Faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan berdasarkan massa kerja yaitu Masa kerja erat kaitannya dengan kemampuan beradaptasi antara seorang pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasl penelitian yang dilakukan oleh Jaji (2012), bahwa kecelakaan kerja banyak terjadi pada pekerja dengan masa kerja baru yang disebabkan karena tenaga kerja baru kurang berhati-hati dalam bekerja. Kecelakaan kerja banyak terjadi pada pekerja dengan masa kerja 14 tahun. Di PT Surya Toto Indonesia kecelakaan kerja terjadi dengan massa kerja antara 14 tahun. Faktor utama tingkat pendidikanresponden yang dominan adalah tingkat pendidikan Sekolah Menegah Atas (SMA) sebanyak 42 responden (42%), pada penelitian ini juga dijumpai responden dengan tingkat pendidikan strata1 sebanyak 1 responden (1%). Pendidikan sangat mempengaruhi upaya pencegahan kecelakaan saat bekerja, tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi cara berfikir dalam mengahadapi pekerjaan. Di PT Surya Toto Indonesia, Tbk kecelakaan kerja dengan tingkat pendidikan rata-rata Sekolah Menegah Atas (SMA). Terhindarnya dari kecelakaan kerja sangatlah penting, baik bagi karyawan dan perusahaan, kerana dapat melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dari risiko kecelakaan kerja demi kesejahteraan hidup, dan menjamin keselamatan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja. Kecelakaan kerja dapat di cegah dengan aneka upaya yang ditunjukan kepada pengamanan peralatan dan proses

produksi di lapangan. Namun, peranan tenaga kerja tidak kalah pentingnya dalam pencegahan kecelakaan kerja 1.3.Pembatasan Masalah Menurut ILO ada 3 faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja pada pekerja seperti, faktor pekerja, pekerjaan dan lingkungan. Maka penelitian ini hanya dibatasi akan mengambil kecelakaan kerja pada shift pagi dan pekerja shift malam, karena shift kerja adalah faktor lingkungan pekerjaan yang menjadi bagian dari penyebab kecelakaan kerja berupa unsafe condition yang menyumbang kasus kecelakaan sebesar 50% sehingga variabel shift kerja menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja yang perlu dibuktikan keeratanya perbedaannya, terutama kejadian kecelakaan kerja pada pekerja shift pagi dan pekerja shift malam. Kuesioner diberikan kepada kepala bagian polishing yang kemudian di isi oleh pekerja shift pagi dan pekerja shift malam. 1.4.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka timbul pertanyaan: Apakah ada perbedaan kecelakaan kerja pada pekerja shift pagi dan pekerja shift malam dibagian polishing PT Surya Toto Indonesia Tbk

1.5.Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan kecelakaan kerja pada pekerja shift pagi dan pekerja shift malam dibagian polishing PT Surya Toto Indonesia, Tbk tahun 2016 1.5.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kejadian kecelakaan kerja pada pekerja shift pagi dibagian polishing PT Surya Toto Indonesia, Tbk b. Mengidentifikasi kejadian kecelakaan kerja pada pekerja shift malam dibagian polishing PT Surya Toto Indonesia, Tbk c. Menganalisis perbedaan kecelakaan kerja pada pekerja shift pagi dan pekerja shift malam dibagian polishing PT Surya Toto Indonesia, Tbk 1.6.Manfaat Penelitian 1.6.1. Bagi Peneliti a. Dapat mengetahui lebih dalam mengenai shift kerja yang terkait dengan kejadian kecelakaan kerja. b. Dapat mengetahui apa saja penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi 1.6.2. Bagi perusahaan PT Surya Toto Indonesia Tbk a. Memberikan gambaran bagi PT Surya Toto Indonesia, Tbk mengenai shift kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerjanya

b. Dapat terbinanya suatu kerja sama yang strategis dengan pihak akademisi dalam rangka penerapan dan peningkatan bidang keselamatan dan kesehatan kerja 1.6.3. Bagi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Menambah dan melengkapi referesnsi literature bagi fakultas ilmu-ilmu yang terkait dengan hubungan shiftkerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja